Abstrak
Abstract
Tujuan pendidikan tidak selalu berjalan arah pemecahan yang tepat dan
dengan lancar karena penyelenggaraan memuaskan”.
pendidikan bukan kegiatan yang sederhana Menurut Kurnanto Edi (2013:7-8)
tetapi sangat kompleks. konseling kelompok bersifat memberikan
Tercapainya hasil belajar yang kemudahan dalam pertumbuhan dan
optimal sangat dipengaruhi oleh sikap dan perkembangan individu, dalam arti bahwa
tingkah laku siswa selama mengikuti proses konseling kelompok memberikan dorongan
pembelajaran. Agar proses belajar dan motivasi kepada individu untuk
mengajar menjadi lancar maka siswa harus membuat perubahan-perubahan dengan
mematuhi tata tertib dengan penuh rasa memanfaatkan potensi secara maksimal
disiplin yang tinggi. sehingga dapat mewujudkan diri.
Menurut Depdikbud (1996:10) Berdasarkan hasil pengamatan di
mendifinisikan disiplin sekolah sebagai SMA Negeri 3 Singaraja terlihat bahwa
keadaan tertib dalam suatu sekolah yang masih ada siswa yang memiliki disiplin
dalamnya terdapat siswa dan guru yang belajar rendah. Hal tersebut nampak dari
harus taat pada tata tertib yang telah perilaku siswa dalam kegiatan
ditetapkan”. Perilaku belajar yang sesuai pembelajaran, seperti siswa tidak masuk
ketentuan seperti, tertib, tepat waktu, rajin sekolah tanpa keterangan yang jelas, siswa
kesekolah, tekun belajar, dan berada di luar kelas saat pembelajaran
mendengarkan serta mengikuti petunjuk sedang berlangsung, bercanda saat
guru adalah perilaku yang baik bagi siswa mengikuti upacara bendera, bercanda atau
patut dikembangkan sehingga hasil belajar mengobrol saat guru menjelaskan materi,
menjadi efektif. Perilaku diluar norma- melalaikan tugas yang diberikan guru,
norma diatas seperti tidak pernah melanggar tata tertib sekolah, membolos,
mendengarkan guru dalam mengajar, berkelahi, dan lain-lain.
sering terlambat, ribut di kelas, dan suka Menurut Morgan (dalam Purwanto
mengganggu teman yang lain dapat 2006:84) menyatakan bahwa belajar adalah
dikatagorikan sebagi perilaku tidak disiplin. setiap perubahan yang relatif menetap
Corey (dalam Koeswara, 1988:196) dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
mengemukakan bahwa manusia adalah suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
mahluk reaktif yang tingkah lakunya Displin belajar sangat penting dimilki
dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. oleh setiap siswa karena dengan disiplin
Manusia memulai kehidupannya dengan belajar tinggi akan memudahkan siswa
memberikan reaksi terhadap lingkungannya dalam belajar secara terarah dan teratur.
dan interaksi ini menghasilkan pola-pola Siswa menyadari bahwa belajar tanpa
perilaku yang kemudian membentuk adanya suatu paksaan akan menunjukkan
kepribadian. Tingkah laku seseorang perilaku yang memiliki kecenderungan
ditentukan oleh banyak macam penguatan disiplin yang tinggi, dan secara otomatis
yang diterima dalam perjalanan akan timbul suatu motivasi, sehingga hasil
hidupnya.Tingkah laku dipelajari ketika belajar yang diperoleh cenderung lebih baik
individu berinteraksi dengan lingkungan dibandingkan dengan siswa yang disiplin
melalui hukum-hukum belajar : (a) belajar dan motivasi belajarnya rendah.
pembiasaan klasik, (b) pembiasaan operan, Siswa yang memiliki disiplin belajar
(c) peniruan. Tingkah laku tertentu pada yang baik akan terlihat memiliki waktu
individu dipengaruhi oleh kepuasan dan belajar yang teratur, belajar sedikit demi
ketidakpuasan yang diperolehnya. sedikit, menyelesaikan tugas pada
Konseling Kelompok menurut waktunya dan belajar dalam suasana yang
Prayitno, 1995 (dalam Suranata 2010:6) mendukung. Sedangkan siswa yang tidak
mengemukakan bahwa konseling kelompok memiliki sikap disiplin dalam belajar
adalah “suatu proses kegiatan dalam cenderung bersikap acuh terhadap
kelompok melalui interaksi sosial yang pelajaran, sering mengganggu teman, dan
dinamis diantara anggota kelompok untuk menunjukkan perilaku non normatif lainnya
membahas masalah yang dialami setiap yang dapat mempengaruhi keberhasilan
anggota kelompok sehingga ditemukan belajar, begitu pula kurangnya sikap disiplin
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
dengan tingkat keberhasilan 80% dari skor dilakukan maka hasil yang diperoleh siswa
tertinggi ideal yaitu 150, jadi 80% dari skor terjadi peningkatan yaitu sebagai berikut :
tertinggi ideal 150 adalah 120 dengan
ketentuan itu ditetapkan 6 siswa yang Tabel Peningkatan Disiplin Belajar Siklus I
memiliki disiplin belajar rendah. , seperti
tabel berikut: Data
No Siklus
Nama Awa Keterang
Tabel Data Awal Disiplin Belajar Ab I
No Nama Kategori Siswa l an
Skor sen
Absen Siswa Skor Skor
2 GAM 64 Rendah
2 GAM 64 80 Meningk
10 DHP 75 Rendah at
110
100 Data
90 75 70 72 76 72 Awal
80 64
70
60 Berdasarkan data dari tabel diatas
50
40 ternyata ada peningkatan disiplin belajar.
30
20 rata-rata peningkatan disiplin belajar adalah
10
0 35,1 atau dalam presentase yaitu 28,08%
dari keberhasilan 80%. Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan konseling behavioral
Nama Siswa
dengan strategi self management dapat
meningkatkan disiplin belajar. Setelah
melakukan tindakan kepada 6 orang siswa
Gambar 4.1 Grafik Daftar Siswa yang
masih terdapat 3 orang siswa yang belum
Memiliki Disiplin Belajar
menunjukkan peningkatan disiplin belajar
Rendah yang Akan Dikenai
yang berada pada 80%. Jadi 3 orang siswa
Tindakan
belum bisa mencapai skor di atas 80%
akan diberikan tindakan kembali pada
setelah peneliti memberikan kuesioner
siklus II
tentang disiplin belajar peneliti melakukan
analisis data. Setelah hasil analisis
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
70 Awal
60 Skor kelompok untuk meningkatkan disiplin
50 Siklus I belajar siswa yang bersangkutan.
40
30 Peningkatan disiplin belajar siswa
20
10 didukung oleh hasil observasi, wawacara
0
-10 dan buku harian (log sheet) yang dibuat
oleh siswa. Hasil observasi terlampir.
Nama Siswa Setelah melaksanakan konseling
kelompok diberikan format catatan buku
harian (log sheet) kepada GAM agar terlihat
Setelah melihat hasil persentase di
sejauh mana GAM sudah mengethaui
atas, 6 siswa yang diberikan konseling
kelompok pada siklus I, terdapat 3 orang keadaan dirinya sendiri.
siswa yang skornya masih berada di bawah
80 64
70
60 kesempatan dan peluang pada siswa untuk
50 Data
40
awal
berani mengemukakan masalahnya, berani
30
20 Siklus I
memberikan pemecahan, komitmen diri
10
0 untuk meningkatkan dan mengembangkan
Siklus diri ke arah yang lebih baik, melatih diri
II untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar
Nama siswa melalui konseling kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut diatas
maka, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini telah sesuai
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dan didukung oleh teori yang ada. Dengan
disiplin belajar siswa kelas X MIA-4 dapat demikian, hasil penelitian telah
meningkat setelah diberikan layanan menunjukkan bahwa penerapan konseling
konseling behavioral dengan strategi self behavioral dengan strategi self
management. Dari hasil data awal diketahui management dapat meningkatkan disiplin
rata-rata disiplin belajar 71,5 atau 57,2% belajar siswa kelas X MIA-4 SMA Negeri 3
dari kriteria keberhasilan persentase 80% Singaraja.
terdapat 6 oarang siswa yang memiliki
kategori disiplin belajar yang masih rendah. Penutup
Dari hasil peneitian siklus I terdapat Berdasarkan hasil penelitian pada bab
peningkatan setalah diberikan tindakan dan IV, maka dapat disimpulkan bahwa
peningkatnya rata-rata 35,1 atau 28,08%. penerapan konseling Behavioral dengan
Tetapi dalam pelaksanaan siklus I masih strategi Self Management dapat
terdapat 3 orang siswa yang berada meningkatkan disiplin belajar siswa kelas X
dibawah rata-rata skor 120 atau dengan MIA-4 SMA Negeri 3 Singaraja.
