Salah satu instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah kuesioner, atau
disebut juga daftar pertanyaan (terstruktur). Kuesioner ini biasanya berkaitan erat
dengan masalah penelitian, atau juga hipotesis penelitian yang dirumuskan. Disebut
juga dengan istilah pedoman wawancara (interview schedule), namun istilah yang biasa
digunakan yaitu kuesioner.
Kuesioner penelitian adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang
sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan, serta mudah untuk mendapatkan
responden dalam jumlah yang besar. Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner
adalah data yang kita kategorikan sebagai data faktual. Kuesioner yang didesain dengan
baik dapat mengumpulkan informasi sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh peneliti.
Hasil kuesioner sangat banyak tergantung pada subjek penelitian sebagai
responden, sedangkan pihak peneliti dapat mengupayakan peningkatan reliabilitas itu
dengan cara penyajian kalimat-kalimat yang jelas dan disampaikan dengan strategi
yang tepat.
Apa yang akan Saya cari dari penelitian ini? – rumusan masalah
Apakah data yang akan Saya dapatkan terkait dengan pengetahuan atau level
pemahaman responden atau tentang pola perilaku responden atau aktivitas
responden atau kemampuan memecahkan permasalahan dan kemampuan
membuat keputusan?
Mengapa kuesioner menjadi alat atau instrumen penelitian yang paling terbaik
untuk menggali data di dalam penelitian ini? Apakah ada alternatif instrumen yang
lain?
Apakah kuesioner yang Saya rancang mampu mengukur fenomena permasalahan
yang ingin Saya temukan jawabannya melalui penelitian ini?
Bagaimana cara Saya merancang kuesioner?
Bagaimana cara Saya mendistribusikan kuesioner?
Rancangan kuesioner secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
(Burgess, 2001):
a. Menentukan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden
b. Memilih tipe pertanyaan untuk setiap daftar pertanyaan yang sudah ditentukan
sebelumnya dan menyusun pertanyaan kuesioner dengan efektif
c. Merancang sekuensial kelompok pertanyaan dan mengatur tata letak dari
kuesioner
Bagian-bagian kuesioner ada 2 bagian pokok yaitu :
1. Bagian Pengantar, yang terdiri atas penjelasan, tujuan kuesioner, identitas peneliti
(dibuat cover)
Tujuan kuesioner dibuat untuk menjelaskan pada responden mengenai tujuan
pemberian kuesioner atau tujuan penelitian, data apa yang diharapkan, manfaat apa
yang dapat diperoleh masyarakat dari hasil penelitian, kewenangan peneliti, dan
kerahasiaan jawaban responden.
2. Bagian Isi, yang terdiri atas identitas umum responden dan pertanyaan-pertanyaan
utama.
Identitas umum responden harus memuat hanya data mengenai responden yang
benar-benar diperlukan saja. Sedapat mungkin jangan menanyakan hal-hal yang
sensitif apabila tidak benar-benar merupakan bagian dari data yang perlu
dikumpulkan. Misalnya pertanyaan mengenai agama atau status perkawinan yang
kalau tidak memang perlu sebaiknya tidak ditanyakan.
Diluar identitas umum responden, adalah inti dari kuesioner itu sendiri yang berupa
pertanyaan-pertanyaan mengenai data pokok yang diperlukan penelitian, yang
kerangkanya telah lebih dahulu dibuat berdasarkan tujuan penelitian dan prasurvei
sebelumnya.
Ada tiga jenis pertanyaan dalam kuesioner, yaitu:
1. Pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan dimana semua alternatif jawaban responden
sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang
dianggapnya sesuai. Kuesioner yang menggunakan pertanyaan tipe ini
memungkinkan dilakukannya analisa statistik karena pilihan alternatif jawaban
yang ditentukan oleh peneliti akan diubah ke dalam kode statistik.
Keuntungan Kerugian
Jawaban-jawaban bersifat standar Sangat mudah bagi responden untuk
dan bisa dibandingkan dengan menebak setiap jawaban, meskipun
jawaban orang lain sebetulnya mereka tidak memahami
Jawaban-jawabannya jauh lebih masalahnya
mudah dikoding dan dianalisis, Responden merasa frustrasi dengan
bahkan sering secara langsung sediaan jawaban yang tidak satu pun
dapat dikoding dari pertanyaan yang sesuai dengan keinginannya
yang ada, sehingga hal ini dapat Sering terjadi jawaban-jawaban yang
menghemat tenaga dan waktu terlalu banyak sehingga
Responden lebih merasa yakin akan membingungkan responden untuk
jawaban-jawabannya, terutama bagi memilihnya
mereka yang sebelumnya tidak Tidak bisa mendeteksi adanya
yakin perbedaan pendapat antara
Jawaban-jawaban relatif lebih responden dengan peneliti karena
lengkap karena sudah dipersiapkan responden hanya disuruh memilih
sebelumnya oleh peneliti alternatif jawaban yang tersedia
Analisis dan formulasinya lebih
mudah jika dibandingkan dengan
model kuesioner dengan jawaban
terbuka
* Kata atau kalimat harus diganti dengan kata yg lebih dikenal atau umum
2. Apakah pertanyaannya jelas dan spesifik
Contoh :
Apakah anda pergi ke dokter akhir‐akhir ini?
Ke mana anda pergi berobat jika sakit?
3. Apakah pertanyaannya mendua/ambigu
Contoh :
Apakah anda setuju atau menentang penutupan bangsal penyakit akut
dan penyakit kronis di kota ini?
Revisi :
Apakah anda setuju atau menentang penutupan bangsal penyakit akut di
kota ini?
Apakah anda setuju atau menentang penutupan bangsal penyakit kronis
di kota ini?
4. Apakah ada dua kata‐kata negatif?
Contoh :
Menurut Anda apakah kekurangan vaksin campak tidak merupakan
masalah di Malang?
Revisi :
Menurut Anda apakah kekurangan vaksin campak merupakan masalah di
Malang?
5. Apakah pertanyaan yang terlalu menuntut?
Contoh :
Jawablah dengan mengurutkan 15 tanda-tanda bahaya dari yang paling
berbahaya ke paling tidak berbahaya
6. Apakah pertanyaan terlalu mengarahkan/ bias?
Contoh :
Seberapa sering anda memukul istri anda?
Bagaimana dokter harus dibayar: dengan gaji bulanan, dari pemerintah,
atau apa?
Apakah anda bekerja? Atau apakah anda punya pekerjaan saat ini?
7. Apakah pertanyaan dapat diterapkan untuk semua responden? Menggunakan
pilihan skip
Contoh :
Apakah Anda pergi ke dokter minggu yang lalu?
1. Tidak ke pertanyaan no 5 halaman 2
2. Ya
Berapa menit Anda menunggu di ruang tunggu sebelum bertemu doktern
ya?
1. Kurang dari 5 menit
2. 5‐10 menit
3. 11‐15 menit
4. 16‐30 menit g
5. Lebih dari 30 menit
8. Apakah pertanyaan dapat diperpendek tanpa mengurangi artinya?
Contoh :
Apakah perlu pajak penjualan untuk obat‐obatan yang dapat dibeli
dengan permintaan dokter/resep diturunkan sehingga orang hanya akan
membayar 2 % daripada 10 % untuk setiap rupiah yang dikeluarkannya?
9. Apakah pertanyaan ada kemungkinan untuk tidak dijawab/ditolak?
Contoh :
Berapa juta rupiah pendapatan keluarga anda pada tahun 2003?
Revisi :
Kategori mana yg paling tepat untuk menggambarkan pendapatan keluar
ga anda di tahun 2003?
1. Kurang dari 24 juta
2. 24‐36 juta
3. 36‐60 juta
4. lebih 60 juta
10. Apakah jawaban dipengaruhi oleh tipe pilihan?
Contoh :
• Anda setuju atau tidak setuju jika dokter itu mendapatkan uang lebih
banyak dari seharusnya?
Revisi :
• Menurut pendapat anda, apakah dokter itu mendapat uang lebih sedikit
dari seharusnya, lebih dari seharusnya, mendapat cukup, atau Anda tidak
mempunyai pendapat?
1. Lebih banyak
2. Lebih sedikit
3. Cukupan
4. Tidak mempunyai pendapat
11. Apakah pertanyaan berasumsi bahwa semua responden mengetahui semua
hal? atau berasumsi bahwa kita tahu kondisi/perilaku responden?
Kadang orang tidak tahu kapan terakhir pergi ke dokter, kapan memakan vita
min, jadi tambahkan pilihan jawaban seperti tidak tahu, menolak menjawab, at
au not applicable, atau pilihan terbuka.
Contoh :
Apakah perut lebih kecil dari kehamilan sebelumnya?
Ketika Anda pergi ke dokter, berapa lama sebelumnya Anda membuat
janji?
Apakah anda pergi ke dokter dalam 3 bulan terakhir?
Apakah biasanya membuat janji terlebih dahulu?
12. Apakah pertanyaan yang menyangkut waktu diberikan dengan tepat?
Bulan atau tahun disertakan dalam pertanyaan secara lengkap dan detail.
13. Apakah jawaban bisa dibandingkan dengan data yang sudah ada?
Data demografi dibanding dengan data sensus.
Jika maksudnya adalah membandingkan data, maka pastikan bahwa item
pertanyaan sama dengan data yang sudah ada
14. Apakah semua jawaban sudah tertera dalam pertanyaan?
Jika tidak yakin, beri tempat untuk jawaban lain‐lain
15. Apakah jawaban diberikan secara berurutan?
Contoh :
Darimana pertama anda mendengar tentang RS X?
1. dari suami/istri
2. dari dokter saya
3. dari televisi/radio
4. dari iklan di koran
5. dari kerabat
6. lainnya, sebutkan…………………….
Skala Likert
Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena tertentu yang ingin diketahui. Dalam angket skala Likert biasanya disediakan
lima alternatif jawaban, misalnya: SS, S, N, TS, dan STS. Agar peneliti dapat dengan
mudah mengetahui apakah seorang responden menjawab dengan sungguh-sungguh
atau asal-asalan, sebaiknya angket disusun berdasarkan pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif, penskoran jawaban biasanya sebagai
berikut: SS = 5; S = 4; N = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif
sebaliknya.
Contoh :
No Pertanyaan Jawaban
1 Kemampuan mengajar pemateri penyuluhan SS S N TS STS
sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
saya
2 Pemateri penyuluhan datang terlambat ke SS S K J TP
lokasi penyuluhan
SS = Sangat setuju; S = setuju; N = netral; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak setuju
SS = Sangat sering; S = sering; K = kadang-kadang; J = jarang; TP = tidak pernah
Skala Guttman
Uuntuk mengukur secara tegas dan konsisten tentang sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang ingin diketahui.
Dalam skala Guttman hanya disediakan dua alternatif jawaban (dikotomi), misalnya: Ya
- tidak; setuju - tidak setuju; pernah - tidak pernah. Sehingga jika datanya
dikuantitatifkan, nilainya hanya 0 atau 1 saja, atau hanya 1 atau 2 saja. Data yang
diperoleh dari angket skala Guttman dapat dikategorikan skala nominal atau ordinal.
Contoh :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah tempat tinggal Anda jauh dari kampus Ya Tidak
2 Bila ada seorang mahasiswa yang datang terlambat Setuju Tidak Setuju
lebih dari 10 menit, maka dosen harus melarang
mahasiswa tersebut mengikuti perkuliahan
Skala Thurstone
Untuk mengukur tentang sikap, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena tertentu yang ingin diketahui. Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
Contoh :
Contoh :
Digunakan untuk mengukur sikap yang tidak berbentuk pilihan ganda maupun
checklist, akan tetapi disusun suatu garis kontinum yang jawabannya sangat positif
terletak pada bagian paling kanan dari garis sedangkan jawaban negative terletak pada
bagian paling kiri dari garis atau sebaliknya. Responden dapat memberi jawaban pada
rentang yang positif sampai dengan negatif.
Contoh :
Validitas Instrumen
1. Validitas teoritik, yaitu validitas yang didasarkan pada pertimbangan para ahli.
Validitas teoritik terdiri dari:
a. Validitas isi / validitas kurikuler (content validity), yaitu ketepatan suatu
instrumen ditinjau dari segi materi yang diujikan (untuk tes) atau ditinjau
dari segi dimensi dan indikator yang ditanyakan (untuk angket).
b. Validitas muka / validitas bentuk soal (pertanyaan/pernyataan) (face
validity), yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam
soal/pernyataan/pertanyaan sehingga jelas pengertiannya atau tidak
menimbulkan tafsiran lain.
Dalam menguji validitas teoritik suatu instrument, sebaiknya melibatkan paling
sedikit 3 orang ahli di bidangnya.
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat ketetapan suatu instrumen mengukur apa yang harus
diukur. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang akurat dapat diulang dan self
konsisten atau dimana hasil yang sama akan didapat apabila kuesioner yang sama
diterapkan pada populasi yang sama.
1. Test‐retest reliability
Diukur dengan memberikan kuesioner pada subyek yang sama dua kali dan
membandingkan hasilnya. Kuesioner dikatakan reliable bila tidak ada perubahan
hasil. Tes yang digunakan untuk data kontinu menggunakan koefisien korelasi
Pearson. Sedangkan untuk data non kontinu menggunakan koefisien korelasi
Spearman. Jumlah sampel yang digunakan minimal 30 sampel.
2. Inter-observer reliability
Hanya relevan bila kuesioner diselesaikan oleh pengamat dari luar yaitu diukur
dengan melihat derajad "agreement" antara beberapa pengamat
terhadap subyek yang sama. Tes ini dilakukan oleh satu observer atau lebih
secara independen dan tiap orang observer paling tidak menerapkan pada 15
orang responden. Hasil tes akan dibandingkan dengan Kappa atau koefisien
korelasi intraclass.
3. Internal consistency
Mengukur sejauh mana item pertanyaan dalam skala berhubungan satu dengan
lain satu dengan lain. Suatu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali saja pada
sekelompok subjek. Tujuannya melihat konsistensi antar item atau
antar bagian dalam tes itu sendiri. Ukuran konsistensi internal dilakukan dengan
coefficient alpha.