MAKALAH
oleh:
CUTLUTHFIA BS
1706102010035
Assalamulaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya lah Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Layanan
Bimbingan dan Penyuluhan”. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan bagaimana pentingnya layanan bimbingan dan Penyuluahan serta
jenis-jenisnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 51
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bimbingan dan Penyuluhan merupakan suatu proses interaksi antara
konselordengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan
Penyuluhan juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi
bimbingan dan Penyuluhan dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu
dengan pentingnya bimbingan Penyuluhan tersebut tentunya tentunya banyak
pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan Penyuluhan
tersebut.Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang
disediakan bimbingan konseling.
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Layanan Bimbingan dan
Konseling
2. Untuk mengetahui apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan
dan Konseling
PEMBAHASAN
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari bahasa inggris guidance and
counseling. Kata “guidance” berasal dari kata kerja to guide yang berarti
memimpin, menunjukkan, atau membimbing ke jalan yang baik.
Jadi kata “guidance” dapat berarti pemberian pengarahan, atau pemberian petunjuk
kepada seseorang. Sedangkan “counsieling” berasal dari kata kerja to counsel yang
berarti menasehati, atau menganjurkan kepada seseorang secara face to face.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan konselor atau guru pembimbing
kepada peserta didik untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi
diri secara optimal.
Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Menurut Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan
kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri,
membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).
6) Menurut J. Jones
Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam
menentukan pilihan penyesuaian dan pemecahan masalah
Dari berbagai pendapat diatas meskipun berbeda-beda dalam menyampaikan
pendapatnya tetapi mempunyai persamaan arti dan
tujuannya. Bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan
merupakan bimbingan. Misalnya: orang yang memberikan pertolongan kepada
anak untuk dibangkitkan, hal inji bukanlah merupakan bimbingan, sebab
bimbingan masih memerlukan sifat-sifat yang lain, misalnya: seorang guru yang
memberikan bantuan jawaban muridnya pada waktu ujian, hal ini juga bukanlah
merupakan bimbingan, sebab bimbingan masih memerlukan sifat-sifat yang lain,
misalnya: seorang guru yang memberikan bantuan jawaban muridnya pada waktu
ujian, hal ini juga bukanlah merupakan bimbingan.
Bimbingan dapat diartikan bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yag memadai dan telah terlatih dengan
baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
B.Pengertian penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam artian etimologis, penyuluhan adalah usaha
memberikan keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan, jalan dan
arah yang harus ditempuh oleh setiap orang sehingga dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidupnya (Mardikanto, 1982).
Penyuluhan sebagai ilmu adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia ke arah
yang lebih baik terbentuk, perilaku manusia dapat berubah atau diubah sehingga
mau meninggalkan kebiasaan lama dan menggantikannya dengan perilaku baru
yang berakibat kualitas kehidupan orang yang bersangkutan menjadi lebih baik
(Slamet, 1992).
Menurut kamus besar bahasa indonesia) kata penyuluh berasal dari kata suluh
yang berarti barang yang di pakai untuk media penerangan atau obor.Sedangkan
penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan
penerangan atau penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan
yaitu suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk
memberikan penerangan atau informasi kepada orang lain dari semula yang tidak
Penyulahan dalam arti umum berarti ilmu sosial yang mempelajari sistem dan
perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang
lebih sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyuluhan adalah proses perubahan
sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan
semua “stakeholders”,melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar
terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk
mengelola kegiatan yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya
kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan.
1. Ban (1990)
Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan
komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk
pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .
3. Mardikanto, 1987.
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar
upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting
dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
7. Wiriaatmadja (1973)
Penyuluhan merupakan sistem pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar
sambil berbuat untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri
masalah yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi
Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976; 19) Konseling
adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang
(konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya se-optimal mungkin secara mandiri.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan bimbingan adalah
suatu usaha bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dan
pengalaman dalam memberikan bantuan atau pertolongan kepada individu tersebut
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenal dirinya dan dapat bertanggung
jawab.
Sedangkan perbedaan, bimbingan lebih luas dari pada penyuluhan, bimbingan lebih
menitik beratkan pada segi-segi preventif, sedangkan penyuluhan lebih menitik
beratkan pada segi kuratif, tetapi walaupun demikian pengguanan bimbingan selalu
diikuti dengan kata penyuluhan.
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah harus mendapatkan perhatian
istimewa terhadap generasi muda. Karena manfaatnya adalah sangat besar bagi
pemantapan hidup bagi generasi muda kita dalam berbagai bidang yang menyangkut
ilmu pengetahuan. Ketrampilan dan sikap mental generasi muda.
Apalagi mengingat bahwa generasi mda perlu dibina secara intensif sesuai dengan
cita-cita yang terkandung dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan
bahwa generasi muda harus dibina agar menjadi generasi pengganti dimasa mendatang
Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Pelayanan bimbingan dan penyuluhan
yang dilakukan disekolah mempunyai dua tujuan yaitu : Tujuan bimbingan dapat
dibedakan atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya
orang bersikap dan bertindak seperti dalam situasi hidupnya sekarang ini. Sedangkan
tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, menagambil
sikapnya sendiri dan menangung sendiri resiko dari tindakan-tindakannya (Winkel,
1991:17).
Dari pendapat di atas dapat diapahami bahwa tujuan dari bimbingan dapat dibedakan
atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang
bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini, misalnya
melanjutkan sekolah, mengambil sikap dan pergaulan, mendaftarkan diri pada fakultas
Perguruan Tinggi tertentu. Tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur
kehidupannya sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan menanggung sendiri
konsekwensi atau resiko dari tindakannya sendiri. Cara-cara Pelaksnaan Bimbingan
dan Penyuluhan Pelaksanaan Bimbingan di sekolah terwujud dalam program
bimbingan, yang mencakup keseluruhan pelayanan bimbingan. Para petugas
bimbingan selain harus sehat fisik maupun psikisnya juga mendapatkan pendidikan
khusus dan bimbingan dan konseling;secara ideal berijasah sarjana FIP IKIP, jurusan
BK, atau program yang sederajat.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwasanya pengetahuan tentang bimbingan dan
penyuluhan merupakan syarat yang paling penting bagi seorang pembimbing, baik
dari segi teoritis maupun praktisnya. Dasar dari pada pelaksanaan program bimbingan
2) Diskusi Kelompok Diskusi kelompok ini dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari
empat sampai enam murid yang mana murid-murid itu mendiskusikan sesuatu
bersama, misalnya kesukaran dalam belajar, pergaulan dengan orang tua atau
pergaulan dengan lain jenis.
b. Bimbingan secara individu Bimbingan secara individu ini dilaksanakan ada
permasalahan dari siswa yang bersangkutan langsung dipanggil ke ruang bimbingan.
Adapun bentuk dari bimbingan individu dapat berupa : pemberian informasi,
pemberian nasehat, dan konsentrasi.
c. Konseling individual Konseling individual paling tidak ada empat segi yang perlu
diperhatikan dalam konseling, yaitu saat diam, kebingungan, mndengarkan dan
melarikan diri dari kenyataan. Sifat bimbingan dan penyuluhan Masalah bimbingan
Dengan kata lain pemberian bantuan dapat dilakukan sebelum ada kesulitan, selama
ada kesulitan, dan setelah ada kesulitan yang dihadapi murid. Sifat bimbingan menurut
Andi Mapiere dibagi menjadi empat yaitu :
1. Sifat pencegahan (prefentif) yaitu pemberian bantuan (terutama) kepada murid,
sebelum murid menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius.
2. Sifat pengembangan (development) yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid
dengan mengiringi ‘perkembangan mentalnya ; yang dimaksudkan terutama untuk
menetapkan jalan berfikir dan bertindaknya murid sehingga dapat berkembang secara
optimal.
3. Sifat penyembuhan (curatif) yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid selama
atau setelah murid mengalami persoalan serius, dengan maksud agar murid agar
terbebas dari kesulitan.
4. Sifat pemeliharaan (Treatment) yaitu usaha bantuan yang dimaksudka terutama
unuk memupuk dan mempertahankan kesehatan mental murid yang bersangkutan
bertahan dalam kesembuhan, setelah menjalani proses penyembuhan.
Dari keempat sifat bimbingan tersebut di atas, satu dengan yang lainnya sangat
berbeda, dalam penggunaannya yang luas. Hafi Anshari membagi bimbingan menjadi
dua bentuk bimbingan yaitu :
a. Bimbingan yang bersifat prefentif
1. Tata Tetib
2. Menanamkan kedisiplinan
3. Memberikan motivasi
4. Memberikan nasehat
b. Bimbingan yang bersifat kuratif
1. Pemberitahuan
2. Peringatan
3. Hukuman
4. Ganjaran (Mapiere, 1989:211) J
Tugas tersebut tidaklah ringan dan segampang yang dibayangkan, apalagi jika
dikaitkan dengan adanya gejala menurunnya aktivitas belajar siswa. Menurut Hanafi
Anshari bantuan atau bimbingan yang diberikan kepada siswa ada dua macam yaitu :
“bimbingan yang bersifat prefentif (pencegahan) dan bimbingan yang bersifat kuratif
(penyembuhan)”. (Anshari, 1991:67) 1) Bimbingan yang bersifat prefentif Bimbingan
yang bersifat prefentif (pencegahan) adalah pemberian bantuan kepada siswa sebelum
menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius.
Cara yang ditempuh bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan
menjaga situasi itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan
staf yang lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga
satu dengan yang lainnya tidak saling membenci.
Demikian juga guru dalam menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan
anak.
Minat anak dan guru berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar
tidak merasa bosan terhadap guru dan materi yang diberikan. Sehubungan dengan hal
tersebut, Dewa Ketut Sukardi menjelaskan : Bimbingan berfungsi prefentif,
pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak didik dan berfungsi
(1) Dengan Pembiasaan Anak dibiasakan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tata
tertib dan teratur, misalnya berpakaian yang rapi, masuk dan keluar kelas harus dengan
ijin guru, harus memberi salam dan sebagainya.
(2) Dengan contoh dan teladan Suri tauladan yang baik perlu mendapatkan perhatian
yang sesungguhnya dari guru. Untuk itulah guru harus lebih dahulu memberikan
contoh dengan perbuata yang baik, sebab kalau tidak maka dikalagan murid akan
(3) Dengan penyadaran Disamping adanya pembiasaan, contoh dan teladan, maka
anak semakin kritis ingin mengerti tentang arti peraturan atau larangan tang ada. Maka
kewajiban para guru untuk memberikan penjelasan, alasan yang dapat diterima dengan
baik oleh pikiran anak. Sehingga dengan demikian timbul kesadaran anak tentang
adanya perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus ditinggalkan.
(4) Dengan pengawasan atau kontrol Bahwa kepatuhan anak terhadap peraturan atau
tata tertib mengenal juga adanya situasi tertentu yang mempengaruhi terhadap anak.
Adanya kemungkinan anak nyeleweng atau tidak mematuhi tata tertib maka perlu
diadakan pengawasan yang intensif terhadap situasi yang tidak diinginkan yang
akibatnya akan merugikan keseluruhan.
c) Memberikan Nasehat Dalam Bahasa Indonesia kata nasehat diartikan sebagai ajaran
atau pelajaran yang baik. Namun suatu nasehat sudah barang tentu mesti timbul dari
hati nurani yang bersih dan murni. Dengan tulus hati dengan kepentingan dan
kebaikan yang dinasehati. Pemberian nasehat dapat dilakukan dengan memberikan
jalan untuk kebahagiaan hidup didunia dn kebahagiaan akherat. Mengingat mereka
dengan yang halus dan yang lembut serta memberikan peringatan mengenai kelalaian
mereka terhadap kewajiban sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.
c) Hukuman Hukuman adalah tindakan yang paling akhir terhadap pelanggaran yang
sudah berkali-kali dilakukan setelah diberitahukan, dan diperingati. Hukuman
mempunyai arti dan nilai sebagai berikut:
Dengan kata lain, tujuan institusional harus diselaraskan dengan tujuan pendidikan
nasional dan merupakan suatu konsentrasi yang harus membawa tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan siswa perlu dapat bimbingan
agar mereka dapat membina sebanyak mungkin dari pengalaman disekolah. Akan
tetapi kemampuan guru dalam membimbing anak didiknya terbatas, sedangkan
masalah yang dihadapi anak didik semakin hari semakin kompleks.
Dari semacam kondisi inilah peranan bimbingan dan penyuluhan diperlukan, dalam
rangka memanimalisasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Tujuan akhir pelayanan
bimbingan ini sama dengan tujuan pendidikan di sekolah, tetapi cara untuk sampai
pada tujuan itu lain yang digunakan dalam bidang-bidang pendidikan sebagaimana
yang dikemukakan oleh W.S. Winkel :
1. Preventif, yaitu bimbingan yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah jangan
sampai timbul kesulitan yang menimpa diri anak atau individu.
3. Preservatif, yaitu memelihara atau mempertahankan yang telah baik, jangan sampai
menjadi keadaan yang tidak baik (Walgito, 1984:26)
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi
mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 7). Fokus pelayanan bimbingan dan konseling
ialah manusia (peserta didik). Oleh karena itu tujuan utama dari pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah yaitu untuk pemberikan bantuan, pemahaman, atau
pendampingan kepada setiap individu (peserta didik) agar dapat berkembang
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki individu
(peserta didik) .
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan
– tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karir. Oleh
karena itu berdasarkan penjelalasan – penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah ialah membantu individu (siswa) untuk mengenal
dirinya dan mencapai perkembangan yang optimal sesuai potensi yang berkembang
dalam diri individu agar mampu merencanakan masa depan sehingga menghasilkan
insan indonesia yang diharapkan.
Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti
landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun
landasan pendidikan secara umum. Landasan Bimbingan dan Konseling menunjukkan
urgensi diadakannya BK. Berikut beberapa Landasan BK:
1.Landasan religius
Sikap keberagamaan
1) Memelihara fitrah
2) Memelihara jiwa
3) Memelihara akal
4) Memelihara keturunan
2. Landasan filosofis
Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cinta dan
sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.
Sikun pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia untuk
memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa makna
hidup manusia dialam semesta ini”.[4]
Selain itu manusia juga disebut makhluk, di tinjau dari Islam pengertian
makhluk ini memberikan pemahaman bahwa ia terikat pada Khaliknya atau
Penciptanya, yaitu keterikatan sebagaimana menjadi dasar penciptaan manusia itu
sendiri. Manusia juga makhluk yang tertinggi dan termulia derajatnya dan paling
indah diantara segenap makhluk ciptaan Sang Pencipta. Maka dari itu manusia
bisa dijadikan pemimpin bagi makhluk lainnya. Apabila manusia memiliki
ketidaksempurnaan dan kelemahan maka akan terjadi pembalikan dari yang
tertinggi derajatnya menjadi yang terendah derajatnya.[5]
3. Landasan historis
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia
melalui sejarah. Sejarah tentang pengembangan potensi individu dapat ditelusuri
dari masyarakat yunani kono. Mereka menekankan upaya-upaya untuk
mengembangkan dan menguatkan individu melalui pendidikan. Plato dipandang
sebagan koselor Yunani Kuno karena dia telah menaruh perhatian besar terhadap
masalah-masalah pemahaman psikologis individu seperti menyangkut aspek isu-
isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan teologis.
a.Perkembangan BK dibarat
Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan
pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru.
Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revo
lusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-
sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai
Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan program
bimbingan ini diantaranya; Eli Weaper, Frank Parson, E.G Will Amson, Carlr.
Rogers.
b.Perkembangan BK di Indonesia
4. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan konseling berarti memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien). Terkadang ada tingkah laku yang sejalan dengan norma dan ada yang
jauh dari norma agama. Maka dari itu kita harus mengaitkan semua itu dengan
norma-norma yang tepat dalam ajaran Islam. Jika klien memiliki tingkah laku
yang jauh dari norma, maka solusi apa yang kita berikan padanya, misalnya kita
memberikan pengertian tentang akhlak-akhlak terpuji yang di sukai Allah atau
sebaliknya, sehingga dia dapat mengambil kesimpulan sendiri dan mengerti apa
yang harus dia lakukan kedepannya. Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu
diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.[6]
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan
lingkungannya. Di samping itu, peserta didik senantiasa mengalami berbagai
perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu
berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang
dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.[7]
Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan
kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi
pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam
menjabarkan tentang bimbingan dan konseling dapat digunakan berbagai cara/
metode, seperti pengamatan, wawancara, analisis document (Riwayat hidup,
laporan perkembangan), prosedur teks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan
ilmiah lainnya mengenai obyek kajian bimbingan dan konseling merupakan
wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling.
7. Landasan pedagogis
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan
berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial.[11]
1
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000). Hal.43-44
2
Ibid., hal.44
3
Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.
4
Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya:
Unesa University Press, 2008). Hal 52.
a. Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah
diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan
potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri
seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga
pendidikan lanjut.6
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih
spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai
dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”.
Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran
memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan
diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara
realistic.7
5
Ibid., hal.45
6
Prayitno.Layanan Penempatan dan Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas
Negeri. 2004) hal.3
7
Ibid., hal.4
8
Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA, 2004). Hlm. 279.
9
Ibid, hlm. 286.
10
Ibid. hlm. 288.
11
Hallen A, BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 85
12
Tohirin, BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH
(BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007). hlm. 164.
13
Giyono, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia, 2015) hlm. 62
14
Tohirin, Op.Cit. hlm. 170
15
Prayitno dan Erman, Op. Cit. hlm. 307.
16
Ibid. hlm. 314.
1. Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,
menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan
fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah
jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan
hasil intrumen.
3. Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan
evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta
menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan
asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4. Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak
lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
B. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
1. Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan
mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan
kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,
memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
3. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang
digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan
kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi
berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan
efisiensi penyelenggaraannya
4. Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang
mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan
teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-
besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
1. Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan
harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk
merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh
peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui
dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan
KR, menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan
keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan
administrasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal),
Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen,
Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan
hasil KR
3. Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan
dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi
1. Perencanaan
17
repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718BDUL%20JALALUDIN%20SAYUTIFITK.p
df I diakses pada 29 maret 2017
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan
lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli
lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan
dan mendokumentasi laporan.
18
Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling pada
https://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/203/173
diakses pada 30 Maret 2017
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral
dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik.
Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan,
dan bimbingan konseling kelompok
3.2. Saran
Demikianlah makalah layanan bimbingan konseling yang telah penyusun
buat, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena kesempurnaan hanya milik allah swt. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat penyusun butuhkan, dan semoga untuk kepenulisan artikel yang bertema
serupa dapat menjadi lebih baik.
Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta.).
Repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718-ABDUL%20JALALUDIN%20SAYUTI
FITK.pdf I diakses pada 29 maret 2017