Anda di halaman 1dari 57

PELAYANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

MAKALAH

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas


Memenuhi syarat-syarat guna mengikuti final
Mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

oleh:

CUTLUTHFIA BS
1706102010035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING II
Kata Pengantar

Assalamulaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya lah Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Layanan
Bimbingan dan Penyuluhan”. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan bagaimana pentingnya layanan bimbingan dan Penyuluahan serta
jenis-jenisnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak


kekurangan.Oleh karena itu kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran
yang bersifat positif dan membangun dari rekan-rekan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Banda Aceh,10 Mei 2019

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING I


Daftar Isi................................................................................................................... i

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ..................................... 31

A. Layanan Orientasi ................................................................................... 31

B. Layanan Informasi .................................................................................. 32

C. Layanan Penempatan dan Penyaluran .................................................... 33

D. Layanan Bimbingan Belajar ................................................................... 34

E. Layanan Konseling Perorangan .............................................................. 39

F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok ..................................... 41

2.2. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling ..................... 43

A. Aplikasi Instrumentasi Data ................................................................... 43

B. Himpunan Data ....................................................................................... 44

C. Konferensi Kasus ................................................................................... 46

D. Kunjungan Rumah .................................................................................. 47

E. Alih Tangan Kasus. ................................................................................ 48

F. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung ................. 49

BAB III ................................................................................................................. 51

PENUTUP ............................................................................................................. 51

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 51

3.2. Saran ........................................................................................................... 51

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING II


Daftar Pustaka ....................................................................................................... 52

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING III


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Bimbingan dan Penyuluhan merupakan suatu proses interaksi antara
konselordengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan
Penyuluhan juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi
bimbingan dan Penyuluhan dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu
dengan pentingnya bimbingan Penyuluhan tersebut tentunya tentunya banyak
pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan Penyuluhan
tersebut.Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang
disediakan bimbingan konseling.

Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral


dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan
yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan
bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan
melibatkan banyak pihak.

Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling


sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi
dari bimbingan konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih
dahulu apa saja layanan yang disediakan bimbingan konseling tersebut serta
kegiatan apa saja yang dapat menunjang keberhasilah bimbingan konseling
agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari bimbingan konseling yang
ada aaupun yang kita inginkan.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1


1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa tujuan Bimbingan dan Konseling?
3. Apa saja landasan Bimbingan Konseling?
4. Apa asas-asas yang berkenaan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan
dan konseling?
5. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling ?
6. Apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan dan Konseling ?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Layanan Bimbingan dan
Konseling
2. Untuk mengetahui apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan
dan Konseling

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. A.Definisi Bimbingan dan Konseling

1.Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari bahasa inggris guidance and
counseling. Kata “guidance” berasal dari kata kerja to guide yang berarti
memimpin, menunjukkan, atau membimbing ke jalan yang baik.

Jadi kata “guidance” dapat berarti pemberian pengarahan, atau pemberian petunjuk
kepada seseorang. Sedangkan “counsieling” berasal dari kata kerja to counsel yang
berarti menasehati, atau menganjurkan kepada seseorang secara face to face.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan konselor atau guru pembimbing
kepada peserta didik untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi
diri secara optimal.

Definisi atau pengertian Bimbingan menurut para ahli:

Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian


bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat
memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).

Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan


terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 3


dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk
madarasah), keluarga, dan masyarakat.

Menurut Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan sebagai "The help


given by one person to another in making choices and adjustment and in solving
problems". Pengertian bimbingan yang dikemukakan Arthur ini amat sederhana
yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang
dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing
mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya (Sofyan S. Willis 2009:11).

Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan


atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri;
menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih,
menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan
tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).

Menurut Andi Mappiare (1984) berpendapat bahwa bimbingan merupakan


serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien
secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil taanggung jawab
sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus (Winkel & Sri Hastuti
2007:35).

Menurut Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan
kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri,
membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).

1) Menurut Dewa Ketut Sukardi


Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu
memperkembangkan potensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang dimiliki,
mengenai dirinya sendiri mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat
menentukan sendiri jalan kehidupannya secara bertanggung jawab tanpa
bergantung pada orang lain.
2) Menurut I Jumhur dan Moh. Surya
Bimbingan adalah suatu proses pmberian bantuan yang terus-menerus dan
sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah hidupnya, agar tercapai
kemampuan untuk dapat memahami dirinyakemampuan untuk menerima dirinya ,
kemampuan untuk mengarahkan dirinya, dan kemampuan untukmerealisasikan
dirinya, sesuai dengan dirinya atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 4


dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu
diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam
bidangnya

3) Menurut Dr. Rachman Natawidjaja


“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap
kebahagiaan hidupdan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan
masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan
diri secara optimal sebagai makhluk sosial”.

4) Menurut Bimo Walgito


Bimbangan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan hidupnya, agarindividu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya

5) Menurut Elfi Muawanah bimbingan merupakan:


“Suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau siswa atau
sekelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri baik
kemampuan. Kemampuanyang ia miliki serta kelemahan-kelemahan agar
selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dalam
menentukan jalan hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi
serta dapat memahami lingkungan untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara tepat dan akhirnya dapat memperolehkebahagiaan hidup

6) Menurut J. Jones
Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam
menentukan pilihan penyesuaian dan pemecahan masalah
Dari berbagai pendapat diatas meskipun berbeda-beda dalam menyampaikan
pendapatnya tetapi mempunyai persamaan arti dan
tujuannya. Bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan
merupakan bimbingan. Misalnya: orang yang memberikan pertolongan kepada
anak untuk dibangkitkan, hal inji bukanlah merupakan bimbingan, sebab
bimbingan masih memerlukan sifat-sifat yang lain, misalnya: seorang guru yang
memberikan bantuan jawaban muridnya pada waktu ujian, hal ini juga bukanlah
merupakan bimbingan, sebab bimbingan masih memerlukan sifat-sifat yang lain,
misalnya: seorang guru yang memberikan bantuan jawaban muridnya pada waktu
ujian, hal ini juga bukanlah merupakan bimbingan.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 5


Menurut crow & crow dalam Aqib, (2013:94) menjelaskan bahwa :

Bimbingan dapat diartikan bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yag memadai dan telah terlatih dengan
baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

Menurut bernard & fullmer (dalam Prayitno, 2013:95) bimbingan merupakan


segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.

Selanjutnya Menurut Willis (2011:14) bimbingan merupakan ”proses bantuan


terhadap individu agar ia memahami dirinya dan dunianya, sehingga dengan
demikian ia dapat memanfaatkan potensi-potensinya".

Berdasar pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa bimbingan merupakan


proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli supaya konseli yang
dibimbing dapat mengenali dirinya, memaksimalkan potensinya, serta mampu
mengahadapi, dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam hidupnya.

B.Pengertian penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam artian etimologis, penyuluhan adalah usaha
memberikan keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan, jalan dan
arah yang harus ditempuh oleh setiap orang sehingga dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidupnya (Mardikanto, 1982).
Penyuluhan sebagai ilmu adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia ke arah
yang lebih baik terbentuk, perilaku manusia dapat berubah atau diubah sehingga
mau meninggalkan kebiasaan lama dan menggantikannya dengan perilaku baru
yang berakibat kualitas kehidupan orang yang bersangkutan menjadi lebih baik
(Slamet, 1992).
Menurut kamus besar bahasa indonesia) kata penyuluh berasal dari kata suluh
yang berarti barang yang di pakai untuk media penerangan atau obor.Sedangkan
penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan

penerangan atau penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan
yaitu suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk
memberikan penerangan atau informasi kepada orang lain dari semula yang tidak

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 6


tahu menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu. Kata penyuluhan berasal dari
beberapa negara yaitu:

1. Belanda yaitu Voorlichting yang berarti memberikan penerangan untuk


menolong seseorang menemukan jalannya,
2. Inggris yaitu extention, istilah ini diambil Universitas Oxford dan
Cambridge sekitar tahun 1850 yang melakukan diskusi-diskusi mengenai
bagaimana memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
disekitar tempat tinggal penduduk, terutama dengan cepatnya
pertumbuhan pendudukdidaerah industri dan perkotaan.
3. Jerman yaitu Aufklaneus yg berarti pencerahan, yang menekankan
pentingnya mengetahui arah langka kita.
4. Prancis yaitu vulgarisation yang menekankan pentingnya
menyederhanakan pesan bago orang awam,
5. Amerika Serikat yaitu Eziohong berarti pendidikan,yang menekankan
tujuan penyuluhan pertanian untuk mengajar seseorang sehingga dapat
memecahkan sendiri masalahnya.
6. Australia yaitu forderung berarti berdiri kearah yang diinginkan, kata ini
miripdengan istilah korea yakni bimbingan pedesaan.
7. Spanyol yaitu capacitacion yaitu keinginan untuk meningkatkan
kemampuan manusia yang dapat diartikan dengan pelatihan

Penyulahan dalam arti umum berarti ilmu sosial yang mempelajari sistem dan
perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang
lebih sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyuluhan adalah proses perubahan
sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan
semua “stakeholders”,melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar
terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk
mengelola kegiatan yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya
kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan.

PENYULUHAN MENURUT PARA AHLI


Ada beberapa para ahli yang nendefinisikan pengertian penyuluh diantarany
ayaitu:

1. Ban (1990)
Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan
komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk
pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .

2. Margono Slamet (2000).


menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan
masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 7


dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih
bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan. Margono Slamet (2000)
menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan
Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai
proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada
terciptanya “better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk
memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan
pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial,
politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan
taraf hidup pribadi dan masyarakatnya

3. Mardikanto, 1987.
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar
upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting
dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan

4. menurut Slamet (1994)


istilah penyuluhan pada awal kegiatannya disebut dan dikenal sebagai
Agricultural Extension. Dengan pengembangan penggunaannya di bidang-bidang
lain, maka sebutannya berubah menjadi Extension Education dan Develoment
Communication. Meskipun antara ketiga istilah tersebut terdapat perbedaan,
namun pada dasarnya mengacu pada disiplin ilmu yang sama.

5. Menurut Sapoetro (Mardikanto, 1992)


kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses pembangunan didasari oleh
kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan adalah masyarakat kecil yang
umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik lemah dalam permodalan,
pengetahuan, dan keterampilannya, maupun lemah dalam hal peralatan dan
teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga seringkali lemah dalam
hal semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.

6. Menurut Slamet dalam Mardikanto (1993)


Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan perilaku
sasaran nya. Hal ini merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan
indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses
perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan
masyarakat agar mereka tahu, mau, mampu melaksanakan perubahan-perubahan
demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan
kesejahteraan keluarga/masyarakat yang ingin dicapai.

7. Wiriaatmadja (1973)
Penyuluhan merupakan sistem pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar
sambil berbuat untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri
masalah yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 8


penyuluhan adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya
disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya
yang demikian maka penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.

Menurut Berdnard & Fullmer ,1969, Konseling meliputi pemahaman dan


hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan
potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang
bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut.

Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah


bantuan yang diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah
kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan
individhu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya.) dan menyetir (to
steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau
jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa
konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.

Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976; 19) Konseling
adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang
(konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.

Menurut Smith,dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu


proses dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi –
interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau
penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.

Menurut Pepinsky 7 Pepinsky ,dalan Shertzer & Stone,1974, konseling


merupakan interaksi yang(a)terjadi antara dua orang individu ,masing-masing
disebut konselor dan klien ;(b)terjadi dalam suasana yang profesional
(c)dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-
perubahan dalam tingkah laku klien

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya se-optimal mungkin secara mandiri.

Adapun konseling menurut Tohirin (2013:24) adalah kontak atau hubungan


timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 9


klien, yang didukung oleh keahlian dalam suasana yang laras dan integrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

Menurut Jones (dalam Prayitno 2013: 100) menjelaskan bahwa :

konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua


pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oelh
yang bersangkutan dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dakam
pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien.
Konseling harus ditunjukkan pada perkembangan yang progresif dari individu
untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Bimbingan Dan


Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Nomor 111 tahun
2014 Pasal 1 Butir 1 ”Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif,
logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya”.

Secara lebih spesifik layanan bimbingan dan konseling Menurut Tohirin


(2013:25) adalah:

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh


pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatp muka
atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta
mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.

Sedangkan Menurut Hikmawati (2011:1) bimbingan dan konseling adalah:

Pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun


kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 10


Pengertian bimbingan dan penyuluhan Istilah bimbingan dan penyuluhan
dipandang dari segi terminologi berasal dari bahasa asing yaitu bimbingan dari
Guidance dan penyuluhan dari Counseling.
a. Bimbingan Mengenai pengertian bimbingan ini Bimo walgito
mengemukakan sebagai berikut: Bimbingan adalah merupakan
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya mencapai
kesejahteraan. (Walgito, 1989:4)
b. Sejalan dengan pengertian di atas H. Koestuer Partowisastro
mengemukakan pendapat : Bimbingan adalah bantuan yang
diberikkan kepada seseorang agar memperkembangkan potensi-
potensi yang dimiliki, mengenal dirinya sendiri, mengatasi
persoalan-persoalannya sehingga dapat menentukan sendiri jalan
hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung orang lain.
(Partowisastro, 1984:12)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan bimbingan adalah
suatu usaha bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dan
pengalaman dalam memberikan bantuan atau pertolongan kepada individu tersebut
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenal dirinya dan dapat bertanggung
jawab.

Penyuluhan Penyuluhan menurut Bimo Walgito adalah : Penyuluhan adalah bantuan


yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan langsung
berhadapan muka, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. (Walgito, 1989:5) Dari pendapat
tersebut di atas dapat dipahami bahwasanya bimbingan dan penyuluhan, ada
persamaannya dan ada perbedaannya. Persamaan adalah keduanya merupakan suatu
bantua bagi individu-individu dalam menghadapi problem kedupannnya.

Sedangkan perbedaan, bimbingan lebih luas dari pada penyuluhan, bimbingan lebih
menitik beratkan pada segi-segi preventif, sedangkan penyuluhan lebih menitik
beratkan pada segi kuratif, tetapi walaupun demikian pengguanan bimbingan selalu
diikuti dengan kata penyuluhan.
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah harus mendapatkan perhatian
istimewa terhadap generasi muda. Karena manfaatnya adalah sangat besar bagi
pemantapan hidup bagi generasi muda kita dalam berbagai bidang yang menyangkut
ilmu pengetahuan. Ketrampilan dan sikap mental generasi muda.

Apalagi mengingat bahwa generasi mda perlu dibina secara intensif sesuai dengan
cita-cita yang terkandung dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan
bahwa generasi muda harus dibina agar menjadi generasi pengganti dimasa mendatang

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 11


yang harus lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu mengisi serta
membina kemerdekaan Bangsa. Dengan adanya bimbingan dan penyuluhan di sekolah
diharapkan generasi muda menjadi generasi yang mampu bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi masyarakat serta bagi bangsa dan negara.

Petugas bimbingan dan penyuluhan yang keberadaannya disamping sebagai badan


yang bertugas memberikan bimbingan kepada para siswa juga sebagai guru yang
memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik kepada siswa. Sehingga tanggung
jawab petugas bimbingan dan penyuluhan menjadi ganda dan variatif atau sebagai
pengajar mata pelajaran dan sebagai pendidik agama dan akhlaq yang baik.

Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Pelayanan bimbingan dan penyuluhan
yang dilakukan disekolah mempunyai dua tujuan yaitu : Tujuan bimbingan dapat
dibedakan atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya
orang bersikap dan bertindak seperti dalam situasi hidupnya sekarang ini. Sedangkan
tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, menagambil
sikapnya sendiri dan menangung sendiri resiko dari tindakan-tindakannya (Winkel,
1991:17).

Dari pendapat di atas dapat diapahami bahwa tujuan dari bimbingan dapat dibedakan
atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang
bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini, misalnya
melanjutkan sekolah, mengambil sikap dan pergaulan, mendaftarkan diri pada fakultas
Perguruan Tinggi tertentu. Tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur
kehidupannya sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan menanggung sendiri
konsekwensi atau resiko dari tindakannya sendiri. Cara-cara Pelaksnaan Bimbingan
dan Penyuluhan Pelaksanaan Bimbingan di sekolah terwujud dalam program
bimbingan, yang mencakup keseluruhan pelayanan bimbingan. Para petugas
bimbingan selain harus sehat fisik maupun psikisnya juga mendapatkan pendidikan
khusus dan bimbingan dan konseling;secara ideal berijasah sarjana FIP IKIP, jurusan
BK, atau program yang sederajat.

Di samping itu seorang pembimbing harus mempunyai pengalaman maupun


pengetahuan yang cukup, baik yang bersifat praktis maupun teoritis, sesuai dengan
pendapat Bimo Walgito : Agar supaya seorang pembimbing dapat menjalankan fungsi
atau pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, seorang pembimbing harus mempunyai
pengetahuan yang cukup luas baik segi yang bersifat teoritis maupun yang bersifat
praktis. (Walgito, 1989:17)

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwasanya pengetahuan tentang bimbingan dan
penyuluhan merupakan syarat yang paling penting bagi seorang pembimbing, baik
dari segi teoritis maupun praktisnya. Dasar dari pada pelaksanaan program bimbingan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 12


dan penyuluhan di sekolah tidak lepas dari dasar pendidikan pada umumnya, dan
pendidikan pada khususnya. (Walgito, 1989:17)

Dalam melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan perlu diperhatikan batas-


batas sampai dimana kemungkinan kegiatan bimbingan dan penyuluhan itu boleh
dilaksanakan. Bimbingan dan penyuluhan disekolah dilakukakan untuk siswa-siswi,
untuk membantu siswa-siswi dalam membuat rencana belajar dan mengambil
keputusan sendiri. Bimbingan dilakukan dengan melibatkan personal lain dalam
memberikan bantuan pada siswa. Bimbingan dilakukakn dala batas-batas kemampuan
yang dimiliki oleh staf pembimbing (tenaga ahli bimbingan, guru konselor atau guru
pembimbing dan guru biasa guru vak) dan program bimbingan sekolah berpusat pada
pencegahan kesulitan belajar dikelas yang dilakukan atas dasar kesepakatan bersama
anatara penyuluhan dan siswa.

Menurut Totok Santoso dalam bukunya “Layanan dalam Memberikan Bimbingan


Belajar, yaitu : a. Bimbingan secara kelompok Pelaksanaan bimbingan kelompok
merupakan cara-cara tertentu untuk mengelompokkan murid. Sedangkan aktivitas-
aktivitas bimbingan kelompok merupakan jenis kegiatan yang dilakukakan, karena
pembimbing mrangkap sebagai pengajar, makabimbingan kelompok yang paling
dominan. Sebab disamping memberikan pelajaran juga diiringi memberikan
bimbingan secara pencegahan (preventif). Adapun bentuk bimbingan kelompok adalah
pelajaran bimbingan (group guindance class), sekelompok diskusi, kelompok kerja
dan home room.
1) Pelajara Bimbingan Pelajaran bimbingan ini yang diutamakan adalah kebutuhan-
kebutuhan murid yang berkenan dengan perkembangan pribadinya dan pergaulan
sosialnya : dengan kata lain ahli bimbingan lebih berfungsi sebagai pendidik dari pada
sebagai pengajar. Pada pelajaran bimbingan yang biasanya berupa pembahasan
tentang suatu masalah yang tidak termasuk materi pelajaran yang lain. misalnya cara-
cara belajar yang baik. Cara memilih jurusan / fakultas. Cara-cara bergaul,
pendewasaan diri, hubungan dengan orang tua.

2) Diskusi Kelompok Diskusi kelompok ini dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari
empat sampai enam murid yang mana murid-murid itu mendiskusikan sesuatu
bersama, misalnya kesukaran dalam belajar, pergaulan dengan orang tua atau
pergaulan dengan lain jenis.
b. Bimbingan secara individu Bimbingan secara individu ini dilaksanakan ada
permasalahan dari siswa yang bersangkutan langsung dipanggil ke ruang bimbingan.
Adapun bentuk dari bimbingan individu dapat berupa : pemberian informasi,
pemberian nasehat, dan konsentrasi.
c. Konseling individual Konseling individual paling tidak ada empat segi yang perlu
diperhatikan dalam konseling, yaitu saat diam, kebingungan, mndengarkan dan
melarikan diri dari kenyataan. Sifat bimbingan dan penyuluhan Masalah bimbingan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 13


dan penyuluhan mengacu pada situasi masa pemberian bantuan yang dilihat dari segi
proses penampakan hal atau kesulitan yang dihadapi murid.

Dengan kata lain pemberian bantuan dapat dilakukan sebelum ada kesulitan, selama
ada kesulitan, dan setelah ada kesulitan yang dihadapi murid. Sifat bimbingan menurut
Andi Mapiere dibagi menjadi empat yaitu :
1. Sifat pencegahan (prefentif) yaitu pemberian bantuan (terutama) kepada murid,
sebelum murid menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius.
2. Sifat pengembangan (development) yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid
dengan mengiringi ‘perkembangan mentalnya ; yang dimaksudkan terutama untuk
menetapkan jalan berfikir dan bertindaknya murid sehingga dapat berkembang secara
optimal.
3. Sifat penyembuhan (curatif) yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid selama
atau setelah murid mengalami persoalan serius, dengan maksud agar murid agar
terbebas dari kesulitan.
4. Sifat pemeliharaan (Treatment) yaitu usaha bantuan yang dimaksudka terutama
unuk memupuk dan mempertahankan kesehatan mental murid yang bersangkutan
bertahan dalam kesembuhan, setelah menjalani proses penyembuhan.
Dari keempat sifat bimbingan tersebut di atas, satu dengan yang lainnya sangat
berbeda, dalam penggunaannya yang luas. Hafi Anshari membagi bimbingan menjadi
dua bentuk bimbingan yaitu :
a. Bimbingan yang bersifat prefentif
1. Tata Tetib
2. Menanamkan kedisiplinan
3. Memberikan motivasi
4. Memberikan nasehat
b. Bimbingan yang bersifat kuratif
1. Pemberitahuan
2. Peringatan
3. Hukuman
4. Ganjaran (Mapiere, 1989:211) J

enis-Jenis Bimbingan dan Penyuluhan a. Penyelenggaraan kartu pribadi Bimo Walgito


mengemukakan tentang kartu pribadi yaitu : Kartu pribadi atau disebut juga daftar
pribadi merupakan suatu daftar yang memuat semua aspek diri anak. Daftar pribadi ini
memuat perseorangan sehingga masing-masing anak mempunyai daftar sendiri-
sendiri. (Walgito, 1989:79)
Kartu pribadi ini berfungsi sebagai langkah awal bila suatu saat akan membimbing,
karena sesudah diketahui sebelumnya pangkal tolaknya.

b. Penyelenggaraan papan bimbingan Penyelenggaraan papan bimbingan adalah


merupakan suatu aspek untuk merealisasikan bimbingan penyuluhan di sekolah.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 14


Karena pada papan bimbingan anak-anak akan dapat melihat yang perlu diketahui oleh
dirinya. Pada papan bimbingan ini bisa ditulis peraturan sekolah dan cara belajar yang
baik.

c. Penyelenggaraan kotak masalah Mengenai kotak masalah ini Bimo Walgito


mengemukakan sebagai berikut : Kotak masalah sering pula disebut kotak tanya.
Dasar pemikiran penyelenggaraan kotak masalah ini adalah untuk menampung
masalah atau pertanyaan yang dihadapi oleh anak-anak yang lain dalam sekolah.
(Walgito, 1989:79) Penyelenggaraan kotak masalah ini disamping bersifat kuratif juga
bersifat prefentif serta bersifat korektif. Sehingga permasalahan yang timbul segera
akan dapat dicarikan penyelesaiannya.

d. Penyelenggaraan Kelompok Belajar Kelompok belajar adalah bahwa kegiatan-


kegiatan digolongkan kedalam tiga golongan utama secara hakiki. Ialah kegiatan-
kegiatan yang bersifat individual. Kegiatan yang bersifat sosial dan kegiatan yang
bersifat Ketuhanan. (Walgito, 1989:143)
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa seseorang harus memiliki sosial yang
baik, bekerja sama dengan lingkungannya serta mengutamakan kepentingan umum
dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Secara spiikis dapat dikemukakan bahwa
peranan dari bimbingan dan penyuluhan dalam lembaga pendidikan disekolah adalah
memberika bantuan kepada siswa yang mempunyai permasalahan untuk dibimbing
agar siswa yang bersangkutan mampu menyelesaikan kesulitan yang dihadapi baik
pada saat sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Tugas tersebut tidaklah ringan dan segampang yang dibayangkan, apalagi jika
dikaitkan dengan adanya gejala menurunnya aktivitas belajar siswa. Menurut Hanafi
Anshari bantuan atau bimbingan yang diberikan kepada siswa ada dua macam yaitu :
“bimbingan yang bersifat prefentif (pencegahan) dan bimbingan yang bersifat kuratif
(penyembuhan)”. (Anshari, 1991:67) 1) Bimbingan yang bersifat prefentif Bimbingan
yang bersifat prefentif (pencegahan) adalah pemberian bantuan kepada siswa sebelum
menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius.
Cara yang ditempuh bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan
menjaga situasi itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan
staf yang lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga
satu dengan yang lainnya tidak saling membenci.
Demikian juga guru dalam menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan
anak.
Minat anak dan guru berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar
tidak merasa bosan terhadap guru dan materi yang diberikan. Sehubungan dengan hal
tersebut, Dewa Ketut Sukardi menjelaskan : Bimbingan berfungsi prefentif,
pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak didik dan berfungsi

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 15


preservation. Memelihara situasi dan menjaga supaya situasi itu tetap baik. (Sukardi,
1983:8).
Selanjutnya bimbingan prefentif ini bisa dengan cara penggunaa waktu senggang.
Jenis bimbingan ini untuk membantu siswa dalam menggunakan waktu senggang
dengan cara mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain atau lingkungan.
Dengan bimbingan jenis ini diharapkan siswa mampu memanfaatkan waktu senggang
dengan mengisi kegiatan-kegiatan belajar, bekerja atau rekreasi yang membawa
manfaat.
Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan Moh. Surya sebagai berikut :
Kegiatan bimbingan menggunakan waktu senggang antara lain membantu siswa dalam
hal :
1. Menggunakan waktu-waktu senggang untuk kegiatan produktif.
2. Menyusun dan membagi waktu belajar dengan sebaik-baiknya.
3. mengisi dan menggunakan waktu pada jam-jam bebas, hari libur dan sebagainya.
4. Merencanakan suatu kegiatan. (Ahmadi, 1978:38) Menggunakan waktu senggang
untuk kegiatan produktif, seperti ; kegiatan OSIS, kepramukaan, organisasi
keagamaan, olah raga dan kesenian yang dapat mengembangkan bakat dan potensi
yang dimiliki peserta didik sehingga selalu merasa diliputi dalam kesibukan. Hal ini
sedikit sekali bagi mereka memikirkan dan mengatur waktunya pada hal-hal yang
tidak baik dan menjurus pada kegiatan amoral. Adapun bimbingan yang bersifat
pencegahan adalah tata tertib, menanamkan kedisiplinan, memberikan motivasi, dan
memberikan nasehat. (Anshari, 1991:67)
a) Tata Tertib Tata tertib adalah beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi
atau dalam suatu tata kehidupan tertentu. Peraturan tersebut dalam hal ini dapat
berbentuk tulisan atau tidak tertulis. Yang tertulis misalnya tata tertib antara guru
dengan murid, tata tertib pergaulan dan sebagainya.
b) Menanamkan kedisiplinan Disiplin adalah merupakan suatu sikap mental yang
dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi terhadap perintah-perintah atau
larangan yang ada terhadap suatu hal. Karena mengerti betul-betul tentang pentingnya
dan larangan tersebut. Karena itu disiplin harus ditanamkan dalam sanubari anak.
Menurut Hafi Anshari untuk menanamkan kedisiplinan pada anak dapat diusahakan
dengan jalan : pembiasaan, dengan contoh dan teladan, dengan penyadaran dan dengan
pengawasan atau kontrol. (Anshari, 1991:68)

(1) Dengan Pembiasaan Anak dibiasakan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tata
tertib dan teratur, misalnya berpakaian yang rapi, masuk dan keluar kelas harus dengan
ijin guru, harus memberi salam dan sebagainya.

(2) Dengan contoh dan teladan Suri tauladan yang baik perlu mendapatkan perhatian
yang sesungguhnya dari guru. Untuk itulah guru harus lebih dahulu memberikan
contoh dengan perbuata yang baik, sebab kalau tidak maka dikalagan murid akan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 16


timbul semacam protes tentang keadaan tersebut sehingga akan menimbulkan rasa
tidak senang, iri hati dan tidak ikhlas. Perbuatan baik itu dikerjakan oleh murid hanya
karena keterpaksaan.

(3) Dengan penyadaran Disamping adanya pembiasaan, contoh dan teladan, maka
anak semakin kritis ingin mengerti tentang arti peraturan atau larangan tang ada. Maka
kewajiban para guru untuk memberikan penjelasan, alasan yang dapat diterima dengan
baik oleh pikiran anak. Sehingga dengan demikian timbul kesadaran anak tentang
adanya perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus ditinggalkan.

(4) Dengan pengawasan atau kontrol Bahwa kepatuhan anak terhadap peraturan atau
tata tertib mengenal juga adanya situasi tertentu yang mempengaruhi terhadap anak.
Adanya kemungkinan anak nyeleweng atau tidak mematuhi tata tertib maka perlu
diadakan pengawasan yang intensif terhadap situasi yang tidak diinginkan yang
akibatnya akan merugikan keseluruhan.

b) Memberi motivasi Memberikan motivasi disini lebih ditekankan pada pembetukan


akhlaq yang baik, yang mana akhlaq merupakan keseluruhan dari gerak hidup
manusia. Dalam hal ini Sardiman AM mengemukakan pendapatnya : Istilah motivasi
banyak digunakan diberbagai bidang dan situasi dalam hal ini tidak akan dikemukakan
motivasi dalam bidang dan motivasi dalam pembentukan akhlaq siswa. (Sardiman,
1987:93)

c) Memberikan Nasehat Dalam Bahasa Indonesia kata nasehat diartikan sebagai ajaran
atau pelajaran yang baik. Namun suatu nasehat sudah barang tentu mesti timbul dari
hati nurani yang bersih dan murni. Dengan tulus hati dengan kepentingan dan
kebaikan yang dinasehati. Pemberian nasehat dapat dilakukan dengan memberikan
jalan untuk kebahagiaan hidup didunia dn kebahagiaan akherat. Mengingat mereka
dengan yang halus dan yang lembut serta memberikan peringatan mengenai kelalaian
mereka terhadap kewajiban sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

2) Bimbingan yang bersifat kuratif (Penyembuhan) Bimbingan yang bersifat kuratif


yaitu uasaha bantuan yang diberikan pada murid selama atau setelah murid mengalami
persoalaan serius. Dengan maksud utama agar murid yang bersangkutan terbebaskan
dari kesulitan. Dalam rangka pemberian bantuan yang diberikan secara sistimatis
kepada klien digunakan berbagai langkah dan tehnik agar orang yang bersangkutan
mampu untuk memecahkan segala problem yang dihadapi, apakah itu yang bersifat
pribadi yang mengganggu perasaan, frustasi dan menghadapi untuk menentukan
pilihan yang tepat sesuai dengan kemampuannya. Bimbingan yang bersifat kuratif
berupa pemberitahuan, peringatan, hukuman dan ganjaran. (Anshari, 1991:67)

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 17


a) Pemberitahuan Pemberitahuan yaitu memberikan informasi kepada anak terhadap
sesuatu hal yang kurang baik karena hal itu mengganggu jalannya proses pendidikan.
Pemberitahuan ini diberikan kepada anak yang belum tahu misalnya seorang anak
yang memberikan sesuatu kepada gurunya dengan tangan kirinya. Hal tersebut
kemungkinan dilingkungan sekitarnya dan tidak ada yang memberitahukan bahwa hal
itu, bukanlah anak yang bersagkutan langsung dimarahi.

b) Peringatan Peringatan diberikan terhadap anak yang sudah berkali-kali melakukan


pelanggaran dimana sebelumnya sudah diberi teguran dan biasanya peringatan itu
disertai dengan ancaman apabila hal tersebut terulang kembali. Misalnya ada seorang
anak yang berbuat nakal pada temannya beberapa kali, setelah ditegur juga dia masih
melakukan, maka diberi peringatan dengan satu ancaman umpamanya kalau sampai
melakukan lagi akan dikeluarkan dari sekolah.

c) Hukuman Hukuman adalah tindakan yang paling akhir terhadap pelanggaran yang
sudah berkali-kali dilakukan setelah diberitahukan, dan diperingati. Hukuman
mempunyai arti dan nilai sebagai berikut:

(1) Hukuman sebagai akibat suatu pelanggaran


(2) Hukuman sebagai titik tolak agar tidak terjadi pelanggaran

d) Ganjaran Ganjaran adalah alat pendidikan reppresif yang bersifat menyenangkan.


Ganjaran diberikan pada anak didik yang mempunyai prestasi terentu dalam
pendidikan, memiliki kerajinan dan tingkah laku yang baik. Sehingga dapat dijadikan
contoh teladan bagi teman-temannya. Ganjaran itu dapat berupa pujian, penghormatan,
hadiah dan tanda penghargaan. Peranan Bimbingan dan Penyuluhan dalam
Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa. Tujuan pendidikan nasional berlaku bagi
semua jenis sekolah dan dilaksanakan dengan ciri-ciri khas dari setiap jenjang
pendidikan sekolah.

Dengan kata lain, tujuan institusional harus diselaraskan dengan tujuan pendidikan
nasional dan merupakan suatu konsentrasi yang harus membawa tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan siswa perlu dapat bimbingan
agar mereka dapat membina sebanyak mungkin dari pengalaman disekolah. Akan
tetapi kemampuan guru dalam membimbing anak didiknya terbatas, sedangkan
masalah yang dihadapi anak didik semakin hari semakin kompleks.

Dari semacam kondisi inilah peranan bimbingan dan penyuluhan diperlukan, dalam
rangka memanimalisasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Tujuan akhir pelayanan
bimbingan ini sama dengan tujuan pendidikan di sekolah, tetapi cara untuk sampai
pada tujuan itu lain yang digunakan dalam bidang-bidang pendidikan sebagaimana
yang dikemukakan oleh W.S. Winkel :

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 18


Bimbingan disekolah menengah merupakan bidang khusus dalam keseluruhan
pendidikan sekolah yaitu memberikan pelayanan yang ditangani oleh ahli-ahli yang
telah disiapkan untuk itu.
Ciri khas dari pelayanan ini terletak dalam hal memberikan bantuan mental atau
psikologis kepada murid dalam membulatkan perkembangannya. Tujuan dari
pemberian bimbingan ialah supaya setiap murid berkembang sejauh mungkin untuk
mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya disekolah, mengingat ciri-
ciri pribadinya dan tuntunan kehidupan dalam masyarakat sekarang. (Winkel,
1991:28)
Dengan adanya peranan dan bimbingan terserbut diharapkan semua persoalan yang
dihadapi anak didik dapat diantisipasi sedini mungkin. Menurut Bimo Walgito
bimbingan dan penyuluhan di sekolah dapat dilaksanakan dengan bermacam sifat :

1. Preventif, yaitu bimbingan yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah jangan
sampai timbul kesulitan yang menimpa diri anak atau individu.

2. Korektif, yaitu memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh


individu.

3. Preservatif, yaitu memelihara atau mempertahankan yang telah baik, jangan sampai
menjadi keadaan yang tidak baik (Walgito, 1984:26)

B.Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi
mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 7). Fokus pelayanan bimbingan dan konseling
ialah manusia (peserta didik). Oleh karena itu tujuan utama dari pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah yaitu untuk pemberikan bantuan, pemahaman, atau
pendampingan kepada setiap individu (peserta didik) agar dapat berkembang
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki individu
(peserta didik) .

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 19


Pada dasarnya tujuan bimbingan dan konseling dan tujuan pendidikan memang
dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan
konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan sehingga tujuan bimbingan dan
konseling memperkuat tujuan pendidikan dan menunjang program pendidikan secara
menyeluruh.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling mencakup tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) Tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan memperhatikan butir tujuan BK sebangaimana tercantum diatas, maka dapat
dikatakan salah satu tujuan dari BK di sekolah adalah untuk membantu peserta didik
memperkuat dirinya secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya dan prestasi
yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat – bakatnya), latar belakang
dirinya sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti (2004:114) mengemukakan bahwa:
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai
latar belakang yang ada (seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial
ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini
bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam
hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan
keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Dalam rangka pengembangan diri dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa maka layanan bimbingan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 20


konseling di sekolah membantu peserta didik mengenal dmenerima diri sendiri dan
lingkungannya secara positif dan dinamis, serta mampu memiliki, mengambil
keputusan, mengarahkan dan mewujudkan dirinya secara efektif dan produktif sesuai
dengan tuntutan peranannya di masa depan.
Sedangkan secara khusus tujuan khusus bimbingan dan konseling di sekolah, diuraikan
H.M. Umar,dkk dalam Anas Salahudin (2010: 23) sebagai berikut:
1.Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.

2.Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar,sehingga


tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.

3.Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan


keputusan, dan keterlebitan diri dalam proses pendidikan.

4.Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri


secara maksimum terhadap masyarakat .

5.Membantu siswa-siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam


berbagai aspek fisik, mental, dan social.
Oleh karena itu jelas bahwa bimbingan dan konseling dapat menumbuhkan kesadaran
dan pemahaman bagi setiap individu dalam menentukan pilihan-pilihan dalam kegiatan
yang akan dijalaninya.
Winkel (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu supaya orang-
perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas
perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan
itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai.

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan
– tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karir. Oleh
karena itu berdasarkan penjelalasan – penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah ialah membantu individu (siswa) untuk mengenal
dirinya dan mencapai perkembangan yang optimal sesuai potensi yang berkembang
dalam diri individu agar mampu merencanakan masa depan sehingga menghasilkan
insan indonesia yang diharapkan.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 21


C.Landasan Bimbingan dan Konseling

Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti
landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun
landasan pendidikan secara umum. Landasan Bimbingan dan Konseling menunjukkan
urgensi diadakannya BK. Berikut beberapa Landasan BK:

1.Landasan religius

 Manusia sebagai mahluk Alloh

Manusia adalah mahluk Alloh yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi


kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal
negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan
tersebut pada hal-hal positif.

 Sikap keberagamaan

Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi


isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan
pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam
hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan
iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.
 Peranan agama
Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak
dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak
mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam
konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi:

1) Memelihara fitrah

2) Memelihara jiwa

3) Memelihara akal

4) Memelihara keturunan

Dalam pembahasan ini kita dapat mengetahui beberapa point yang


berhubungan dengan agama kita yaitu Islam, seperti keyakinan bahwa manusia
dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan, sama halnya dengan kita yang
diciptakan oleh Allah SWT. Kemudian sikap yang mendorong perkembangan dan
perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama,

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 22


sebagaimana kita telah diajarkan dalam Islam kaidah-kaidah apa saja yang
seharusnya dipakai dalam kehidupan bermasyarakat.[3]

2. Landasan filosofis
Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cinta dan
sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.
Sikun pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia untuk
memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa makna
hidup manusia dialam semesta ini”.[4]

Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan mempergunakan


ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya, manusia juga belajar mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya, semua itu terjadi berkat individu tersebut
telah belajar dari apa yang telah dilihat dan didengarnya.

Selain itu manusia juga disebut makhluk, di tinjau dari Islam pengertian
makhluk ini memberikan pemahaman bahwa ia terikat pada Khaliknya atau
Penciptanya, yaitu keterikatan sebagaimana menjadi dasar penciptaan manusia itu
sendiri. Manusia juga makhluk yang tertinggi dan termulia derajatnya dan paling
indah diantara segenap makhluk ciptaan Sang Pencipta. Maka dari itu manusia
bisa dijadikan pemimpin bagi makhluk lainnya. Apabila manusia memiliki
ketidaksempurnaan dan kelemahan maka akan terjadi pembalikan dari yang
tertinggi derajatnya menjadi yang terendah derajatnya.[5]

3. Landasan historis
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia
melalui sejarah. Sejarah tentang pengembangan potensi individu dapat ditelusuri
dari masyarakat yunani kono. Mereka menekankan upaya-upaya untuk
mengembangkan dan menguatkan individu melalui pendidikan. Plato dipandang
sebagan koselor Yunani Kuno karena dia telah menaruh perhatian besar terhadap
masalah-masalah pemahaman psikologis individu seperti menyangkut aspek isu-
isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan teologis.
a.Perkembangan BK dibarat
Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan
pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru.
Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revo

lusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-
sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 23


memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun
1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut.

Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan program
bimbingan ini diantaranya; Eli Weaper, Frank Parson, E.G Will Amson, Carlr.
Rogers.

Bradley dan Stiller menjelaskan tahapan tentang sejarah bimbingan sebagai


berikut:

1) Vocational exploration: Tahapan yang menekankan tentang analisis individual


dan pasaran kerja

2) Metting Individual Needs: Tahapan yang menekankan membantu individu agar


meeting memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya. Perkembangan BK pada
tahapan ini dipengaruhi oleh diri dan memecahkan masalahnya sendiri.

3) Transisional Professionalism: Tahapan yang memfokuskan perhatian kepada


upaya profesionalisasi konselor

4) Situasional Diagnosis: Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi pada


tahapan ini memfokuskan pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan
gerakan cara-cara yang hanya terpusat pada individu.

b.Perkembangan BK di Indonesia

Layanan BK di industri Indonesia telah mulai dibicarakan sejak tahun 1962.


ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA yakni dengan
adanya program penjurusan, program penjurusan merupakan respon akan
kebutuhan untuk menyalurkan siswa kejurusan yang tepat bagi dirinya secara
perorangan. Puncak dari usaha ini didirikan jurusan Bimbingan dan penyuluhan di
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri, salah satu yang membuka jurusan tersebut
adalah IKIP Bandung (sekrang berganti nama Universitas Pendidikan Indonesia).

Dengan adanya gagasan sekolah pembangunan pada tahun 1970/1971,


peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan sekolah pembangunan
ini dituangkan dalam program sekolah menengah pembangunan persiapan, yang
berupa proyek percobaan dan peralihan dari sistem persekolahan Cuma menjadi
sekolah pembangunan.

Sistem sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek


pembaharuan pendidikan yang dinamai PPSP (Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan) yang diujicobakan di IKIP. Badan pengembangan pendidikan
berhasil menyusun 2 naskah penting yakni dengan pola dasar rencana-rencana
pembangunan program Bimbingan dan penyuluhan melalui proyek-proyek

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 24


perintis sekolah pembangunan dan pedoman operasional pelayanan bimbingan
pada PPSP.

Secara resmi BK di programkan disekolah sejak diberlakukan kurikulum


1975, tahun 1975 berdiri ikatan petugas bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang.

Penyempurnaan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 dengan memasukkan


bimbingan karir di dalamnya. Selanjutnya UU No. 0/1989 tentang Sisdiknas
membuat mantap posisi bimbingan dan konseling yang kian diperkuat dengan PP
No. 20 Bab X Pasal 25/1990 dan PP No. 29 Bab X Pal 27/1990 yang menyatakan
bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan.

Perkembangan BK di Indonesia semakin mantap dengan berubahnya 1 PBI


menjadi ABKIN (Asuransi Bimbingan dan Konseling Indonesia) tapa tahun 2001.

4. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan konseling berarti memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien). Terkadang ada tingkah laku yang sejalan dengan norma dan ada yang
jauh dari norma agama. Maka dari itu kita harus mengaitkan semua itu dengan
norma-norma yang tepat dalam ajaran Islam. Jika klien memiliki tingkah laku
yang jauh dari norma, maka solusi apa yang kita berikan padanya, misalnya kita
memberikan pengertian tentang akhlak-akhlak terpuji yang di sukai Allah atau
sebaliknya, sehingga dia dapat mengambil kesimpulan sendiri dan mengerti apa
yang harus dia lakukan kedepannya. Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu
diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.[6]

Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan
lingkungannya. Di samping itu, peserta didik senantiasa mengalami berbagai
perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu
berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang
dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.[7]

5. Landasan sosial budaya


Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah
rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 25


seperti perubahan kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia
kerja, perkembangan komunikasi dan lain-lain.[8]

MC Daniel memandang setiap anak, sejak lahirnya harus memenuhi tidak


hanya tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya ditempat ia hidup,
tuntutan Budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya
sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut.[9]

Tolbert memandang bahwa organisasi sosial, lembaga keagamaan,


kemasyarakatan, pribadi, dan keluarga, politik dan masyarakat secara menyeluruh
memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup
warganya. Unsur-unsur budaya yang ditawarkan oleh organisasi dan budaya
lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh
individu, tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan-tujuan dan jenis-jenis
pekerjaan yang dipilihnya, rekreasinya dan kelompok-kelompok yang
dimasukinya.[10]

Bimbingan konseling harus mempertimbangkan aspek sosial budaya dalam


pelayanannya agar menghasilkan pelayanan yang lebih efektif.

6. Landasan ilmiah dan teknologi


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang
memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan layanan itu secara
berkelanjutan.

a. Keilmuan bimbingan dan konseling

Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang


bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai
layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai obyek
kajiannya sendiri, metode pengalihan pengetahuan yang menjadi ruang
lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.

Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan
kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi
pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam
menjabarkan tentang bimbingan dan konseling dapat digunakan berbagai cara/
metode, seperti pengamatan, wawancara, analisis document (Riwayat hidup,
laporan perkembangan), prosedur teks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan
ilmiah lainnya mengenai obyek kajian bimbingan dan konseling merupakan
wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 26


b. Peran ilmu lain dan teknologi dalam bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial,


artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistik dan
evaluasi memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi
karakteristik individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan
kejasmanian individu. Hal itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan
dan konseling.

c. Pengembangan bimbingan konseling melalui penelitian

Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi


dapat dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun
pengembangan yang lebih lengkap dan teruji didalam praktek adalah apabila
pemikiran dan perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil penelitian
dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan praktek bimbingan dan konseling
menemukan pembuktian tentang ketepatan/ keefektifan dilapangan. Layanan
bimbingan dan konseling akan semakin berkembangan dan maju jika dilakukan
penelitian secara terus menerus terhadap berbagai aspek yang berhubungan
dengan BK.

7. Landasan pedagogis
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan
berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial.[11]

a. Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu

Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia


hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui
pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan
mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya,
kesosilaanya dan keberagamaanya.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional


menetapkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

b. Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling.

Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh


klien-kliennya. Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 27


belajar, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk
mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman. Dalam
konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru. Dengan
belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya; dengan
memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.

c. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling

Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan


pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat
dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-
aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan
kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta
kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
(SD dan SLTP) dan pendidikan menengah. Hasil-hasil bimbingan dan konseling
pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya. Bimbingan
merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi
terhadap keberhasilan proses pendidikan disekolah.[12]

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 28


D.Asas Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu,
juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas
bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan
layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau
bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai
jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila
asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan
konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

Adapun asas dalam Bimbingan dan Komseling adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya


segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar
terjamin,
2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing
(konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas
keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan
dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri,
dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing
(konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 29


6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien
dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai
dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta
didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini,
kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan
dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling.
Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam
penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-
tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat
menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain.
Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-
tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam
lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 30


Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan,
yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :
B. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah)
yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan
hubungan social siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu
segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1

Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu :

a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola


kehidupan social.
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai
kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat
memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar
anaknya.

1
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000). Hal.43-44

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 31


C. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik
(terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi
pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.

Materi layanan informasi menyangkut :

a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan


dan perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta
bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan
berkembang di masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program
khusus, dan program tambahan.
f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti
UN/UNAS.
g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta
prospeknya.2

Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan


berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna
untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.Pemahaman yang diperoleh
melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam
meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,

2
Ibid., hal.44

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 32


menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah
keputusan.3

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu :

a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang


diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih
sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana
memperoleh informasi.
d. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang
ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya.4

D. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan,
magang, kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan
minat serta kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi :
a. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan
ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap,
kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok
belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan social sekolah.
c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan
siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan
seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.

3
Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.
4
Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya:
Unesa University Press, 2008). Hal 52.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 33


d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang
membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier,
kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau
magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.5

Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada 2, yaitu :

a. Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah
diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan
potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri
seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga
pendidikan lanjut.6
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih
spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai
dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”.
Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran
memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan
diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara
realistic.7

E. Layanan Bimbingan Belajar


Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan
bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam

5
Ibid., hal.45
6
Prayitno.Layanan Penempatan dan Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas
Negeri. 2004) hal.3
7
Ibid., hal.4

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 34


belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi.
Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai.8
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap :
1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara
gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal,
seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian
akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu
dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar.
Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-
contoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang
banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
a. Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang
diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi
tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki
IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya
yang amat tinggi.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau
pengajaran khusus.
d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah
tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu
kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya

8
Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA, 2004). Hlm. 279.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 35


sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci
guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahuinya, dan sebagainya.

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat


dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes
kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar,
dan pengamatan.

 Tes Hasil Belajar, yaitu suatu alat yang disusun untuk


mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-
tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya.
 Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan
dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini
biasanya diukur atau diungkapkan dengan
mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.
 Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan
belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam
belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan
kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.
 Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk
mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
 Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau
karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya
sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yan
dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di
depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 36


a. Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu
bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau
sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan
maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses
dan hasil belajar mereka.
b. Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu
bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa
orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya
mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba
menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah
lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasinya dalam belajar.
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap
siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan
untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu
mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan
mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah
atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.9

Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor


adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.Sebagaimana
disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan
penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor
sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan
pertimbangan bagi ditetapkannya layanan bimbingan
belajar.Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan
menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat
oleh guru. Dalam hasil itu memang diharapkan adanya tes hasil

9
Ibid, hlm. 286.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 37


belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil menunggu tersedianya
tes baku itu, “tes buatan guru” adalah sangat penting.

Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan


kebiasaan belajar harus dibakukan terlebih dahulu.Konselor secara
langsung menyelenggarakan tes dan skala itu (dengan bantuan
guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat
diterapkan bagi pelayanan bimbingan belajar.Tes diagnostik dan
analisis hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena
materi kedua instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada
hasil usaha pembelajaran yang dikelola oleh guru.Konselor
membantu merancang dan memberikan pertimbangan tentang
penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.

