Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH METODOLOGI KUANTITATIF

“Penggunaan Kuesioner Kuantitatif Jenis dan Isi Pertanyaan


Metodologi Penelitian Kuantitatif, Susunan Pertanyaan dan Instruksi
Pengisian”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Kuantitatif

Dosen Pengampu :
Ardi Husein, S.E.I, M.Si

Disusun Oleh :
ADE LOLA EDRIA (0603202106)

RAISAH FAHIRAH (0603202111)

RAHMAN SIREGAR (0603203028)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
MEDAN
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah sebuah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
sesuatu secara teliti, kritis dalam mencari fakta-fakta dengan menggunakan langkah-
langkah tertentu. Penelitian kuantitatif sendiri merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Dalam suatu penelitian, pengumpulan data menjadi hal
yang sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan tersedianya data yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, sehingga simpulan yang
diambil adalah benar. Oleh karena itu dalam penelitian, metode pengumpulan data harus
dilakukan dengan tepat.
Metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Metode penelitian kuantitatif disebut juga sebagai metode ilmiah (scientific)
karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret, empiris, objektif,
terukur, rasional, dan sistematis. Disebut juga metode kuantitatif karena melibatkan
angka-angka dan teknik analisis yang menggunakan statistik.
Dalam setiap penelitian dan riset, data merupakan bagian yang terpenting dan
untuk memperoleh dan mengumpulkan data, ada beragam cara dan teknik yang bisa
dilakukan, salah satu metode mengumpulkan data dalam penelitian kuantitatif yaitu
dengan menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner ini seperti alat atau riset berupa
pernyataan tertulis, bertujuan untuk mendapatkan informasi dari responden mengenai hal-
hal yang ia ketahui melalui daftar pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda, isian, atau pun
check list. Dalam hal ini, penulis akan menjabarkan mengenai maksud, jenis, isi serta cara
membuat atau menyusun kuesioner itu dalam penelitian kuantitatif.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kuesioner penelitian kuantitatif?
1.2.2 Apa saja jenis dan isi kuesioner penelitian kuantitatif?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis pertanyaan kuesioner penelitian kuantitatif?
1.2.4 Bagaimana cara membuat atau menyusun kuesioner penelitian kuantitatif?

1
1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan kuesioner penelitian kuantitatif?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari kuesioner penelitian
kuantitatif.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja jenis serta isi kuesioner penelitian kuantitatif.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami cara membuat atau menyusun kuesioner
penelitian kuantitatif
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja jenis-jensi pertanyaan kuesioner penelitian
kuantitatif dan kelebihan dan kekurangannya.

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kuesioner Penelitian Kuantitatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kuesioner penelitian


adalah alat riset atau penelitian yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis. Supaya,
para peneliti bisa mendapatkan tanggapan dari kelompok yang terpilih melalui
wawancara pribadi dalam kuesioner penelitian tersebut. Selain itu, adapula kuesioner
menurut para ahli yaitu :

 Suroyo Anwar
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau
opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden.
 Bimo Walgito
Kuesioner merupakan sebuah daftar yang isinya pertanyaan yang nantinya dijawab oleh
para responden, yang akan diselidiki.
 Dewa Ketut Sukardi
Kuesioner adalah bentuk teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam metode
penelitian, dengan tidak atau membutuhkan kedatangan langsung dari sumber data .
 Komalasari
Angket atau yang dikenal pula dengan sebuah kuisioner merupakan alat yang secara
garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu: judul angket, pengantar yang berisi tujuan, atau
petunjuk pengisian angket, dan item-item pertanyaan yang berisi opini atau pendapat
dan fakta.
 Nazir
Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan yang secara logis
berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-
jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut
dibuat cukup terperinci dan lengkap.
 Sugiyono
Kuesioner penelitian adalah teknik pengumpulan data penelitian dengan cara memberi
daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawab.

3
 Suharsimi Arikunto
Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini merupakan suatu daftar pertanyaan
yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah
penelitian atau suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dapat diberikan
secara langsung atau melalui pos atau internet. Kuesioner sebagai salah satu instrumen
penelitian ilmiah ini pun banyak dipakai pada penelitian sosial, misalnya penelitian di
bidang sumberdaya manusia, pemasaran serta penelitian tentang keperilakuan
(behavioral research) yang menyangkut masalah dibidang akuntansi (behavioral
accounting) serta keuangan (behavioral finance). As for questionaires designed for use
in this quantitative studies are quite structured, with respondents choosing from a set of
possible responses1 (adapun kuesioner yang dirancang untuk digunakan dalam studi
kuantitatif ini cukup terstruktur, dengan responden memilih dari serangkaian
kemungkinan tanggapan).

Kemudian terdapat pihak-pihak (stakeholders) yang berkepentingan dengan


kuesioner atau yang terlibat di dalamnya. Cara penulisan dan tata letak kuesioner akan
berdampak kepada masing-masing pihak. Setidaknya terdapat lima pihak yang memiliki
kepentingan dengan kuesioner. Setiap pihak memiliki persyaratan yang berbeda, antara
lain2 :

a. Klien
Orang yang mendanai survei menginginkan kuesioner untuk mencari informasi
yang bisa digunakan untuk menjawab tujuan bisnisnya.
b. Interviewer
Menginginkan kuesioner yang bisa langsung dikelola, memiliki pertanyaan
yang mudah dipahami oleh responden dan mudah dicatat.
c. Responden

1
Willian L. Goodwin and Laura D. Goodwin, Understanding Quantitative and Qualitative
Research in Early Chilhood Education, (New York: Teachers College Press, 1996), hlm 88.
2
Eko Nugroho, Prinsip-Prinsip Menyusun Kuesioner, (Malang: UB Press, 2018) hlm 25-26.

