MAKALAH
PENGEMBANGAN DIRI SISWA MELALUI PELAYANAN BK
Dosen Pengampu :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia Nya sehingga makalah ini dengan lancar dapat terselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih terhadap pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan beberapa ide serta referensi. Agar makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Penulis sangat berharap agar makalah ini bisa dipraktekkan oleh dalam
kehidupan sehari-hari ataupun sebagai media pembelajaran. Penulis merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dari penulis sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi
Penulis
3
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Kedudukan BK dalam pendidikan................................................................................6
B. Ruang lingkup, sasaran dan pelaksaan BK di sekolah..................................................8
C. Orientasi pelaksanaan BK...........................................................................................10
D. Kualitas pribadi guru BK\Konselor.............................................................................12
BAB III......................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................14
A. KESIMPULAN...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kedudukan BK dalam pendidikan
2. Bagaimana ruang lingkup, sasaran dan pelaksanaan BK di sekolah
3. Apa orientasi pelaksanaan BK
4. Apa kualitas pribadi guru BK\Konselor
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui kedudukan BK dalam pendidikan
2. Mengetahui ruang lingkup, sasaran dan pelaksanaan BK di sekolah
3. Mengetahui orientasi pelaksanaan BK
4. Mengetahui kualitas pribadi guru BK
6
BAB II
PEMBAHASAN
Wilayah ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada
kegiatan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik dapat
berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan tahap-tahap perkembangannya.
Alasan mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam
dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah adalah karena beberapa hal, yaitu
karena perkembangan IPTEK, makna dan fungsi pendidikan, tugas dan tanggung
jawab guru, dan faktor psikologis peserta didik.
Peran BK dalam aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem
nilailah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan
mutu pendidikan. Lembaga bimbingan dan konseling dapat menjadi tempat setiap
persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap
kebanggaan diri diteguhkan.1
1
(Mustafa, 1392, hlm. 718)
8
Tiap individu (siswa) diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dibekali dengan
potensi-potensi tertentu, namun tidak semua individu mampu mengungkap potensi
dirinya.
Dalam kondisi demikian, individu harus dibantu untuk mengungkap
potensi-potensinya. Demikian juga setiap individu (siswa) pasti memiliki masalah,
tetapi kompleksitasnya berbeda dengan yang lain. Tidak semua individu mengenal
atau mengetahui masalah dirinya. Oleh sebab itu, individu tersebut harus dibantu
untuk mengenali masalahnya. Selanjutnya, yang mesti diungkap dari individu adalah
potensi-potensi diri dan masalah yang dihadapinya, sedangkan yang diungkap adalah
semua siswa yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan dan konseling.
Yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dijabarkan dari tugas-tugas perkembangan peserta didik pada jenjang persekolahan
tertentu dengan memperhatikan bidang-bidang bimbingan untuk jenjang
persekolahan tersebut.
Lingkup layanan bimbingan dan konseling di selokah dan madrasah
dewasa ini merujuk kepada pelayanan bimbingan dan konseling pola 17 yang
mencakup: pertama, Bimbingan dan konseling sebagai bentuk pemberian bantuan.
Kedua, bidang bimbingan dan konseling yang mencakup bimbingan: (1) pribadi, (2)
social, (3) belajar, dan (4) karier. Ketiga, bidang layanan bimbingan dan konseling
yang mencakup: (1) orientasi, (2) informasi, (3) penempatan atau penyaluran, (4)
pembelajaran, (5) konseling perorangan, (6) konseling kelompok, dan (7) bimbingan
kelompok. Keempat, kegiayan pendukung bimbingan dan konseling yang mencakup:
(1) instrumentasi, (2) himpunan data, (3) konferensi kasus, (4) kunjungan rumah, dan
(5) alih tangan kasus.
10
C. Orientasi pelaksanaan BK
4. Orientasi masalah Layanan bimbingan dan konseling harus bertolah dari masalah yang
sedang dihadapi oleh klien. Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-
masalah lain yang tidak diperlukan oleh klien.Hal ini disebut dengan asas kekinian.
Artinya pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi)
dirasakan oleh klien. Kadang-kadang konselor terperangkap dalam hal-hal lain yang
sebenarnya tidak dirasakan sebagai masalah oleh klien yang bersangkutan. Akibatnya,
masalah yang sebenarnya justru tidak teratasi atau bahkan timbul masalah baru.
Konselor dapat saja membahas hal-hal lain asal masih ada kaitannya dengan
masalah yang dihadapi klien. Bilamana klien menyampaikan informasi atau berbicara
tentang masalah yang tidak ada kaitannya dengan kesulitan yang sedang dikonsultasikan,
maka konselor harus membawanya kembali kepada masalah yang sedang dihadapi.
Jangan sampai konselor hanyut dalam pembicaraan klien yang menyimpang dari tujuan
pemecahan masalah. Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana menanggapi
pembicaraan klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk
memecahkan masalah klien.
12
memiliki intuisi; memahami etika profesi; respek, jujur, asli, menghargai, dan tidak
menilai; empati, memahami, menerima, hangat, dan bersahabat; fasilitator dan
motivator; emosi stabil; pikiran jernih, cepat, dan mampu; Objektif, rasioanl, logis,
dan konkrit; dan konsisten dan tanggung jawab.
Apa yang diungkap oleh Willis maupun yang dirumuskan oleh ABKIN di
atas, mengisyaratkan bahwa porsi kecerdasan atau kematangan emosi dan spiritual
konselor harus lebih ditekankan daripada sisi intelektual dan keterampilan teknis.
Persoalannya adalah mampukah lembaga pendidikan menjadi konselor
yang dapat memenuhi kriteria tersebut atau pertanyaan besar bagi para ahli
bimbingan dan konseling adalah mampukah kita mendidik atau menghasilkan
konselor dengan segenap kompetensi di atas?
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kedudukan BK dalam dunia pendidikan meliputi wilayah manajemen dan
kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik, dan wilayah bimbingan dan
konseling yang memandirikian.
Sasaran bimbingan dan konseling di sekolah adalah tiap tiap probadi siswa secara
perorangan, dalam arti mengembangkan apa yang ada pada diri tiap tiap individu
secara optimal agar masing masing individu dapt berguna bagi dirinya sendiri dan
orang lain.
Orientasi pelaksaan BK meliputi Orientasi individual, orientasi perkembangan
dan orientasi masalah.
Kualitas pribadi guru BK adalah :
1. Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa
2. MEnunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian kuat
3. Memiliki kesadaran diri dan komitmen terhadap etika professional
4. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat tugas dan secara
professional
5. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan
konseling
15
DAFTAR PUSTAKA
https://syamsulariefin.wordpress.com/2012/03/15/bimbingan-dan-konseling/
ABKIN. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:
Al-Ghazali. 2008. Mutiara Ihya’ Ulumaddin.Terj. Oleh Irwan Kurniawan. Bandung: Mizan.
Ancok, Djamaludin & Fuat, NS. 1994. Psikologi Islami Solusi atas Problem-problem Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ginanjar A., Ary. 2004. ESQRahasia SuksesMembangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual.
Jakarta: Arga.
Bastaman, H.D.. 1995. Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.