Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP BIMBINGAN DAN KONSEELING BAGI ANAK USIA DINI


Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Detri Amelia Chandra, M.Kom.

Disusun Oleh: Kelompok II


1. Iis Nursarifah (2201017)
2. Endang Sakinah Hsb (2201033)
3. Putri Maharani (2201095)
4. Sindy Azizah Nst (2201038)

YAYASAN ROKAN RIAU RAYA


SEKOLAH TINGGI KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ROKANIA
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah dengan pujian yang melimpah, Tuhan semesta alam, atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang tak terputus, tidak terhitung. Shalawat dan salam atas
pimpinan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Nabi dan Rasul paling mulia,
yang diutus Allah sebagai rahmat bagi semesta alam. Amma ba'du.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
yang berjudul “Konsep Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Usia Dini”, dengan harapan
makalah ini dapat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan bagi kami dan semua pihak.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada ibu Dosen Detri Amelia Chandra, M.Kom. yang telah membimbing kami. Semoga
bimbingan yang telah diberikan dapat bermanfaat untuk kami semua sebagai bekal masa
depan nantinya.
Salam hangat, dari kami orang-orang yang akan terus belajar.

Kepenuhan Jaya, Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis- Jenis Layanan Bimbingan Konseling........................................................... 2
B. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 6
C. Langkah-Langkah Bimbingan Konseling Bagi Pendidikan Anak Usia Dini............ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian
bimbingan dan konseling. Dan telah dijelaskan pula bahwa bimbingan dan konseling
merupakan suatu proses, dan dalam praktik bimbingan dan konseling akan menempuh tahap-
tahap tertentu. Dalam setiap tahapannya akan menggunakan teknik-teknik tertentu pula.
Telah disebutkan bahwa konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan.
Dalam menyelesaikan masalah dari klien atau konseling, memang diperlukan suatu
posedur atau langkah-langkah yang harus dilalui. Prosedur atau langkah-langkah tersebut
dilakukan dengan tujuan agar seorang konselor dapat menyelesaikan masalah dari klien
atau konseli dengan baik, maksimal, dan sukses. Apabila prosedur atau langkah-langkah
tersebut tidak dilakukan atau dilakukan tetapi kurang sesuai atau kurang maksimal,
maka hasinya juga tidak maksimal. Akibatnya, konselor tidak dapat membantu
menyelesaikan masalah dari klien dengan sukses.
Maka dalam makalah ini, kami akan membahas tentang jenis- jenis layanan dalam
bimbingan konseling , faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pendidikan anak usia
dini dan langkah-langkah dalam bimbingan konseling.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Apa saja jenis- jenis layanan bimbingan konseling ?
2. Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan guru pendidikan anak usia dini?
3. Apa saja langkah-langkah bimbingan konseling Bagi Pendidikan Anak Usia Dini ?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk memahami apa saja jenis- jenis layanan bimbingan konseling
2. Untuk memahami faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan guru pendidikan
anak usia dini
3. Untuk memahami apa saja langkah-langkah bimbingan konseling bagi pendidikan anak
usia dini

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling Anak Usia Dini


Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman
diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling
diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah agar peserta didik menjadi
lebih baik dari segi perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal, sesuai
dengan potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru,
konselor, dan pengawas.
Bimbingan dan konseling di PAUD memiliki beberapa jenis layanan, antara lain
yaitu:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk membekali peserta didik untuk memasuki
suasana atau lingkingan baru. Melalui layanan ini individu mempraktekan berbagai
kesempatan untuk memahami dan mampu melakukan kontak secara kontruktiv dengan
berbagai elemen suasana baru sehingga peserta didik di harapkan dapat lebih mudah
menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang
mendukung keberhasilan mereka sebagai siswa baru yang sedang dan akan berada pada
suasana baru, kemungkinan sedikit banyak mengalami masalah, baik yang sekarang maupun
dalam konteks tertentu dan masa mendatang. Melalui layanan orientasi ini di harapkan dapat
mengantisipasi timbulnya masalah yang kemungkinan akan di hadapi siswa. Fungsi utama
bimbingan yang di dukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah dengan menyediakan waktu khusus
kunjungan keliling sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.

2
c. Organisasi atau wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan
sosial siswa.
d. Peranan kegiatan bimbingan karier.
e. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah
dan kesulitan siswa.
2. Layanan informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.
Pemahaman yang diperoleh melalui pelayanan informasi dapat digunakan sebagai
bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah fungsi
pemahaman dan pencegahan. Materi yang dapat diberikan melalui layanan ini antara lain:
a. Pengembangan pribadi
b. Proses belajar mengajar
c. Pendidikan lanjutan setelah PAUD atau TK
d. Kehidupan keluarga
e. Sosial kemasyarakatan
f. Sosial budaya dan lingkungan
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan ini bertujuan membantu peserta didik untuk memperoleh penempatan dan
penyaluran secara tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan peserta didik berada pada posisi dan
pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan pengelompokan siswa terhadap suatu kegiatan,
kelompok pemilihan minat terhadap kegiatan tertentu, kegiatan ekstra-kulikuler, program
latihan, dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan ini adalah fungsi pencegahan dan
pemeliharaan.
Materi yang dapat diberikan dari layanan penempatan dan penyaluran:
a. Penempatan di dalam kelas
b. Penempatan dalam kelompok belajar
3
c. Penempatan jurusan yang sesuai dan penempatan dalam program-program lain
yang lebih luas.

Tujuan layanan penempatan dan penyaluran:


a. Agar setiap siswa dapat menempati posisi yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya.
b. Agar setiap siswa dapat menempati posisi yang sesuai dengan motivasinya.
c. Agar setiap siswa dapat menempati posisi yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan bimbingan ini memungkinkan pesertadidik memahami dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang baik sesuai
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam
kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang di dukung oleh
layanan ini ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi:
a. Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat,
kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-
kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita
atau perencanaan masa depan.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan
sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
c. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara
efektif dan efisien.
d. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan
Kesenian.
e. Membantu memantapkan pilihan karir yang hendak dikembangkan melalui
orientasi dan informasi karir.
5. Layanan Bimbingan Individual
Layanan bimbingan ini memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung
secara tatap muka dengan guru pembimbing/guru kelas yang langsung berperan sebagai
pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialami
anak. Materi yang dapat diberikan melalui layanan ini adalah disesuaikan dengan
4
topik permasalahannya. Dalam pelaksanaannya layanan ini biasa mencakup bidang
bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir. Fungsi utama bimbingan yang didukung
oleh layanan ini ialah fungsi pengentasan.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang bertujuan untuk memungkinkan peserta didik
secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat. Bahan yang dimaksudkan itu juga dapat dipergunakan sebagai acuan
untuk mengambil keputusan.
Melalui layanan bimbingan kelompok para siswa dapat diajak untuk bersama-sama
mengemukakan pendapat tentang sesuatu hal dan membicarakan topik-topik penting,
mengembangkan nilai-nilai, dan mengembangkan langkah-langkah untuk menangani
permasalahan yang dibahas dalam kelompok. Dengan demikian selain dapat membuahkan
hubungan yang baik antar anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu,
pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan
tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang di inginkan sebagaimana yang di inginkan dalam
kelompok. Fungsi utama bimbingan yang di dukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah
fungsi pemahaman dan pengembangan.
7. Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang bertujuan memungkinkan peserta didik memperoleh
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika
kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan
dalam suasana kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi dalam
kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan yaitu
pribadi, sosial, belajar dan karir. Fungsi utama yang didukung oleh layanan konseling
kelompok ialah fungsi pengentasan.
8. Layanan Konsultasi
Yaitu bimbingan yang dilaksanakan oleh konselor sekolah atau guru PAUD/TK
terhadap orang tua peserta didik, dengan harapan orang tua peserta didik tersebut
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani
kondisi atau permasalahan yang dialami oleh putra-putrinya. Konsultasi dapat dilakukan di
berbagai tempat dan di berbagai kesempatan, seperti di sekolah atau di luar sekolah atau di
tempat-tempat lain sesuai dengan kesepakatan bersama. Layanan ini bertujuan agar orang tua
5
peserta didik atau orang yang berkonsultasi dengan kemampuannya sendiri dapat menangani
kondisi permasalahan yang dialami oleh putra-putrinya. Fungsi utama layanan konsultasi ini
adalah fungsi pengentasan.
9. Layanan Mediasi
Yaitu layanan bimbingan yang di laksanakan oleh guru kelas/konselor terhadap dua
orang peserta didik yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan tersebut
menjadikan mereka saling berhadapan, saling bertentangan, saling bermusuhan.Pihak-pihak
yang berhadapan itu jauh dari rasa damai, bahkan mungkin ingin saling menghancurkan.
Dengan layanan ini guru/konselor berusaha mengantarai atau membangun hubungan antara
mereka sehingga mereka akan menyadari akan kesalahan masing- masing. Dengan demikian
dapat menghentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua
pihak. Layanan mediasi pada umumnya bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang
positif dan kondusif di antara peserta didik.

B. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Guru pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk pengalaman pendidikan anak-anak pada fase perkembangan awal. Berikut adalah
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh guru PAUD:
1. Pengetahuan tentang perkembangan anak: Memahami tahapan perkembangan fisik,
kognitif, sosial, dan emosional anak-anak usia dini untuk merancang pengalaman belajar
yang sesuai.
2. Fleksibilitas dalam pengajaran: Mampu mengadaptasi metode pengajaran dan strategi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan belajar individu anak.
3. Keterampilan komunikasi yang efektif: Berkomunikasi dengan anak-anak secara efektif,
menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, dan memberikan
umpan balik yang positif.
4. Kreativitas dan inovasi: Membuat lingkungan pembelajaran yang kreatif dan merangsang,
menggunakan alat bantu dan kegiatan yang menarik untuk memotivasi anak-anak.
5. Pengelolaan kelas yang efektif: Mampu mengelola kelompok anak-anak dengan baik,
menciptakan lingkungan yang aman, dan mengatur kegiatan dengan terstruktur.
6. Kolaborasi dengan orang tua: Terlibat dalam kerjasama yang erat dengan orang tua,
berbagi informasi tentang perkembangan anak, dan melibatkan mereka dalam kegiatan
pendidikan.

6
7. Penggunaan teknologi pendididkan yang tepat: Menggunakan teknologi pendidikan
dengan bijak untuk memperkaya pengalaman belajar anak-anak, namun tetap
mempertahankan fokus pada interaksi sosial dan pengalaman langsung.
8. Pemahaman tentang kebutuhan anak dengan keistimewaan: Memiliki pemahaman yang
baik tentang kebutuhan anak-anak dengan keistimewaan dan dapat menyediakan
dukungan tambahan yang diperlukan.
9. Pemantauan dan evaluasi kemajuan anak: Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap
perkembangan anak dan menggunakan penilaian yang holistik untuk mengukur kemajuan
mereka.
10. Sikap empatis dan sabar: Menunjukkan empati terhadap kebutuhan dan perasaan anak-
anak, serta bersikap sabar dalam membantu mereka mengatasi tantangan belajar.
11. Keterlibatan diri dalam pengembangan profesional: Terus-menerus mengembangkan diri
melalui pelatihan dan pengembangan profesional untuk tetap relevan dengan
perkembangan terbaru dalam pendidikan anak usia dini.
12. Pendidikan inklusif: Menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung keberagaman
dan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang setara dalam
pembelajaran.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, guru PAUD dapat menciptakan pengalaman
belajar yang positif dan mendukung perkembangan holistik anak-anak di tahap awal
perkembangan mereka.

C. Langkah-Langkah Bimbingan Konseling Bagi Pendidikan Anak Usia Dini


Proses konseling pada dasarnya bersifat sistematis. Ada tahapan-tahapan yang harus
dilalui untuk sampai pada pencapaian konseling yang sukses. Tetapi sebelum memasuki
tahapan tersebut, sebaiknya konselor memperoleh informasi (data) mengenai diri klien
melalui wawancara pendahuluan (intake interview) yang dilakukn oleh konselor sendiri atau
orang lain lain yang terlatih dan ditugaskan oleh lembaga konseling. Gunarsa (1996)
mengatakan bahwa manfaat dari intakeinterview adalah memperoleh data pribadi atau hasil
pemeriksaan klien. Setelah itu, konselor dapat memulai langkah selanjutnya.
Menurut Tohirin, dalam Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Proses
konseling dapat ditempuh dengan beberapa langkah yaitu:
1. Menentukan masalah
Proses Identifikasi Masalah atau menentukan masalah dalam konseling dapat

7
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus)
yang dialami oleh klien. Setelah semua masalah teridentifikasi untuk menentukan masalah
mana untuk dipecahkan harus menggunakan prinsip skala prioritas. Penetapan skala prioritas
ditentukan oleh dasar akibat atau dampak yang lebih besar terjadi apabila masalah tersebut
tidak dipecahkan.
Pada tahap ini konselor diharapkan aktif dalam mencegah permasalahan klien.
Konselor perlu lebih banyak memberikan pertanyaan terbuka dan mendengar aktif
(active lirtening) terhadap apa yang dikemukakan oleh klien. Mendengar aktif adalah suatu
keterampilan menahan diri untuk tidak berbicara, tidak mendengarkan secara seksama,
mengingat- ingat dan memahami perkataan klien, dan menganalisis secara seksama terhadap
penjelasan klien yang relevan dan yang tidak relevan.
Bukan pekerjaan yang sederhana mengikuti alur berbicara seseorang sambil
menahan diri tidak memotong, mengomentari, dan mendominasi pembicaraan.
Mengembangkan keterampilan mendengarkan aktif akan sangat membantu menciptakan
rasa aman klien. Selain itu metode klarifikasi dan refleksi perlu digunakan untuk
memperoleh kejelasan duduk persoalan klien. Tujuan tahap ini menggali permasalah yang
dialami klien, sehingga klien dapat menguraikan dan mendudukkan masalah secara tepat
dan jelas.
2. Pengumpulan data
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalan konseling, selanjutnya adalah
mengumpulan data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang bersangkutan harus secara
komprehensif (menyeluruh) yang meliputi: data diri, data orang tua (ayah ibu), data
pendidikan, data kesehatan, dan data lingkungan.
Data-data sisiwa di atas dapat dikumpulkan dengan cara tes dan nontea. Pengumpulan
data siswa dengan tes dapat mencakup: tes kecerdasan (IQ), tes hasil belajar, tes bakat, minat,
dan lain sebagainya. Pengumpulan data siswa dengan cara nontes seperti: observasi atau
pengamatan, angket atau daftar isian (untuk orang tua siswa), wawancara, sosiometri, biografi
atau catatan harian, pemeriksaan fisik atau kesehatan, studi kasusu, kunjungan rumah, dan
lain sebagainya.
3. Analisis data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes bisa
dianalisis secara kuantitatif dan hasil nontes dapat dianalisis secara kualitatif. Dari data
yang dianalisis akan diketahui siapa konseli kita sesungguhnya dan apa sesungguhnya

8
masalah yang dihadapi konseling kita.
4. Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha pembimbing (konselor) menetapkan latar belakang
masalah atau faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa (klien). Misalnya pada
contoh di atas adalah pembimbing (konselor) mencari faktor-faktor penyebab timbulnya
masalah pada siswa, yakni faktor-faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah dan
dikucilkan dari pergaulan oleh teman-teman di sekolah dan madrasah.
5. Prognosis
Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada klien selanjutnya
konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang diambil. selanjutnya pembimbing atau
konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil. Jenis bantuan apa yang
bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
6. Terapi
Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah
melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan. Langkah ini merupakan pelaksanaan
apa-apa jenis bantuan yang telah ditetapkan dalam prognosis. pelaksanaan ini tentu
memakan banyak waktu dan proses yang kontinu dan sistematis serta memerlukan adanya
pengamatan yang cermat.
7. Evaluasi dan Follow Up
Sebelum mengakhiri hubungan konseling, konselor dapat mengevaluasi berdasarkan
performace klien yang terpancar dari kata-kata, sikap, tindakan, dan bahasa tubuhnya. Jika
menunjukkan indikator keberhasilan, pengakhiran konseling dapat dibuat. Evaluasi
dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau
tidak. Apabila sudah memberikan hasil apa langkah-langkah selanjutnya yang perlu diambil,
begitu juga sebaliknya apabila belum berhasil apa langkah- langkah yang diambil
berikutnya.
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, langkah-langkah Bimbingan dan
Konseling dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis
2. Sintesis, adalah langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa dalam
langkah sintesis peyuluhan mengorganisasian dan merangkum data sehingga tampak
dengan jelas gejala-gejala atau keluhan- keluhan siswa. Rangkuman data ini haruslah
dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.

9
3. Diagnosis
4. Prognosis
5. Konseling atau treatment, langkah ini adalah merupakan pemeliharaan yang berupa inti
pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya: menciptakan
hubungan yang baik antara guru Bimbingan dan Konseling dan siswa, menafsirkan data,
memberikan berbagi informasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama
siswa.
6. Follow up atau tindak lanjut.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PAUD memerlukan layanan bimbingan dan konseling dengan beberapa bidang
layanan dan jenis layanan yang sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat anak untuk
mencapai suatu perkembangan optimal. Biimbingan dan konseling diperuntukan bagi semua
peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah. Bimbingan dan
konseling akan menghasilkan tercegahnya/terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan-
kesulitan dalam proses perkembangannya. Segenap bidang pelayanan dan jenis
pelayanan/kegiatan BK didasarkan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang
ada, yaitu nilai dan norma agama, sosial dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan yang berlaku.
Beberapa bidang dan jenis layanan bimbingan dan konseling merupakan proses
pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal,
sesuai dengan potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Sejalan dengan visi
tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa
mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa
yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Bidang layanan dan jenis layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel
sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan
konseling mencakup banyak aspek dan saling kait mengkait, sehingga tidak memungkinkan
jika bentuk pelayanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor
saja.

B. Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi
dengan peserta peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentang
bimbingan dan konseling juga beberapa bidang layanan dan jenis layanan yang akan

11
diberikan meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon guru BK harus sebisa
mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik atau orang tua peserta
didik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Namora, Lumongga Lubis. 2011. Memahami Darar-Darar Konreling Dalam


Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana Media Prenada Group
Nurhayati, Eti. 2011. Bimbingan Konreling dan Prikoterapi 1novatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konreling dalam Berbagai Gatar
Kehidupan.Bandung: Refika Aditama
Prayitno&Amti Erman. 1999. Darar-darar Bimbingan dan Konreling. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konreling di Sekolah dan Madrasah (Berbarir
1ntegrari).Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai