Metode Penelitian
Angket/Kuesioner , Tes Psikologi, Studi Deskriptif dan Studi Korelasional
Dosen pembimbing :
Noer Suci Endah, M.Psi
Disusun oleh :
Ummi Taslimah (220701086)
Ali Fikri Al Jinnah (220701008)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN MASALAH ........................................................................................................................ 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 2
1. Metode Kuisioner.............................................................................................................................. 2
2. Tes Psikologi ...................................................................................................................................... 6
3. Studi Deskriptif................................................................................................................................ 14
4. Studi Koresional .............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia, dimana
setiap pemikiran dan tingkah laku manusia tentu saja membuat banyak orang merasa bahwa
ilmu psikologi merupakan ilmu yang tidak pasti dan juga berkembang mengikuti manusia
itu sendiri.
Ada banyak macam-macam metode penelitian dalam psikologi. Penentuan sesuatu
metode merupakan hal yang penting setelah penentuan objek yang akan dipelajari. Dari segi
metode akan terlihat ilmiah tidaknya sesuatu penelitian itu. Dalam psikologi juga digunakan
metode-metode yang diterapkan yang disesuaikan dengan keadaan obyeknya itu sendiri.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian pengumpulan data yaitu
dengan metode angket/kuesioner, tes psikologi, studi deskriptif, dan korelaisonal.
1.3 TUJUAN
1.3.1. Memahami apa yang dimaksud dengan metode penelitian angket/kuesioner
1.3.2. Memahami apa yang dimaksud dengan metode penelitiantes psikologi
1.3.3. Memahami apa yang dimaksud metode penelitian studi deskriptif
1.3.4. Memahami apa yang dimaksud metode penelitian korelaisonal
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode Kuisioner
2
1.2 Tujuan metode penelitian
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah :
i. Mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian.
ii. Mendapatkan data dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin
3
v. Mengedit kuesioner dan mendetailkan prosedur penggunaannya.
4
Valid ?Jika butir pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur.
Reliabel/Andal ? Apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten.
Pengujian Validitas
Contoh:
• Kuesioner mengandung 17 butir pertanyaan
• Apakah pertanyaan itu valid?
Tahapan Pengujian
• Lakukan test kuesioner kepada minimal 10 orang responden.
• Tanyakan setiap butir pertanyaan dalam kuesioner
• Berikan skor terhadap jawaban responden
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Ragu/Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Pengujian Reliabilitas
Cara I:
• Repeated measure atau pengukuran ulang = Dalam waktu yang berbeda,
responden diberi butir pertanyaan dan alternative jawaban yang sama. Butir
pertanyaan dikatakan andal jika jawabannya sama
Cara II:
• One shot atau pengukuran sekali saja Test kuesioner pada 10 orang (boleh
lebih), berikan skor: 1 – 5 seperti pengujian Validitas
• Masukkan di worksheet SPSS
• Hasil skor diukur dengan bantuan SPSS, dengan fasilitas Cronbach Alpha
• Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60.
5
2. Tes Psikologi
6
iv. Achievment test : untuk mengetahui sampai dimana kemampuan individu
dalam mengadakan performance terhadap suatu training/suatu yag pernah
diterima.
2.3 Jenis metode penelitian
Tes psikologi memiliki keragaman sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
dilakukannya sebuah pengujian. Satu alat ukur, dengan tujuan yang spesifik, hanya
berlaku pada konteks tertentu. Fungsi-fungsi alat ukur yang berbeda menempatkan
tes psikologi sebagai alat kerja yang harus digunakan secara ketat dan tepat. Tidak
sembarang orang bisa melakukan tes psikologi, termasuk menginterpretasikan hasil
yang diperoleh melalui tes psikologi.
i. Tes IQ
IQ (intellectual quotient) merupakan sebuah konstruksi yang
digunakan untuk menggambarkan fungsi kognitif manusia. Agar
kemampuan kognitif satu orang dapat dibedakan dengan kemampuan
yang lainnya, disusunlah nilai dan ukuran yang memadai untuk
menggambarkan kemampuan IQ tersebut. Tes IQ pada prinsipnya tidak
menggambarkan situasi aktual dari kemampuan kognitif atau kecerdasan
manusia, tetapi menggambarkan sesuatu yang dinilai berkaitan atau
menjadi komponen kecerdasan manusia [4].
Tes IQ yang umum digunakan adalah adalah tes Standford Binet
dan Wechsler scales. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS-IV)
adalah alat ukur yang paling banyak digunakan. Tes WAIS umumnya
digunakan untuk orang yang sudah berusia di atas 16 tahun. Secara umum
WAIS terbagi menjadi 4 komponen utama. Penggunaan keempat elemen
tersebut dinilai mendekati ideal untuk mengukur IQ manusia. Keempat
elemen tes WAIS tersebut, yaitu:
a. Skala Pemahaman Verbal (Verbal Comprehension Scale). Skala ini
bertujuan untuk menguji kemampuan verbal atau berbahasa. Elemen
yang diukur menggunakan skala ini, yaitu: (1) kesamaan, (2)
kosakata; (3) informasi; (4) sub tes penunjang yang bertujuan untuk
menguji pemahaman.
7
b. Skala Penalaran Perseptual (Perceptual Reasoning Scale). Skala ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam panalaran bidang dan
ruang berdasarkan bentuk-bentuk tertentu. Elemen pada skala ini,
antara lain: (1) Desain blok; (2) penalaran menggunakan matriks;
(3) Puzel visual; (4) tes tambahan, seperti melengkapi gambar.
c. Skala Kemampuan Ingatan (Working Memory Scale). Skala ini
digunakan untuk mengukur kemampuan memori orang untuk
mengingat dan menyimpan sesuatu dan memanggilnya kembali.
Beberapa elemen yang termasuk dalam rangkaian tes ini, antara lain:
(1) mengingat satuan angka; (2) uji aritmetika; (3) ujian tambahan
yang bertujuan untuk menguji kemampuan mengurutkan angka dan
huruf.
d. Skala Kecepatan Berpikir atau memproses (Processing Speed
Scale). Ujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa cepat orang
dapat melakukan penyelesaian berdasarkan tugas yang diberikan.
Elemen ujian ini, antara lain: (1) pencarian simbol; (2)
kodifikasi/pengelompokan (coding).
ii. Tes Kepribadian
Tes kepribadian pada ruang psikologi bertujuan untuk memperoleh
gambaran tantang kepribadian (personality) manusia. Gambaran tersebut
dapat digunakan pada pelbagai ruang, seperti klinis, HRD dan sosial.
Beberapa tes kepribadian yang umum digunakan.
iii. Tes Wartegg
Tes Wartegg dikembangkan oleh Kruegger dan Sander dari Leipzig.
Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh Ehrig Wartegg dan Marian
Kinget. Meski dilahirkan oleh Sander dan Krueger, namun Wartegg
melekat pada nama tes ini. Tes warteg betujuan untuk menggambarkan
kepribadian manusia dari sudut pandang beberapa aspek, seperti
imajinasi, emosi, kontrol, dinamisme dan nilai fungsi pada pemahaman
atas realitas. Setiap orang memiliki kemampuan untuk mengerjakannya
dengan intensitas dan penekanan yang berbeda. Keragaman tersebut
8
memberikan keragaman dan menegaskan situasi pada satu individu yang
mengerjakan.
Tergolong sebagai salah satu tes grafis pada psikologi, Warteg
menyuguhkan kertas kerja yang berupa beberapa stimulan gambar. Klien
akan diminta untuk melanjutkan gambar sesuai dengan kecenderungan
masing-masing. Penilaian akan dilakukan berdasarka pada hasil gambar
tersebut.
v. Tes Pauli
Tes Pauli dan Kreplin digunakan untuk mengukur daya tahan
seseorang. Selai itu, tes ini juga menggambarkan beberapa aspek, seperti
kemauan, emosi, penyesuaian diri dan stabilitas individu. Biasanya, tes ini
9
dilakukan di sesi akhir dari serangkaian tes psikologi yang dilakukan. Tes
pauli banyak digunakan dalam seleksi atau perekrutan tenaga kerja.
Tes ini dikembangkan oleh Emil Kraplin. Kraplin mulanya
mengembangkan alat untuk mendiagnosa gangguan otak, seperti
alzheimer dan dimensia. Bersama dengan Richard Pauli, Kraplin
mengembangkan alat ukur tersebut sehingga bisa digunakan untuk
mengenali kepribadian orang secara umum.
Secara perasional tes ini hanya berisi pengerjaan deret angka. Klien
atau orang yang diuji akan diminta untuk melakukan penjumlahan angka.
Dengan durasi tertentu, klien akan diminta untuk melakukan penjumlahan
secara berturut. Salah satu hambatan terbesar pada tes ini adalah jumlah
angka yang harus dijumlahkan. Hal inilah yang menyebabkan tes ini kerap
disebut sebagai tes koran. Tes ini mencoba mencari gambaran kepribadian
melalui coretan dan perhitungan yang dilakukan. Konsentrasi, stabilitas,
emosi dan daya tahan dituntut pada pengerjaan tes ini.
10
iii. Membuat test specification (kisi-kisi)
iv. Menulis item berdasarkan kisi-kisi dengan memperhatikan kriteria
penulisan item.
Untuk menuliskan item dengan baik, ada sejumlah kriteria seperti yang
dikemukakan oleh Wang (1932), Thurstone (1929), Bird (1940), Edwards
dan Kilpatrick (1948). Kriteria tersebut pada awalnya digunakan untuk
menyusun skala sikap, namun akan juga membantu untuk menyusun item
dari skala lain.
11
m. Menghindari pernyataan yang mengandung double negatives.
v. Review item dan merevisi item, berdasarkan definisi operasional dari
konstruk yang diukur, kisi-kisi dan kriteria penulisan item
12
Reliabilitas bermakna keajegan. Alat ukur perlu menunjukkan
performa yang konsisten setelah dibelakukan atau digunakan pada
beberapa tes yang dilakukan menggunakan alat ukur yang sama.
v. Validitas
Validitas bermakna kesesuaian penggunaan alat ukur dengan tujuan
pengukuran itu sendiri. Mengingat satu alat ukur memiliki tujuan dan
lingkup pengukuran, maka alat ukur harus dapat digunakan pada konteks
yang benar.
13
3. Studi Deskriptif
14
Metode penelitian deskriptif merupakan karakteristik penelitian yang
mengungkap lebih spesifik mengenai berbagai fenomena sosial dan alam yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat. Spesifik dalam definisinya,
dimaksudkan untuk menyebutkan pada aspek hubungan, dampak dan
penyelesaian dari kegiatan penelitian.
v. Sugiyono
Merupakan metode penelitian dalam menggambarkan suatu hasil
penelitian, bahwa penggambaran ini tidak digunakan untuk menyusun
kesimpulan penelitian secara umum. Penelitian diartikan sebagai kegiatan
pengumpulan, analisis dan juga penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif dalam memecahkan persoalan.
15
Mengenai masalah penelitian yang menjadi topik dalam penelitian, apakah
topik ini wajib diangkat untuk diteliti. Sehingga peneliti dalam memakai
metode penelitian ini tidak dapat asal ketika memilih atau merumuskan suatu
masalah penelitian. Selain rumusan masalah, juga harus memuat nilai ilmiah.
ii. Tujuan Tak Boleh Terlalu Luas
Dalam penelitian dengan menggunakan metode deskriptif tak boleh
terlalu luas, perlu dipersempit dan sangat spesifik, sehingga isi laporan
penelitian lebih fokus. Karena penelitian dengan metode deskriptif
menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian secara detail, sehingga
tujuannya akan terlalu banyak dan kemungkinan pembahasannya terlalu luas
dna tidak terfokus.
iii. Data Adalah Fakta
Penelitian deskriptif memiliki kriteria bahwa data yang digunakan
merupakan fakta, meskipun menggambarkan objek penelitian tentu tidak bisa
hanya didasarkan dari apa yang disampaikan. Seperti referensi baik itu foto
dan video maupun referensi lain yang digunakan, peneliti juga harus terjun
langsung di lapangan.
iv. Pembanding Harus Punya Validasi
Penelitian dengan metode deskriptif memiliki standar yang digunakan
sebagai pembanding, standar pembanding ini penting memiliki validasi.
