Anda di halaman 1dari 22

Mode Penyampaian Bimbingan

dan Konseling Karir Berbasis


Teknologi Informasi

Eko Susanto
WhatsApp: 081369149853
Definisi Karir

1.Karir sebagai suatu rangkaian promosi


jabatan atau mutasi ke jabatan yang
lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang
dialami oleh seseorang selama masa
kerjanya.
Definisi Karir

2.Karir sebagai suatu tahapan pekerjaan


yang memiliki gambaran atau pola
pengembangan yang
jelas dan sistematis.
Definisi Karir

3.Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang,


suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah
dipegang seseoranga selama masa kerjanya. Oleh
karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas
dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai
sejarah pekerjaan yang berarti setiap
orang pasti mempunyai karir
Pengertian Bimbingan Karir

Menurut Winkel (2005) bimbingan karir adalah bimbingan dalam


1 mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan
kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan
berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki

Bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik


2 agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia
kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan
dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab
Society 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada
manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology
based)

Pertama kali disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, sebagai


solusi dari perkembangan masyarakat di Jepang.

Konsep ini sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0


yang dikembangkan di Jerman, yang dinilai berpotensi
mendegradasi peran manusia.
Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran
data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup
sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan
dan komputasi kognitif.
3 Fungsi Teknologi dalam BK

1. Sebagai Suplemen (tambahan); bila konseli diberi kebebasan


memilih. Tidak ada keharusan untuk menggunakan akses
teknologi.

2. Sebagai Komplemen (pelengkap); bila peran teknologi


diprogramkan untuk melengkapi Proses Konseling sesuai
kebutuhan.

3. Sebagai Substitusi (pengganti); pengganti Proses Konseling


konvensional.

Teknologi peran nya terbatas pada Mode Delivery


Dalam Bimbingan dan Konseling

1. Human Centered sudah disadari oleh pakar BK sejak puluhan tahun lalu yang
dijelaskan oleh Roger dalam teori konseling yang berpusat pada konseli
2. Teknologi selakyaknya menjadi tools yang melayani kerja Konselor, dengan
demikian konselor dapat lebih focus pada konseli yang dilayani
3. Teknologi hampir tidak akan sepenuhnya dapat menggantikan kehadiran
konselor dihadapan konseli
4. Teknologi hanya akan memoderasi hubungan terapiutik antara konselor dan
konseli
5. Teknologi akan tetap berperan sesuai fungsinya: 1. fungsi subtitusi, 2. fungsi
komplementer, 3. fungsi sumplementer
Dalam Bimbingan dan Konseling
1. Semua sarana yang bersifat fisik dan non fisik dalam lingkungan
kerja konselor memiliki potensi untuk menjadi instrument untuk
memudahkan kerja konselor
2. Tidak selalu yang disebutkan teknologi adalah instrument yang
berbentuk computer/komputerisasi
3. Teknologi canggih erat dengan computer/komputerisasi, alat-alat
canggih. Konselor melakukan digitalisasi dalam kegiatan need
assesment
4. Teknologi sederhana erat dengan segala potensi sarana. Konselor
dapat menggunakan boneka, kursi, kelas, kantin,
foto/gambar/poster, untuk membantu layanan BK
Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial
intelligence: AI) akan mentransformasi big data, yang
dikumpulkan melalui internet pada segala bidang
kehidupan (the Internet of Things: IoT) menjadi suatu
kearifan baru.

Didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia


membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan.
Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani
kehidupan yang lebih bermakna.
Dalam Bimbingan dan Konseling

1. AI akan membantu Konselor dalam mengumpulkan data


konseli, dan IoT akan menyajikan analisis data dari data
yang sudah dikumpulkan. Konselor akan punya banyak
waktu untuk focus pada konseli. Tidak direpotkan dengan
aktifitas need assessment dan pendokumentasian data
2. Dari mana datanya?Dari dunia maya yang dibangun secara
kolaboratif dan integratif. Disadari atau tidak semua data ini
ada sekitar konselor
1. Kolaborasi dari banyak konselor dibanyak tempat yang
berkontribusi membangun data. Konselor A melakukan
asesmen menggunakan ITP, AUM, DCM dll di kota A. Konselor
E, D, H, J, Y dst melakukan hal sama di kota A.

2. Data sheet yang dibuat pada asesmen yang dilakukan ini


diintegrasikan dalam satu system yang dapat diakses seluruh
konselor di kota A.
3. AI dan IoT akan bekerja membangun analisis hasil
asesmen menjadi program BK yang direkomendasikan
di Kota A tersebut.

4. Kondisi lain yg bersifat khusus dapat diasesmen sendiri


untuk melengkapi data yang sudah ada.

