Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK

BK INDUSTRI DAN ORGANISASI


LAYANAN BIMBINGAN KONSELING INDUSTRI DAN ORGANISASI

Dosen Pengampu : Dr. MHD. Subhan, S.Pd.,M.Ed, CH.CHT.

Disusun Oleh : Kelompok 1


Rindi Yani (12011626078)
Yunita Efendi (12011626080)

BKPI 6A
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, karunia dan hidayat-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan Tugas Makalah Kelompok ini dengan Judul “ Layanan
Bimbingan Konseling (BK) Industri dan Organisasi” Pada Mata Kuliah BK Industri dan
Organisasi.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. MHD. Subhan, S.Pd.,M.Ed,


CH.CHT.. Selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah BK Industri dan Organisasi. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu sehingga Tugas
Makalah Kelompok ini dapat tersusun dengan baik.

Penulis menyadari Tugas Makalah Kelompok ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya
sehingga akhirnya Tugas Makalah Kelompok ini dapat memberikan manfaat bagi bidang
pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Pekanbaru, 04 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) Industri...................................................................7
2.2 Budaya Kerja Industri..................................................................................................................9
2.3 Tujuan Bimbingan dan Konseling Industri dan Organisasi........................................................10
2.4 Manfaat Konseling Industri.......................................................................................................11
2.5 Tantangan dan Strategi BK Industri...........................................................................................13
2.6 Prinsip-prinsip Layanan.............................................................................................................16
2.7 Bentuk-bentuk Layanan BK Industri dan Organisasi.................................................................17
2.8 Sifat-sifat BK Industri dan Organisasi.......................................................................................19
2.9 Tahapan Konseling BK Industri dan Organisasi........................................................................20
BAB III................................................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................................24
SIMPULAN.....................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas
ruang dan waktu. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan
media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan
berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat
berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global.

Dalam menjalani kehidupan industri, tidak jarang para karyawan mengalami yang
namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan atau
desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman, wewenang
yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik, frustasi dan masih
banyak kesenjangan yang lain yang terjadi.

Banyak hal yang tentunya akan dialami oleh pimpinan atau manejer, karyawan
ataupun buruh saat bekerja di suatu industry sehingga membutuhkan konselor sebagai
tenaga yang membantu mereka dalam berprestasi dalam bekerja. Karena prestasi kerja
bergantung pada suasana hati pribadi dan kondisi fisik serta lingkungan kerjanya.

Kehadiran konseling ketengah-tengah perusahaan tidak lagi menjadikan pimpinan


berbuat sewenang-wenangnya terhadap karyawannya. Pimpinan bukan lagi pihak yang
hanya bisa memutasi karyawan disaat mereka melakukan kesalahan. Melalui konseling,
pimpinan semakin dapat menghargai karyawan sebagai manusia yang memiliki
kebutuhan untuk dihargai hasil kerjanya, diberikan motivasi ketika berprestasi atau dapat
berempati ketika karyawan mengalami masalah. Begitu pun halnya dengan karyawan,
teknik konseling dapat memotivasi karyawan yang mengalami kejenuhan dalam bekerja,
dan mempersempit persaingan yang muncul sesama karyawan. Karyawan secara
continue mendapatkan pemahaman yang positif dari konseling akan lebih efektif bekerja
dan loyal terhadap perusahaan dan juga dapat meningkatkan kinerjanya dalam
perusahaan tersebut. Dan karyawan tidak akan melakukan kecurangan terhadap pimpinan
dan perusahaan karena dirinya dihargai oleh pimpinan dan sesama karyawan.

4
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu,
dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat
zaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara
langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.
Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang
lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan
azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

Semenjak jejaring sosial menjadi bagian dari gaya hidup baru, dan internet menjadi
medium komunikasi efektif dan efisien bagi para mahasiswa dan dosen yang telah
menjadi bagian dari digital native. Hubungan dalam bingkai akademis dan ke-BK-an
yang sebelumnya terbangun secara tatap-muka, juga telah terbawa hingga ke dunia
maya. Facebook, instant messanger (IM), email menjadi media yang cukup bisa
diandalkan bagi mahasiswa untuk melakukan konsultasi psikologis dengan dosen yang
juga konselor-nya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apakah Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) Industri?
B. Budaya Kerja Industri?
C. Apakah Tujuan Bimbingan dan Konseling Industri?
D. Manfaat Konseling Industri?
E. Tantangan Strategi dan BK Industri?
F. Prinsip-prinsip Layanan?
G. Bentuk-bentuk Layanan BK Industri?
H. Sifat-sifat BK Industri?
I. Proses Konseling Pada BK Industri dan Organisasi?

1.3 Tujuan
A. Untuk Mengetahui Bimbingan Dan Konseling (BK) Industri.
B. Untuk Mengetahui Budaya Kerja Industry.
C. Untuk Mengetahui Tujuan BK Industri.
D. Untuk Mengetahui Manfaat Konseling Industry.
E. Untuk Mengetahui Tantangan Strategi Dan BK Industry.
F. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Layanan.
G. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Layanan BK Industri.

