Disusun Oleh:
Kelompok 5
Meisarah 2005126273
Silvi Wiliya Asiva 2005126493
Uswatun Hasanah 2005114134
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Pekanbaru, September2021
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Pustaka....................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan............................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang...................................................................................................iii
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................iii
1.3. Tujuan................................................................................................................iii
BAB II Kajian Teori..............................................................................................................1
2.1 Pola-pola layanan Bimbingan dan konseling......................................................1
2.2 Hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif remaja dan
implikasinya dalam bimbingan dan konseling................................................................9
2.3 Kajian pustaka..................................................................................................14
BAB III Kesimpulan...........................................................................................................23
Daftar Pustaka..................................................................................................................25
Lampiran..........................................................................................................................26
ii
BAB I Pendahuluan
1.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui jenis dari pola pelayanan Bimbingan dan koseling
B. Untuk mengatahui implikasi bimbingan dan konseling terhadap
kecerdasan emosi dan perilaku agresif remaja
iii
BAB II Kajian Teori
2.1Pola-pola layanan Bimbingan dan konseling
A. Pola-Pola Dasar
1. Pola generalis
2. Pola spesialis
3. Pola kurikuler
1
Kelemahannya terletak pada kenyataan yaitu kemajuan dalam pemahaman
diri dan perkembangan kepribadian tidak dapat diukur melalui suatu tes
hasil belajar.
B. Pola 17 Plus
2
Jika pola 17 bimbingan konseling dapat dilaksanakan maksimal,
terprogram dan berkualitas dapat menunjang hasil belajar siswa.
Pelaksanaan bimbingan konseling pola 17 dapat maksimal apabila dalam
kurikulum diberikan alokasi waktu minimal 1 jam pelajaran sehingga empat
bidang bimbingan, delapan layanan, lima kegiatan pendukung dapat
diberikan pada seluruh siswa dan bukan pada siswa yang bermasalah saja.
Fungsi
- Fungsi pemahaman, fungsi yang menghasilkan pemahaman
peserta didik tentang diri dan lingkungan.
- Fungsi pencegahan, fungsi yang berupaya mencegah peserta didik
agar tidak menemui permasalahan yang dapat mengganggu,
menghambat, atau menimbulkan kesulitan dalam proses
perkembangannya.
- Fungsi perbaikan, fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu peserta didik mengatasi berbagai permasalahan yang
di hadapi.
- Fungsi pemeliharaan, fungsi yang bertujuan untuk menjaga agar
perilaku peserta didik yang sudah baik jangan sampai rusak
kembali.
- Fungsi pengembangan, fungsi dalam mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.
- Fungsi penyaluran, fungsi dalam membantu peserta didik untuk
memilih dan memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan
bakat, minat, keahlian, dan cirri-ciri kepribadiannya.
- Fungsi penyesuaian, fungsi dalam membantu peserta didik
menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara
optimal.
- Fungsi adaptasi, fungsi yang membantu staf sekolah untuk
mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan,
serta kebutuhan peserta didik.
Layanan dan Strategi
- Layanan orientasi, layanan yang di tujukan untuk peserta didik
baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri
terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
- Layanan informasi. Layanan yang bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai
pelajar, anggota keluarga, dan anggota masyarakat.
- Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu serangkaian kegiatan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik agar
dapat menyalurkan/menempatkan dirinya dalam berbagai
program sekolah, kegiatan belajar, penjurusan, kelompok,
belajar,pilihan pekerjaan, dll.
3
- Layanan pembelajaran, yaitu layanan yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya,serta berbagai aspek tujuan daan kegiatan lainnya
yang berguna untuk kehidupannya.
- Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang
memungkinkan peserta didik memperoleh pelayanan secara
pribadi melalui tatap muka dengan konselor atau guru
pembimbingdalam rangka pembahasan dan pengentasan
masalah yang di hadapi peserta didik.
- Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertentu.
- Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik mempero;eh
kesempatan untuk membicarakan dan menyelesaikan
permasalahan yang dialami melaui dinamika kelompok, terfokus
pada masalah pribadi.
- Layanan konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
di berikan kepada seseorang untuk memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani atau membantu pihak lain.
- Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam
keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat mereka
saling bertentangan dan bermusuhan.
Bimbingan
- Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan
kemampuan mengatasai masalah-masalaah pribadi dan
kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, afektif
dan motorik.