5. Semua data ini menggambarkan kearifan baru yang


lebih bermakna dilingkungan kerja konselor.
Paradigma Baru Bimbingan dan Konseling Karir

1. Protean Career
Menurut Briscoe dalam Kaswan (2014), protean career adalah nama yang diberikan
untuk mendeskripsikan karir yang di dorong oleh individu. Karakteristik yang paling
utama dari protean career adalah manifestasi dan refleksi pelaku karir secara
individual. Artinya, seseorang dengan protean career dianggap menempatkan
kebahagiaan dan kesuksesaan psikologis diatas ketertarikan dan norma yang
memiliki sumber di luar individu.
Untuk itu terdapat dua dimensi utama protean career, yaitu : orientasi karir yang di
dorong oleh nilai, berarti pelaku karir mendefinisikan nilai karirnya berdasarkan
ketentuannya sendiri dan menilai keberhasilan karir berdasarkan ketentuan yang
dibuatnya, dan manajemen karir swa-rah, terjadi ketika pelaku karir secara aktif
mengelolah perkebamgan karirnya sendiri menurut nilai-nilai pribadinya.
Paradigma Baru Bimbingan dan Konseling Karir
2. Boundary Less Career (Karir Tanpa Batas)
Boundary Less Career atau karir tanpa batas dapat diungkapkan melalui berbagai cara. Pada
umumnya dalam mendeskripsikan karir yang melibatkan pergerakan lintas batas fisik,
seperti career streotype silicon Valley. Karir tanpa batas juga akan terjadi ketika orang
dipaksa atau secara sukarela memutuskan unuk memilih karir yang dibangunnya. Karir dapat
di deskipsikan sebagai tanpa batas jika orang menentukan pilihan karir yang dilandasi
oleh standar internal, seperti alasan pribadi atau keluarga, dan bukan peluang karir
eksternal.
Prespektif karir tanpa batas secara khusus relevan bagi berbagai industri dengan pasar
yang tidak dapat di duga dan oportunistik. Disini diperkenalkan pada tingkat
ketidakpastian terhadap pekerjaan yang tinggi karena berusaha untuk mewariskan
ketidakpastian dari pasar eksternal dengan menggunakan bentuk yang temporal, dan
berbasis proyek. Misalnya, dalam industri publikasi seperti penerbitan atau produksi
(film, pentas seni). Pada umumnya pendanaan terbatas yang dilakukan hanya untuk
mempertahankan fleksibilitas dengan menyediakan pekerjaan jangka pendek atau mencari
tenaga kontrak untuk mengerjakan proyek- proyek tertentu.
Paradigma Baru Bimbingan dan Konseling Karir

3. Authentic Career
Seseorang mencapai wawasan tertinggi tentang wawasan pribadi dan
mengunakannya untuk mengikuti karir “jujur terhadap dirinya sendiri”. Anjuran agar
mengenal diri sendiri adalah nasihat yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu,
meskipun dalam tataran implementasinya mengenal diri sendiri adalah hal yang
sangat sulit. Hal itu terjadi karena manusia adalah hal yang sangat unik dan
kompleks dimana memiliki aspek karakter, dan kebiasaan yang menguji dirinya
dengan berbagai karakternya dengan beradaptasi dengan lingkungan
yang kompetitif sehingga menemukan dan mengembangkan berbagai inovasi baru.
Hal tersebut menyebabkan manusia mengembangkan kesadaran diri menjadi
pribadi yang autentik. Ketika kita menemukan diri kita sendiri maka kita
akan menemukan gairah yang memotivasi untuk terus berkembang.
Paradigma Baru Bimbingan dan Konseling Karir

4. Portofolio Career
Mathis dan Jackson dalam Kaswan (2014) mengemukakan
bahwa portofolio career atau karir portofolio merupakan
karir yang dibangun seputar kumpulan keterampilan dan
dikelola sendiri. Dalam pengertian dimaksudkan bahwa,
portofolio career berkaitan erat dengan keterampilan, minat,
dan manajemen diri.
Manfaat bagi Konseli

1. Fleksibilitas; konseli bebas menentukan


jadwal konseling.

2. Independent; konseli memiliki kendali,


dalam menentukan proses interaksi
dengan konselor.

3. Memungkinkan hemat dari segi waktu dan


biaya.
Manfaat bagi Konselor

1. Fleksibilitas; Mudah dalam memberikan layanan


segera.

2. Terpacu untuk melakukan pengembangan diri.

3. Keterwakilan Konselor dalam memberikan


bantuan kepada konseli.

4. Bentuk eksistensi layanan Profesional.


KESIMPULAN

1. Kemajuan Teknologi yang begitu pesat secara langsung membawa


dampak pada lingkungan kerja Konselor dalam berbagai hal. Oleh sebab
itu Konselor Profesional harus selalu meningkatkan kompetensi untuk
menjawab tantangan itu.
2. Teknologi adalah salah satu faktor pendukung Eksistensi Profesionalitas
Konselor.
3. Teknologi memberikan manfaat pada efisiensi & efektifitas kerja Konselor.
4. 3 fungsi Teknologi sebagai suplemen, komplemen dan substitusi dalam
penyelenggaraan layanan konseling.
5. Konselor harus membangun sikap positif terhadap penerapan teknologi
dalam lingkungan kerja konseling.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai