Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok

Metode Kuantitatif Untuk Bisnis


(Contoh teknik pengumpulan data kuisioner)

Disusun Oleh :

1. Adinda Nabilla Maulidiya


2. Andre Arya Wibowo
3. Aziz Pambudiarto
4. Fauziah Ulfa
5. Indriani pramiswari
6. Muhamad Hanavy Eka Briliyanto
7. Tiara Alfina Damayanti
8. Tiara Listi Fadila
9. Tria Maharani

Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang


JL. Maulana Yusuf No.10, RT.001/RW.003, Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten
151181
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema “contoh dari teknik pengumpulan data
kuesioner” . Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan tugas
ini, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Kristanti, SE.M.Ak, selaku dosen pengajar
kami.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
menyusun tugas ini. Oleh karena itu, masukan, kritik, dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan perbaikan yang akan datang. Dengan
dibuatnya makalah ini, kami berharap dapat memberikan dampak yang baik bagi para
pembacanya.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
2.1 Pembahasan
2.2 Kelebihan Metode Kuesioner
2.3 Kekurangan Metode Kuesioner
2.4 Jenis-Jenis Kuesioner
2.5 Syarat Membuat Kuesioner yang Baik
2.6 Teknik Pengumpulan Data
2.7 Contoh Pertanyaan Kuesioner
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuesioner dilakukan dalam rangka studi untuk mengetahui sesuatu serta mendapatkan
seluruh opini sebelum suatu proyek sistem mendapatkan petunjuk-petunjuk yang
spesifik.Kuesioner juga dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi atau dijawab oleh responden atau orang yang akan diukur.
Hal yang didapatkan melalui kuesioner adalah kita dapat mengetahui keadaan atau data
pribadi seseorang, pengalaman, pengetahuan, dan lain sebagainya yang kita peroleh dari
responden.Kuesioner berbentuk daftar pertanyaan. Harapan yang diinginkan melalui
penyusunan kuesioner adalah mampu mengetahui variabel-variabel apa saja yang menurut
responden merupakan hal yang penting.
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian di lapangan.,
yaitu kuesioner, studi pustaka, wawancara, dan observasi.Dari pengertian di atas maka
penulis ingin membahas makalah yang berjudul contoh teknik pengumpulan data kuisioner.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
a. Apa pengertian dari metode penelitian
b. Kelebihan dan kekurangan metode kuisioner

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui tentang
metode pengambilan data kuesioner
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden baik secara Iangsung
maupun tidak Iangsung. Kuesioner atau angket secara umum dapat berbentuk pertanyaan
atau pernyataan yang dapat dijawab sesuai bentuk angket. Apabila angket tertutup cara
menjawab cukup dengan membubuhkan check list (√) pada kolom. Sementara itu, apabila
angket bersifat terbuka, cara menjawabnya dengan mengisi jawaban pada kolom yang
tersedia.

Pengertian Kuesioner Menurut Para Ahli


Adapun definisi kuesioner menurut para ahli, adalah sebagai berikut;
Dewa Ktut Sukardi (1983), pengertian kuesioner adalah suatu bentuk teknik alam
pengumpulan data yang dilakukan pada metode penelitian dengan tidak perlu/wajib
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data.
Bimo Walgito (1987), menurutnya definisi kuesioner adalah daftar pertanyaan dalam
penelitian yang diharuskan untuk dijawab oleh responden atau informan. Baca Juga:
“Populasi dan Sampel” Pengertian dan Contoh dalam Penelitian.

2.2Kelebihan Metode Kuesioner


Kelebihan metode kuesioner sebagai berikut :
1. Tidak memerlukan kehadiran peneliti.
2. Dapat dibagikan secara bersama-sama kepada seluruh responden.
3. Waktunya fleksibel, bergantung waktu senggang responden.
4. Dapat dibuat anonim (tanpa nama) sehingga responden tidak malu ketika menjawab
pertanyaan.
5. Pertanyaan dapat distandarkan.
2.3Kekurangan Metode Kuesioner
Kekurangan metode kuesioner sebagai berikut :
1. Responden sering tidak teliti, terkadang ada pertanyaan yang terlewatkan.
2. Responden sering tidak jujur meskipun anonim.
3. Kuesioner sering tidak kembali apabila dikirim lewat pos atau jasa pengiriman Iainnya.
4. Responden dengan tingkat pendidikan tertentu kemungkinan kesulitan mengisi kuesioner.

2.4Jenis-Jenis Kuesioner
Sebagai penjelasan mengenai bentuk-bentuk dalam kuesioner berikut ini akan diberikan
penjelasan sekaligus diberikan contoh yang ada dalam kuesioner :
1. Kuesioner terbuka
Daftar pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden untuk menuliskan
pendapat mengenal pertanyaan yang diberikan peneliti.
2. Kuesioner tertutup
Daftar pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan oleh peneliti. Cara ini
seringkali dianggap efektif karena responden dapat Iangsung membubuhkan tanda
centang (√) dalam kolom yang disediakan.