4
Menginginkan kuesioner yang mengandung pertanyaan yang bisa dijawab
tanpa membutuhkan usaha yang banyak, serta bisa menarik tanpa menyita
banyak waktu.
d. Pengolah data
Memerlukan susunan kuesioner yang mudah untuk dimasukkan (data entry),
jika perlu, bisa langsung membuat tabel atau analisis yang diperlukan.
e. Peneliti atau penyusun kuesioner harus berupaya untuk memenuhi kebutuhan
keempat pihak tersebut, untuk itu, ketika menyusun kuesioner yang telah
disesuaikan dengan anggaran yang telah disetujui oleh pihak penyandang dana,
penyusun kuesioner harus menyesuaikan lama wawancara dan struktur survei.

Dalam memenuhi harapan seluruh pihak, peneliti harus menyeimbangkan


permintaan masing-masing pihak yang berbeda tersebut. Ada dua pihak yang perlu
mendapat prioritas tertinggi yaitu pihak penyandang dana survei dan responden.
Kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak penyandang dana mutlak harus
terpenuhi. Begitu juga dengan responden, karena adanya kerjasama yang baik sangat
tergantung dari persetujuannya untuk diwawancarai dan jawaban jujur atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan serta memerlukan kondisi mental yang baik.

Kuesioner ini disusun dengan berbagai macam cara yang digunakan di banyak
situasi yang berbeda dengan menggunakan banyak media koleksi data yang berbeda pula.
Kuesioner berisi daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif jawaban yang tersedia,
sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap,
keadaan, atau pendapat pribadinya. Pada penelitian pemasaran, istilah kuesioner merujuk
baik pada kuesioner yang pengisiannya diisi sendiri oleh peserta survei, maupun merujuk
pada instrumen survei yang dikelola oleh interviewer ketika tatap muka secara langsung
maupun melalui telepon. After that questionnaires can be used to gather information
about large numbers of respondents (populations) and from small groups (samples) too.
Most social science research is conducted with samples. The sample method used most
often is the probability or random sample. Samples that are representative of the
population are surveyed; the researcher then makes inferences about the population from
the sample data. Within some known margin of error, the sample statistics are assumed
to reflect the population's parameters. Careful planning and construction of the

5
questionnaire is, therefore, a critical step in research3 (setelah itu, kuesioner ini juga
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang sejumlah besar responden
(populasi) dan dari kelompok kecil (sampel). Sebagian besar penelitian ilmu sosial
dilakukan dengan sampel. Metode sampel yang paling sering digunakan adalah sa mpel
probabilitas atau random. Sampel yang mewakili populasi yang disurvei: peneliti
kemudian membuat kesimpulan tentang populasi dari data sampel. Dalam beberapa
margin kesalahan yang diketahui, statistik sampel diasumsikan mencerminkan parameter
populasi. Oleh karena itu, perencanaan dan konstruksi kuesioner yang cermat merupakan
langkah penting dalam penelitian). Dengan kata lain kuesioner ini juga merupakan alat
pengumpulan data primer dengan metode survei untuk memperoleh opini responden.
Adapun kuesioner dapat didistribusikan kepada responden dengan cara :

 Langsung oleh peneliti (mandiri),


 Dikirim lewat pos (mail question air),
 Dikirim lewat komputer misalnya surat elektronik (e-mail).

Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti apabila responden relatif dekat dan
penyebarannya tidak terlalu luas. Lewat pos ataupun e-mail memungkinkan biaya yang
murah, daya jangkau responden lebih luas, dan waktu cepat. Tidak ada prinsip khusus
namun peneliti dapat mempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya dalam hal akan
dikirim lewat pos, e-mail ataupun langsung dari peneliti. Menurut Jogiyanto, Kuesioner
dapat digunakan untuk memperoleh informasi pribadi misalnya sikap, opini, harapan dan
keinginan responden. Idealnya semua responden mau mengisi atau lebih tepatnya
memiliki motivasi untuk menyelesaiakan pertanyaan ataupun pernyataan yang ada pada
kuesioner penelitian. Apabila tingkat respon (repon rate) diharapkan 100% artinya semua
kuesioner yang dibagikan kepada responden akan diterima kembali oleh peneliti dalam
kondisi yang baik dan kemudian akan dianalisis lebih lanjut. Dalam hal ini jelas bahwa
responden diharapkan memberikan respon sebaik-baiknya sekaligus menyerahkan
kembali kuesioner yang telah diisinya kepada peneliti. Namun demikian kadang-kadang
dalam kondisi tertentu, kuesioner tidak sampai kembali kepada peneliti. Dalam kasus
demikian tidak ada yang perlu dikahawatirkan karena tidak ada keharusan bahwa 100%

3
David E. McNabb, Research Methods Fr Politica Science: Quantitative, Qualitative and Mixed
Method Approaches, Thrid Edition, (New York: Routledge, 2021), hlm 108.

6
kuesioner dapat dikumpulkan kembali kepada peneliti, namun akan semakin baik apabila
tingkat respon semakin tinggi. Bahkan kuesioner yang dikirimkan lewat pos, apabila
tingkat respon sebesar 30% maka sudah dapat dikatakan.

Peneliti juga harus merancang bentuk kuesionernya, yaitu pertanyaan yang


sifatnya terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden menjawab
bebas dan seluas-luasnya terhadap pertanyaan namun dalam pertanyaan tertutup,
responden hanya diberi kesempatan memilih jawaban yang tersedia. Pertanyaan tertutup
akan mengurangi variabilitas tanggapan responden sehingga memudahkan analisisnya.
Pilihan jawaban yang diberikan dapat berupa pilihan dikotomis sampai dengan
pertanyaan pilihan ganda yang memungkinkan gradasi preferensi responden. Tahap
berikutnya perlu diketahui tentang wujud kuesioner penelitian yang baik. Untuk itu perlu
dibahas beberapa prinsip penyusunan kuesioner, yang bertitik tolak dari variabel yang
akan diteliti. Dalam hal ini terkait dengan jenis data, yaitu salah satunya data kuantitatif.
Data kuantitatif lebih mudah diukur, yang meliputi data diskrit dan data kontinuum. Data
kotinuum meliputi data dengan skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Data dengan
skala nominal merupakan contoh dari data diskrit. Variabel kuantitatif lebih mudah
diukur misalnya suhu badan manusia, volume suatu barang, dll. Namun akan lebih sulit
untuk mengukur variabel-variabel sosial, misalnya apabila ingin mengetahui motivasi
karyawan, loyalitas pegawai, kinerja karyawan dan variabel sosial lainnya. Pada saat
mengukur kinerja karyawan, apakah peneliti benar-benar mengukur kinerja ataukah
sebenarnya dia mengukur produktivitas? Apabila ingin mengukur variabel kinerja
karyawan sebaiknya menggunakan instrument kuesioner yang benar-benar mengukur
kinerja karyawan, dan apabila ingin mengukur variabel produktivitas karyawan sebaiknya
menggunakan instrumen kuesioner yang benar-benar mengukur produktivitas karyawan. 4

Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya sehingga


penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable. Instrumen yang valid
berarti instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur, sedangkan instrument yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama pula.

4
Puji Hastuti, “Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian”, Jurnal Agribisnis dan Pengembangan
Wilayah, Vol. 2 No. 1 (Desember 2010), 45-46.

7
Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya alat ukur
yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau objek yang ingin
diukur. Reabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan
memiliki reabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh
peneliti lain akan tetapi memberikan hasil yang sama. Jadi reabilitas adalah seberapa jauh
konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur dalam
hal dan objek yang sama5

Kemudian adapula beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari pembuatan suatu
kuesioner penelitian yaitu diantaranya :
 Kuesioner dapat menghasilkan informasi sebagai bahan dasar dalam pembuatan
hasil penelitian.
 Kuesioner bermanfaat untuk memperoleh data dengan tingkat validitas yang
tinggi.
 Kuesioner mampu menghasilkan data perbandingan sehingga nantinya
memeroleh evaluasi yang mendalam.
 Kuesioner mampu mengetahui sikap dari responden secara langsung.

2.2 Jenis dan Isi Kuesioner Penelitian Kuantitatif


Adapun setidaknya ada empat jenis kuesioner ini, yaitu kuesioner terbuka,
tertutup, kuesioner dengan dua alternatif jawaban dan kuesioner campuran. Kuesioner
atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung dari sudut pandangnya.

1) Kuesioner Terbuka.
Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan yang memberi kesempatan kepada
responden untuk menuliskan pendapat mengenal pertanyaan yang diberikan
peneliti sehingga dalam hal ini proses mendapatkan datanya bisa dibilang
memerlukan keahlian penelitian dalam memberikan pertanyaan yang mudah
untuk di pahami. Atau dengan kata lain, kuesioner ini disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan

5
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm. 65.

8
kehendak dan keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti
belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban
yang ada pada responden.
Adapun untuk contoh kuesioner terbuka dengan judul penelitian;

Tingkat Kepuasan Peserta Didik terhadap Fasilitas di Perpustakaan

Sebagai pertanyaan dalam kuesioner terbuka misalnya saja :

Apakah Anda sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada di


sekotah?

Bahasa yang dipergunakan dalam kuesioner terbuka harus dapat dipahami oleh
responden, dan kalimat yang terdapat dalam kuesioner harus sederhana.
Kalimat yang dipilih dalam pembuatan kuesioner untuk pertanyaan terbuka
harus spesifik pada permasalahan penelitian yang akan dikaji agar tidak karuan
kemana-mana. Contohnya saja ketika memberikan pertanyaan terkait indeks
sebuah produk dalam usaha perdagangan. Proses pembuatan kuesioner
haruslah dengan bahasa yang sehari-hari dipergunakan masyarakat sehingga
setiap informan dapat menjawabnya dengan mudah. Adapun keuntungan dan
kerugian kuesioner terbuka yaitu :

 Responden bebas, tidak terikat pilihan jawaban. Jawaban dapat membuka


ojek penelitian seluas luasnya.
 Pengolahan data sulit dan pengisian kuesioner akan makan waktu banyak.

2) Kuesioner Tertutup
Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang responden tidak diberi kesempatan
dalam menjawab. Jawaban dari pertanyaan kuesioner sudah disediakan oleh
peneliti.6 Kuesioner ini disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang
sesuai. Dalam pembuatan kuesioner harus menghindari kalimat yang
mengandung unsur SARA. Terkecuali memang mendesak untuk diberikan

6
Mohammad Faiz Ilhami., Arief Laila Nugraha dan Hana Sugiastu Firdaus, “Visualisasi Peta
Fasilitas Penumpang Wisata Religi Kabupaten Demak Menggunakan Aplikasi Carrymap”, Jurnal Geodesi
Undip, Vol 6 No. 4 (Oktober 2017), 222.

9
misalnya terkait dengan penelitian radikalisme yang sampai saat ini
menyudutkan umat Islam. Pertanyaan dalam pembuatan kuesioner tertutup
yang diberikan sebisa mungkin harus dipersingkat hal ini dilakukan guna
menghemat waktu dalam proses riset. Pembuatan kuesioner untuk pertanyaan
tertutup harus memperhatikan tingkat pemahaman responden yang bisa
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pra-riset dalam sebuah penelitian.
Adapun keuntungan dan kerugian kuesioner tertutup yaitu :

 Respoden tidak perlu menulis, sehingga tidak perlu memakan waktu


 Responden tidak diberi kebebasan menjawab diluar jawaban. Pilihan
jawaban belum tentu lengkap dan tidak membuka ojek penelitian seluas
luasnya
3) Kuesioner Dengan Dua Alternatif Jawaban
Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup memenuhi
kebutuhan belajar Anda?
Ya ( )

Tidak ( )

4) Kuesioner Campuran
Kuesioner campuran adalah perpaduan antara jenis kuesioner terbuka dan
tertutup. Bisanya teknik ini dipergunakan selain mengetahui topik yang
mendalam guna mendapatkan serangkaian data-data penelitian berupa angka.
Contoh Kuesioner Campuran

Apakah Anda setuju apabila koneksi Internet dapat diakses gratis oleh seluruh
peserta didik?

( ) Setuju, alasannya..

( )Tidak setuju, alasannya…

Adapun peneliti harus secara hati-hati dalam mendesain isi dan tujuan pertanyaan
yang disusun dalam kuesioner. Dalam konteks ini, validitas isi dengan menggunakan
evaluasi dari penilai (tim ahli/promotor) dapat dijadikan pedoman untuk memperoleh
penilaian mengenai kesesuaian item pernyataan dengan konsep yang ingin diukur mau-
pun kelengkapan isi dari kuesioner itu sendiri yang sebelumnya sudah melalui tahapan

10
operasionalisasi (dimensi dan elemen) yang ingin diukur. Dari sisi tujuan, jika isi
pertanyaan ditujukan untuk mengukur, maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan
jawaban. Misalnya, untuk data-data pribadi seperti usia, penghasilan, tingkat pendidik-
an dapat diberikan pilihan jawaban dalam bentuk kategori. Responden biasanya lebih
menyukai adanya pilihan jawaban yang bersifat rentang/kategorial dibanding jawaban
langsung terutama pada pertanyaan-pertanyaan seperti usia dan penghasilan (atau
informasi pribadi lainnya).

Dengan kata lain, seorang peneliti harus maksimal dalam membuat isi kuesioner
dikarenakan pemahaman responden terhadap isi kuesioner yang belum tentu sama dengan
apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Hal ini tentunya dapat menyebabkan adanya
jawaban yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan hal ini tentu akan
berakibat terhadap rendahnya validitas data yang dihasilkan dalam penelitian. Oleh
karena itu. aspek yang amat penting dalam penggunaan kuesioner sebagai teknik
pengumpulan data adalah kejelasan isi kuesioner atau kualitas kuesioner sebagai
instrumen.

2.3 Jenis-Jenis Pertanyaan Kuesioner Penelitian Kuantitatif


Jenis-jenis pertanyaan kuesioner penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
 Free Response
Jenis pertanyaan ini jawabannya tidak terbatas dan terserah kepada responden.
Biasanya jenis pertanyaan ini digunakan untuk mengenai opini, persepsi atau
motif tertentu dari responden. Contohnya yaitu :
Bagaimana pendapat Saudara tentang program pemberantasan DBD?
Pertanyaan seperti ini membolehkan responden untuk menjawab apa yang dia
pikir, ketahui dan sebagainya. Kelemahan dari jenis pertanyaan semacam ini
adalah sulit untuk diolah dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan dari
jawaban-jawaban para responden.
 Directed Response
Berbeda sedikit dengan free response, jenis pertanyaan ini sudah sedikit
diarahkan, tidak terlalu luas misalnya untuk contoh pertanyaan tentang program
pemberantasan DBD. Nah, pasti jawabannya itu lebih terarah dan lebih mudah
untuk dibandingkan antara jawaban dari satu responden ke lainnya karena hanya
menyangkut masalah yang lebih kecil dan sama.

11
 Multiple Choice
Jenis pertanyaan ini jawabannya sudah disediakan dan responden tinggal
memilih satu jawaban yang sesuai dengan opininya. Misalnya pertanyaan
seperti :
Bagaimana pendapat Saudara tentang perlu tidaknya pemberantasan DBD
melibatkan masyarakat?
- Tidak tahu
- Tidak perlu
- Perlu
Keuntungan jenis pertanyaan ini ialah tidak sulit menjawabnya karena hanya
memilih dan juga mudah dalam pengolahannya. Perlu diingat disini bahwa jenis
pertanyaan ini baik untuk digunakan kalau kita sudah yakin dan tahu benar
kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan.
 Check List
Bentuk ini adalah modifikasi dari multiple choice. Di sini kita diberi kebebasan
untuk memilih jawaban sebanyak mungkin. Sebagai contoh dalam hal ini adalah
pertanyaan tentang tempat bersarangnya nyamuk penular DBD.
- Bak mandi
- Tempayan
- Ban bekas
- Pot bunga, dan seterusnya.
Jawaban responden bisa lebih dari satu dan bahkan mungkin semua akan di
check yang berarti responden mengetahui dimana saja nyamuk penular DBD
dapat bekembang biak/bersarang.
 Ranking Question
Untuk pertanyaan semacam ini responden diminta untuk mengurutkan jawaban-
jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat responden. Contohnya yaitu
seperti :
Menurut pendapat Saudara, metode apa yang Saudara paling anggap efektif dan
efisien untuk memberantas penyakit demam berdarah?
- Fogging

12
- Fogging dan Abatesasi
- Fogging, Abatesasi dan PSN
Disini responden cukup memberikan jawaban pertama apa kedua atau ketiga.
 Dichotomous Question.
Disini responden hanya diberikan kebebasan untuk memilih satu jawaban saja
dari dua jawaban yang sudah disediakan. Jenis pertanyaan ini banyak
menggunakan "Ya dan Tidak". Misalnya :
Apakah Saudara dalam satu bulan terakhir ini melakukan supervisi dalam
kaitannya dengan pelaksanaan program pemberantasan DBD?
Jawabannya adalah "Ya" atau "Tidak."
Sedangkan menurut Herliana, terdapat jenis-jenis pertanyaan yang berhungan
dengan kuesioner, yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu diantaranya :
- Pertanyaan tentang pendapat (opini), yakni berkaitan dengan perasaan dan sikap
responden terhadap suatu hal.
- Pertanyaan tentang persepsi diri, yaitu menyangkut bagaimana cara responden
menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri, yaitu dalam hubungannya dengan
orang lain atau lingkungan.
- Pertanyaan tentang fakta menyangkut data nyata dari seorang responden,
misalnya mengenai agama, pendidikan, umur, jumlah penghasilan, jenis
kelamin, dan sejenisnya. Selain itu, informasi yang diketahui oleh responden
juga dikategorikan dalam fakta.

2.4 Langkah-Langkah Membuat Kuesioner Penelitian Kuantitatif


Sebelum menyusun ataupun membuat angket/kuesioner dengan baik, maka
peneliti harus memperhatikan dan melakukan tahapan-tahapan berikut ini terlebih dahulu
yaitu :
a. Membuat kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum menyusun
pertanyaan-pertanyaan serta membuat petunjuk pengisian angket dengan
singkat dan jelas. 7
b. Menghindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah pengertian.

7
Erwin Widiasworo, Menyusun Penelitian Kuantitatif Untuk Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta:
Araska, 2019), hlm 89.

13
c. Merumuskan kalimat cara singkat jelas dan sederhana agar responden tidak
terlalu menguras tenaga dan pikiran saat mengisi angket.
d. Apabila terdapat kata-kata yang membutuhkan penekanan maka sebaiknya
diberi tanda seperti menggunakan huruf tebal atau menggunakan warna lain.
e. Angket sebaiknya dibuat semenarik mungkin agar menarik perhatian
responden dan juga tidak membosankan.
f. Pertanyaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden
untuk mengingat kembali hal-hal yang diperlukan untuk menjawab suatu
pertanyaan. Cara yang sering dipakai ialah menggunakan time line dengan
mengambil suatu peristiwa penting yang diingat oleh responden.
Selanjutnya, adapun beberapa langkah dalam pembuatan kuesioner yaitu sebagai
berikut8 :
1) Dalam perencanaan harus sudah ditentukan informasi atau data apa yang
diperlukan dan dari sumber mana data tersebut akan diperoleh.
2) Informasi atau data yang ingin diperoleh dari sumber tersebut harus di daftar
mulai dari data pokok yang diperlukan dan seterusnya. Umumnya tidak semua
data atau informasi yang di daftar akhirnya benar-benar diperlukan. Oleh
karena itu, data atau informasi yang tidak penting perlu dihilangkan. Hal
tersebut harus didasarkan pada kerangka pemikiran semula. Model atau
kerangka dasar pemikiran akan mengarahkan pemikiran kita ke arah hipotesis.
Berdasarkan hipotesis tersebut kita akan dapat menentukan data apa yang kita
perlukan atau perlu kita tanyakan.
3) Berikutnya adalah menentukan urutan topik. Topik mana yang paling baik
sebagai pembuka dan mana yang baik sebagai penutup dan lain sebagainya.
Dalam hal ini bila perlu dapat ditentukan pertanyaan- pertanyaan tertentu
untuk tidak ditanyakan pada kelompok responden tertentu dan lain
sebagainya.
4) Tentukan tipe pertanyaan apa yang harus kita gunakan untuk memperoleh
informasi/ data yang kita kehendaki. Apakah multiple choice, free response,
check list dan lainnya.

8
Kasnodiharjo, “Langkah-Langkah Menyusun Kuesinoer”, Media Litbangkes, Vol. 3 No. 2 (Juni
1993), 23-42.

14
5) Tuliskan susunan kata-kata untuk tiap pertanyaan. Pertanyaan- pertanyaan ini
harus ditulis dengan jelas agar mudah diketahui apakah pertanyaan-
pertanyaan tersebut terdiri dari satu elemen atau lebih digunakan, barulah kita
serta hubungannya dengan pertanyaan-petanyaan sebelumnya. Penulisan
pertanyaan ini pun biasanya diperbaiki berkali-kali agar susunan kata- katanya
maupun urutan pertanyaannya tersebut telah sesuai dengan tujuan dari
surveinya.
6) Setelah penulisan pertanyaan selesai, tentukan formatnya. Sediakan ruangan
yang cukup untuk jawabannya. Kalau ada pertanyaan multiple choice ataupun
check list harus sudah disiapkan kemungkinan jawaban- jawabannya.
7) Format kuesioner sudah selesai termasuk di dalamnya pertanyaan-pertanyaan
yang telah tersusun dan jawaban yang diperlukan, tetapi kemungkinan masih
terdapat kejanggalan-kejanggalan baik kata-katanya maupun susunannya.
Oleh karena itu, setelah format tersebut selesai sebaiknya kita teliti kembali
dan kalau perlu diperbaiki lagi.
8) Kalau sudah yakin semuanya benar dan sesuai dengan yang kita maksud,
tempatkan kembali diri kita sebagai responden. Dapatkah kita menjawab
semua pertanyaan tersebut dan hitunglah waktu yang diperlukan. Kalau
ternyata waktu yang diperlukan terlalu lama perlu dipikirkan kembali apakah
ada hal atau pertanyaan yang dapat dihilangkan.
9) Berikutnya adalah menempatkan diri kita sebagai interviewer. Apakah
pertanyaan- pertanyaan tersebut sudah baik mudah ditanyakan. Apakah
bahasanya wajar. Apakah mudah dibaca dan mudah untuk menuliskan
jawabannya.
10) Sampai dengan langkah ini semua pekerjaan dilakukan oleh yang berkepen-
tingan. Mungkin menurut pendapat kita semuanya sudah baik tetapi bisa saja
terdapat hal yang keliru kalau kita berhenti di sini.
11) Agar kuesioner lebih baik lagi, perlu dimintakan pendapat/saran dari pihak
yang banyak tahu tentang topik/ masalah yang hendak kita survei/teliti.
12) Kuesioner kemudian diuji coba di lapangan dengan beberapa responden
(pretest) untuk mengetahui apakah mudah digunakan di lapangan atau tidak.
Uji coba ini penting untuk penyempurnaan. Berdasarkan pengalaman/hasil uji

15
coba maka dapat diketahui mana pertanyaan yang perlu direvisi. Ada baiknya
setelah diperbaiki dilakukan uji ciba sekali lagi jika biaya memungkinkan.
13) Setelah uji coba, kuesioner siap untuk diperbanyak dan siap untuk digunakan
dalam penelitian/survei yang sebenarnya.
Dalam pembuatan kuesioner perlu memperhatikan berbagai permasalahan yang
sering timbul. Salah satu kesalahan yang sering terjadi yaitu pertanyaan yang terlalu
kompleks dan berujung pada kesalahpahaman. Berikut adalah tips dan trik penyusunan
kuesioner yang baik dari Dr. Tony Irawan, yaitu :

 Simple, kuesioner dibuat secara to the point, tidak kompleks dan mudah untuk
dimengerti.
 Memiliki ukuran yang jelas. Misal, jika ingin menanyakan luas lahan kepada
petani maka harus diiringi oleh satuan ukur yang jelas (seperti m2) sesuai
pemahaman responden.
 Pertanyaan yang diajukan tidak terlalu banyak/panjang. Hal ini akan membuat
responden menjadi jenuh dan berujung pada pengisian data yang asal-
asalan/tidak teliti.
 Pertanyaan sedapat mungkin diarahkan tertutup. Hal ini bertujuan memudahkan
peneliti untuk mengelompokkan jawaban dari responden, sesuai informasi yang
dibutuhkan.
 Jangan sampai menimbulkan ambiguitas. Ambiguitas akan membuat responden
menjadi bingung dan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan harapan.

Selain itu, adapula cara penyusunan kuesioner yang lainnya seperti berikut ini
yaitu :

1) Kesesuaian antara isi dan tujuan yang ingin dicapai kuesioner. Indikator variabel
sebaiknya dimanfaatkan secara tepat, jangan sampai teijadi kesalahan dalam
pengukuran variabel

2) Jumlah indikator atau dimensi cukup untuk mengukur variabel.

