Di Susun Oleh :
KELAS : BKI 6a
Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang diberikan.
Dengan adanya suatu tugas makalah penulis sangat bersyukur karena dengan adanya
bisa menambah wawasan kita serta pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu.Walaupun masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, namun penulis berharap agar makalah ini
dapat dipergunakan dan di manfaatkan baik di dalam kampus atau diluar kampus.
Dalam melaksanakan makalah ini banyak pihak yang terlibat dan membantu sehingga
dapat menjadi satu makalah yang dapat di baca dan dimanfaatkan .
Akhirnya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
umumnya . Sekian dari saya mengucapkan banyak terima kasih .
Kelompok 1
ii
Daftar Isi
Sampul
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............. .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................... .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............. .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............. .................................................................................... 2
A. Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan ............................................................... 2
1. Pengertian Bimbingan Konseling dan Pendidikan ........................................... 2
2. Tujuan Bimbingan Konseling dalam Pendidikan ............................................. 3
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan ....................................... 4
4. Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ................................................ 5
B. Latar Belakang Perlunya BK Dalam Pendidikan.................................................... 6
BAB III PENUTUP ...................... .................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................ .................................................................................... 9
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang system pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3
dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan
yakni memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan umat manusia. Pendidikan
dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional. Untuk
itu asset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah tetapi
juga terletak sumber daya manusia yang berkualitas, maka diperlukan peningkatan
sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan Negara yang kekal dan sebagai
investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Bimbingan konseling sendiri adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya
dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan
dalam rangka merubah individu menjadi ke arah yang lebih baik, yang semula tidak
tahu menjadi tahu dan yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, upaya ini pada akhirnya
akan membentuk individu yang mandiri.
Pendidikan yang bermutu tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi
dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan peserta didik untuk
menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-
citanya. Peningkatan kemampuan peserta didik untuk menolong dirinya sendiri itu
dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling.
Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan konseling merupakan bagian
yang tidak bisa dilepaskan dari system pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk
membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal. Maka guru
bimbingan konseling (BK) dalam setiap pertemuan dengan siswa diharapkan
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan perhatian sebagai bentuk estafet
bimbingan karena bimbingan ini tidak menunggu siswa mengalami satu permasalahan
akan tetapi lebih jauh dari itu untuk menanggulangi permasalahan muncul dan menjadi
besar, sehingga dalam penyelesaian sejak dini telah diantisipasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan BK dalam Pendidikan dan fungsi BK bagi Pendidikan?
2. Apa latar belakang perlunya BK bagi Pendidikan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan
1. Pengertian Bimbingan Konseling dan Pendidikan
a. Bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan
“counseling” dalam bahasa Inggris. “Guidance” atau akar katanya “guide” bermakna
menunjukkan, membimbing, membantu, menentukan, mengatur, mengemudikan,
memimpin, memberi saran, ataupun menuntun. Jadi bimbingan dapat diartikan
membantu atau menuntun. Namun tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan
bimbingan. Bantuan yang bermakna hendaknya senantiasa memenuhi serangkaian
syarat dan prinsip seperti berikut ini. Pertama, bimbingan merupakan suatu proses yang
kontinyu, sistematis, berencana, dan terarah kepada suatu tujuan. Jadi aktivitas
bimbingan bukanlah aktivitas yang dilakukan secara insidentil, sewaktuwaktu, tidak
disengaja, asal-asalan atau serampangan.
Kedua, bimbingan merupakan proses membantu individu. Membantu bermakna
bahwa bimbingan adalah aktivitas yang bernuansa sukarela dan tidak ada unsur paksaan
baik dari pihak yang membimbing (konselor)maupun dari pihak yang dibimbing
(konseli). Dengan kata lain dalam proses pelaksanaan konseling aktivitas yang muncul
adalah suasana kerja sama yang demokratis antara konselor dan konseli telah
disepakati/ditetapkan bersama menuju ke arah yang telah ditetapkan yakni
perkembangan potensi konseli yang lebih optimal.
Menurut Jones dkk (dalam Prayitno, 2004: 95) menyatakan :“bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu dalammembuat pilihan-pilihan dan
penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip-prinsip
demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya
sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti
itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan.”
b. Konseling
Menurut ASCA (American School Counselor Association) (dalam Yusuf,
2006:33) mengemukakan bahwa :“konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor
kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk
membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.”
Pengertian konseling yang dikemukakan oleh Natawidjaja (dalam Sukardi,
2008:21) mendefinisikan bahwa : “konseling merupakan satu jenis layanan yang
merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan
timbal balik antara dua individu, di mana yang seorang (yaitu konselor) berusaha
membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri
dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
datang.”
2
3
3
4
adanya dan mampu mewujudkan hal hal positif sehubungan dengan penerimaan dirinya
itu.
Menurut Depdiknas (dalam Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (Naskah Akademik ABKIN) : 2007) tujuan
pelayanan konseling agar peserta didik dapat:
a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi
b) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya
d) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Berdasarkan tujuan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan konseling
pada pendidikan yaitu konselor membantu klien agar :
a) Dapat menyelesaikan studinya sehingga dapat menentukan kariernya di kehidupannya
dalam masa mendatang.
b) Dapat lebih mengetahui potensi yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkan
sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.
c) Dapat menyesuaikan dirinya dilingkungan masyarakat, keluarga dan juga sekolah.
d) Dapat menentukan sendiri cara menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi.
Dengan demikian, melalui program bimbingan dapat dikembangkan dalam
layanan bimbingan dan konseling adalah bimbingan untuk memfasilitasi siswa dalam
mengarahkan pemantapan kepribadian serta mengembangkan kemampuan dalam
mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada siswa.
Sesuai dengan uraian sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar
peserta didik dapat menetukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan
masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai
pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat
berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh
karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Banyak ahli yang berpendapat tentang fungsi bimbingan konseling di sekolah.
Namun,ada beberapa fungsi bimbingan konseling dalam pendidikan sekolah
diantaranya :
a) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu peserta didik agar
dapat memahami dirinya sendiri dan mengetahui potensi yang dimilikinya. Berdasarkan
pemahaman ini, peserta didik diharapkan dapat memahami atau mengetahui potensi yang
ia miliki dan dapat mengembangkannya secara optimal. Termasuk dalam jenjang sekolah
dasar, siswa harus mulai dapat mengetahui potensi yang dimiliki karena semakin dini
siswa mengetahui potensi yang dimiliki maka semakin optimal potensi itu
dikembangkan.
5
b) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam hal membantu siswa
untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah,dan lapangan pekerjaan sesuai dengan
minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
c) Fungsi Preventif, yaitu fungsi bimbingan konseling yang berkaitan dengan upaya
konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh siswa sekolah dasar. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan
diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
Dalam bidang ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik
dalam menemukan, memahami, dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, serta mengembangkan sifat-sifat yang positif
seperti mandiri, aktif, dan kreatif.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok- pokok materi berikut :
• Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
• Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk
kegiatan- kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari- hari di
Sekolah, maupun perannya untuk di masa depan.
• Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan- kegiatan yang kreatif dan produktif.
• Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha
penanggulangannya.
• Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri.
b) Bimbingan sosial
Pelayanan bidang ini membantu peserta didik untuk dapat mengenal, beradaptasi,
dan berhubungan dengan lingkungan masyarakat. Dan juga mengenal norma-norma,
aturan-aturan, dan nilai-nilaiyang berlaku dimasyarakat. Serta berlandaskan budi
pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.Bidang bimbingan ini memuat pokok- pokok
materi berikut:
• Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan
secara efektif.
• Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di
sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tunggi tata krama, sopan santun
serta nilai- nilai agama, adat, perarturan dan kebiasaan yang berlaku.
5
6
• Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman
sebaya.
• Pengenalan dan pemahaman perarturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan,
serta kesadaran untuk melaksankannya.
c) Bimbingan belajar
d) Bimbingan karier
Pelayanan bimbingan dan konseling ini membantu siswa sekolah mengenal dunia kerja dan
mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Untuk di sekolah dasar, pelayanan bimbingan
karier ini membantu siswa agar dapat menentukan kemana selanjutnya setelah lulus. Dan juga
agar tetap mengembangakn potensi yang sudah dia miliki.
Bidang bimbingan ini memuat pokok- pokok materi berikut :
• Pengenalan awal secara sederhana terhadap dunia kerja dan juga tentang penndidikan
selanjutnya setelah lulus.
• Informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya
dengan karier yang hendak dikembangkan.
7
8
2. Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi
perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi
perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam
penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
3. Ketiga, pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,
tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru harus
dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan
pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
Kehadiran konselor di sekolah dapat meringangkan tugas guru (Lundquist
dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa
konselor ternyata sangat membantu guru, dalam hal:
a) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif yang
mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru
b) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan
mempengaruhi proses belajar mengajar
c) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif
d) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah
secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan
ketat, mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Bimbingan dan konseling adalah suatu layanan pemberian bantuan yang
dilakukan konselor kepada seorang klien atau peserta didik, agar klien dapat memahami
dirinya sendiri, membuat keputusan, memahami potensi dirinya yang dimiliki,
mengetahui bagamaina mengembangkan potensinya tersebut, dan memiliki sifat
tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang yang diambilnya sendiri.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompenen dari pendidikan,
mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah merupakan suatu kegiatan
bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa
pada khususnya disekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Pelayanan
bimbingan merupakan bagian integral dari program pendidikan itu dan karena
sebagian besar dari tumpukan masalah yang yang dihadapi oleh peserta didik justru
bersumber dari keaneka ragaman tuntutan belajar disekolah. Maka, para konselor
sekolah harus mengenal bidang pendidikan sekolah secara konret.
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang
bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu membimbing
individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena semakin bertambahnya
kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Serta sangat diperlukan untuk membuat individu lebih mandiri dan berkembang secara
optimal dalam berbagai bimbingan, seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
bimbingan karir melalui berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat
berjalan dengan lancar dengan adanya bimbingan dan konseling.
9
Daftar Pustaka