5
H. Untuk Mengetahui Sifat-Sifat BK Industri.
I. Untuk Mengetahui Proses Konseling Pada BK Industry Dan Organisasi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) Industri


Bimbingan berasal dari kata guide yang berarti menunjukan, menentukan, mengatur,
atau mengemudikan. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses membantu individu
agar berkembang secara optimal. Bimbingan menyangkut upaya memfasilitasi individu
(konseli) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-
spiritual). (ABKIN, 2008).
Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium“ artinya “dengan”
atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam
Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti ”menyerahkan”
atau “menyampaikan”. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien. (Prayitno dan Erman Amti, 2004:105)
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Bimbingan dan konseling adalah sebuah organisasi yang
berada di lingkup pendidikan dan merupakan bagian integral dari setiap sekolah yang
memberikan layanan bantuan kepada individu ataupun kelompok dalam proses menuju
pengembangan kedewasaan dan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami oleh
para siswa dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.
Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan yang
mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan tersebut agar
dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik.Konseling bertujuan untuk memperbaiki
kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental yang baik berarti bahwa orang-orang
merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang lain, dan sanggup memenuhi
kebutuhan hidup.
Konseling bersifat rahasia, sehingga karyawan akan merasa bebas berbicara secara
terbuka tentang permasalahannya. Konseling juga mencakup masalah pekerjaan dan
pribadi, karena kedua jenis maslah ini bisa mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

7
Konseling industri adalah sebagai usaha yang disengaja untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan kerja yang dapat memberdayakan karyawan, membantu atau
memberikan konsultasi untuk menyelesaikan masalah.pembahasan suatu masalah dengan
seorang karyawan yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu
karyawan tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling
bertujuan untuk membantu karyawan yang memperbaiki kesehatan mental yang baik
berarti bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang
lain, dan sanggup memenuhi kebutuhan hidup.
Konseling suatu pertukaran gagasan dan perasaan antara dua orang manusia,yakni
antara konselor dan yang diberi bimbingan sehingga merupakan suatu tindakan
berkomunikasi. Karena konseling membantu karyawan untuk mengatasi
masalahnya,maka kinerja organisasi harus meningkat.Konseling juga membantu
perusahaan untuk lebih manusiawi dan memperhatikan masalah yang dihadapi
anggotanya.
Bimbingan dan Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang
karyawan yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu
karyawan tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling
bertujuan untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan.
Awal mula adikenalnya konseling karyawan adalah pada tahun 1936 di Western
Electronic Company, Chicago. Diyakini bahwa inilah pertama kali perusahaan
menggunakan istilah “konseling personalia” bagi pelayanan pembimbingan kwan.
Kepuasan kerja karyawan pasti meningkat sebagai hasil dari konseling.9
Bimbingan konseling industri dapat diartikan sebagai proses bantuan yang diberikan
tenaga professional yang disebut dengan konselor kepada seseorang atau kelompok
karyawan yang mempunyai masalah pada diri dalam kaitannya dengan pekerjaan atau
lemabaga, instansi ataupun organisasi tempat bekerja dan meniti karir. Konseling
bertujuan untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental yang baik
berarti bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang lain
dan sanggup memenuhi kebutuhan shidup.
Kegiatan industri sebenarnya sudah lama aada, yaitu sejak manusia berada di muka
bumi ribuan tahun dalam tingkat yang sederhana.Seiring dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh
dan berkembang semakin kompleks. Konseling indsutri memiliki kajian yang sangat luas
karena karena mengenai apa itu undustri dan siapa konselornya, karyawan (klien) dan

8
sistemnya. Namun satu hal yang bisa dicirikan dari karateristik orang- orang di dunia
industri mempunyai visi dan misi yang sama untuk perkembangan karir dan perusahaan.
Industri adalah suatu usaha atau atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan.Usaha perakitan atau assemblingdan juga reparasi adalah bagian dari
industri.Hasil industri tidak hanya berupa barang tetapi juga dalam bentuk jasa.
Adanya Bimbingan dan konseling industri disebabkan karena dari penelitian yang
telah dilakukan para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologi dari lingkungan
kondisi sosial dan psikologis yang mempengaruhi tersebut antara lain :
a.Kelompok-kelompok informal antara pekerja.
b. Sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
c.Komunikasi antar tenaga kerja.

2.2 Budaya Kerja Industri


The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama,
kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok
manusia.

“Budaya kerja adalah filosofi yang didasarkan pada pandangan hidup sebagai nilai-
nilai yang berakar pada alam, kebiasaan dan dinamika. Kehidupan suatu kelompok
masyarakat atau organisasi tercermin dalam sikap, keyakinan, cita-cita, pendapat, dan
tindakan yang diwujudkan sebagai 'kerja' atau 'bekerja' (Triguno (2004: 3).

Budaya perusahaan adalah asumsi, nilai, dan norma yang secara sadar dipraktikkan
dan dipatuhi oleh orang-orang yang mendukungnya: karyawan di semua tingkatan
perusahaan masing-masing. Budaya kerja yang matang dan mengakar merupakan
landasan atau dasar dari sistem dan proses manajemen setiap perusahaan. Budaya kerja
umum sebagai sebuah kelompok Gagasan dasar atau program mental yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kerja sama kemanusiaan sekelompok
orang.

Dalam konteks budaya kerja, produktivitas tidak dipandang hanya dari ukuran fisik
tetapi juga dari ukuran produk sistem nilai. Karyawan unggul menilai produktivitas atau
produktif adalah sikap mental “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
harus lebih baik daripada sekarang”. Jadi kalau seorang karyawan bekerja, dia akan

9
selalu berorientasi pada ukuran nilai produktivitas atau minimal sama dengan standar
kinerja perusahaan. Dengan kata lain, bekerja produktif sudah merupakan panggilan jiwa
dan disemangati dengan amanah atau komitmen tinggi sehingga menjadi bagian dari etos
kerja keseharian (terinternalisasi). Tanpa diinstruksikan atasan karyawan seperti ini akan
bertindak produktif. Inilah yang disebut sebagai budaya kerja.

Aktualisasi budaya kerja produktif sebagai ukuran sistem nilai mengandung


komponen-komponen yang dimiliki seorang karyawan yaitu : (1) pemahaman substansi
dasar tentang makna bekerja, (2) sikap terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan, (3)
perilaku ketika bekerja, (4) etos kerja, (5) sikap terhadap waktu, dan (6) cara atau alat
yang digunakan untuk bekerja. Semakin positif nilai komponenkomponen budaya
tersebut dimiliki oleh seorang karyawan maka akan semakin tinggi kinerjanya.

2.3 Tujuan Bimbingan dan Konseling Industri dan Organisasi


Secara umum tujuan bimbingan dan konseling industri dan organisasi adalah untuk
membantu karyawan mengembangkan kesehatan mental mereka yang lebih baik,
sehingga mereka akan berkembang dalam rasa percaya diri, pemahaman, pengendalian
diri, dan kemampuan untuk bekerja secara afektif.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam konseling, yaitu :


1. Nasehat, mengatakan kepada orang apa yang harus dikerjakan
2. Menentramkan hati, memberi dorongan dan keyakinan kepada orang untuk
menghadapi masalah.
3. Komunikasi, memberikan informasi dan pemahaman.
4. Mengendurkan ketegangan emosional, membantu orang agar merasa lebih bebas
dari ketegangan.
5. Berfikiran jernih, mendorong pemikiran yang lebih masuk akal dan rasional.
6. Reorientasi, mendorong perubahan internal dalam tujuan dan nilai.
Dan adapun tujuan bimbingan dan konseling industri menurut steve cooper
membagi 3 alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di organisasi
menjadi 3 kategori yakni :
1. Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
2. Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
3. Sebagai alat untuk mengatasi stress.12

10
Menurut Shertzer dan Stone berpendapat tentang tujuan konseling industri,
yaitu :
1) Konseling mengubah perilaku dan transformasi diri, Ini memungkinkan
kehidupan yang lebih produktif dan memuaskan. di sebelah Itu berarti
menjaga dan mencapai kesehatan mental yang positif. Setelah ini tercapai,
individu dapat mencapai integrasi. Adaptasi dan identifikasi positif dengan
orang lain dan pembelajaran Jadilah Bertanggung Jawab, Berdiri, dan
Dapatkan Pembaruan berperilaku baik.
2) Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa orang yang tidak mampu
menyelesaikan suatu masalah, atau dalam hal ini masalah yang sedang
dihadapinya, biasanya datang kepada seorang konselor yang diyakini klien
sebagai konselornya. Ini membantu memecahkan atau memecahkan
masalah industri.
3) Dorong individu untuk membuat keputusan yang lebih penting bagi diri
mereka sendiri. Tugas konsultan di sini bukan untuk menentukan keputusan
yang akan dibuat oleh klien, tetapi untuk menyarankan tindakan alternatif.

2.4 Manfaat Konseling Industri


Ada beberapa manfaat konseling indusri yaitu :

a. Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih
bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu
menerima setiap sisi yng ada di dalam diri kita.
b. Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat
stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stres
tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari masalah yang
belum terlesaikan.
c. Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri
sendiri dan orang lan sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan
orang lain serta berdamai dengan diri sendiri.
d. Perkembangan personal akan meningkat secara positif krena adanya bimbingan
konseling.
e. Manfaat adanya bimbingan konseling industri sangat diperlukan seperti: dapat
meningkatkan kinerja karyawan, meningkatkan efiensi kerja, meningkakan kepuasan