Sehingga jelas dan tentu tidak mengandung unsur opini melainkan fakta.
v. Tempat dan Waktu Penelitian Jelas
Metode penelitian deskriptif wajib mencantumkan tempat dan waktu
penelitian dengan jelas, sehingga terdapat kewajiban untuk mencantumkan
keterangan waktu. Tak hanya lokasi atau tempat penelitian, sama seperti
dengan penelitian yang dilakukan dengan metode lain.
16
dan digambarkan selengkap dan sejelas mungkin, sehingga pembaca hasil
penelitian juga memiliki gambaran terhadap objek penelitian.
17
v. Langkah selanjutnya adalah untuk menentukan metode yang akan digunakan
dalam penelitian, selanjutnya mengumpulkan, mengorganisasi dengan teknik
statistika.
vi. yang terakhir dalam menerapkan metode deskriptif adalah membuat laporan
penelitian berdasarkan sistematika
18
4. Studi Koresional
19
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, jenis riset ini merupakan
penelitian yang berusaha untuk mencari hubungan antara dua variabel atau
lebih pada suatu penelitian kuantitatif. Selain itu, jenis riset ini juga mencari
adanya kaitan antara variasi-variasi dari dalam dengan variasi-variasi dari luar
berdasarkan koefisiensi relasi.
Penelitian korelasional ini merupakan salah satu jenis metode penelitian
yang melibatkan dua variabel dalam membangun hubungan secara statistik dari
variabel-variabel penelitian tersebut.
4.2 Tujuan metode penelitian
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010)
adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian
korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan
biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai
hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya
Contoh sederhana penelitian dapat mengungkapkan hubungan statistik antara
seseorang dengan berpenghasilan tinggi dan kepindahan. Artinya makin banyak
penghasilan seseorang, maka makin besar juga kemungkinan pindah atau
tidaknya orang tersebut.
4.3 Jenis metode penelitian
i. Studi Prediksi
Studi prediksi dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan
suatu simpulan mengenai individu atau pada pemilihan individu. Selain
tujuan di atas, studi prediksi dapat berguna untuk menguji hipotesis dan
menentukan validitas prediktif. Menguji hipotesis maksudnya adalah
menguji hipotesis teoretis variabel yang dipercaya untuk menjadi
prediktor.
20
ii. Studi prediksi
Studi prediksi ini juga dapat membuktikan bahwa, ketika ada
variabel yang diteliti tersebut muncul terlebih dahulu, maka variabel yang
diteliti harus urut. Pada studi prediksi ini juga bisa menentukan atau
memprediksi kejadian yang akan terjadi di masa mendatang atau variabel
tertentu.
iii. Studi Hubungan
Studi hubungan dilakukan dalam usaha mendapatkan pemahaman
dari variabel-variabel atau faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor
lainnya yang kompleks. Selain tujuan di atas, studi hubungan juga dapat
memberikan arah penelitian untuk melanjutkan pada studi eksperimental
atau komparatif.
Studi hubungan dapat memberikan gambaran pada peneliti mengenai
tingkat hubungan antara sepasang variabel atau bivariat dalam suatu
penelitian. Studi ini penting digunakan ketika seorang peneliti
membutuhkan atau meneliti mengenai suatu hubungan sepasang variabel
yang berbeda, namun dalam waktu yang sama.
iv. Korelasi Multivariat
Korelasi multivariat meneliti variabel yang berjumlah tiga atau
lebih dalam penelitian. Korelasi multivariat dilakukan untuk mengukur
dan menyelidiki tingkat hubungan yang terdapat pada variabel-variabel
yang dikombinasikan. Ada 2 teknik pada korelasi multivariat, yaitu
sebagai berikut.
v. Regresi Ganda (Multiple Regression)
Regresi ganda digunakan untuk memprediksi fenomena-fenomena
yang kompleks, karena jika hanya menggunakan satu variabel prediktor,
maka hasilnya seringkali kurang akurat. Maka dari itu, regresi ganda ini
digunakan ketika banyak informasi maka makin akurat prediksi yang
dibuat.
vi. Korelasi Kanonik
21
Korelasi kanonik berfungsi untuk menjawab mengenai
bagaimanakah variabel prediktor dapat memprediksi variabel kriteria,
sehingga korelasi kanonik dapat dikatakan sebagai perluasan dari regresi
ganda tersebut
4.4 Tahapan metode penelitian
Sebelum melakukan sebuah penelitian, haruslah memperhatikan langkah-
langkah atau urutannya. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai langkah-
langkahnya:
i. Penentuan Masalah
Pertama, yaitu menentukan masalah. Tidak semua permasalah
bisa diteliti dengan korelasional, karena pada korelasional hanya
mengukur tingkat hubungannya, bukan sebab atau akibat dari
permasalahan tersebut. Permasalahan yang diteliti dengan penelitian
korelasional haruslah memberikan dampak atau manfaat pada hasilnya.
Penentuan masalah berdasarkan adanya fenomena yang kompleks,
sehingga perlu diketahui hubungannya.
ii. Studi Kepustakaan
Kedua, mencari referensi atau landasan teori untuk penelitian
tersebut. Pada studi kepustakaan ini, peneliti mencari sumber referensi
yang bisa digunakan sebagai acuan penelitian, sehingga penelitian
tersebut dapat dilakukan secara sistematis berdasarkan urutan dari acuan.
Referensi yang bisa digunakan bisa berupa artikel jurnal, buku, prosiding,
dan sebagainya.
iii. Metodologi Penelitian
Ketiga, menentukan metode penelitian yang digunakan. Pada metode
penelitian korelasional, peneliti harus menentukan subjek yang akan
digunakan pada penelitian tersebut. Pemilihan subjek penelitian harus
didasarkan pada variabel-variabel yang ditentukan, sehingga hasil yang
didapatkan bisa valid dan relevan.
iv. Pengumpulan Data
22
Keempat, mengumpulkan data-data yang dibutuhkan penelitian.
Pengumpulan data-data berdasarkan atau menyesuaikan variabel yang
dipilih. Pengumpulan data tersebut bisa menggunakan tes, angket,
wawancara, observasi. Data-data yang dikumpulkan haruslah bentuk
angka, karena dalam pengukurannya adalah dengan metode statistika.
v. Analisis Data
Kelima, menganalisis data yang telah didapatkan. Analisis data
pada penelitian korelasional yaitu dengan cara mengkorelasikan variabel
satu dengan variabel yang lain, sehingga mendapatkan hasil penelitian
yang sesuai. Seperti yang dijelaskan pada bab “Macam Penelitian
Korelasional”, peneliti dapat menyesuaikan penelitiannya dengan
menggunakan teknik hubungan, prediksi, atau korelasi bivariat.
vi. Simpulan,
merangkum atau mengambil simpulan secara umum dengan
deksripsi dan pembahasan hasil mengenai penemuan tersebut. Deskripsi
simpulan haruslah ringkas, relevan, dan runtut berdasarkan permasahalan
penelitian.
4.5 Syarat metode penelitian
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi ciri-ciri atau ciri khas dari penelitian
korelasi secara umum:
i. Cocok untuk Variabel Kompleks
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode korelasi
perlu diakui cocok untuk meneliti variabel yang sifatnya kompleks atau
rumit. Jadi, pada saat menemukan variabel yang karakternya rumit maka
tidak perlu repot melakukan penelitian dengan metode eksperimen,
melainkan langsung memakai korelasi.
Sehingga bisa disimpulkan atau diartikan pula, ahwa penelitian dengan
metode korelasi ini bisa menjadi solusi pada saat penelitian tidak
memungkinkan untuk dilakukan secara eksperimental. Hal ini
dikarenakan sifat variabel yang diteliti tadi, yakni cenderung kompleks
atau sangat kompleks.
23
ii. Memungkinkan untuk Dilakukan Pengukuran Serentak
Jika memakai metode penelitian lain, ada kemungkinan proses
pengamatan terhadap variabel atau objek dan subjek penelitian tidak bisa
dilakukan di satu waktu. Artinya tidak bisa dilakukan secara bersamaan,
namun hal ini tidak berlaku jika memakai metode korelasional. Sebab
sifatnya yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau
tinggi rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Membuatnya
bisa melakukan pengamatan variabel secara bersamaan, sehingga dari
segi waktu maupun tenaga bisa dikatakan lebih efisien.
iii. Hasil Penelitian Berupa Tinggi Rendahnya Hubungan Variabel
Hasil penelitian yang memakai metode korelasional pada
dasarnya berupa tinggi rendahnya hubungan antara dua variabel atau
lebih yang diteliti. Sehingga hasil penelitian tidak menunjukan atau
menyampaikan ada tidaknya hubungan. Jika baru disampaikan ada
hubungan atau tidak ada hubungan.
Maka bisa disimpulkan bahwa penelitian tersebut belum selesai dan
masih perlu dilanjutkan kembali. Sehingga peneliti bisa
mendapatkan penelitian korelasional yang menunjukan tinggi
rendahnya hubungan dari variabel yang diteliti.
iv. Bisa Digunakan untuk Meramalkan Variabel Lain
Hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik korelasional
nantinya bisa digunakan untuk menentukan variabel bebas lain. Sehingga
bisa dijadikan modal untuk melakukan penelitian lanjutan, meskipun
sifatnya prediksi atau perkiraan. Dilihat dari tinggi rendahnya hubungan
variabel yang didapatkan dari penelitian sebelumnya.
v. Punya Sejumlah Kelebihan
Penelitian dengan teknik korelasional ini kemudian diketahui
memiliki keunggulan yang tidak ditemukan pada penelitian
eksperimental. Yakni kemampuannya untuk menganalisis keterkaitan
antara banyak variabel secara bersamaan (simultan). Selain itu juga
memberi informasi mengenai kuat tidaknya antar variabel yang diteliti.
24
4.6 Kelebihan dan kekurangan metode penelitian
i. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan penggunaan penelitian korelasional adalah
seperti berikut.
a. Mampu menyelidiki hubungan dua variabel atau lebih dalam waktu
yang bersamaan
b.Mampu memberikan informasi mengenai tingkat kekuatan hubungan
antarvariabel yang diteliti
c. Mampu mengatasi masalah berkaitan dengan bidang sosial, ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain.
d.Memungkinkan untuk memberikan prediksi tanpa menggunakan
sampel besar
e. Memungkinkan untuk menyelidiki variabel-variabel dengan intensif
atau mendalam
ii. Kekurangan
a. Kekurangan atau kelemahan penggunaan penelitian korelasional
adalah sebagai berikut.
b. Tidak bisa menjelaskan sebab atau akibat dari hubungan antara dua
variabel atau lebih yang diteliti
c. Hasil hanya mengidentifikasi hubungan satu dengan yang lain
d. Tidak bisa menunjukkan hubungan yang bersifat kausalitas
e. Kurang ketat dan tertib, karena tidak ada kontrol pada variabel-
variabel bebas yang diteliti
f. Pola dalam hubungan tidak jelas atau kabur
g. Seringkali membuat peneliti mengambil simpulan secara sekali
tembak
h. Memasukkan data-data penelitian tanpa mempertimbangkan atau
pemilihan
i. Interptertasi yang kurang jelas atau bermakna
25
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang
seharusnya dilakukan.