2.5 Syarat Membuat Kuesioner yang Baik


Ada beberapa syarat kuesioner yang baik dan mampu menjadi alat untuk mengumpulkan
databagi peneliti. Adapun syarat kuesioner yang baik di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pertanyaan dibuat dengan bahasa yang jelas dan tidak ambgu atau multitafsir.
2. Pertanyaan berkaitan dengan masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian, dan
menggunakan bahasa baku yang mudah dipahami.
3. Banyak membaca jurnal yang berjudul tentang penelitian-penelitian dengan metode
pengumpulan data menggunakan kuesioner.
4. Untuk hasil yang lebih maksimal tidak ada salahnya sebagai peneliti yang memberikan
kuesioner kepada responden memilih waktu yang tepat, dan usahakan jangan sampai
menggangu pihak responden.
Contoh Kuesioner :
2.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau
tanya jawab. Sugiyono (2010: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit.
Teknik pengumpulan data mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-
report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam
Sugiyono (2010: 194), wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa digunakan pada penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan pengembangan. Wawancara lebih sering digunakan dalam penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan untuk studi
pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian
kualitatif, wawancara bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi informasi secara
holistik dan jelas dari informan.
Wawancara dalam penelitian kualitatif meliputi wawancara mendalam dan wawancara
bertahap. Wawancara mendalam dilakukan dalam konteks observasi partisipasi. Peneliti
terlibat secara intensif dengan setting penelitian terutama pada keterlibatannya dengan
kehidupan informan (Satori & Komariah, 2011: 130).
Selanjutnya Satori dan Komariah juga menjelaskan bahwa wawancara bertahap adalah
wawancara yang mana peneliti melakukannya dengan sengaja dating berdasarkan jadwal
yang ditetapkan sendiri untuk melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak
sedang observasi partisipasi. Sifat wawancara tetap mendalam, tetapi dipandu oleh
pertanyaan-pertanyaan pokok.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan sama, dan
pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti
tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara menjadi lancar.
b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Contoh:
Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap
Perguruan Tinggi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin
dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu?
Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian
yang lebih mendalam tentang responden. Dalam penelitian pendahuluan, peneliti
berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang
ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau
variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan ceritera responden.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner cocok digunakan
apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam penelitian
kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang menggunakan
bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.
Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung
pada sudut pandangan:
- Dipandang dari cara menjawab
Dibedakan menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka
memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
Sedangkan kuesioner tertutup sudah disediakan jawabannya, sehingga responden
tinggal memilih.
Dipandang dari jawaban yang diberikan Ada dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner
langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung yaitu responden
menjawab tentang dirinya. Sedangkan kuesioner tidak langsung yaitu jika responden
menjawab tentang orang lain.
- Dipandang dari bentuknya.
Menurut bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda, kuesioner
isian, check list, dan rating-scale.
3. Observasi (pengamatan)
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah pengamatan
terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung dengan
terlibat ke lapangan denganmelibatkan seluruh pancaindera. Sedangkan tidak langsung
dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.
Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah (2011: 105) adalah
pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi,
konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian
kuantitatif biasanya menggunakan observasi terstruktur. Sedangkan pada penelitian
kualitatif, observasi yang sering dilakukan adalah observasi berperanserta, dengan
instrumen observasi tidak terstruktur.
Pada observasi eksperimental dimana tingkah laku yang diharapkan muncul karena
perlakuan atau suatu kondisi tertentu, maka observasi memerlukan perencanaan dan
persiapan yang benar-benar matang, sedangkan observasi yang dilaksanakan dalam
situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana, karena observasi semacam ini
dapat dilakukan sepintas lalu saja (Sudijono dalam Taniredja dan Mustafidah, 2011: 48-
49).
Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan terlebih
dahulu blanko/lembar observasi yang berisi perilaku yang dapat diamati oleh peneliti,
yang sebelumnya dirancang/disusun dalam sebuah kisi-kisi. Peneliti dapat meminta
bantuan orang lain sebagai observer untuk dapat membantu peneliti dalam melakukan
observasi.
Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:
a. Observasi Berperanserta
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa uang
dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap,tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, mengamati
bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya,
bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lainnya, dan lain-lain.
b. Observasi Nonpartisipan
Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang dikumpulkan tidak
mendalam, tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik
perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
Dalam proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja
dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang
kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana
performance tenaga kerja atau operator mesinnya.
Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi:
1. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
Contoh:
Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam
pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku
dan ucapan dengan menggunakan instrument yang digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan tersebut.
Kualitatif
2. Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya rambu-
rambu pengamatan.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa
yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas,
mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.

2.7 Contoh Pertanyaan Kuesioner


Contoh kuesioner kepuasan pelanggan bagian #1:
Apakah para pelanggan mendapat pelayanan yang memadai? Ya
Apakah kekuatan penjualan dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pelanggan? Ya
Apakah setiap salesman mengetahui produknya, sehingga dapat mengerjakan tugasnya
dengan efektif? Ya
Jika ada suatu tipe program dukungan untuk distributor, apakah hal tersebut memenuhi
kebutuhan para distributor? Ya
Apakah perkiraan beban salesman diaudit secara periodik? Tidak
Apakah teknologi yang digunakan didalam dunia bisnis sangat berpengaruh kepada
kelancaran bisnis ? Iya
Apakah kinerja Anda semakin meningkat seiring bertambah nya usia? Ya
Apakah sarana yang didapat dari perusahaan untuk bekerja sudah mencukupi? Ya
Apakah pelayanan dan produk dari kami lebih baik dibanding kompetitor? Ya / tidak/ ragu
ragu
Apakah lingkungan bisnis dan kondisi yang kondusif bisa mempermudah peluang bisnis?
Ya

3.1 Kesimpulan dan Saran


KESIMPULAN
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara,
pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat
bantu: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scala), pedoman wawancara
(interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan
(observation sheet atau observation schedule), soal ujian (soal tes).

SARAN
Saran penulis adalah, sebagai manusia biasa kami sadar bahwa pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan kelemahan adalah
milik kita sebagai makhluk yang diciptakan-NYA. Maka dengan demikian demi terciptanya
makalah yang lebih baik untuk kedepannya, kami mohon sekiranya para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun, semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk-Nya kepada kita semua.

Anda mungkin juga menyukai