11
kerja. Selain itu juga bermanfaat untuk menganalisis prilaku manusia sebagai
konsumen.
Buruh dan karyawan menjadi makhluk sosial yang menjadi suatu bagian dari
kelompok bekerja dan tim kerja tertentu. Jika tidak sanggup bekerja secara
kooperatif dengan teman sejawatnya, beapun tinggi kemampuan teknis dan
kemampuan intelektualnya, pastilah karyawan tersebut idak akan betah di
pekerjaannya dan tidak mampu bekerj dan berdampak pada kinerja nya, maka dari
itu konseling industri sangat diperlukan seperti :
a) Dapat meningkatkan efiensi kerja.
b) Motivasi dan kepuasan karyawan.
c) Selain itu dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisa prilaku
manusia/karyawan.
Manfaat lain adanya bimbingan konseling industri di perusahaan sangat
diperlukan, seperti :
a) Dapat meningkatkan efesiensi.
b) Motivasi dan kepuasan pekerja lebih baik.
c) Dapat dimanfaatkan untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai
konsumen.
d) Konseling dapat mengamati dan memotivasi para pekerja supaya lebih bisa bekerja
dengan giat dan tekun untuk mencapai sebuah visi dan misi yang ada didalam
sebuah industri perusahaan.
e) Untuk mengoptimalkan potensi dalam bekerja didalam industri, baik pekerjaan
atasan maupun perkejaan bawahan.
f) Terciptanya disiplin didalam bekerja.
g) Terciptanya kesejahteraan antara pimpinan dan karyawan.
h) Membantu memberikan konsultasi untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri
dengan cara mereka sendiri.
i) Mengharmoniskan hubungan antara sesama karyawan maupun antara karyawan
maupun antara karyawan dengan atasannya sendiri.
j) Menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang dapat memberdayakan
karyawan, dan menenangkan karyawan.
k) Ingin membantu klien lebih bersosialisasi dengan lingkungan sosial dan alam sekitar
dengan baik.
l) Terciptanya sebuah kerjasama yang kooperatif antar sesama karyawan.

12
2.5 Tantangan dan Strategi BK Industri
Bimbingan konseling industri sangat diperlukan dalam dunia industri, mengingat
begitu banyak permasalahan yang terjadi diera globalisasi seperti sekarang ini, banyak
karyawan yang mengalami stress kerja dan frustasi dalam pekerjaannya, disinilah
tantangan bimbingan konseling sebagai pemegang peran membantu untuk menjadi
pribadi yang sehat, puas kerjanya dan tetap efektif dalam bekerja. Tantangan bimbingan
konseling di dunia industri juga dapat diartikan sebgai kendala bimbingan dan
industridalam mejalankan tugas dan fungsinya sebagai konselor, salah satu kendala
pengetahuan yang kurang terhadap menguasai teknologi sehingga banyak konselor
kurang update menjadi penghambat dalam tugasnya.

Berbagai tantangan dalam lingkungan organisasi tersebut meliputi :


a.Tantangan kualitas, Yang berupa penciptaan produk dan jasa berkualitas,tingginya
tuntutan untuk semakin kreatif,berani mengambil resiko,dapat beradaptasi,mampu
bekerja dalam kelompok serta bertambahnya tekanan untuk meningkatkan kualitas
kerja dan partisipasi kerja tim.
b. Tantangan teknologi, yang berupa perubahan struktural dan perubahan peran dari
SDM,bertambahnya tekanan untuk membuktikan peran dari SDM dalam meningkatkan
kualitas SDM dan memberikan pelayanan terbaik kepada dept lain,semakin
bervariasinya pengalaman dan latar belakang karyawan yang aktif berkarya dalam
suatu organisasi.
c.Tantangan sosial, yang berupaya penanganan kompetensi karyawan dan cara
perusahaan menangani konflik kerja, makin meningkatnya tekanan untuk mengukur
produkvitas kerja karena adanya benchmarking, maka organisasi harus berlomba dalam
meningkatkan kinerja agar mampu bersaing di arena bisnis global dan terakhir
berubahnya tekanan dari penghargaan berdasarkan lama pekerjaan ke penghargaan
berdasarkan prestasi kerja.
Berbagai tantangan dalam lingkungan organisasi tersebut meliputi :
a. Masih banyak top manajer dan para manajer pembantunya yang belum memahami
fungsi, tujuan dan kontribusi MSDM dalam mengembangkan organisasi/ perusahaan
agar menjadi kompetitif dalam mewujudkan eksistensinya.
b. Masih banyak top manajer dan para manajer bawahannya, yang tidak menyadari,
kurang memahami, dan tidak melaksanakan tanggung jawabnya dalam mengelola
SDM dilingkungannya masing-masing.

13
c. Dari manajemen SDM ternyata masih sangat langka tenaga kerja yang professional
untuk melaksanakannya secara efektif dan efisien.
Strategi Layanan BK Industri

Strategi BK industri, yaitu:


a. Strategi klasikal
Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi klien. Layanan
orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pertemuan, yang diperuntukan bagi
para klien yang baru memasuki suatu ligkungan tertentu, sehingga memiliki
pengetahuan yang utuh tentang lingkungan baru yang dimasukinya.
Kepada klien diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan lingkungan
barunya tersebut.
b. Layanan bimbingan
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada klien melalui kelompok-
kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Topik yang didiskusikan dalam bimbingan
kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak
rahasia.
c. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak
pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan
bimbingan kepada para siswa.
Strategi lainnya, yaitu :

a. Mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi


b. Sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan mental
c. Meningkatkan nilai Sumber Daya Insani sebagai aset organisasi.
Konseling/psikoterapi tidak hanya bertindak secara kuratif yakni penanganan kasus
yang sudah terlanjur terjadi, melainkan juga menangani secara preventif dalam bentuk
pemberian latihan dan pendidikan untuk mencegah sakit mental, sehingga biaya
jangka panjang akan lebih murah.
d. Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
e. Sebagai sumber perubahan organisasi Konseling membantu membawa nilai, energi
perubahan, vitalitas penerimaan, realisasi penerimaan, dan perkembangan diri menuju
situasi kerja yang dinamis. Konseling mempengaruhi budaya organisasi, sehingga

14
menjadi kuat dan adaptif. Jadi dengan fungsi konseling yang dijelaskan tadi, maka
untuk meningkatkan kinerja para anggota perusahaan atau organisasi maka peran
konseling dalam hal ini sangat diperlukan mengingat begitu banyak pengaruh-
pengaruh lingkunganataupun tuntutan-tuntutan yang dirasakan oleh anggota atau
karyawan di perusahaan.
Berdasarkan hal di atas, sangat penting layanan strategi yang di berikan oleh
konselor kepada karyawan agar karyawan dapat bekerja tanpa tekanan yang aktif dan
membuat perusahaan menjadi semakin maju, karena produktivitas karyawan yang
meningkat.
Oleh sebab itu perlunya konselor menyiapkan strategi-strategi layanan untuk
melaksanakan proses konseling bagi karyawan yang membutuhkan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk kebutuhan akan
bantuan karyawan.
Langkah pertama ini membahas masalah yang dihadapi karyawan. Tidak
peduli apakah penyebabnya adalah karyawan itu sendiri atau lingkungan yang
berada di bawah tekanan. Karyawan menunjukkan keseriusan dan keikhlasan
terhadap masalah yang dihadapinya, karena kepedulian dan perhatian terhadap
karyawan dapat menumbuhkan keinginan dan semangat untuk memecahkan
masalah. Penjelasan dan wawasan kemudian diberikan untuk memastikan bahwa
klien menyadari perlunya bantuan dalam menyelesaikan masalah dan bahwa mitra
bersedia untuk terlibat dan berkomitmen dalam proses konseling.
2. Membentuk hubungan dengan karyawan
karyawan dan konsultan Suatu hubungan yang bercirikan kepercayaan dan
keyakinan berdasarkan keterbukaan dan kejujuran dalam semua pernyataan yang
dibuat oleh karyawan dan konsultan dalam proses konsultasi.
3. Menentukan tujuan dan eksplorasi pilihan karyawan
Pada langkah ini, kami mengatasi masalah tersebut. Melakukan wawancara
karyawan untuk mengeksplorasi tujuan konseling.
4. Menangani masalah karyawan
Konselor mencoba memprioritaskan masalah karyawan yang perlu ditangani.
Ini memungkinkan Anda membuat karyawan Anda benar-benar berbicara dan
berbicara untuk menyelesaikan masalah mereka.
5. Menumbuhkan kesadaran karyawan

15
Tingkatkan kesadaran karyawan sehingga mereka tahu persis masalah apa
yang mereka hadapi. Konselor mengarahkan karyawan untuk mendapatkan
wawasan atau pemahaman dan memberikan bimbingan kepada karyawan tentang
apa yang mereka alami dan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah
sebagai akibat dari proses konseling atau berdasarkan apa yang mereka lihat dan
rasakan. mengerti apa yang perlu Anda lakukan.
6. Merencanakan cara bertindak karyawan
Setelah karyawan memiliki wawasan, mereka perlu mengambil tindakan untuk
memecahkan masalah. Jika karyawan memiliki pertanyaan dan bingung tentang
keputusan untuk bertindak, konsultan memiliki berbagai pilihan untuk dipilih.
Kami dapat menyediakan rencana tindakan.
7. Menilai hasil dan mengakhiri konseling
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam mengukur keberhasilan kursus
konseling dengan seberapa baik klien telah mencapai tujuan konseling, merupakan
keputusan bersama berdasarkan: apakah tujuan konseling telah tercapai dan
apakah hasil konseling telah tercapai.

2.6 Prinsip-prinsip Layanan


Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan yang harus di ikuti
dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan
program pelayanan bimbingan dan konseling.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah
lapangan yang digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai
dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui
proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor
profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :
a. BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.

16
b. Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari
pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang
maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

2.7 Bentuk-bentuk Layanan BK Industri dan Organisasi


Konseling merupakan hubungan timbal balik antara karyawan dengan konselor
industri sehingga layanan ini di perlukan suatu kerja sama antara kedua belah pihak,
yaitu keahlian, keterampilan yang memadai serta teknik yang tepat agar klien dapat
dengan mudah terbuka mengemukakan masalah-masalahnya, tanpa adanya perasaan
ragu-ragu, was-was, dan kurang aman.

Bentuk Pendekatan konseling bukanlah pemberian nasihat saja, melainkan lebih dari
itu. Klien haruslah berusaha menemukan jalan pemecahan masalah. Inilah tugas utama
dalam program bimbingan, yaitu mengkonseling klien yang bermasalah karenanya istilah
bimbingan selalu melekat dengan konseling. Hal ini mengingatkan bahwa tugas utama
dalam program bimbingan bagi seorang konselor adalah mampu mengkonseling klien.

Pendekatan konseling terdapat teori praktik yang bisa digunakan untuk melakukan
konseling industri, masing-masing teori mempunyai kelebihan dalam memecahkan
masalah yang sedang di alami oleh klien. Terdapat beberapa pendekatan dalam proses
konseling sebagai berikut :

a. Trait and factor


b. Rasional emotif terapi
c. Behavioral
d. Psikoanalisis
e. Individual psikologi
f. Analisis transaksional
g. Klien centered
h. Gestalt

17
Dalam pelaksanaan konseling di industry tipe – tipe yang dipakai dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe yaitu:
1. Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional
individu membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan
memberitahu serta memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive
Counseling sebagian besar menggunakan fungsi konseling advice (nasihat) juga
reassurance, communication, memberikan emotional release dan sedikit clarified
thinking.
2. Non-directive Counseling
Non-directive counseling atau client-centered counseling adalah proses
mendengarkan karyawan sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan masalah
emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan tindakan-tindakan yang
akan diberikan. Tipe konseling ini memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor
tidak bertindak sebagai penilai atau penasihat makanya disebut client-centered.
Pelepasan emosi lebih efektif digunakan dalam konseling tidak terarah serta
pemikiran yang diperjelas. Manfaat utama dari konsultasi non-direktif adalah
kemampuan untuk memandu karyawan dalam perubahan yang berfokus pada
perubahan. Dalam jenis konseling ini, konselor membangun hubungan yang toleran
dimana klien diminta untuk berbicara dengan bebas.
Hal terpenting yang dilakukan konselor non-direktif adalah tidak memberikan
solusi atas masalah karyawan, tetapi menjelaskan bahwa konselor dapat membantu
karyawan menjelaskan perasaan mereka. Setelah itu
Konselor mendorong karyawan untuk mengungkapkan perasaan mereka,
menunjukkan ketertarikan pada apa yang disajikan, dan menerima tanpa penilaian
atau pujian. Izinkan karyawan untuk mengekspresikan emosi negatif dan beri mereka
kesempatan untuk melakukannya
Mengekspresikan emosi positif adalah tanda bahwa karyawan tersebut mulai
tumbuh secara emosional. Setelah semuanya baik-baik saja, karyawan harus memiliki
wawasan tentang masalah dan mengembangkan solusi alternatif untuk masalah
tersebut. Selanjutnya, karyawan tersebut dapat memilih beberapa langkah positif dan
menemukan cara untuk menguji langkah-langkah tersebut. Karyawan tersebut
kemudian merasa bahwa kebutuhan akan bantuan konselor semakin berkurang dan
menyadari bahwa hubungan konseling harus diakhiri.

18
3. Cooperative counseling
Non-directive counseling yang murni dilakukan oleh karyawan tidak banyak
digunakan karena biaya yang mahal dan keterbatasan lainnya. Directive counseling
tidak terlalu disukai karena tidak tepat untuk situasi konseling saat ini.Untuk
mengatasi dua tipe konseling yang ekstrim di atas, ada semacam penggabungan kedua
tipe konseling tersebut yang dinamakan cooperative counseling.Cooperative
counseling tidak seluruhnya client-centered counseling atau counselor- centered,
tetapi merupakan kerjasama saling menguntungkan antara konselor dan karyawan
untuk menerapkan perbedaan pandangan pengetahuan dan nilai terhadap masalah. Hal
ini ditetapkan sebagai diskusi yang saling menguntungkan tentang masalah emosional
karyawan dan usaha kerja sama untuk membangun kondisi yang akan memulihkan
karyawan. Cooperative counseling dimulai dengan menggunakan tehnik
mendengarkan non-directive counseling: tetapi ketika interview berkembang, manager
memainkan peran yang lebih positif daripada memainkan peran konselor non-
directive.
Manajer memberikan pengetahuan dan wawasan, mendiskusikan situasi dari
perspektif organisasi yang lebih luas, dan menawarkan perspektif lain kepada
karyawan untuk perbandingan. Manajer umumnya bertindak sebagai penasehat.
Koperasi melaksanakan empat fungsi penyuluhan: kepastian, komunikasi, pelepasan
emosi, dan penjernihan pikiran. Dalam konsultasi, karyawan mengatakan lebih
banyak dan konsultan melakukan lebih banyak Konsultan berfungsi sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

2.8 Sifat-sifat BK Industri dan Organisasi


Konseling bersifat rahasia, sehingga karyawan akan merasa bebas berbicara secara
terbuka tentang permasalahannya. Konseling juga mencakup masalah pekerjaan dan
pribadi, karena kedua jenis masalah ini bisa mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Dalam konseling perusahaan, bantuan konseling lebih merujuk pada bantuan yang
bersifat preventif, dengan fungsi sebagai berikut:
1. Mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi.
2. Sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan mental.
3. Meningkatkan nilai Sumber Daya Insani sebagai asset organisasi.
4. Konseling/psikoterapi tidak hanya bertindak secara kuratif.
5. Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).

19
6. Sebagai sumber perubahan organisasi.

2.9 Tahapan Konseling BK Industri dan Organisasi


Setiap proses konseling membutuhkan tahapan-tahapan tertentu. Hubungan konseling
juga ditentukan oleh penggunaan keterampilan konseling yang bervariasi sehingga tidak
membuat jenuh. Akibatnya keterlibatan mereka dalam proses konseling sejak awal
hingga akhir sangat bermanfaat.

Menurut Gibson dan Mitchell tahapan-tahapan konseling pada umumnya relatif sama
yakni pengembangan hubungan, penilaian masalah, penetapan tujuan, pemilihan teknik
atau strategi, implementasi strategi, evaluasi, tindak lanjut dan terminasi.

Tahapan konseling menurut Gibson dan Mitchell :

1) Tahap pembinaan hubungan (rapport)


Pada tahap awal ini adalah pembinaan hubungan. Hubungan konseling sengaja
dikembangkan oleh konselor untuk membangu suatu iklim teraupetik yang kondusif
yang biasa disebut rapport. Rapport adalah berupa istilah klinis yang digunakan untuk
menunjukkan suatu keadaan psikologis yang muncul dari kontak interpersonal antara
konselor dan klien yang mendorong sikap percaya dan terbuka pada diri klien.
2) Tahap penilaian masalah (assessment)
Dalam tahap kedua ini adalah penilaian masalah. Penilaian dalam proses konseling
adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi dengan menggunakan
berbagai prosedur dan alat sebagai dasar untuk mengembangkan program bantuan ini
atau konseling. Tugas konselor selama proses penilaian adalah mengetahui informasi apa
yang dibutuhkan dan bagaimana memperolehnya, menempatkan informasi itu secara
bersama-sama sehingga menjadi kesatuan yang bermakna dan menggunakannya untuk
mengembangkan hipotesis klinis guna mengarahkan kepada suatu gagasan tentatif
tentang masalah klien dan gagasan tentang rancangan program intervensinya. Tujuan
umum dari penilaian masalah adalah untuk memperoleh pemahaman tentang konfigurasi
masalah klien sebagai dasar untuk mengembangkan rencana bantuan.
3) Tahap penetapan tujuan
Tahap ketiga dari proses konseling ini adalah penetapan tujuan atai target yang ingin
dicapai klien. Tujuan pada konseling ini sangat penting karena dalam tujuan ini akan
memberikan arah dan proses konseling serta sebagai dasar penentuan strategi atau
intervensi konseling selanjutnya. Tujuan sebaiknya dirumuskan oleh klien, tetapi bila

20
klien belum dapat merumuskan tujuannya, konselor dapat memberi contoh dan
membantu klien.
4) Tahap seleksi strategi
Pada tahap keempat ini dalam proses konseling ini adalah seleksi strategi. Strategi
merupakan rencana aksi untuk mencapai tujuan klien. Penggunaan strategi dapat
mempercepat perubahan emosional, kognitif dan perilaku klien. Dalam strategi harus
fleksibel, memadai dan pragmatis. Suatu strategi yang terlalu preskriptif dan kaku akan
menghambat interaksi antara klien dan konselor secara signifikan dapat menghambat
kemajuan.
5) Tahap implementasi strategi
Implementasi strategi merupakan tahap kelima dalam proses konseling. Klien
bertanggung jawab mengaplikasikan strategi yang sudah disepekati, sedangkan konselor
bertanggung jawab menguatkan tindakan klien dan terlibat aktif dalam pengaplikasian
strategi. Dalam implementasi strategi, konselor dan klien telah memutuskan strategi apa
yang digunakan, konselor harus mempertimbangkan cara untuk menggunakan
prosedurnya secara efektif
6) Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Dalam tahap ini terdapat dua tujuan mengapa konseling harus dinilai, yaitu untuk
menentukan kemampuan klien dan memperbaiki penampilan konselor dalam menangani
kasus dimasa yang akan datang. Penilaian terhadap konseling dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara yaitu : (a) laporan dari klien baik secara lisan maupun
tulisan; (b) observasu konselor terhadap klien; (c) laporan dari pihak lain yang megetahui
dan bertanggung jawab terhadap klien.
7) Tahap terminasi (pengakiran konseling)
Dalam tahap akhir ini konselor melakukan penghentian proses konseling dengan cara
konselor memberikan dorongan kepada klien untuk menerapkan tingkah laku yang ia
pelajari selama dalam konseling ke situasi kehidupan yang lain.
Kesemua langkah-langkah dan tahapan konseling sangat diperlukan oleh konselor
untuk mengetahui kemajuan konseling yang dilakukannya karena setiap tahapan
konseling ada teknik tertentu dan tujuan yang harus dicapai. Seorang konselor harus
menangkap permasalahan klien dengan pernyataan dan bahasa tubuhnya. Definisi
masalah harus ada persetujuan klien dan bukan hanya atas keinginan konselor.