Data dikatakan valid, apabila data yang dilaporkan sama dengan hasil data
yang diperoleh oleh peneliti. Validitas data pada penelitian kualitatif merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang
dapat dilaporkan peneliti. Menurut Creswell dan Miller: Validitas didasarkan pada
kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti,
partisipan, atau pembaca secara umum.
Validitas didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari
sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum. Terdapat dua
standar validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal
berkaitan dengan seberapa jauh suatu alat ukur berhasil mencerminkan obyek yang
akan diukur pada suatu penelitian tertentu. Sedangakan validitas eksternal lebih
terkait dengan keberhasilan suatu alat ukur untuk diaplikasikan pada penelitian
yang berbeda.
Reliabilitas adalah kehandalan/ketepatan sebuah alat ukur/instrument dalam
mengukur sebuah objek. Jika alat ukur dipergunakan dua (2) kali atau lebih untuk
mengukur fenomena yang sama dan memperoleh hasil yang konsisten, maka alat
yang dipakai dikatakan reliabel. Dengan bahasa yang mudah dipahami reliabilitas
adalah konsistensi sebuah alat ukur dalam mengukur fenomena yang sama.
Susan Stainback (1998) mengemukakan bahwa “reliabilty is often defined
as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic prespective,
reliability typically is considered to be synonymous with the consistency of data
produced by observations made by different researchers (e.g test retest), or by
spilitting a data set in two parts (spilt-half)” Maksudnya adalah reliabilitas
berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam
pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dikatakan reliable apabila dua atau
lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti
sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data
bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.
26
Data pada penelitian kualitatif dianggap reliabel apabila peneliti berada di
lapangan kondisi sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Penelitian kualitatif
berkarakter subyektif dan reflektif sebab peneliti bertindak sebagai instrument.
Tingkat reliablitas pada pendekatan kualitatif bersifat individu atau tidak sama
antara peneliti satu dengan peneliti lainnya, karena setiap penelitian
mengandalakan peneliti itu sendiri. Reliabilitas ditempuh dengan prosedur
semacam melibatkan peneliti lain136. Selain itu reliabilitas dapat ditempuh
dengan memperpanjang proses pengamatan, proses wawancara sedemikian rupa
sampai pada titik jenuh, maksudnya data atau informasi yang diperoleh akan tetap
sama, tidak lagi berubah.
Reliabilitas tidak sama dengan validitas, karena pengukuran yang dapat
diandalkan akan mengukur secara konsisten, tetapi belum tentumengukur apa
yang seharusnya diukur. Dalam penelitian kualitatif, reliabilitas adalah sejauh
mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang
terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.
Validitas dan reliabilitas lebih menekankan pada masalah kualitas data dan
ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian137.
Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif merujuk ke kemampuan
prediksi terhadap fenomena sejenis, sedangkan validitas dan reliabilitas pada
penelitian kualitatif merujuk ke kualitas itu sendiri138. Karena suatu fenomena
dipengaruhi dan mempengaruhi banyak hal sehingga sulit mendapatkan dua
fenomena yang sama persis.
Realitas pada penelitian kualitatif bersifat majemuk atau ganda dan
dinamis/berubah, sehingga menghasilkan data yang tidak konsisten yang bisa
berulang seperti awal. Jadi penulisan laporan pada penelitian kualitatif bersifat
individualistis dan selalu berbeda antar orang. Peneliti satu dengan yang lain pasti
berbeda dalam menuliskan laporannya sesuai dengan bahasa dan jalan fikiran
masing-masing.
27
DAFTAR PUSTAKA
Nur’aeni, 2012. Tes Psikologi: Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Universitas Muhammadiyah
(UM) Purwokerto dan Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Sugiono, 2013. Metode Penelitian Pendidikian. Alphabeta, Bandung
Syasuddin dan Vismaia S. Damaianti, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung.
John W. Creswell, 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid. Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. PT Raja Grafindo
Pergoda. Jakarta.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi. Fikom Universitas Mercubuana Jakarta.
Jakarta.
28