Berdasarkan hasil-hasil pengungkapan kelemahan dan


kekuatan siswa dengan mempergunakan instrumen/prosedur di
atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan belajar bagi
siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun
kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan
kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual,
ataupun kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya peranan
konselor dan guru masing-masing atau bersama-sama tergantung
pada materi layanan.Layanan yang materinya lebih banyak
menyangkut penguasaan bahan pelajaran (seperti pengajaran
perbaikan dan kegiatan pengayaan) menuntut peranan guru lebih
besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan
motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih
banyak peranan konselor.Keadaan yang lebih dikehendaki ialah
apabila kedua pihak selalu bahu-membahu meningkatkan
kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.10

10
Ibid. hlm. 288.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 38


F. Layanan Konseling Perorangan
Konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam
hubungan langsung tatap muka antara konselor dank lien. Dalam
hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya,
sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini,
konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam
pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa
konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu berari agaknya bahwa apabila layanan konseling telah
memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan
upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai
pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti
yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-
benar tinggi.
Implikasi lain pengertian “jantung hati” itu ialah, apabila seorang
konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan
bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati,
dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai
teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat
menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak
mengalami banyak kesulitan.
Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dideritanya.11

Tujuan Layanan Konseling Perorangan.

Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami


kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya,

11
Hallen A, BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 85

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 39


kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk
mengentaskan masalah yang dialami klien.
Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor
(pembimbing) sebelum proses konseling dilaksanakan. Dengan perkataan
lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak
ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan.
Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah
dilakukan identifikasi melalui proses konseling. Setelah dilakukan
identifikasi melalui baru ditetapkan masalah mana yang akan dibicarakan
dan dicarikan alternatif pemecahannya melalui proses konseling dengan
berpegang pada prinsip skala perioritas pemecahan masalah. Masalah yang
akan dibicarakan (yang menjadi isi layanan konseling perorangan)
sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan
mendapat pertimbangan dari konselor.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling
perorangan mencakup:
a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan
pribadi.
b. Bidang pengembangan social.
c. Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar.
d. Bidang pengembangan karier.
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga,12
f. Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
g. Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
h. Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran
dan pengembangannya.13

12
Tohirin, BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH
(BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007). hlm. 164.
13
Giyono, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia, 2015) hlm. 62

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 40


G. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau
membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/
untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan tertentu.14
Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada
individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling
kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan
satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa
kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling
menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu.
Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya
perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak
konsumen secara tepat an cepat, layanan kelompok semakin menarik.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan
hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok
interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas,
yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi
social yang intensif dan dinamis selamaberlangsungnya layanan,
diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-
kebutuhan individu anggota kelompok).15

Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

14
Tohirin, Op.Cit. hlm. 170
15
Prayitno dan Erman, Op. Cit. hlm. 307.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 41


Aspek Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok
1. Jumlah anggota Tidak terlalu dibatasi: Terbatas: 5-10 orang.
60-80 orang.
2. Kondisi dan Relatif homogeny. Hendaknya homogen;
karakteristik dapat pula heterogen
anggota terbatas.
3. Tujuan yang Penguasaan informasi a. Pemecahan masalah.
ingin dicapai untuk tujuan yang lebih b. Pengembangan
luas. kemampuan
komunikasi dan
interaksi social.
4. Pemimpin Konselor dan Konselor.
kelompok narasumber.
5. Peranan anggota Menerima informasi a. Berpartisipasi dalam
untuk tujuan kegunaan dinamika interaksi
tertentu. social.
b. Menyumbang
pengentasan masalah.
c. Menyerap bahan untuk
pemecahan masalah.
6. Suasana a. Menolong atau a. Interaksi multiarah.
interaksi dialog terbatas. b. Mendalam dengan
b. Dangkal. melibatkan aspek
emosional.
7. Sifat isi Tidak rahasia. Rahasia.
pembicaraan
8. Frekuensi Kegiatan berakhir Kegiatan berkembang
kegiatan apabila informasi telah sesuai dengan tingkat
disampaikan. kemajuan pemecahan
masalah Evaluasi
dilakukan sesuai dengan
tingkat kemajuan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 42


pemecahan masalah.

Layanan konseling kelompok merupakan cara yang amat baik


untuk menangani konflik-konflik antarpriibadi dan membantu individu-
individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Tenaga yang
dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok
adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan
efektif pula dalam konseling kelompok. Dapat diandalkan untuk
menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor
yang efektif ddalam konseling perorangan akan efektif pula dalam
konseling kelompok. 16

2.1.Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling


Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal
ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:

A. Aplikasi Instrumentasi Data


Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan
lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes
maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala
karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini
adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan
bentuk himpunan data,Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini
adalah:

a. Materi yang hendak diungkapkan,


b. bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan
responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun
non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor.

16
Ibid. hlm. 314.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 43


Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam
melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional)

Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-


jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:

1. Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,
menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan
fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah
jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan
hasil intrumen.
3. Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan
evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta
menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan
asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4. Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak
lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

B. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 44


didik.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi
pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi
pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:
Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:

1. Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan
mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan
kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,
memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
3. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang
digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan
kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi
berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan
efisiensi penyelenggaraannya
4. Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang
mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan
teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-
besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 45


C. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta
didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien.Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup.Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi
kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :

1. Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan
harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk
merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh
peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui
dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa

3. Analisis dan Evaluasi


Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila
konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti
bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh
peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa
4. Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi
oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang
jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 46


D. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik
melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan,
dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari
pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan
kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak
diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus
tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau
kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait
dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh
melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam
masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting
dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan
dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat
kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:

1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan
KR, menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan
keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan
administrasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal),
Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen,
Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan
hasil KR
3. Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan
dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 47


penggunaan data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan
menganalisis terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap
penanganan kasus.
4. Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak
lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan
akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.17

E. Alih Tangan Kasus.


Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan
memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti
kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan
agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan
kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam
Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang
Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang
cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien
bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika
diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah

1. Perencanaan

17
repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718BDUL%20JALALUDIN%20SAYUTIFITK.p
df I diakses pada 29 maret 2017

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 48


Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan
ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi
ATK dan kelengkapan administratif
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan
mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3. Evaluasi dan Analisis
Membahas ATK melalui: Klien, laporan dan hasil lain dan analisis
hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah
klien. Serta melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap
pengentasan permasalahan klien secara menyeluruh

4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan
lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli
lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan
dan mendokumentasi laporan.

F. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung


Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu penyelenggaraan
berbagai layanan bimbingan konseling.Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa
terlaksananya layanan bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada
kegiatan-kegiatan pendukung.Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan pendukung
menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai
mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
yang sifatnya lebih utama itu.Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap
layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 49


memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara
dengan mantap.18

18
Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling pada
https://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/203/173
diakses pada 30 Maret 2017

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 50


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral
dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik.
Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan,
dan bimbingan konseling kelompok

Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan


sendirinya, hal ini terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan
bimbingan konseling tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat
dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan tersebut. Kegiatan yang
mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan
operassionalisasi dan pengunaan hasil kegiatan pendukung

3.2. Saran
Demikianlah makalah layanan bimbingan konseling yang telah penyusun
buat, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena kesempurnaan hanya milik allah swt. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat penyusun butuhkan, dan semoga untuk kepenulisan artikel yang bertema
serupa dapat menjadi lebih baik.

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 51


Daftar Pustaka

Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya:

Unesa University Press, 2008).Hal 52.

Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta.).

Giyono, 2015, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia)

Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling


padahttps://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/20
3/173 diakses pada 30 Maret 2017

Prayitno dan Erman, ,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT

RINEKA CIPTA,)Prayitno. 2004Layanan Penempatan dan


Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas Negeri.)

Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.)

Repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718-ABDUL%20JALALUDIN%20SAYUTI
FITK.pdf I diakses pada 29 maret 2017

Tohirin, 2007,BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN


MADRASAH
(BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,)

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 52

Anda mungkin juga menyukai