Disusun Oleh
SEMESTER IV
ILMU KOMUNIKASI 3
DOSEN PENGAMPU :
KATA PENGANTAR
َّ ُ لرحْ َم ٍن ا
لر ِحي ِْم َّ ُ س ِم اُهللِ ا
ْ ِب
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
bagian tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Industri Periklanan, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang etika
dalam industry periklanan yang berisi penjelasan mengenai pengertian dan juga landasan
hukum yang menaungi. Walapun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan
tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada guru dosen mata kuliah industri
periklanan, bapak Dr. INDIRA FATRA DENI P, M.A yang telah membimbing kami agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara meyusun karya ilmiah yang baik dan sesuai kaidah
penulisan yang baik dan benar.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami membuat makalah ini sudah layak untuk di diskusikan pada acara presentasi kelas.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan diharapkan kepada dosen
pengampu dan teman-teman untuk memberikan arahan dan juga saran yang membangun
makalah ini dengan baik lagi.
Terima kasih
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Medan, 2022
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................4
BAB II .....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................5
A. Etika industri periklanan .................................................................................................................5
B. Landasan hukum etika periklanan di Indonesia...........................................................................8
BAB III ..................................................................................................................................................14
PENUTUP .............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan ................................................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................15
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
RUMUSAN MASALAH:
TUJUAN MASALAH:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika industri periklanan
a. Pengertian etika
Secara sederhana, etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang mencari jawaban atas
pertanyaan- pertanyaan moral. Etika berisi prinsip-prinsip moralitas dasar yang akan
mengarahkan perilaku manusia. Dengan semakin kompleksnya masalah moralitas di dunia
modern, tidaklah mudah menerapkan dikotomi (benar- salah) pada setiap masalah moral.
Setiap masalah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang dapat menghasilkan
pendapat atau penilaian yang berbeda-beda.
b. Pengertian iklan
Iklan (pariwara), yang didefinisikan sebagai “suatu bentuk komunikasi tentang produk
dan/atau merek kepada khalayak sasarannya, agar mereka memberikan tanggapan yang
sesuai dengan tujuan pengiklan”, telah hadir di bumi Nusantara ini ratusan tahun lamanya.
Menurut buku Reka Reklame yang disusun P3I, iklan pertama tercantum di surat kabar
Bataviasche Nouvelles edisi 8 Agustus 1744. Sejak itu iklan bertumbuh pesat sejalan
dengan semakin majunya perekonomian kita dan berkembangnya media penyampai pesan
periklanan.
c. Etika Periklanan
Sikap Industri
6
Dalam menyimak EPI baru ini industri periklanan telah semakin menegaskan dirinya di
bidang komunikasi, baik dalam kaitan posisi maupun komitmen. Posisi dan komitmen ini
telah menjiwai keseluruhan substansi yang tertuang dalam landasan etika yang telah
disempurnakan lagi ini.
Dalam kaitan posisi, industri periklanan menyatakan diri bukan saja menjadi komponen
terpenting, namun juga adalah inti dari komunikasi pemasaran ataupun komunikasi publik.
Bahkan lebih dari itu, industri periklanan menyatakan merupakan unsur yang tak-bisa-
ditiadakan dalam proses pembangunan perekonomian bangsa dan negara, sekaligus ikut
menegakkan sendi-sendi budaya Nusantara. Dalam kaitan komitmen,perlu disimak adanya
ketegasan dalam beberapa isu penting periklanan, khususnya dalam hal-hal:
a. Swakrama, sebagai sikap dasar industri periklanan yang dianut secara universal.
b. Menempatkan etika dalam struktur nilai moral yang saling dukung dengan ketentuan
perundang-undangan sebagai struktur nilai hukum.
h. Dukungan bagi segala upaya yang sah dan wajar untuk dapat meningkatkan belanja per
kapita periklanan nasional, denganmembuka peluang bagi beberapa institusi tertentu untuk
beriklan secara penuh ataupun terbatas.
7
EPI mengukuhkan adanya kepedulian yang setara pada industri periklanan, antara
keharusan untuk melindungi konsumen atau masyarakat, dengan keharusan untuk dapat
melindungi para pelaku periklanan agar dapat berprofesi dan berusaha dan memperoleh
imbalan dari profesi atau usaha tersebut secara wajar. Sepanjang yang menyangkut
periklanan, EPI ini menjadi induk yang memayungi semua standar etika periklanan intern
yang terdapat pada kode etik masing-masing asosiasi atau lembaga pengemban dan
pendukungnya. Dokumen-dokumen kode etik dimaksud antara lain:
Pijakan Awal
EPI mengakui bahwa periklanan adalah juga profesi dan bisnis kepercayaan, sehingga
seharusnyalah ia sarat dengan kandungan nilai-nilai batiniah. Karena itu, dalam
menyusunnya telah diupayakan untuk mengabaikan sejauh mungkin segala asumsi yang
bersifat ilusi. Dalam kaitan di atas, ada tiga pijakan yang digunakan, yaitu:
a. Memberi arah atau ancangan pada cita-cita terciptanya adab periklanan Indonesia yang
sejahtera secara ekonomi dan luhur secara budaya.
b. Agar tatanan etika mampu menjamin semua pelaku periklanan dapat hidup bersama
secara sehat dan lestari.
LINGKUP EPI
1. Tatanan
Pedoman etika (code of ethics) periklanan ini disusun dalam dua tatanan pokok, yaitu tata
krama (code of conducts) atau tatanan etika profesi dan tata cara (code of practices) atau
8
tatanan etika usaha. Meskipun demikian, keduanya beserta semua yang terkandung pada
bagian-bagian Pendahuluan, Mukadimah, Ketentuan, Penjelasan, Penegakan, dan
Lampiran harus diperlakukan sebagai satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan.
2. Keberlakuan
EPI ini berlaku bagi semua iklan, pelaku, dan usaha periklanan yang dipublikasikan atau
beroperasi di wilayah hukum Republik Indonesia.
3. Kewenangan
C. ASAS
Pasal 46 ayat 1
Siaran iklan terdiri atas siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan masyarakat.
UU 40/1999 - Pers
Pasal 13
Perusahaan pers dilarang memuat iklan:
1. Yang bersifat merendahkan martabat suatu agama dan atau menganggu kerukunan
hidup antar umat beragama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyakarat
2. Minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.
UU 32/2002 - Penyiaran
Pasal 46 ayat 3
Siaran iklan niaga dilarang melakukan:
a. promosi yang dihubungkan dengan ajaran agama/ideologi/pribadi/kelompok, yang
menyinggung perasaan/merendahkan martabat.
b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan
atau zat adiktif;
c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok;
d. hal‐hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai‐nilai agama;
e. eksploitasi anak di bawah umur 18 tahun.
Standar Program Siaran KPI
Pasal 35‐37
Pada kategori program siaran P, A, dan R, dilarang menayangkan siaran iklan yang
tidak sesuai dengan usia penonton, misal: rokok, obat kuat, kondom,
pakaian dalam, dsb.
Pasal 59
1.Program siaran iklan rokok hanya boleh disiarkan pada pukul 21.30 – 05.00 waktu
setempat.
2. Program siaran iklan produk/jasa untuk dewasa (misalnya obat/alat kontrasepsi,
deteksi kehamilan, vitalitas seksual) hanya disiarkan pukul 22.00‐03.00.
Tidak menyarankan untuk menkonsumsi, tidak memberi kesan bahwa itu menyehatkan,
tidak menggambarkan cara penggunaan. Utk rokok, tidak boleh memakai kata
“rokok”—tapi hanya sebut merek saja.
Pasal 2.3 ‐ Produk obat: tidak boleh menjanjikan kesembuhan tapi hanya
menghilangkan gejala; tidak berkesan rekomendasi oleh ahli kesehatan; tidak boleh
ada kata “aman”, “bebas efek samping” tanpa keterangan.
EPI – Ragam/Jenis Iklan
Pasal 2.4 ‐ Produk Pangan (makanan & minuman).
Tidak boleh ada pemeran balita untuk produk yang bukan untuk balita.
Produk pangan dengan kadar tinggi yg bisa membahayakan/menganggu pertumbuhan
anak tidak boleh ada di media/acara untuk anak‐anak. Produk untuk bayi tidak boleh
ada di media massa.
Pasal 2.11 ‐ Jasa penyembuhan alternatif: Harus ada ijin dari lembaga yang
berwenang. Tidak boleh menyalahgunakan simbol/ayatagama sebagai syarat untuk
menyembuhan.
Iklan tidak boleh menampilkan perlakuan yang tidak pantas terhadap hewan, utamanya
dari spesies yang dilindungi dan hewan peliharaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika berisi prinsip-prinsip moralitas dasar yang akan mengarahkan perilaku manusia.
Iklan (pariwara), yang didefinisikan sebagai “suatu bentuk komunikasi tentang produk
dan/atau merek kepada khalayak sasarannya.
Lingkup EPI ialah tatanan, keberlakuan dan kewenangan. Landasan hukum etika
periklanan Indonesia ialah UU 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU 32/2002 –
Penyiaran.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai media pembelajaran untuk
mahasiswa/I terutaman prodi Ilmu Komunikasi untuk bisa memahami dalam penyampaian dan
juga penulisan. Tidak di pungkiri terdapat banyak kekurangan dari penulisan makalah ini,
15
diharapkan penulis dapat lebih efektif lagi dan dapat lebih rapi dalam menyesuaikan kata kata.
Mohon maaf dengan segala penuh khilaf apabila banyaknya kekurangan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA