Anda di halaman 1dari 15

BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Pelayanan BK Serta Kesalahpahaman Terhadap


Pelayanan BK

KELOMPOK 1:

1. Aviyola Rahmah Sari 21029138


2. Nadya Putri Ramadhani 21029098
3. Sabina Larasati Vadar 21029178

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Herman Nirwana, M.Pd, Kons

KODE SEKSI 202221270031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat Rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Pelayanan BK
Serta Kesalahpahaman Terhadap Pelayanan BK” dengan baik. Shalawat beriringan salam tak
lupa pula kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. yang telah membawa kita
dari alam kebodohan hingga kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
Bapak Dr. Herman Nirwana, M.Pd, Kons. pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pengertian, Tujuan Dan Fungsi
Pelayanan BK Serta Kesalahpahaman Terhadap Pelayanan BK” bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Herman Nirwana, M.Pd, Kons.
selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan berguna untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Padang, 5 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ...................................................... 3

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling ........................................................... 6

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling ............................................................ 8

D. Kesalah pahaman Pelayanan Bimbingan dan Konseling ........................ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................... 11

B. Saran ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh seseorang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa yang sedang
mengalami sesuatu masalah (klien) untuk dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku,
sehingga bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sehingga
bimbingan dan konseling, penting bagi mereka yang ingin sesuatu yang
mengganjal didalam diri atau pikiran seseorang tadi hilang atau setidaknya
masalah yang dihadapinya tidak menjadi beban. Melainkan menjadi suatu
pemecahan masalah. Namun, dalam bimbingan dan konseling sering terjadi
kesalahpahaman baik tentang pengertian bembingan dan konseling sendiri,
maupun dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.
Prayitno (2004) menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan barang impor yang pengembangannya di Indonesia masih tergolong
baru. Apabila untuk penggunaan istilah saja, terutama istilah penyuluhan dan
konseling (atau konseling saja) belum ada kesepakatan semua pihak, maka dapat
dimengerti kalau sampai sekarang masih banyak kesalahpahaman dalam bidang
bimbingan dan konseling itu. Kesalahpahaman itu lebih mungkin terjadi
mengingat pelayanan bimbingan dan konseling dalam waktu relatif tidak begitu
lama telah tersebar luas, terutama di sekolah-sekolah, di seluruh pelosok tanah air.
Bidang bimbingan dan konseling itu digeluti oleh berbagai pihak dengan latar
belakang yang masih sangat bervariasi. Kesalahpahaman itu pertamatama perlu
dicegah penyebarannya, dan kedua perlu diluruskan apabila diinginkan agar
pelayanan bimbingan dan konseling berjalan dan berkembang dengan baik sesuai
dengan kaidahkaidah keilmuan dan praktik penyelenggaraannya.

1
B. Rumusan Masalah
Pengertian Bimbingan Konseling?
1. Tujuan Bimbingan Konseling?
2. Fungsi Bimbingan Konseling?
3. Kesalah Pahaman Pelayanan BK?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Bimbingan Konseling?
2. Untuk mengetahui Tujuan Bimbingan Konseling?
3. Untuk mengetahui Fungsi Bimbingan Konseling?
4. Untuk mengetahui Kesalah Pahaman Pelayanan BK?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Pengertian dari (BK) kata dari bimbingan dan konseling berasal dari
bahasa Inggris yaitu kata “guidance dan counseling”. Kata guidance berarti
bantuan. Namun tidak semua bantuan itu berarti suatu bimbingan, seperti
bantuan bahan makanan yangdiberikan kepada korban gempa tidak termasuk
dalam pengertian bimbingan sebagai suatu bantuan. Menurut Kroth (1973),
bentuk bantuan yang termasuk dalam pengertian bimbingan membutuhkan
syarat tertentu, prosedur tertentu dan pelaksanaan tertentu pula sesuai dengan
dasar, tujuan, prinsip dan azas bimbingan. Dansmoor & Miller (dalam Mc.
Daniel: 1969), mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu untuk memahami dan menggunakansecara luas
kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadi yang mereka miliki
atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu bentuk bantuan yang
sistematik melalui dimana siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian
yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.
Sedangkan ada beberapa menurut para ahli mengemukakan diantaranya,
menurut Smith (1959), menjelaskan bahwa bimbingan sebagai proses layanan
yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh
pengetahuandan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat
pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan
untuk menyesuaikan diri dengan baik. Sedangkan Crow & Crow (1960),
menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seorang
laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan
terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya
sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Prayitno (99: 1999), juga menerangkan bahwa bimbingan adalah proses

3
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan
dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara
Shertzer danStone (1984), menyatakan bahwa bimbingan itu merupakan suatu
konsep, yang berarti suatu upaya membantu individu sebagai suatu konstruk
pendidikan, bimbingan mengacu kepada suatu bentuk pengalaman yang dapat
membantu siswa untuk memahami dirinya sendiri, dan bimbingan merupakan
suatu program mengacu kepada prosedur danproses yang terorganisasi untuk
mencapai tujuan pendidikan dan pribadi tertentu.Dari definisi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli di atas pada dasarnya mengandung pengertian
yang sama. Dengan kata lain pokok-pokok pengertianbimbingan mencakup
hal-hal yaitu:

1. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang berkelanjutan


2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu.
3. Bimbingan diberikan kepada individu yang membutuhkannya baik laki
laki maupun perempuan, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa,
baik individu yang normal maupun individu yang berkelainan dari segi
fisik, mental dan sosial.

4. Bimbingan diberikan kepada individu agar individu dapat mandiri sesuai


denganpotensinya, menentukan pilihan dan mengambil keputusan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
5. Bimbingan diberikan oleh tenaga yang ahli yaitu orang yang memiliki
pengetahuan dan terlatih secara baik dalam bidang bimbingan dan
konseling serta memperoleh sertifikasi dari lembaga yang berwenang.

Sedangkan pengertian dari konseling itu sendiri adalah, dilihat secara


etimologi. Istilah konseling, secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yaitu
“consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan

4
“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah
konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau
“menyampaikan”. Jadi pengertian konseling menurut para ahli:
Menurut Mc.Daniel (1956), ialah suatu rangkaian pertemuan langsung
dengan individu yang ditujukan kepada pemberian bantuan agar individu
tersebut dapat menyesuaikan dirinya secara efektif dengan dirinya sendiri dan
dengan lingkungannya. Mortensen dan Schmuller (1976), mendefinisikan
konseling sebagai suatu proses antar pribadi dimana klien dibantu oleh konselor
untuk meningkatkan pemahaman klien dan kecakapan klien untuk menemukan
masalah. Sementara Prayitno (105:1999), merumuskan bahwa konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang yang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara kepada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien. Konseling juga dapat didefinisikan sebagai
suatu perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan
keputusan intensional dalam kehidupan sehari-hari bagi orang yang normal
(Brammer dan Shorrom: 1982).
Berdasarkan pengertian konseling yang dikemukakan oleh para pakar di
atas, dapat dipahami bahwa pada hakikatnya konseling mengacu kepada suatu
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada seseorang atau
sekelompok orang (klien) yang sedang mengalami masalah melalui wawancara
konseling sehingga klien berani mengambil keputusan. Secara terintegrasi
dapat disimpulkan, bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan
yang diberikan oleh seorang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau
sekelompok orang (klien) melalui pertemuan tatap muka, agar klien memiliki
kemampuan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri sehingga ia berani mengambil keputusan sendiri. Untuk itu
diperlukan pemikiran filosofis (cinta bijaksana) tentang berbagai hal yang
bersangkut-paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

5
B. TUJUAN BIMBINGAN KONSELING

Secara Umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk membantu


individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang
keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahannya itu.

Bimbingan Konseling berada dalam posisi kunci dalam sebuah lembaga


pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya
mutu pendidikan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu
pendidikan tidak hanya terbatas kepada bimbingan yang bersifat akademik tetapi
juga bimbingan pribadi, sosial, intelektual, dan pemberian nilai. Peran
bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada
bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya
dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik. Pendidikan bermutu
bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi saja tetapi juga harus meningkatkan profesionalitas dan sistem
manajemen, di mana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik
tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran
BK dalam keempat inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan
dalam peningkatan mutu pendidikan. Di sekolah ada enam macam layanan
konseling yaitu:

1. Layanan Orientasi, adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk


memperkenalkan siswa baru terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa
memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat
berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang.

6
2. Layanan Informasi, secara umum, bersama dengan layanan orientasi
bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang
berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk
menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah
suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran, individu sering mengalami
kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu
yang bakat, kemampuan, minat dan hobinya tidak tersalurkan dengan
baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara
optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-
orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan
mengembangkan dirinya.
4. Layanan Bimbingan Belajar, bimbingan belajar merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.
Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami
siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan
mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. Layanan
ini dilaksanakan melalui tahap: pengenalan siswa yang mengalami
masalah belajar, pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah,
pemberian bantuan dengan pengentasan masalah Belajar.
5. Layanan Konseling Perorangan, pada bagian ini konseling
dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung
tatap muka antara konselor dengan klien. Dalam hubungan itu
masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-
dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling
dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam
pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien
6. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok, apabila konseling
peroranganmenunjukkan layanan kepada individu atau klien orang

7
perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan
layanan kepada sekelompok individu.

C. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING


1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama).
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
konseli.
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseling.

D. KESALAH PAHAMAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Kesalah pahaman merupakan suatu keadaan dalam memahami sesuatu


kurang tepat atau keliru terhadap pernyataan sebenarnya. Setia budi (2009)
mengungkapkan, “kesalah pahaman adalah suatu informasi yang di terima oleh

8
seseorang memiliki makna atau esensi yang berbeda dari yang di maksudkan
oleh si pemberi atau pencapai informasi”. Selanjutnya Jafri Mangkuprawira
(2010) berpendapat, “kesalah pahaman adalah penyimpangan penafsiran antara
yang di maksud pengirim dan di interpretasikan sang peneriama pesan”.
Merujuk dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa, kesalah pahaman
merupakan suatu kondisi dimana antara penyampai dan penerima informasi
kesalah pahaman dapat menjadikan suatu anggapan-anggapan yang salah.
Maka dari itu perlu di cegah penyebarannya dengan cara memeberikan
informasi, yang jelas agar penerima informasi mamapu mengerti dan
memahami informasi yang telah di dapat agar tidak terjadi kesalah pahaman.

Kesalah pahaman terhadap Bk dapat menjadikan anggapan yang keliru


tentang Bk. Kesalah pahaman terhadap Bk merupakan suatu kondisi dimana
antara penyampai dan penerima informasi tentang Bk dalam mengartikan
informasi yang di terima mempunyai makna yang berbeda dari yang di maksdu
penyempai informasi tentang bk yang sesungguahnya. Munculnya presepsi
negatif tentang bk dan tudingantudingan miring terhadap guru Bk, di sebabkan
akan ketidak tahuan akan tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab guru
bimbingan dan konseling, baik oleh para guru mata pelajaran, pengawas, kepala
sekolah dan madrasah, para siswa, dan orang tua siswa maupun oleh guru
bimbingan konseling itu sendiri.Selain itu, bisa di sebabkan oleh tidak
disusunya program bimbingan dan konseling secara terencanadan sistematis
di sekolah dan madrasah. Prayitno dan Erman Amti (1994:121),
mengemukakan 15 kesalah pahaman terhadap BImbingan dan Konseling yaitu
:

1. Bimbingan dan konseling disamakan saja atau dipisahkan sama sekali


dari pendidikan.
2. Konselor di sekolah diaggap sebagai polisi di sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di anggap semata-mata sebagai proses
pemberian nasehat
4. Bimbingan dan konseling di batasi hanya pada menangani masalah

9
yang bersifat insidental
5. Bimbingan dan konseling di batasi hanya untuk klayen-klayen
tertentusaja.
6. Bimbingan dan konseling melayani (orang sakit dan kurang nurmal)
7. Bimbingan dan konselig bekerja sendiri
8. Konselor harus aktif sedang kan pihak lain pasif
9. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh
siapa saja
10. Pelayanan dan bimbingan konseling berpusat pada keluhan pertama saja
11. Manyamakan pekerjaan bimbingan konseling dengan pekerjaan dokter
atau psikiater
12. Menganggap hasil dan bimbingan konseling harua segera dilihat
13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan
intrusmentasi bimbingan dan konseling (misalnya, tes, inventori, angket,
dan alat pengungkap lainnya.
15. Bimbingan dan konseling di batasi hanya menangani masalah-masalah
yang ringan saja.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bimbingan dan konseling merupakan upaya seseorang dalam membantu


mengembangkan kesempatan yang dimiliki. Bimbingan dan konseling
merupakanbagian yang integral dalam proses pendidikan untuk membantu
individu meningkatkan kemampuannya dalam memahami diri dan
lingkungannya agarmencapai perkembangan secara optimal sesuai. Fungsi
bimbingan konseling di sekolah antara lain adalah sebagai berikut:
Pemahaman. Membantu peserta didik untuk memahami dirinya dan
lingkungan sekitarnya agar dapat mengembangkan potensi dirinya secara
optimal dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini baik yang saya sengaja maupun yang tidak kami sengaja, maka
dari itu sangat penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Deliana, Nurfarida. “Konsepsi (Kesalahpahaman) Bimbingan Dan Konseling


Dalam Pendidikan.” Al-Irsyad, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam,
2018, 111–26.
Kholisoh, Dede, Shofwatuttafasiroh, and Srii Mutiarawati. “Pengertian, Tujuan,
Fungsi, DanAsas-Asas Bimbingan Konseling Anak Usia Dini.” Jurnal
Pendidikan, 2019, 12.
Ramlah. “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling Bagi Peserta Didik.” Al-
Mau’Izhah 1,no. September (2018): 70–76.
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/mauizhah/article/download/8/6/.

12

Anda mungkin juga menyukai