Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Urgensi BK Di Sekolah”
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Penyuluhan)
Dosen Pengampu :Ibu Dida Nursida, M.Pd

Disusun oleh :
1. Ade Hanif
2. Elsya Nuril Hikmah
3. Indriani
4. Intan Fitri
5. Siti Rubiah

INSTITUT MADANI NUSANTARA TAHUN 2023


JL. Lio Balandongan, Sirnagalih No 74 kel. Cikondang kec. Citamiang Kota Sukabumi
Telp/fax (0266) 225464 www.staisukabumi.ac.id Email : stai.sukabumi@gmail.com
KATA PENGANTAR

Bimillahirrohmanirrohim,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu.
Kami mengucap syukur kepada Allah SWT. Atas nikmat sehat, baik itu
berupa fisik, maupun pikiran. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Urgensi BK Di Sekolah” ini tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin agar para pembaca
dapat lebih mudah memahami isi dari makalah ini. Kami mendapat bimbingan
serta mencari referensi dari berbagai sumber.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, besar harapan kami bagi para pembaca untuk
memberikat kritik, saran dan masukan agar dapat menjadi pembelajaran untuk
kami menjadi lebih baik lagi.

Bogor, April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….……....... i
DAFTAR ISI……………………………………………………..…...... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .............…………………….………………....... 1
2. Rumusan Masalah………………………………….……….…... 2
3. Tujuan Penelitian………………………………………....……... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelayanan BK Di Sekolah..............................................…..…..... 3
B. Asas – Asas Layanan BK Di Sekolah........................................... 4
C. Perbedaan Antara Konseling dan Psikoterapi............................... 6
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 9
B. Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sekolah merupakan lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau


murid di bawah pengawasan guru. Melalui sekolah seseorang akan mendapatkan
ilmu, melalui sekolah seseorang akan ditempah kepribadian, moral, dan
intelektualnya. Sekolah sangat berperan untuk melahirkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan bimbingan yang diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan. Pelayanan konseling adalah suatu kegiatan antara
seorang konselor (orang yang terlatih) dengan konseli (orang yang mencari
pertolongan) untuk melayani kebutuhan konseli agar konseli belajar untuk
berhubungan dengan dirinya dan orang lain supaya kemampuan konseli berjalan
secara optimal.
Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat besar dalam
mengembangkan potensi peserta didik, untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan,
kemampuan dasar serta bakat yang dimiliki, dengan berbagai latar belakang yang
ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status, dan ekonomi), serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya. Bimbingan dan konseling membantu
individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki
wawasan, pandangan, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungan.
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang unik, artinya bahwa
antara manusia satu dengan yang lainnya berbeda-beda, dilihat dari fisiknya,

1
kemampuan berpikirnya, watak atau sifatnya, bakat dan minatnya, maupun
permasalahannya. Dengan keberagaman itu, maka keberadaan bimbingan dan
konseling amat dibutuhkan agar siswa atau peserta didik dapat ditempatkan di
sekolah sesuai dengan diri mereka masing-masing. Bimbingan dan konseling juga
sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan atau memperbaiki karakter siswa.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling?


b. Apa saja pelayanan BK di sekolah?
c. Apa saja asas – asas layanan BK di sekolah?

C. TUJUAN PENELITIAN
a. Mengetahui apa itu bimbingan konseling
b. Mengetahui apa saja yang menjadi pelayanan BK di sekolah
c. Mengetahui asas – asas layanan BK di sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelayanan BK Di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling sekolah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan
belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.
Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa
agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya.
Secara umum tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah
berupa membantu siswa menemukan pribadinya dalam hal mengenal dan
kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menentukan pribadinya dalam hal
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, dan juga menerima dirinya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Jenis layanan bimbingan dan konseling terselenggara harus sesuai dengan


empat bidang bimbingan, yaitu;

 Bidang Bimbingan Pribadi


 Bidang bimbingan sosial
 Bidang bimbingan belajar
 Bidang bimbingan karir

Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling terbagi menjadi Sembilan, yaitu;

1) Layanan orientasi

2) Layanan informasi

3) Layanan penenpatan dan penyaluran

4) Layanan penguasaan konten

5) Layanan konseling perorangan

3
6) Layanan konseling kelompok dan bimbingan kelompok

7) Layanan konsultasi

8) Layanan mediasi

9) Layanan advokasi

B. Asas – Asas Layanan BK Di Sekolah


Berdasarkan peraturan pemerintah No. 29/1990 tentang Pendidikan
Menengah Pasal 27 Ayat 1, bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Sedangkan menurut surat keputusan Mendikbud No 025/1995 tentang
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, menyebutkan
bahwa bimbingan dan konseling (BK) adalah layanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok. Agar mandiri dan berkembang
secara optimal dalam bimbingan pribadi, bingbingan sosial, bimbingan belajar,
dan bimbingn karir. Melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas
kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri
handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam
hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan
Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau
klien, maka dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan

4
dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk
meminta bimbingan.
3. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam suasana
keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan
ini berarti bersedia menerima saran-saran dari luar. Tetapi dalam hal ini lebih
penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang
dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan
dialami masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa
konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus
mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain.
5. Asas Kemandirian
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan
kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang
dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para
pembimbing (konselor).
6. Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang
tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam
mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak
tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang
bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal
lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke
suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.

5
8. Asas Keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek individu
yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki
berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan
menimbulkan masalah.
9. Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan
ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.
10. Asas Keahlian
Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik, dan
dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para
konselor perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan
dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
11. Asas Ahli Tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu
klien belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini
mengalih tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih
ahli.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.

C. Perbedaan Antara Konseling dan Psikoterapi


Psikoterapi merupakan sebuah metoda intervensi yang dilakukan untuk
menangani dan mengatasi berbagai permasalahan terkait dengan emosi, pikiran
dan kejiwaan seperti stres, depresi, dan gangguan cemas. Tujuan dilakukannya
psikoterapi adalah untuk membantu klien memahami perihal masalah yang ada,

6
mengerti perasaan, menerima kelebihan, dan kekurangan. Mendorong untuk
berpikir positif terhadap diri sendiri dan terhadap masalah yang sedang dialami.
Perbedaan utama antara konseling dan psikoterapi adalah;
Konseling: Konseling adalah proses jangka pendek, yang berfokus pada satu
masalah individu pada suatu waktu, sehingga menemukan proses untuk
mengatasinya.
Psikoterapi: Psikoterapi adalah proses jangka panjang, yang melibatkan waktu
lama bekerja dengan klien untuk mengungkap dasar masalah dan mengatasinya
dengan cara langsung atau tidak langsung yang paling efisien.
Faktor perbedaannya;
 Konseling dan psikoterapi dipandang berbeda ruang lingkup, pengertian
diantara keduanya.
 Konseling memfokuskan pada masalah perkembangan, pendidikan, dan
pencegahan pada klien. Sedangkan psikoterapi lebih menitik beratkan
pada masalah ibadah, penyesuaian diri, dan pengobatan.
 Konseling dijalankan atas dasar (dijiwai) oleh filsafat atau pandangan
terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan oleh ilmu
pengetahuan atau teori kepribadian dan psikopatologi.
 Pentingnya saling berhubungan antara klien dan konseling atau
psikoterapis yang disepakati sebagai bagian integral dari proses konseling
atau psikoterapis.
Konseling, yang juga dikenal sebagai terapi bicara terdiri dari percakapan
tunggal atau serangkaian percakapan yang terjadi antara psikolog dan kliennya.
Ini adalah istilah yang digunakan secara luas dalam psikiatri yang sejalan dengan
perawatan yang digunakan untuk peningkatan kesehatan mental. Konseling juga
dianggap sebagai jenis pendekatan terapeutik tertentu, yang akan membantu
individu mengatasi emosi dan pola perilaku yang tidak perlu.
Tujuan utama konseling adalah untuk membuat klien mengungkapkan
masalah-masalahnya yang menyedihkan kepada seorang profesional yang
memiliki pengetahuan mendalam tentang pikiran manusia sehingga klien

7
menerima dukungan untuk menyesuaikan diri agar dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara normal dan efisien.
Psikoterapi sebaliknya, yaitu prosedur evolusioner yang akan mendukung
klien untuk mengembangkan visi yang rasional dan jelas tentang sikapnya yang
sudah berlangsung lama, emosi yang berulang, cara berpikir, perilaku, dan
kepribadian yang mungkin mengakibatkan masalah saat ini, dalam kualitas hidup
dan hubungan dengan orang lain.
Psikoterapi juga dikenal mendalami masalah tertentu untuk mengungkap
akar penyebab yang menyebabkan perspektif hidup yang terkait dan terganggu.
Pada akhirnya, klien akan menghilangkan dirinya sendiri dengan mengambil
kendali hidupnya untuk dirinya sendiri dan mengembangkan kesadaran diri,
daripada dipicu oleh impuls dan simulasi yang tidak disadari.
Psikoterapi efektif untuk mengobati berbagai macam masalah kesehatan
mental dan perilaku termasuk depresi. Setelah dilakukannya psikoterapi,
diharapkan individu akan betul-betul sembuh dari problem dan hambatan
emosionalnya, mampu berpikir secara lebih positif, memiliki semangat dan
harapan hidup lebih baik, serta pandangan yang lebih positif mengenai dirinya dan
kehidupannya.

8
BAB III

PENUTUPAN

A. SIMPULAN
Bimbingan konseling memiliki peran dan kedudukan yang penting bagi
peserta didik. Peran bimbingan dan konseling itu sangat membantu meningkatkan
mutu pendidikan. Karena bimbingan dan konseling ini bisa membantu mencari
solusi atas masalah yang terjadi di dunia pendidikan
Seperti yang telah diketahui bahwa dalam kegiatan pendidikan bimbingan
konseling yang berkedudukan sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan
pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa pola
oprasionalnya apalagi dalam situasi sekarang ini dimana fungsi sekolah atau
lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali para siswa yang setumpuk
ilmu pengetahuan saja tetapi juga mempersiapkan para peserta didik untuk
memenuhi tuntunan perubahan serta kemajuan yang terjadi di masyarakat.
Jadi kedudukan bimbingan konseling dalam pendidikan adalah suatu wadah
atau lembaga untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah peserta
didik yang tidak dapat tertampung dan terselesaikan oleh para pendidik.

B. SARAN
Dalam makalah ini kami membahas tentang “Urgensi BK Di Sekolah”. Kami
harap pembaca tidak puas dengan makalah yang kami sajikan ini dan berusaha
mencari sumber lain yang berkaitan dengan materi ini demi kesempurnaan
pengetahuan dalam memahami urgensi BK di sekolah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Informasi Layanan BK Kelas 10 | MAN 2 Jakarta. MAN 2 Jakarta Timur.


http://man2jakarta.sch.id/informasi-layanan-bk-10/ (accessed 2023-03-30).
Siti Aisyah. PERLUNYA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI
SEKOLAH (Ditinjau Dari Aspek Psikologis, Sosial Budaya Dan Perkembangan
Iptek). JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT 2018, 4 (1), 56–56.
https://doi.org/10.37081/ed.v4i1.259.
Singgih D. Gunarsa, dkk. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia,
2007, hal: 5
Undang-Undang No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Ciptajaya.
2003. Hal, 5
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi. Dasar Standardisasi Profesi Konseling. Jakarta, 2004. Hal. 4
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka
Cipta, 2004. Hal: 338-339
Achmad Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung.
Remaja Rosdakarya, 2005, hal:6
Prayitno. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta.2006, hal. 4
Op.Cit. hal. 7
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta. Grafindo Persada, 2005. Hal. 103
Hamdani Bakar. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka
Baru. 2004. Hal : 225
Ibid, hal: 228

10

Anda mungkin juga menyukai