KEWIRAUSAHAAN
METODE PEMASARAN,
PRINSIP USAHA SYARIAH DAN RIBA
Dosen Pengampu:
Muhammad Khairul Afdhol, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
ZADIRA AYU SAPUTRI
NPM: 193210319
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini sangat berguna baik
bagi penulis sendiri. Mahasiswa atau mahasiswi maupun bagi pembaca budiman
sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pemasaran?
b. Apa saja faktor yang harus diperhatikan dalam pemasaran?
c. Apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran?
d. Bagaimana usaha bisnis dilakukan berdasarkan Syariah?
e. Apa saja larangan dalam usaha Syariah?
f. Apa yang dimaksud dengan riba dan apa hukumnya?
g. Bagaimana mengetahui unsur riba dalam sebuah usaha?
1
1.3.Tujuan
a. Mengetahui definisi dari pemasaran.
b. Mengetahui factor factor penting dalam pemasaran
c. Memahami konsep bauran pemasaran
d. Memahami konsep usaha Syariah
e. Memahami larangan dan perintah dalam usaha Syariah
f. Mengetahui definisi riba dan hukum riba
g. Memahami dan dapat mengidentifikasi unsur riba dalam usaha
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Metode Pemasaran
Menurut American Marketing Association, pemasaran adalah fungsi
organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan
dan memberikan nilai pada pelanggan untuk mengolah hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak pihak berkepentingan
terhadap organisasi. Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Sasaran dari bisnis adalah mengantarkan nilai pelanggan
untuk menghasilkan keuntungan (laba/profit).
3
Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan salran komunikasi,
distribusi dan layanan.
f. Rantai Pasokan (Supply Chain)
Merupakan saluran dari mulai penyediaan bahan mentah, komponen hingga
produk akhir sampai pada pembeli akhir.
g. Persaingan
Mencakup semua penawaran dan produk substitusi oleh pesaing baik secara
aktal atau potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh pembeli.
h. Lingkungan Pemasaran
Terdiri dari lingkungan tugas (perusahaan,pemasok, distributor ,dll) dan
lingkungan demografis (ekonomi, fisik, teknologi, politik dan hukum serta
sosial budaya)
4
h. Organisasi, dari kumpulan beberapa orang untuk menawarkan jasa,
sehingga membentuk organisasi, baik profit maupun non-profit, besar
maupun kecil, berlandaskan hukum maupun tidak.
i. Informasi, Era informasi begitu pesat berkat dukungan teknologi informasi
saat ini menjadikan peluang bisnis.
j. Ide, bentuk produk yang paling orisinil dan sangat aman dari penjiplakan
sehingga dapat menjadi peluang bisnis.
a. Relationship Marketing
Bertujuan membangun hubungan jangka Panjang yang saling memuaskan
dengan pelanggan, distributor dan pemasok.
b. Internal Marketing
Bertugas untuk merekrut, melatih dan memotivasi karyawan dalam
melayani pelanggan.
c. Social Responsibility Marketing
Menunutut pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis ke
praktik pemasarannya.
d. Integrated Marketing
Merencanakan kegiatan pemasaran dan merakir program pemasaran
terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai
bagi konsumen.
5
penurunan penjualan, penting bagi pemasar untuk menemukan kembali
eksistensi produk di pandangan konsumen.
b. Bauran pemasaran – harga (price)
Penyesuaian harga produk memiliki peran penting dalam strategi
pemasaran, dan mempengaruhi penjualan dan permintaan. Terdapat tiga
strategi penetapan harga utama, yaitu harga penetrasi pasar, pasar
menggelapkan harga dan harga netral
c. Bauran pemasaran – tempat (place)
Penempatan atau distribusi harus efisien, mudah dijangkau oleh konsumen
dan distributor. Terdapat tiga strategi distribusi yaitu distribusi intensif,
distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.
d. Bauran pemasaran - promosi (Promotion)
Promosi meningkatkan brand recognition dan penjualan. Promosi terdiri
dari berbagai elemen seperti, periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, publisitas, event sponsorship dan penjualan langsung.
6
2.2. Prinsip Usaha Syariah
2.2.1. Prinsip Umum Usaha Syariah
Menurut Fathurrahman Djamil, dalam usaha Syariah, terdapat prinsip
dasar yang harus diperhatikan. Yaitu:
a. Kaidah fikih
Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah boleh kecuali ada dalil
yang mengharamkan. Termasuk di dalamnya kegiatan transaksi
ekonomi di Lembaga keuangan Syariah.
b. Mempertimbangkan Manfaat
Muamalah dilakukan dengan atas dasar mempertimbangkan
medatangkan manfaat dan menghindari mudarat. Berarti segala jbentuk
muamalah yang dapat merusak atau mengganggu kehidupan
masyarakat tidak dibenarkan, seperti prostitusi, perjualan narkoba,
perjudian, dll.
c. Memelihara nilai keseimbangan dalam pembangunan.
Konsep keseimbangan meliputi keseimbangan atara pembangunan
material dan spiritual, pengembangan sector keuangan dan sector riilm
damn pemanfaatan serta pelestarian sumber daya.
d. Memelihara nilai keadilan
Implementasi keadilan dalam aktivitas ekonomi berupa aturan
melarang adanya unsur riba, zalim, masyir, gharar dan objek transaksi
haram.
7
d) Tidak menyembunyikan kecacatan produk
e) Tidak melakukan sumpah palsu
f) Longgar dan murah hati
g) Tidak menyaingi penjual lain
h) Tidak melakukan riba
i) Mengeluarkan zakat bila sampai pada nishab dan haulnya.
a) Halal
Halal dikategorikan dalam dua bentuk halal secara material, yaitu dinilai
dari wujud kebendaanya. Dan halal immaterial, yaitu kehalalan dinilai dari
car acara barang tersebut didapat.
b) Thayyiban
Berarti sesuatu yang baik dan memberikan manfaat tidak hanya pada diri
sendiri tetapi juga mitra bisnis dan masyarakat.
c) Kejujuran
Dijalankan dengan kejujuran agar mitra bisnis tidak mengalami kerugian.
d) Kewajaran
Bisnis harus dijalankan secara wajar (fair). Salah satu syarat dalam
mengambil keuntungan
e) Seimbang
Berbisnis harus dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan
dengan alam
f) Etos Kerja
Bermakna sebagai profesionalisme dalam berbisnis
8
a) Larangan Riba
b) Larangan berbuat tadlis (menyembunyikan cacat barang)
c) Larangan Gharar (taruhan)
d) Larangan Ghabn (Mengurangi takaran)
2.3. Riba
2.3.1. Pengertian
Riba berarti Az-ziyadah (tambahan). Istilah riba dikenal masyarakat
jahiliyah yang merujuk pada tambahan akibat penundaan pelunasan utang. Dengan
demikian, riba dapat diartikan dengan tambahan dalam transaksi bisnis tanpa ada
ganti rugi sah atas penambahan tersebut.
Artinya:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
9
a. Merampas kekayaan orang lain tanpa timbang atau imbalan, yang menjurus
pada eksploitasi.
b. Merusak nilai nilai moral
Jika bunga dilarang, ini akan menahan diri dalam meminjam untuk
memenuhi kebutuhan, dan jika dihalalkan kebutuhan manusia akan
menjadikan mereka meminjm satu rupiah untuk dua rupiah. Akibatnya, rasa
simpati dan syukur akan musnah.
c. Menimbulkan permusuhan
Pengutang yang menyadari hartanya diserahkan kaena bunga menimbulkan
perasaan tidak ikhlas dan berujung kepada kebencian
d. Yang kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin
Dalam masyarakat kapitalis, orang yang kaya memperkaya diri dengan dalih
membantu dari bunga pengutang.
10
barang yang diserahkan resiko atau menapat
selanjutnya. pendpaan tanpa modal.
Riba jahiliyah Penambahan hutang Tidak menggunakan
lebih dari hutang pokok akad kebaikan,
atau hutang awal melainkan akad bisnis.
dikarenakan orang
yang berhutang tidak
dapat membayar
hutang tepat waktu
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Sasaran dari bisnis adalah mengantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan
keuntungan (laba/profit)
b. Dalam pemasaran, terdapat 10 entitas produk yang dapat dipasarkan, dan dalam
merancang pemasaran terdapat factor yang harus diperhatikan sebagai pendekatan
bisnis, yaitu Relationship Marketing, Internal Marketing, Social Responsibility
Marketing dan Integrated Marketing
d. Secara umum konsep usaha Syariah adalah kegiatan bisnis yang dilaksanakan
mengikuti Syariat islam, dan didalam nya termasuk prinsip prinsip yang harus
diikuti.
f. Riba dalam usaha Syariah adalah dengan tambahan dalam transaksi bisnis tanpa
ada ganti rugi sah atas penambahan tersebut dan hukumnya haram dalam islam.
Salah satu praktik riba yang sering terjadi di masyarakat adalah bunga dalam
hutang.
g. Terdapat tiga jenis riba, yaitu riba fadh, riba nasi’ah dan riba jahiliyah.
3.2. Saran
Sebagai penulis menadari ketidak sempurnaan dalam makalah ini, dan
dengan keterbatasan yang penulis miliki, seperti kurangnya sumber informasi dan
luasnya topik pembahasan, sehingga mungkkin terdapat ketidak tepatan dengan
pemahamaan dan keinginan pembaca, oleh karena itu penulis mengharapkan
12
kritik dan saran serta koreksi agar penulis dan pembaca dapat belajar bersama dari
makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Saleh, Yusuf dan Said. 2019. Konsep dan Strategi Pemasaran. Makassar: CV
SAH MEDIA.
Firli Musfar, Tengku. 2020. Bauran Pemaaran, sebagai Materi Pokok dalam
Manajemen Pemasaran. Media Sains Indonesia .
14