- Bimbingan soaial, yaitu bidang layanan pengembangan
kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah social, dalam
kehidupan keluarga, disekolah, maupuin di masyarakat juga
upaya dalam berinteraksi dengan masyarakat.
- Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan
mempersiapkan masa depan karier peserta didik.
- Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan
perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses
pembelajaran.
- Bimbingan keberagamaan, yaitu layanan untuk memilih dan
menganut kepercayaan sesuai dengan dirinya.
- Bimbingan keberkeluargaan, yaitu layanan yang berkenaan
dengan masalah keluarga.
4
Kegiatan pendukung
- Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung berupa
pengumpilan data dan keterangan tentang peserta didik dan
lingkungan yang lebih luas yang dilakukan baik dengan tes
maupun non tes.
- Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik.
- Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
membahas permaslahan yang dialami oleh peserta didik dalam
suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang
diharapkan dapat meberikan penyelesaian.
- Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
pemecaha masalah yang dialami peserta didik melalui kunjungan
rumahnya.
- Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap
masalah yang di alami peserta didik dengan memindahkan
penanganan ke pihak yang lebih kompeten dan berwenang.
- Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah dengan
buku.
C. Pola Komprehensif
5
peserta didik) merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan bimbingan
dan konseling yang didasari fungsi pengembangan dengan prinsip antara
lain:
6
- Fungsi Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan siswa.
- Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang
bersifat kuratif.
- Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya.
- Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk
mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
- Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau
norma agama.
3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif
7
- Bidang Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan sosial-pribadi
merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
- Bidang Bimbingan Karir Bimbingan karir, yaitu bimbingan untuk
membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan
pemecahan masalah-masalah karir
Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
- Konseling individual,
- Konseling krisis,
- Konsultasi dengan orangtua, guru, dan
- Alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat
dilakukan dalam layanan responsif.
c. Layanan Perencanaan Individual Bimbingan dan Konseling.
8
Layanan perencanaan individual bimbingan dan konseling ini diartikan
proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya,
penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai
dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan
sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang
tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk
keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.
A. Kecerdasan Emosi
9
mampu dalam mengontrol emosi diri dan berusaha menjaga perasaan orang
lain.
B. Perilaku Agresif
10
Dari uraian di atas secara umum perilaku agresif remaja berada pada
kategori sedang yang artinya sebagian besar remaja melakukan tindakan
agresif baik secara fisik, verbal, kemarahan dan permusuhan. Tindakan
agresif yang dilakukan remaja yaitu memukul, mendorong, menendang,
menghina, memaki, memfitnah, dendam, iri hati, dengki dan lain sebagainya.
Tindakan agresif remaja ini harus di atasi agar tidak terjadi kesalahan besar.
Untuk itu remaja perlu dibimbing dan diberikan layanan yang tepat dan
sesuai oleh guru BK/Konselor sekolah agar remaja mampu meminimalisir
perilaku agresifnya terutama pada aspek permusuhan dan agresi fisik.
Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Guswani dan Kawuryan (2011)
kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor bukan satu-satunya faktor
yang mempengaruhi perilaku agresif. Dengan demikian masih ada faktor
yang lain yang mempengaruhi perilaku agresif seperti tekanan teman sebaya,
pengaruh media kekerasan, faktor amarah, biologis, kesenjangan generasi,
proses pendisiplinan yang keliru, frustasi, stress, provokasi, dan alkohol.
11
Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan yang negatif signifikan
antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif remaja. Artinya semakin
tinggi kecerdasan emosi remaja maka semakin rendah tingkat perilaku
agresif remaja. Hal ini dapat terjadi karena kecerdasan emosi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresif remaja, tetapi bukan
satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku agresif remaja. Jadi guru
BK/Konselor sekolah mempunyai peranan penting di sekolah untuk
mencegah timbulnya perilaku agresif dikalangan remaja dengan cara
mengendalikan kecerdasan emosi remaja dengan baik, dan faktor-faktor lain
yang dapat memicu terjadinya perilaku agresif remaja.
Dari uraian di atas materi layanan tersebut dapat diberikan oleh guru
Bk melalui jenis layanan sebagai berikut.
a. Layanan Informasi
12
b. Layanan Konseling Individual
13
kelompok ini, Guru BK/Konselor dan siswa bisa bersama-sama membantu
menyelesaikan permasalahan yang mengganggu siswa. Materi layanan
konseling kelompok yang dapat diberikan yaitu memahami penyebab
timbulnya emosi, cara meminimalisir agresi fisik remaja, cara menghindari
komunikasi negatif, cara mengelola emosi dengan baik agar tidak timbul
kemarahan dan rasa iri hati dan dengki terhadap orang lain.
