Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STUDI KASUS

Tentang

METODE PENGUMPULAN DATA DALAM STUDI KASUS

Disusun oleh : kelompok 5

1.Syakinatul Fahmi (20060001)


2.Prana Wella YM (20060013)
3.Yusmainar (20060031)
4.Tiara Salsabilla (20060034)
5.Fadila Marnisa (20060036)

Dosen Pembimbing

Besti Nora Dwi Putri M.Pd., Kons

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT (UPGRISBA)

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa kami telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesiakan makalah dengan tepat waktu
makalah ini di susun, guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah dikampus.
Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada Bapak/Ibu


selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
menyadari makalah ini masih perlu banyak menyempurnakan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis mohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat

Padang,18Oktober
2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................
C.Tujuan Penulisan Makalah .........................................

BAB II PEMBAHASAN
A.Observasi ......................................................................
B.Wawancara ...................................................................
C.Daftar cek .....................................................................
D.Catatan anekdot ...........................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................
B.Saran ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistemik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan langkah yang
amat penting dalam metode ilmiah, karena data digunakan untuk menguji hipotesa
yang telah dirumuskan (kecuali pada penelitian eksploratif). Pengumpulan data
selalu memiliki hubungan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak
masalah yang dirumuskan tidak dapat dipecahkan karena metode untuk
pengumpulan data tidak memungkinkan atau metode ada tidak dapat
menghasilkan data yang diinginkan.

Data yang dikumpulkan haruslah cukup valid untuk digunakan. Validitas


data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambilan data
cukup valid. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada
setting alamiah (natural seting), laboratorium untuk eksperimen, dirumah untuk
berbagai responden, seminar, dikusi, dan lain-lain.
Jika dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari cara atau teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara (interview), angket
(questionare), pengamatan (observation), atau gabungan ketiganya. Data yang
sudah didapat ini diukur dengan menggunakan skala pengukuran.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa itu observasi?
2.Apa itu wawancara?
3.Apa manfaat daftar chek?
4. Apa itu catatan anekdot?

C.TUJUAN
Untuk mengumpulkan data dan analisis dalam studi kasus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.OBSERVASI

Obeservasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang menggunakan


pertolongan indra mata. observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif(Sidiq et al., 2019).
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,
bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,
kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa
atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Observasi terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: 1). Observasi partisipasi
(participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan, 2). observasi tidak terstruktur ialah
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga
peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi
di lapangan, dan 3). observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek
penelitian.
Teknik pengumpulan data dengan dangan cara observasi bermanfaat untuk
mengurang jumlah pertanyaan, misalnya untuk melihat kebersihan rumah tangga
tidak perlu dipertanyakan tetapi cukup dilakukan observasi, mengukur kebenaran
jawaban responden pada wawancara, dilakukan dengan observasi, untuk
memperoleh data yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket.
Macam – macam observasi. Observasi terdiri dari
1)  Observasi partisipasi lengkap : Mengadakan observasi dengan mengikuti
seluruh kehidupan responden (antropologi),
2)  Observasi partisipasi sebagian : mengikuti sebagian kehidupan responden.
Misalnya penelitian gizi sehari –hari,
3)  Observasi tanpa partisipasi: mengadakan observasi tanpa ikut dalam kehidupan
responden. Misalnya ingin tahu pemasangan IUD
Kelemahan pengumpulan data dengan teknik observasi adalah keterbatasan indera
mata, konsentrasi kepada hal-hal yang sering dilihat, kelainan kecil tidak
terdeteksi. Cara mengatasi kelemahan ini yaitu lakukan pengamatan berulang –
ulang dan pengamatan dilakukan oleh beberapa orang.

B.   WAWANCARA
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden(Aprina, 2019). Agar wawancara efektif,
maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni ; 1).mengenalkan diri,
2).menjelaskan maksud kedatangan, 3).menjelaskan materi wawancara, dan
4).mengajukan pertanyaan.
Informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana
diharapkan peneliti, maka pada saat melakukan wawancara yang terdapat
beberapa kiat sebagai berikut; 1). ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan
tidak tegang, 2). cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan, 3).
mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius, 4).bersikap hormat
dan ramah terhadap informan, 5).tidak menyangkal informasi yang diberikan
informan, 6).tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada
hubungannya dengan  masalah/tema penelitian, 7).tidak bersifat menggurui
terhadap informan, 8).tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan
tersinggung atau marah, 9). sebaiknya dilakukan secara sendiri, 10). ucapkan
terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada
informasi yang belum lengkap.
Data yang dikumpulkan dapat bersifat; 1) Fakta, misalnya umur,
pendidikan, pekerjaan, penyakit yang pernah diderita; 2) Sikap, misalnya sikap
terhadap pembuatan jambatan keluarga, penyuluhan kesehatan; 3) Pendapat,
misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan desa;
4)Keinginan, misalnya pelayanan kesehatan yang diinginkan; 5)Pengalaman,
misalnya pengalaman waktu terjadi wabah Demam berdarah melanda daerah
mereka.
Pengumpulan dengan wawancara mempunyai beberapa keuntungan,
sebagai berikut: Jawaban yang dilakukan responden secara spontan hingga
jawaban dapat lebih dipercaya; dapat digunakan untuk menilai kebenaran dan
keyakinan terhadap jawaban yang diberikan; dapat membantu responden untuk
mengingat kembali hal – hal yang lupa; data yang diperoleh adalah data primer.
Kerugian pengumpulan data dengan cara wawancara adalah membutuhkan waktu
yang lama, membutuhkan biaya yang relatif besar, mudah timbul bias. Timbulnya
bias pada waktu wawancara disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1)
Pewawancara, bila pewawancara kurang menghayati permasalahan dan kurang
memahami teknik wawancara; 2) Responden, sering responden menyembunyikan
jawaban yang sifatnya pribadi; 3) Pertanyaan yang diajukan, pertanyaan
mempunyai arti ganda sehingga membingungkan atau pertanyaan yang
mengharuskan responden mengingat kembali masa lalu.

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan wawancara, antara

1)    Pewawancara harus bersikap sopan santun, sabar, dan dengan gaya khas
bahasa yang menarik, tetapi jelas dan sederhana agar dapat dimengerti oleh
responden,
2)    Pergunakan bahasa responden agar tidak dianggap seperti orang asing,
3)    Ciptakan suasana psikologis agar situasi cair, saling percaya,
4)    Suasana wawancara harus santai,
5)    Wawancara dimuali dari pertanyaan yang mudah, karena awalnya biasanya
responden akan nampak tegang,
6)    Keadaan responden harus diperhatikan, apabila belum siap atau karena sedang
terkena musibah maka wawancara sebaiknya ditunda.

C.DAFTAR CEK
Pengertian Daftar Cek (Checklist) Daftar Cek (Checklist) adalah alat rekam
observasi yang memuat sebuah daftar pernyataan tentang aspek-aspek yang
mungkin terdapat dalam sebuah situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/
kelompok). Gibson (1995:265) memandang daftar cek (rating scale) sebagaimana
tersirat dari nama itu, adalah skala untuk mengukur setiap karakteristik atau
aktivitas dari seseorang yang ingin diamati.

........................................... Sementara itu Aiken (1996:12) memandang daftar cek sebagai bentu
instrumen psikometrik yang paling sederhana, yang berisi kata-kata, kalimat, atau
pernyataan pernyataan yang berisi kegiatan-kegiatan atau pikiran-pikiran atau
kegiatan individu yang sedang menjadi fokus perhatian atau sedang diamati.
Dengan daftar cek memungkinkan pengamat meneliti seseorang secara sistematis
dan obyektif dan merekam hasil observasi tersebut secara cepat.
Walaupun skala seperti itu tidak dibatasi untuk mencatat hasil observasi tetapi
skala itulah yang merupakan instrument paling sering digunakan sebagai alat
bantu observasi. Gibson (19955:265) memandang daftar cek sudah lama
digunakan sebagai instrumen observasi oleh para konselor. Daftar cek secara
spesifik terfokus pada karakteristik, meningkatkan objektivitas pengukur, dan
memberikan komparabilitas sesama pengamat terhadap observasi yang dilakukan,
dan daftar ini lebih mudah digunakan.

........................................ Ciri Daftar Cek (Checklist) Menurut Anwar dalam bukunya Pemaham
Individu (2012:137) ada beberapa ciri daftar cek yang baik sehingga
memungkinkan daftar cek dapat difungsikan sebagai alat pencatat yang baik atas
hasil observasi dan sekaligus sebagai alat pengumpul data.

1. Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.


2. Direncanakan secara sistematis.
3. Berupa format yang baik dan praktis.
4. Hasil pengecekan diolah sesuai tujuan.
5. Dapat diperiksa validitas, reliabilitas, dan ketelitian dan bersifat kuantitatif

C. Fungsi Daftar Cek (Checklist) Sebagai alat bantu observasi, daftar cek
memiliki fungsi di antaranya,
1. Alat pencatat hasil observasi, meski akhir-akhir ini pencatatan juga bisa
dilakukan dengan alat-alat elektronik, tetapi pencatatan dengan memanfaatkan
daftar cek ini masih sangat diperlukan lantaran tidak semua tempat tersedia
fasilitas penunjang penggunaan alat-alat elektronik.
2. Memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang
dialami. Dengan daftar cek masalah memungkinkan individu mengingat kembali
masalah masalah yang pernah dialaminya.
3. Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisis dan sintesis dengan data yang diperoleh dengan cara atau alat lain.
4. Untuk menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai dengan masalah individu maupun kelo pok saat itu.