21
Sebelum melaksanakan proses konseling karyawan, konselor hendaknya menyiapkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan berapa kali konseling diperlukan, besarnya intensitas
pembicaraan, dan tingkat kesiapan karyawan
2. Memperjelas alasan mengapa konselor melakukan konseling dan juga sasaran
dilaksanakannya konseling
3. Melakukan evaluasi terhadap sasaran pekerjaan dan prestasi yang sudah dicapai
karyawan
4. Memberi tahu karyawan tentang jadwal dan tempat pelaksanaan konseling.
5. Setiap konseling dilaksanakan minimal 30 menit
6. Tidak ada gangguan (menerima telepon, tamu, dll) ketika melaksanakan konseling
7. Memindahkan peralatan (meja, dll) yang tidak diperlukan, yang dianggap dapat
menciptakan suasana yang kurang akrab.
8. Mencatat hal-hal yang akan dibicarakan dalam proses konseling
9. Mencatat hasil pembicaraan dan rencana tindak lanjut.
Pedoman pelaksanaan konseling karyawan yang berhasil:

1. Memperlakukan karyawan dengan hangat dan ramah. Menggunakan bahasa tubuh,


kontak mata, dan menatap wajah klien.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan konseling (jika karyawan dipanggil oleh
konselor) atau menanyakan maksud dan tujuan karyawan (jika karyawan datang
sendiri).
3. Bertanya dengan pertanyaan terbuka tentang hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan
karyawan.
4. Mendorong karyawan untuk mengungkapkan alternatif pemecahan masalah yang
dihadapinya.
5. Berusaha menggali pendapat karyawan tentang konsekuensi dari alternatif
pemecahan masalah yang disampaikannya.
6. Menghindari mengemukakan pandangan, namun tetap memberikan tambahan
informasi yang akan membantu klien dalam mengambil keputusan.
7. Memperlihatkan empati dan menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan
karyawan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
8. Memberikan dukungan mental dan/ atau sumber daya seperlunya.
9. Meneruskan kepada ahlinya apabila masalah yang dihadapi tidak bisa diatasi sendiri.

22
10. Membuat catatan rangkuman pertemuan dan hal-hal yang dibicarakan pada akhir
pertemuan untuk klarifikasi dan kesepakatan mengenai rencana tindak lanjut.

23
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Bimbingan dan Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang
karyawan yang mempunyai masalah dengan maksud untuk membantu karyawan tersebut agar
dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling bertujuan untuk memperbaiki
kesehatan mental karyawan
Konseling adalah suatu pertukaran gagasan dan perasaan antara dua orang manusia,
yakni antara konselor dan yang diberi bimbingan sehingga merupakan suatu tindakan
berkomunikasi
Konseling bersifat rahasia, sehingga karyawan akan merasa bebas berbicara secara
terbuka tentang permasalahannya. Konseling juga mencakup masalah pekerjaan dan pribadi,
karena kedua jenis maslah ini bisa mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

24
DAFTAR PUSTAKA

AMELIA, R. (2017). MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING INDUSTRI DALAM


MENGATASI KONFLIK ANTAR PEGAWAI (Studi Kasus PT. Krakatau Steel Kota
Cilegon) (Doctoral dissertation, Uin Sultan Maulana Hasanudin Banten).

Azra, M. Z., & Kurniawan, D. (2021). Implementasi Konseling Industri dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan di PT. Arara Abadi Distrik Nilo. Konseling Edukasi: Journal Of
Guidance and Counseling, 5(2), 232-249.

Azra, M. Z., & Kurniawan, D. (2021). Implementasi Konseling Industri dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan di PT. Arara Abadi Distrik Nilo. Konseling Edukasi: Journal Of
Guidance and Counseling, 5(2), 232-249.

Gibson dan Mitchell, M. H, Introduction to Guidance, Edisi 7, New


Jersey:pearson.2008,hlm.107

Hati, T. S. (2021). Penerapan Tahapan Konseling Industri pada Karyawan yang Dimutasi di
PT. Sinar Pandawa Labuhanbatu (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU).

Mochamad Nursalim. ”Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling”.


Jakarta:Erlangga;2015.hlm.109-110

Mujayaroh, M. (2021). Model bimbingan kelompok berbasis budaya kerja industri untuk
meningkatkan kematangan karir siswa. Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan
Rekayasa dan Sosial, 17(2), 98-106.

Namora Lumongga Lubis,Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Praktik.(PT.


Jakarta Kencana 2011) Hlm 19

Nuraini, N. (2020). Konseling industri dengan pendekatan Islami untuk meningkatkan etos
kerja karyawan: Penelitian terhadap karyawan PT. Remaja Rosdakarya Jl ibu inggit
garnasih No. 40 ciateul kec. reogol kota Bandung (Doctoral dissertation, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung).

Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

25
R Misrah Ariyani,Peran Konselor Dalam meningkatkan Kinerja Karyawan,Vol 1 No.3 Mei-
Agustus 2013

Rifa, elfi, Bimbingan Konseling Islami di SD, Jakarta, PT Bumi Aksara. 2009, Hlm. 68)

Suharno, H. R., Gunantara, N., & Sudarma, M. (2020). Analisis penerapan metode scrum
pada sistem informasi manajemen proyek dalam industri & organisasi
digital. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 19(2), 203.

Triguno, 2004. Budaya Kerja. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Golden Trayon Press, Jakarta.

Yani, F. (2020). PENERAPAN TAHAPAN KONSELING INDUSTRI DALAM


MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V
PEKANBARU (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau).

26

Anda mungkin juga menyukai