Anda di halaman 1dari 13

Makalah.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING INDUSTRI

OLEH

SULKIFLI
A1Q118013

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi
telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat
oleh batas ruang dan waktu. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk
mengintegrasikan media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk
semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun
dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam
era global.
Dunia berkembang begitu pesatnya di dalam berbagai bidang kehidupan.
Begitupun dalam dunia industri dan sektor usaha yang berkembang berkat
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kompleksnya
masyarakat modern, masalah - masalah manusia dalam sistem ekonomi dan
produsi yang semakin penting khususnya menyangkut pembinaan staf manajer
tenaga karyawan ataupun buruh. Dengan adanya perkembangan dalam hal
tersebut khususnya perkembangan dalam dunia niaga, bisnis, industri akan
memberikan dampak terhadap kondisi social atau pun mental dari masyarakat
yang selaku pelaku dalam dunia industri.
Salah satu contoh dalam hal ini adalah perusahaan, Perusahaan merupakan
suatu organisasi yang mempunyai strategi besar dalam mengatur orang-orang
dalam bekerja sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan
diantara orang-orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-
orang bergabung melakukan upaya bersama, maka harus ada organisasi untuk
memperoleh hasil yang produktif.
Perusahaan di Indonesia berdasarkan kepemilikan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Semua
perusahaan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa.
Untuk melakukan proses, perusahaan atau industri membutuhkan yang namanya
karyawan. Karyawan merupakan orang yang bekerja di perusahaan atau
organisasi. Biasanya setiap organisai suka membayangkan bahwa para
pegawainya merupakan peduan kelompok sebagai “satu keluarga besar yang
bahagia.” Para pegawai merupakan satu keluarga sejauh mereka loyal kepada
organisasi dan meyakini tujuannya. Sebaliknya, Para pegawai pada kebanyakan
organisasi juga terpilah-pilah menjadi berbagai jenis subkelompok yang berbeda.
Dalam menjalani kehidupan industri, tidak jarang para karyawan
mengalami yang namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang
berlebihan, tekanan atau desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim
politik yang tidak aman, wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan
tanggung jawab, konflik, frustasi dan masih banyak kesenjangan yang lain yang
terjadi. Banyak hal yang tentunya akan dialami oleh pimpinan atau manejer,
karyawan ataupun buruh saat bekerja di suatu industry sehingga membutuhkan
konselor sebagai tenaga yang membantu mereka dalam berprestasi dalam bekerja.
Karena prestasi kerja bergantung pada suasana hati pribadi dan kondisi fisik serta
lingkungan kerjanya.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan
tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat
dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan
memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap
memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik,
interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas
dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan
materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup
untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian
apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan
konseling akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen
apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang
diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya.
Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu
tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah
memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu,
sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri, memungkinkan antar
pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat
bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan
memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan
akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor
itu sendiri.
Semenjak jejaring sosial menjadi bagian dari gaya hidup baru, dan internet
menjadi medium komunikasi efektif dan efisien bagi para mahasiswa dan dosen
yang telah menjadi bagian dari digital native. Hubungan dalam bingkai akademis
dan ke-BK-an yang sebelumnya terbangun secara tatap-muka, juga telah terbawa
hingga ke dunia maya. Facebook, instant messanger (IM), email menjadi media
yang cukup bisa diandalkan bagi mahasiswa untuk melakukan konsultasi
psikologis dengan dosen yang juga konselor-nya. Sayangnya, hal tersebut tidak
dilakukan dalam suatu media dan sistem yang dibangun secara sengaja. Sehingga
kegiatan tersebut, seolah-olah hanya kegiatan “curhat” rutin sehari-hari
mahasiswa secara virtual, tanpa bingkai aspek etika yang mencerminkan
profesionalitas konselor maupun aspek akademis yang membangun budaya ilmiah
akademis yang baik.
Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan
mengembangakan suatu media yang dapat mewadahi layanan konseling secara
profesional melalui internet yang sesuai dengan kaidah etika profesionalitas kerja
konselor. Media layanan konseling melalui internet merupakan suatu media yang
secara khusus di desain untuk memenuhi kebutuhan layanan konsultasi psikologis
bagi mahasiswa secara online. Media ini juga memberikan kemudahan bagi
konselor dalam pengarsipan data dan menyimpan seluruh rekaman konseling.
Data-data tersebut dapat mendorong dilakukannya berbagai penelitian ilmiah
dalam bidang konseling dalam koridor yang pantas secara etika, sehingga melalui
media ini juga konselor dituntut untuk bekerja dalam bingkai profesionalitas pada
kerangka etika layanan konseling melalui internet