2.3Kajian pustaka
1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
14
Tujuan pelayanan dasar bimbingan ini bertujuan untuk membantu
semua peserta didik agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki
mental yang sehat, dan memperoleh dasar keterampilan hidupnya atau
dengan kata lain membantu peserta didik agar mereka dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Tujuan layanan bimbingan konseling secara
umum dan khusus adalah sebagai berikut :
a) Tujuan umum
Agar siswa dapat memperkembangkan pengertian dan
pemahaman dirinya untuk mencapai kemajuan sekolah.
Agar siswa dapat memperkembangkan pengetahuan tentang
dunia kerja, kesempatann kerja, serta rasa tanggung jawab
dalam meraih peluang dan memilih dalam suatu kesempatan
kerja tertentu.
Agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan unuk
memilih, dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya
dengan informasi yang ada.
Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap
kepentingan dan harga orang lain.
b) Tujuan khusus
Agar para siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan
dalam memahami lingkungan.
Agar para siswa dapat mengatasi dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalah.
Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan
menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya.
3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
15
b) Fungsi fasilitas, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
c) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
d) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan
yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu kerja sama
dengan pendidikan lainnya di dalam meupun di luar lembaga
pendidikan.
e) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan kepala sekolah dan staf, konselor dan tutor untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai memperlakukan
konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi,
memilih metode dan proses pembelajaran, maupun, menyusun
materi, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuoan dan
kecepatan konseling.
f) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya
konselor senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
muingkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan
bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya sendiri.
g) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berpikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak). Konselor
melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli
supaya memiliki pola pikir yang sehat, rasional, dan memiliki
perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normative.
h) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek sosial-pribadi, belajar, dan karir. Teknik yang
dapat digunakan adalah konseling dan remedial teaching.
16
i) Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam
dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas
diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program
yang menarik, kreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat
konseli.
j) Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih produktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan
personil pendidikan paket B setara SMP lainnya secara sinergi
sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan
dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat, dan karya wisata.20
4. Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling
17
negative terhadap bimbingan dn konseling, karena bimbingan dan
konseling dipandang sebagai satu cara yang menekankan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan dan
konseling sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan dan
konseling merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang
untuk berkembang.
d) Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama. Bimbingan
bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas
guru-guru dan kepala sekolah sesuai dengan tugas dan peran
masing-masing. Mereke bekerja sebagai team work.
e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan membantu klien
agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.
Bimbingan dan konseling memiliki peran untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada klien, yang itu semua sangat penting
baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan klien diarahkan
oleh tujuannya dan bimbingan memfasilitasi klien untuk
mempertimbangkan, meneysuaikan diri dan menyempurnakan
tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan
untuk mengambil keputusan yang tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan
utama bimbingan mengembangkan kemampuan klien untuk
memecahkan masalahnya dan mengembalikan keputusan.
f) Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya
berlangsung di sekolah saja, tetapi juga di lingkungan keluarga,
perusahaan, lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek,
yaitu meliputi aspek pribasi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
5. Asas-asas Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Asas kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan siwa (klien) yang menjadi sasaran layanan yaitu data
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam
hal ini, guru pembimbing berkewajiban memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-
benar terjaga.
b. Asas kesukarelaan
18
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa
(klien) mengikuti layanan yang diperuntukkan baginya. Guru
pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu.
c. Asas keterbukaan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran
layanan bersikap terbuka dan tidak berpura pura, baikk dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan siswa (klien). Agar mau terbuka,
guru pembimbing terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidek
berpura-pura.Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas
kerahasiaan dan kesukarelaan.
d. Asas kegiatan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran
layanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan
bimbingan. Guru pembimbing harus mendorong dan memotivasi
siswa untuk aktif salam setiap layanan yang diberikan kepadanya.
e. Asas kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan konseling
yaitu siswa (klien) seabagai sasaran layanan bimbingan konseling
diharapkan menjadi individu yang mandiri, dengan cirri-ciri
mengenal diri sendiri dan lingkungannya, maupun mengambil
keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan
bimbingan konseling bagi perkembangan kemandirian siswa
(klien).
f. Asas kekinian
Asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan
konseling yakni permasalahan yang dihadapi siswa adalah dalam
kondisi sekarang. Adapun kondisi masa lampau dan masa depan
dilihat siswa (klien) pada saat sekarang.
g. Asas kedinamisan
Asas kedinamisan menghendaki agar isi layanan sasaran
hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya sendiri waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan konseling baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
19
maupun pihak lain saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Dalam hal ini kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak
yang terkait dengan bimbingan konseling menjadi amta penting
dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
i. Asas alih tangan kasus
Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan siswa (klien) dapat
mengalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing dapat menerima hali tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain,, atau ahli lain. Demikian pula sebaliknya guru
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada pihak yang
lebih kompeten baik yang di dalam lembaga sekolah maupun di
luar sekolah.
j. Asas tut wuri handayani
Asas ini menunjukkan bawa suasana umum yang hendaknya
tercapai dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing
dan yang terbimbing. Lebih-lebih di lingkungan sekolah, asas ini
makin dirasakan manfaatnya, dan bahkan perlu dilengkapi dengan
“ing ngarso sung tulodo, ing madya mbangun karso.”Asas ini
menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan
menghadap pembimbing saja, namun di luar hubungan kerja
kebimbingan dan konselingan pun hendaknya dirasakan adanya
dan manfaatnya.
6. Program layanan bimbingan dan konseling
a) Empat bidang layanan bimbingan dan konseling
Secara umum tujuan dari pada adanya bantuan layanan bimbingan
dan konseling adalah uoaya untuk membantu siswa. Guna
menemukan pribadinya dan memahami potensi yang terdapat
dalam dirinya sebagai modal untuk mengembangkan diri
Kemudian empat bidang bimbingan semestinya menjadi program
kerja bagi kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Misalnya:
Bimbingan pribadi
Bimbingan sosial
Bimbingan belajar
Bimbingan karier
Untuk masing-masing bidang tersebut, digunakan bagi setiap siswa
baik SD, SLTP, SMU/SMK yang mana semua dijelaskan butir-butir
materi pokok pada bidang-bidang bimbingan khusus bagi SMU/SMK
saja, sebagaimana tertera pada daftar berikut:
20
1) Bidang pribadi
Pada bidang bimbingan pribadi ini berguna untuk
membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi
yang beriman dan sehat jasmani dan rohaninya.
Pemantapan sikap dan adanya pembiasaan serta
pengembangan wawasan atau pengetahuan dalam beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri serta
mengembangkannya guna kegiatan-kegiatan yang
mengandung unsur kreatif dan produktif, baik didalam
kehidupan sehari-hari ataupun untuk perannya dimasa yang
akan datang.
Pemantapan pemahaman tentang kekurangan ataupun bahkan
kelemahan diri dan menemukan usaha untuk
menanggulanginya.
Pemantapan tentang kemampuan dalam menngambil semua
keputusan.
Kemantapan kemampuan untuk mengarahkan diri yang sesuai
dengan keputusan yang telah diambil.
Pemantapan pada perencenaan dan penyelenggaraan hidup
sehat, baik secara rohani dan jasmani.
2) Bidang sosial
Pemantapan kemampuan cara berkomunikasi, baik melalui
ragam lisan ataupun tulisan secara efektif.
Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan
sebuah pendapat dan beragumentasi secara dinamis, kreatif,
dan produktif.
Pemahaman kemampuan bertingkah laku dan menjalin
hubungan sosial, baik dirumah, sekolah maupun didalam
masyarakat luas dengan menunjung tinggi tata krama, sopan
santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan
kebiasaan yang berlaku.
Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif
dengan teman sebaya disekolah atupun dimasyarakat.
Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta
cara pelaksanaannya secara dinamis dan bertangung jawab.
Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Bidang bimbingan belajar
7. Aplikasi instrument bimbingan dan konseling
a. Pengertian
21
Aplikasi instrument layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan
pendukung. Layanan bimbingan dan konseling yang mengandung manfaat
untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik. Adapun
pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes
maupun non-tes.
b. Tujuan
Aplikasi instrument layanan bimbingan dan konseling mempunyai
tujuan untuk mengumpulkan data dan keterangan peserta didik dan
lingkungannya. Unntuk mengumpulkan data dan keterangan dapat
dilakukan dengan cara berbagai instrument baik tes maupun non-tes.
Hasil pengumpulan data tersebut dpat digunakan dalam setiap
kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
c. Fungsi
Untuk fungsi dari aplikasi instrument layanan bimbingan dan
konseling adalah fungsi pemahaman.
d. Materi umum aplikasi instrument
Pembiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Kondisi mental dan fisik siswa, pengendalian terhadap diri
sendiri.
Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
Tujuan, sikap dan kebiasaan, keterampilan dan kemampuan
belajar.
Informasi karier dan pendidikan.
Kondisi keluarga dan lingkungan.
22
BAB III Penutup
3.1Kesimpulan
23
sekolah yang diberikan oleh konselor sebagai penanggungjawab dan
pelaksana program bimbingan konseling di sekolah. Bimbingan konseling
komprehensif yang telah dikenalkan sekarang ini adalah program bimbingan
konseling yang bertujuan untuk memandirikan peserta didik. Terdapat
beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan
atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan dan
Konseling menekankan hal yang positif. Bimbingan dan Konseling
Merupakan Usaha Bersama. Program bimbingan dan konseling mengandung
empat komponen layanan, yaitu: layanan dasar bimbingan dan konseling,
layanan responsif bimbingan dan konseling, layanan perencanaan individual
bimbingan dan konseling, dan layanan dukungan sistem Bimbingan dan
Konseling. Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling diartikan sebagai proses
pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan
penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka
panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan
dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan
dalam menjalani kehidupannya. Layanan responsif bimbingan dan konseling
merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi
kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab
jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangan. Layanan Perencanaan Individual
Bimbingan dan Konseling. Layanan perencanaan individual bimbingan dan
konseling ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya. Layanan dukungan sistem bimbingan dan konseling
merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra
struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
24
Daftar Pustaka
http://bk13006-wastitiadiningrum.blogspot.com/2014/12/jenis-jenis-
bimbingan-dan-pola-dasar.html?m=1
https://utariyahya95.wordpress.com/2014/04/23/bk-pola-17-dan-bk-
komprehensif/
http://indonesiakonselor.blogspot.com/2012/12/lahirnya-bk-pola-17-
plus.html?m=1
http://neilcl.blogspot.com/2012/05/bk-komprehensif.html?m=1
https://bksmkmsumpiuh.wordpress.com/bk-komprehensif/
https://www.materikonseling.com/2021/03/bimbingan-dan-konseling-
komprehensif.html?m=1
25
Lampiran
i. Fungsi pemahaman
ii. Fungsi pencegahan
iii. Fungsi perbaikan
iv. Fungsi sosial
v. Fungsi Preventif
26
a. (i),(v),(iii)
b. (i),(ii),(iii)
c. (i),(ii),(iv)
d. (iii),(iv),(ii)
e. (ii),(i),(v)
27
kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian
diri dengan lingkungannya
d. bantuan yang diberikan oleh seorang kepada seseorang agar
memperkembangkan potensi potensi yang dimilikinya mengenai
dirinya sendiri
e. suatu petunjuk atau penjelasan cara untuk mengerjakan sesuatu
9. Menurut Dika, Syahniar & Marjohan, 2016 salah satu keberhasilan dalam
berkomunikasi adalah adanya
a. rasa percaya diri
b. rasa sopan santun
c. rasa hormat kepada orang tua
d. rasa ingin tahu
e. rasa persaudaraan
9. Aspek-aspek dalam prilaku agresif yang timbul pada individu yaitu agresi
fisik, agresif verbal, kemarahan dan permusuhan merupakan pernyataan
dari...
a. Buss dan Perry
b. Edward C. Glanz
c. Prayitno
d. Goleman
e. Dayaksini & Hudaniah
28
e. bidang layanan untuk memilih dan menganut kepercayaan sesuai
dengan dirinya.
13. Materi layanan yang dapat diberikan oleh guru Bk melalui jenis
layanannya adalah sebagai berikut, kecuali
a. Layanan Informasi
b. Layanan Konseling Individual
c. Layanan Bimbingan Kelompok
d. Layanan Konseling Kelompok
e. Layanan Bimbingan Mandiri
14. Salah satu tujuan layanan bimbingan konseling secara umum adalah
sebagai berikut...
a. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan
dan harga orang lain
b. Agar para siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
c. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam
memahami lingkungan.
d. Agar para siswa dapat mengatasi dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalah.
e. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan
menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya.
29
c. Asas kekinian
d. Asas alih tangan kasus
e. Asas sosial
30