Manfaat Daftar Cek (Checklist)


1. Menggambarkan atau mengevaluasi seseorang, obyek, atau peristiwa tertentu
2. Menemukan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang sedang menjadi
pusat perhatian.
3. Pencatatan lebih rinci dan sistematis terhadap faktor-faktor yang sedang diteliti

Jenis Daftar Cek (Checklist)


Bertolak dari penggunaannya, terdapat beberapa macam daftar cek yang lazim
digunakan di antaranya,
1. Daftar Cek Perorangan, daftar cek perorangan adalah daftar cek yang sebagai
alat bantu ketika mengobservasi seseorang.
2. Daftar Cek Kelompok, jika daftar cek itu digunakan sebagai alat bantu
observasi individu dalam jumlah banyak (kelompok).
3. Daftar Cek Dalam Skala Penelitian, daftar cek juga mungkin digunakan dalam
skala penilaian terhadap diri sendiri atau orang lain, bentuk ini juga sering
digunakan sebagai instrument skala psikologis.
4. Daftar cek masalah (DCM), merupakan daftar cek yang khusus disusun untuk
merangsang atau memancing penguta masalah-masalah atau problem-problem
yang pernah atau sedang dialami seseorang.
Kelebihan Daftar Cek (Checklist) Daftar cek memiliki beberapa kelebihan di
antaranya,
1. Efisien, karena dengan daftar cek - termasuk di dalamnya DCM - dapat
diperoleh banyak data tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat
2.Intensif, karena data problem yang diperoleh melalui DCM lebih
teliti,mendalam dan luas.
3. Valid dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan mengecek
sendiri masalah yang sedang ia alami, di samping jumlah item kemungkinan
masalah yang cukup banyak.

D.CATATAN ANEKDOT

Catatan anekdot adalah alat perekam observasi secara berkala terhadap suatu
peristiwa atau kejadian penting yang melukiskan perilaku dan kepribadian
seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan obyektif.Rekaman peristiwa
penting itu menggambarkan perilaku tipik, artinya perilaku keseharian yang
terjadinya tidak umum, alih-alih khusus(FLURENTIN et al., n.d.). Pencatatan
laporan peristiwa penting harus dibedakan antara berita atau fakta dan pendapat
(opini) observer.Peristiwa penting yang dimaksud seperti: perkelahian, membolos,
menyontek, membuat gaduh di kelas, bermain HP saat pelajaran, dll. Dengan kata
lain, observasi ini dilakukan terhadap perilaku yang tipik. Rekaman Catatan
Anekdot ini sangat berguna untuk menyelidiki kasus dan menelaah perkembangan
individu atau sekelompok individu.

Menurut bentuknya Catatan Anekdot ini diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

1. Catatan Anekdot Deskriptif adalah catatan yang menggambarkan perilaku,


kegiatan atau situasi dalam bentuk pernyataan, baik pernyataan yang
bersifat umum maupun khusus
2. Catatan Anekdot Interpretatif adalah catatan yang menggambarkan
perilaku, kegiatan atau situasi dalam mana penafsiran observer didukung
oleh fakta
3. Catatan Anekdot Evaluatif adalah catatan yang menggambarkan perilaku,
kegiatan atau situasi yang berupa penilaian oleh observer berdasarkan
ukuran baik-buruk, benar-salah, layak-tidak layak, dan dapat diterima-
tidak dapat diterima.

Manfaat Catatan Anekdot

1. Dapat memperoleh diskripsi perilaku individu yang lebih tepat


2. Dapat memperoleh gambaran sebab-akibat perilaku tipik individu
3. Dapat mengembangkan cara-cara penyesuaian diri dengan masalah-
masalah dan kebutuhan individu secara mendalam. Di samping, kegunaan
catatan anekdot bagi pemahaman diri individu, maka catatan anekdot ini
pun berguna bagi: (i) guru baru dalam rangka penyesuaian diri dengan
siswa, (ii) guru yang berminat untuk memahami problema-problema
siswa, dan (iii) bagi konselor untuk memberikan layanan konseling bahkan
untuk mengadakan pertemuan kasus (konferensi kasus).  

Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot

Pengadministrasian Catatan Anekdot terhadap peristiwa/perilaku tipik dilakukan


dalam 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap
persiapan ini tidak seperti umumnya dilakukan pada alat rekam observasi yang
lain, melainkan lebih mengarah pada persiapan pelaksanaan, meliputi langkah-
langkah:

1. Penetapan siapa observe


2. Bentuk catatan anekdot yang digunakan
3. Berapa banyak observer yang terlibat selama proses pengamatan. Tahap
pelaksanaan mencakup langkah-langkah: (a) menyiapkan format CA, (b)
menentukan posisi observasi, dan (c) mencatat perilaku observer. Tahap
analisis hasil yaitu memberi komentar dan interpretasi. 
Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot

Tahap persiapan

1. Menentukan aspek perilaku observee yang akan dicatat. Semua perilaku


anak tanpa terkecuali perlu diamati secara sistematis, sehingga akan
mengenal ihwal mereka. Akan tetapi dalam praktiknya, besar
kemungkinan diprioritaskan bagi anak-anak yang mengalami masalah dan
menunjukkan prilaku tipik (khusus). Aspek-aspek perilaku tersebut,
misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian, membolos, membuat gaduh,
menyontek, dan sebagainya
2. Menentukan siapa yang melakukan pencatatan. Pada langkah ini perlu ada
penegasan siapa saja yang dilibatkan dalam proses pengamatan dan dalam
kapasitas profesional. Apabila pencatatan dilakukan oleh seorang konselor
untuk kepentingan bimbingan dan konseling, maka kesediaan dan
kompetensi mereka dalam pengamatan tidak diragukan. Apabila
pencatatan ini dilakukan oleh seorang guru, maka terlebih dahulu mereka
harus mempunyai pemahaman dan menyadari pentingnya catatan anekdot,
agar tumbuh kesediaan untuk menyusun catatan jika sewaktu-waktu
diperlukan. Selanjutnya menentukan berapa banyak observer yang
dilibatkan untuk melakukan pencatatan terhadap perilaku siswa
3. Menetapkan bentuk catatan anekdot. Berbagai bentuk catatan anekdot
seperti: kartu kecil yang berukuran setengah halaman jenis kertas folio
berisi satu peristiwa dan lazim di sebut kartu/catatan asli. Catatan asli
merupakan bahan konfidensial, sehingga dipertanggungjawabkan
kerahasiaannya. Sedangkan kartu yang berukuran satu halaman jenis
kertas folio berisi beberapa peristiwa siswa yang sama, dan bentuk catatan
anekdor berkala. 
Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelasanaan observer menyiapkan format catatan asli, kemudian


mengambil posisi yang memudahkan proses pencatatan. Selanjutnya observer
melakukan pencatatan terhadap perilaku tipik observee dan diusahakan agar ia
tidak menyadari jika sedang diamati.

Tahap Analisis Hasil

Tahap analisis hasil berupa pemberian komentar/interpretasi observer terhadap


perilaku observee pada suatu kejadian berdasarkan hasil pencatatan. Ada beberapa
hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi, antara
lain:

1. Berisi ulasan kesimpulan dan komentar dari observer mengenai perilaku


observasi.
2. Bersifat penilaian evaluatif (baik-buruk, benar-salah) .
3. Mengungkap "kemungkinan" dibalik perilaku dan simpulan perilaku
4. Mempertimbangkan perasaan observee saat berperilaku dan sasaran
perilakunya.
5. Mencatat respon lingkungan .
6. Memperhatikan anteseden control dan stimulus.
7. Peka potensi konflik, kebiasaan, dan sifat-sifat individu observasi. 
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
...................................... Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengum
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.Pengumpulan
dengan wawancara mempunyai beberapa keuntungan, sebagai berikut: Jawaban
yang dilakukan responden secara spontan hingga jawaban dapat lebih dipercaya;
dapat digunakan untuk menilai kebenaran dan keyakinan terhadap jawaban yang
diberikan; dapat membantu responden untuk mengingat kembali hal – hal yang
lupa; data yang diperoleh adalah data primer Daftar cek secara spesifik terfokus
pada karakteristik, meningkatkan objektivitas pengukur, dan memberikan
komparabilitas sesama pengamat terhadap observasi yang dilakukan, dan daftar
ini lebih mudah digunakan. Catatan anekdot adalah alat perekam observasi secara
berkala terhadap suatu peristiwa atau kejadian penting yang melukiskan perilaku
dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan
obyektif.Rekaman peristiwa penting itu menggambarkan perilaku tipik, artinya
perilaku keseharian yang terjadinya tidak umum, alih-alih khusus.

B.SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Sebagai manusia, kami pun
tak luput dari kesalahan dan tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan. Tapi,
semoga saja yang kita pelajari ini bermanfaat, dengan harapan bisa menambah
Pengetahuan dan Keilmuan bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk menjadi koreksi kedepan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprina, B. (2019). Analisa Overall Resource Effectiveness untuk Meningkatkan


Daya Saing dan Operational Excellence. JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik Dan
Manajemen Industri), 2(1), 1–10.
FLURENTIN, E., LASAN, B. B., HAMBALI, I., & KEBUDAYAAN, K. P. D.
A. N. (n.d.). PLPG 2016.
Sidiq, U., Choiri, M., & Mujahidin, A. (2019). Metode penelitian kualitatif di
bidang pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1–228.

Anda mungkin juga menyukai