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling industri?
2. Apa tujuan dari bimbingan dan konseling industri?
3. Bagaimana prinsip – prinsip layanan BK industri ?
4. Bagaimana ruang lingkup BK industri?
5. Bagaimana layanan BK industri

C. Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka makalah
ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri.
2. Mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling industri?
3. Mengetahui prinsip – prinsip layanan BK industri ?
4. Mengetahui ruang lingkup BK industri?
5. Mengetahui layanan BK industri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri


Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa agar orang yang dibimbing tersebut dapat mengembangkan
kemampuan dirinya dengan memanfaatkan kemampuan individu dan sarana ynag
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan, Konseling dan Industri digabungkan maka, dapat diartikan
sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku
manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan
jasa.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Industri


Tujuan konseling industri adalah untuk membantu karyawan
mengembangkan kesehatanmental mereka yang lebih baik, sehingga mereka akan
berkembang dalam rasa percaya diri, pemahaman, pengendalian diri, dan
kemampuan untuk bekerja secara efektif.
Cooper (1995) membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling
di organisasi menjadi 3 kategori, yakni:
1. Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
2. Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
3. Sebagai alat untuk mengatasi stress
C. Peran dan Fungsi Media dalam Bimbingan Industri
Media dalam bimbingan dan konseling sebagai hal yang digunakan
menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan
berbagai kegiatan BK, khususnya bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok.
Namun dalam perkembangannya media BK tidak sebatas untuk perantara atau
pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan
dan konseling, tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan program BK.
Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan
dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa
penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada
tujuan penggunaannya dan memiliki nilai dalam mengoptimalkan layanan yang
diberikan kepada konseli. Oleh karena itu dengan penggunaan media dalam
layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
layanan bimbingan dan konseling.
Adapun Fungsi media bimbingan dalam industri menurut (sutarto) john
miner 1992 yakni;
1. Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
2. Mempelajari interaksi ( hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi)
dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan degan lingkungan sosialnya di tempt
kerja.
3. Mempelajari produk dan jasa yang bermanfaat bagi konsumen serta bagaimana
menyadarkan konsmen akan kemanfaatan produk dan jasa tersebut.
4. Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dalam
proses pengambilan keputusan.
Adapun Fungsi media bimbingan dalam industri menurut (sutarto) john
miner 1992 yakni:
1. Terlibat dalam proses input : melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan
karyawan.
2. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas
: melakukan pelatihan dan pengembagan, menciptakan manejemen keamanan
kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral
kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong
munculnya kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai fasilitator dalam hal yang beorientasi pada pemeliharaan :
melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan
komunikasi internal perusahan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara
aktif dalam pentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang di
timbulknya, pelayanan berupa bimbingan konseling dan terapi bagi karyawan-
karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis.
4. Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur
produktivitas perusahan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan

D. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Industri


Pekerjaan merupakan pernyataan diri manusia sebagai subjek yang harus
berkembang dan menemukan diri. Kerja merupakan wadah aktualisasi diri dari
orang dewasa, yang mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni cinta
dan pekerjaan (to love and to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu
masalah merupakan hal yang akrab dalam proses perkembangan diri, termasuk
pula dalam lingkup kerja
Kondisi kerja masyarakat modern yang dirasakan makin memberikan stress
menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk menanganinya.
Diperlukan perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental karyawan, yang
pada akhirnya akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi dan perolehan
profit yang lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud tanggung jawab
perusahaan secara hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya
kesejahteraan fisik dan mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam
hidupnya. Maka jasa konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan
pencegahan atau antisipasi resiko dari stress kerja.
Menurut Prayitno (1997) ruang lingkup kerja konselor di dunia usaha dan
industri meliputi lima bidang pelayanan, yaitu:
1. Penempatan Kerja
Pelayanan penempatan memberikan bantuan bagi para pencari kerja
dengan menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis pekerjaan,
serta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik penempatan kerja lainnya. Dari
pihak lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan
memperolah tenaga kerja yang cocok dengan keperluan dengan keperluan
perusahaan sesuai dengan jenis, strata, dan struktur pekerjaan yang ada di
perusahaan itu. Dipandang dari pihak pencari kerja dan pengusaha, konselor
berusaha membangun suasana the right man on the right place, menempatkan
pekerja secara tepat sesuai dengan kondisi pribadinya, bakat, minat, serta
bidang keahliannya. Layanan penempatan seperti ini juga berlaku bagi para
pekerja yang menempati posisi baru dalam struktur atau penjajagan yang ada.
2. Penyesuaian Kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi.
Para pemula itu perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang memadai
dan cara-cara yang akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu. Tema
utama bidang pelayanan ini adalah Penyesuaian diri secara tepat dan cepat
terhadap tuntutan kinerja di tempat yang baru. Penyesuaian yang seperti ini
akan memberikan jaminan awal tentang keberhasilan kerja para pemula itu.
3. Kepuasan Kerja
Keadaan yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang bekerja,
merasa kerasan dan puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan
mengantarkan para pekerja itu bertugas lebih lanjut dengan semangat yang
cukup tinggi bahkan semakin tinggi. Keadaan ketidak puasan yang menimpa
para pekerja dan pemula, perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk
mengembalikan semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan mereka
itu.
4. Kepindahan Kerja
Kepindahan para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh faktor
ketidak puasan dengan pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin
pindah karena ingin memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya.
Apapun alasannya, proses pemindahan kerja itu sering kali memerlukan
bantuan konseling baik untuk penempatan maupun penyesuaian.
5. Pengentasan Masalah Lainnya
Masalah-masalah pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan, sikap,
dan kebiasaan sehari-hari, hoby dan waktu senggang, hubungan sosial
kemasyarakatan, dan lain sebagainya merupakan obyek penggarapan
konseling. Apabila masalah-masalah ini dibiarkan membesar, sedikt
banyaknya akan mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja yang
bersangkutan dengan perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah
pribadi tersebut dapat ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap
hubungan kerja dan kinerja pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan
atau bahkan ditingkatkan.

E. Bentuk-Bentuk Layanan BK Industri


Dalam pelaksanaan konseling di industry tipe – tipe yang dipakai dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe
yaitu:
1. Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional
individ u membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan
memberitahu serta memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive
Counseling sebagian besar menggunakan fungsi konseling advice (nasihat)
juga reassurance, communication, memberikan emotional release dan sedikit
clarified thinking
2. Non-directive Counseling
Non-directive counseling atau client-centered counseling adalah proses
mendengarkan karyawan sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan
masalah emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan
tindakan-tindakan yang akan diberikan. Tipe konseling ini memfokuskan
perhatian pada karyawan, konselor tidak bertindak sebagai penilai atau
penasihat makanya disebut client-centered.
3. Cooperative counseling
Tidak seluruhnya client-centered counseling atau counselor-centered,
tetapi merupakan kerjasama saling menguntungkan antara konselor dan
karyawan untuk menerapkan perbedaan pandangan pengetahuan dan nilai
terhadap masalah. Hal ini ditetapkan sebagai diskusi yang saling
menguntungkan tentang masalah emosional karyawan dan usaha kerja sama
untuk membangun kondisi yang akan memulihkan karyawan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Bimbingan, Konseling dan Industri digabungkan maka, dapat diartikan
sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah
perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa.
2. Penggunakan media sosial sebagai media Bimbingan dan Konseling sangat
membantu guru dalam penyampaian layanan kepada siswa sehingga tidak
terbatasi oleh ruang da waktu. Siswa menjadi lebih tertarik dan aktif dalam
mengikuti layanan BK karena dengan media sosial tidak lagi mengacu pada
guru sebagai pusat mediator.
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini yaitu, saya sebagai penyusun makalah ini
berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Terjaganya
makalah ini merupakan harapan kami. Kepada pembaca yang menggunakan
makalah ini dalam berbagai bidang diharapkan dapat menjaga dengan sebaik-
baiknya. sebagai penyusun kami berharap makalah ini dapat diterima dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta. Kharisma Putra
Utama

Wisnawati, dewi. 2013. Pentingnya mempelajari media. [Online] [Tersedia]


http://dewiwisnawati.weebly.com/pentingnya-mempelajari-media-bk.html [di
akses 30 September 2016]

https://sheismariyati.blogspot.co.id/2016/12/resume-media-layanan-bimbingan-
dan.html (Diakses 05 Oktober 2017)

Kartini, Kartono, 2002, Psikologi Social Untuk Manajemen, Perusahaan dan


Industry, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta

Ino, Yuwono, 2005. Psikologi Industri dan Organisasi, Surabaya: Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga.

http://boharudin.blogspot.co.id/2011/10/desain-praktek-konseling-industri.html
(Diakses 05 Oktober 2017)

http://eliantibk012.blogspot.co.id/2014/12/materi-bk-indusrti.html(Diakses Oktober
2017)

Anda mungkin juga menyukai