3) Skala pada kuesioner. Penggunaan skala pengukuran yang tepat, dalam hal
datanya nominal, ordinal, interval dan ratio lebih disarankan menggunakan
pertanyaan tertutup. Skala dapat berjumlah genap atau ganjil. Untuk penelitian di

16
Indonesia disarankan menggunakan skala dengan 4 tingkat (berarti skala genap)
yaitu:

1. (Sangat Setuju)

2. (Setuju)

3. (Kurang Setuju)

4. (Tidak Setuju)

Sebab terdapat kecenderungan bahwa individu di Indonesia cenderung bersikap


netral, apabila demikian responden lebih mempunyai sikap kepada setuju atau
tidak setuju.

4) Jumlah pertanyaan memadai, tidak terlalu banyak. Jumlah pertanyaan yang terlalu
banyak menimbulkan keenggan responden namun apabila terlalu sedikit
dikhawatirkan kurang mencerminkan opini responden.

5) Jenis dan bentuk kuesioner: tertutup dan terbuka, disesuaikan dengan karakteristik
sampelnya.

6) Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.


Kondisi responden terkait dengan: tingkat pendidikan, budaya, kerangka
referensi. Kalau responden kurang memahami kuesioner, selayaknya (apabila
memungkinkan) peneliti bisa membagikannya secara langsung kepada responden.
Bila demikian peneliti dapat memberikan penjelasan langsung apabila teijadi
ketidakpahaman responden.

7) Untuk melihat keseriusan responden perlu dinyatakan dalam pertanyaan


(pemyataan) yang positif maupun negatif sehingga informasi bias dapat
diminimalisir. Misalnya: “saya sangat menikmati kegiatan lomba karya ilmiah di
kampus saya”. Responden sekali waktu perlu dicek konsistensinya, misalnya pada
pemyataan berikutnya (dibuat lagi): “saya merasa jenuh dengan kegiatan lomba
karya ilmiah di kampus saya”.

8) Pertanyaan tidak mendua supaya tidak membingungkan responden. Misalnya


pemyataan: “saya yakin bahwa kegiatan ini mudah dan dapat segera diselesaikan
dalam waktu singkat” sebaiknya dipecah menjadi dua pemyataan berikut:
pertama: “Saya yakin bahwa kegiatan ini mudah untuk dilaksanakan”, dan yang

17
kedua: “Saya yakin bahwa kegiatan ini dapat segera diselesaikan dalam waktu
singkat”.

9) Pernyataan sebaiknya tidak memungkinkan jawaban ya atau tidak, disarankan


untuk membuat dalam beberapa gradasi, misalnya dalam suatu kontinuum yang
memungkinkan munculnya variasi nilai.

10) Pernyataan bukan hal yang sudah lama, masa lalu cenderung bias dan sudah
dilupakan.

11) Pernyataan tidak bersifat mengarahkan, tidak bersifat menggiring. Misalnya:

“Para pimpinan di tempat keija saya cendemng bersikap bijaksana, apakah anda
setuju?

1. (Sangat Setuju)

2. (Setuju)

3. (Kurang Setuju)

4. (Tidak Setuju)

Responden seolah digiring untuk bersikap menyetujui pemyataan yang menjadi


subyektivitas peneliti.

12) Pernyataan tidak membingungkan responden. Misalnya pemyataan:

“Saya merasa bahagia”, mungkin perlu dipeijelas dengan: Saya merasa bahagia
dalam kehidupan pernikahan saya”. Ada kemungkinan responden bingung karena
dia merasa bahagia dalam kehidupan perkawinannya namun tidak bahagia dalam
pekerjaannya.

13) Pernyataan tidak terlalu memberatkan responden. Seandainya berupa pernyataan


ataupun pertanyaan terbuka, perlu kronologi yang baik artinya diawali dengan
hal-hal ringan dan umum, dan seterusnya sampai kepada hal-hal yang bersifat
spesifik.

14) Jumlah dan urutan pertanyaan memberikan semangat responden untuk


menyelesesaikannya sampai tuntas.

Berikut merupakan contoh kuesioner beserta petunjuk atau instruksi pengisian


kuesioner :

18
Gambar 1. Contoh Kuesioner (Sumber: https://www.nesabamedia.com/wp-
content/uploads/2019/10/15-1.png)

19
Gambar 2. Contoh Kuesioner (Sumber: https://tutorialbahasainggris.co.id/wp-
content/uploads/2020/06/41006241-kuesioner-1-638.jpg)

20
2.5 Kelebihan dan kekurangan Metode Kuesioner Penelitian kuantitatif
Apabila digunakan dengan semestinya, metode kuesioner ini memilki beberapa
kelebihan diantaranya yaitu :
 Pengumpulan data lebih mudah, dikarenakan responden yang terpencar-pencar.
 Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
 Responden bisa merahasian identitas.
 Walaupun metode ini menggunakan sampel yang relatif besar, namun
pelaksanaannya dapat berlangsung dengan serempak.
 Metode ini relatif membutuhkan waktu yang sedikit.
 Penggunaan metode ini sangat tepat apabila digunakan pada penelitian dengan
sampel diatas 1000 responden.
 Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya
terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun angket atau kuesioner yang
telah diisi atau dijawab oleh responden. Kemampuan teknis dalam menggali
atau mencatat data seperti metode lain, tidak dibutuhkan disini. 9
 Memberikan waktu kepada responden untuk mempertimbangkan tanggapan
mereka dengan hati-hati tanpa gangguan.
 Seringkali, kuesioner dirancang sedemikian rupa sehingga jawaban atas
pertanyaan diberi skor, yang kemudian skor tersebut dijumlahkan untuk
mendapatkan ukuran keseluruhan dari sikap dan pendapat responden.

Kemudian adapun kekurangan atau keterbatasan metode kuesioner diantaranya


sebagai berikut :
 Metode kuesioner hanya dapat digunakan pada responden yang bisa membaca
atau menulis saja.
 Kemungkinan pada kasus tertentu, akan terjadi salah menerjemahkan beberapa
poin pertanyaan, dan peneliti pun tidak dapat memperbaiki itu dengan cepat
sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi jawaban responden.
 Jawaban responden bisa tidak objektif lagi apabila orang lain di sekitar
responden ikut mempengaruhinya pada saat pengisian angket/kuesioner.

9
Sanapiah Faisal, Dasar dan Teknik Menyusun Angket, (Surabaya: USANA, 1981), hlm 12-13

21
 Responden dapat menjawab seenaknya, atau kadang kala bersifat main-main
serta berdusta. Hal tersebut mungkin sekali terjadi, apabila angket/kuesioner
bersifat anonymous (tanpa nama dan alamat responden dilembaran angket) 10

10
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi kedua, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm 135-136

22
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti
dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian atau suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, serta dapat diberikan secara langsung atau melalui
pos atau internet. Kuesioner ini disusun dengan berbagai macam cara yang digunakan di
banyak situasi yang berbeda dengan menggunakan banyak media koleksi data yang
berbeda pula. Kuesioner berisi daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif jawaban
yang tersedia, sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi,
persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya. Kemudian terdapat pula pihak-pihak
(stakeholders) yang berkepentingan dengan kuesioner atau yang terlibat di dalamnya
seperti Klien, Interviewer, Responden, Pengolah data dan Peneliti atau Penyusun
kuesioner.
Lalu ada empat jenis kuesioner itu sendiri yaitu kuesioner terbuka (daftar
pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden untuk menuliskan pendapat
mengenal pertanyaan yang diberikan peneliti sehingga dalam hal ini proses mendapatkan
datanya bisa dibilang memerlukan keahlian penelitian dalam memberikan pertanyaan
yang mudah untuk di pahami), kuesioner tertutup (kuesioner yang respondennya tidak
diberi kesempatan dalam menjawab. Jawaban dari pertanyaan kuesioner sudah disediakan
oleh peneliti), kuesioner dengan dua alternatif jawaban dan kuesioner campuran
(perpaduan antara jenis kuesioner terbuka dan tertutup). Selanjutnya ada beberapa
langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner diantaranya seperti: kuesioner dibuat
secara to the point, tidak kompleks dan mudah untuk dimengerti, memiliki ukuran yang
jelas, pertanyaan yang diajukan tidak terlalu banyak/panjang, dan lain-lain.

23
SUMBER RUJUKAN

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan


Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi kedua. Jakarta: Kencana.
Fadillah, Sarifah Farrah. “15 Contoh Kuesioner Terbuka, Tertutup, Kepuasan Pelanggan
Dll”, diakses dari https://www.nesabamedia.com/contoh-kuesioner/ 18 Maret
2022, Pukul 20.00.
Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: USANA.
Goodwin, Willian L, dan Laura D. Goodwin. 1996. Understanding Quantitative and
Qualitative Research in Early Chilhood Education. New York: Teachers College
Press.
Hastuti, Puji. 2010. “Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian”. Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah, Vol. 2 No. 1 (hlm. 45-46). Bekasi: UNISMA.
Ilhami Mohammad Faiz, Laila Nugraha dan Hana Sugiastu Firdaus. 2017. “Visualisasi
Peta Fasilitas Penumpang Wisata Religi Kabupaten Demak Menggunakan
Aplikasi Carrymap”. Jurnal Geodesi Undip, Vol 6 No. 4 (hlm. 222). Jawa Tengah:
UNDIP.
Kasnodiharjo. 1993. “Langkah-Langkah Menyusun Kuesinoer”, Media Litbangkes, Vol.
3 No. 2 (hlm. 23-42). Jakarta Pusat: Badan Penelitian Pengembangan dan
Kesehatan.
McNabb, David E. 2021. Research Methods Fr Politica Science: Quantitative,
Qualitative and Mixed Method Approaches Thrid Edition. New York: Routledge.
Mutsani, Hasbi. “Kuesioner: Pengertian, Hal Yang Harus Diperhatikan, Fungsi,
Kelebihan, Kekurangan, Syarat Dan Langkah Membuat, Serta Contohnya
Lengkap”, diakses dari https://tutorialbahasainggris.co.id/kuesioner/ 18 Maret
2022, Pukul 22.25.

Nugroho, Eko. 2018. Prinsip-Prinsip Menyusun Kuesioner. Malang: UB Press.


Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Widiasworo, Erwin. Menyusun Penelitian Kuantitatif Untuk Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Araska.

24

Anda mungkin juga menyukai