persentase 80%. Sedangkan pada Peningkatan disiplin belajar dapat dilihat
penelitian siklus II pencapaian disiplin dari hasil penyebaran kuesioner. Hal ini
belajar, peneliti memberikan konseling dibuktikan dengan melihat keriteria
behavioral dengan strategi self keberhasilanyang harus dicapai oleh setiap
management kepada 3 orang siswa sudah anggota kelompok. Peningkatan terjadi dari
mencapai target keberhasilan. Dari 6 orang awal dan siklus I didapatkan rata-rata
siswa yang diberikan evaluasi setelah peningkatan yaitu 71,5 atau dalam
diberikan tindakan penerapan konseling persentase 57,2% sedangkan dari siklus I
behavioral dengan strategi self dan siklus II dengan rata-rata peningkatan
management terlihat peningkatan yaitu yaitu 20,2 atau dalam persentase 25,25%
dengan rata-rata 20,2 atau 25,25% dari dari kriteria keberhasilan 80% yang telah
kriteria keberhasilan 80%. Dari hasil uji ditentukan. Dari hasil uji hipotesis yang
hipotesis yang dilakukan yaitu dengan dilakukan yaitu dengan menggunakan
menggunakan rumus t-test nonparametrik rumus t-test nonparametrik maka diperoleh
maka diperoleh nilai thitung = 6,71 dan ttabel = nilai thitung = 6,71 dan ttabel = 1,943 dengan
1,943 dengan taraf signifikasi 5 % jadi thitung taraf signifikasi 5 % jadi thitung > ttabel ini
> ttabel ini berarti Ho diterima. Jadi berarti Ho diterima.
penerapan konseling behavioral dengan Dilihat dari peningkatan yang terjadi ini
strategi self management dapat berarti yang diteliti sudah bisa memenuhi
meningkatkan disiplin belajar siswa kelas X indikator-indikator disiplin belajar yaitu taat
MIA-4 SMA Negeri 3 Singaraja. dalam mengikuti PBM dan taat terhadap
tata tertib sekolah, memiliki tanggung jawab
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
dan penuh konsentrasi dalam belajar, hadir Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi
di sekolah tepat waktu dan mengumpulkan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
tugas tepat waktu, berani menerima sanksi. Rosdakarya
Dilihat dari pencatatan buku harian (log
sheet) masing-masing siswa mengalami Schaefer, Charles. 1996. Bagaimana
peningkatan disetiap siklusnya. Artinya Membimbing, Mendidik, dan
kemampuan siswa mengetahui tentang Mendisiplinkan Anak Secara
dirinya sudah baik sehingga dapat Efektif. Jakarta: Restu Agung.
meningkatkan disiplin belajar siswa. Steede, Kevin. 2007. 10 Kesalahan Orang
Peningkatan tersebut diperkuat juga Tua Dalam Mendidik Anak.
dari hasil observasi di dalam dan di luar Jakarta: PT Tangga Pustaka.
kelas, melakukan wawancara dengan siswa Suarni, Ketut.2004. Meningkatkan Motivasi
bersangkutan, guru BK, guru bidang studi, Berprestasi Sekolah Menengah
dan wali kelas. Ini berarti semakin baik Umum di Bali dengan Strategi
konseling Behavioral dengan strategi Self Pengelolaan Diri Model Yates
Manegement digunakan dalam menangani (Studi Kuasi Eksperimental Pada
permasalahan siswa yaitu kurangnya Siswa Kelas 1 SMU di Bali).
disiplin dalam belajar. Disertasi (tidak
diterbitkan).Yogyakarta.
Universitas Gajah Mada.
Daftar Rujukan
Corey, Gerald. (E. Koeswara, Penerjemah). Suranata, Kadek dkk. 2010. Panduan
1988. Teori Praktek dan Konseling Memimpin Kelompok Dalam
dan Psikoterapi. Bandung: PT Konseling Kelompok.Bali : FIP
Rafika Aditama. Undiksha
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
Yogyakarta: CV Andi offset. Tu’u, Tulus. 2004. Peran disiplin Pada
Depdikbud. 1996. Dirjen Pendidikan Dasar Perilaku dan Prestasi Siswa.
dan Menengah. Proyek Jakarta: Grasindo.
Peningkatan Mutu Guru Tukiran Taniredja, dkk. 2010. Penelitian
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tindakan Kelas untuk Pengembangan
Edi, Kurnanto.2013.Konseling Kelompok. Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Bandung : ALFABETA. UU Republik Indonesia tahun 2003 tentang
Hurlock, E B. 1993. Perkembangan Anak sistem Pendidikan Nasional 2008
(edisi keenam). Jakarta: Erlangga. Jakarta Sinar Grafika Opset.