Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN BUKU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM BERBAGAI

LATAR KEHIDUPAN KARYA ACHMAD JUNTIKA NURIHSAN


Rizka Putri Ayuning Lestari Fajar
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

A. Pendahuluan
Bimbingan konseling merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan
manusia, namun seringkali bimbingan konseling ini tidak dijalankan secara
optimal pada setiap individu. Banyaknya yang tidak menyadari bahwa setiap
individu itu berbeda, memiliki sisi keunikan dan keragaman sehingga memerlukan
bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang baik di
lingkungannya dan memerlukan konseling yang optimal agar dapat mengambil
langkah yang tepat dan sesuai dengan dirinya dalam menjalani kehidupan ini.
Kurangnya kesadaran akan keunikan tiap individu, membuat pendidikan
menyamaratakan bimbingan ini bagi semua individu. Hal itu, membuat
pengembangan diri pada tiap-tiap individu tidak berjalan dengan baik.
Permasalahan di atas perlu segera diselesaikan untuk mencapai perkembangan
ke arah yang lebih baik lagi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mempelajari berbagai buku yang menyajikan teori-teori bimbingan dan konseling
yang dapat diaktualisasikan. Berkaitan dengan hal itu, buku yang berjudul
Bimbingan dan konseling dalam Berbagai Aspek Kehidupan menjadi salah satu
solusi alternatif.
Buku Bimbingan dan Konseling, dari Berbagai Aspek kehidupan karya
Achmad Juntika Nurihsan edisi revisi ini terbit pada tahun 2016 oleh Penerbit PT
Refika Aditama. Buku berukuran 15,5 × 24 cm ini termasuk buku yang banyak
digunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam bidang kependidikan. Terbukti dalam
perkuliahan buku ini dijadikan sebagai bahan rujukan utama.
Buku Bimbingan dan Konseling dari Berbagai Aspek Kehidupan karya A.J
Nurihsan terdiri dari 12 bab. Secara garis besar buku ini terdiri dari bagian awal
berupa latar belakang bimbingan konseling yang menyajikan alasan, urgensi dan
sejarah adanya bimbingan dan konseling. Pada bagian akhir membahas mengenai
pendidikan dan bimbingan komprehensif yang bermutu yang dapat membangun
peradaban bangsa Indonesia. Keunggulan lain dari buku ini yaitu buku ini
memberikan teori-teori bimbingan dan konseling dengan penjelasan yang rinci.
Berkaitan dengan hal di atas, buku Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai
Latar Kehidupan karya A.J Nurihsan menjadi salah satu buku yang penting di kaji
pertama kali oleh individu yang baru mempelajari ilmu bimbingan dan konseling.
Karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji buku tersebut sehingga dibuatkannya
sebuah laporan buku.

B. Ringkasan Isi Buku


Buku berjudul “Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Aspek Kehidupan”
karya Achmad Juntika Nurihsan terdiri atas 12 bab. Pada setiap babnya
mengemukakan secara rinci teori-teori bimbingan dan konseling. Keseluruhan bab
dalam buku ini merupakan petunjuk bagi pendidik ataupun calon pendidik dalam
memberikan bimbingan dan konseling dari berbagai aspek kehidupan yang
disajikan secara rinci dan jelas sehingga mampu membuka pikiran pembaca.
Secara lebih terperinci isi buku tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut.
Pendidikan yang bermutu dipengaruhi oleh manusia yang bermutu dan
manusia yang bermutu dipengaruhi oleh kebutuhan bimbingan dan konseling
yang optimal. Pernyataan tersebut menjadi titik tekan pembahasan dalam buku
“Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Aspek Kehidupan” karya Achmad
Juntika Nurihsan. Nurihsan memaparkan bahwa kebutuhan bimbingan dan
konseling dipengaruhi oleh berbagai faktor kehidupan yang menjadi dasar dalam
pemberian bimbingan dan konseling yang berbeda pada tiap individu, karena
hakikatnya manusia itu unik dan berbeda.
Keunikan yang ada pada manusia menyebabkan pembimbing membantu
mengoptimalkan individu melalui bimbingan dan konseling. Nurihsan
menyatakan bimbingan saat ini yaitu bimbingan perkembangan yang bersifat
edukatif, pengembangan dan outreach. Model ini merupakan sebuah model yang
mengarahkan pada pembentukan kepribadian, pengembangan potensi yang
dimiliki dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Selain model bimbingan,
Nurihsan pun memaparkan model konseling yang bersifat membantu dan
interpersonal yang mengarah pada keadaan psikis individu.
Nurihsan memaparkan bimbingan perkembangan memiliki beberapa
keragaman. Keragaman pertama yaitu ragam bimbingan menurut masalah yang
meliputi bimbingan akademik, sosial pribadi, karier dan keluarga. Kedua yaitu
ragam layanan bimbingan yang meliputi layanan pengumpulan data individu,
layanan informasi diri dan lingkungan, layanan penempatan pengembangan
potensi, layanan konseling penyelesaian masalah, layanan referal pelimpahan
masalah ke pihak yang lebih mampu, serta layanan evaluasi dan tindak lanjut
Ketiga adalah ragam pendekatan bimbingan yang meliputi, pendekatan
krisis individu yang memiliki masalah, pendekatan remedial individu yang
memiliki kelemahan, pendekatan preventif sebagai langkah pencegahan masalah
dan pendekatan perkembangan pada potensi dan kekuatan individu. Keragaman
terakhir yaitu ragam teknik bimbingan yang meliputi bantuan melalui konseling,
pemberian nasihat, pelaksanaan bimbingan dan konseling secara berkelompok dan
belajar dengan bernuansa bimbingan.
Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Tiap
tingkatan pendidikan memerlukan bimbingan dan konseling yang berbeda. Pada
perguruan tinggi memiliki karakteristik kemandirian karena mahasiswa dianggap
telah dewasa dan memiliki kesadaran. Dengan begitu, layanan bimbingan pada
perguruan tinggi meliputi bimbingan akademik, bimbingan pengembangan sikap
dan tanggung jawab dan bimbingan penyesuaian sosial dan pribadi.
Nurihsan menyatakan seorang dosen bukan sekadar menjadi pengajar saja
melainkan dosen adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan serta
perwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan mahasiswa. Sehubung dengan hal
itu dalam buku ini terdapat syarat dosen menurut Bernard, diantaranya:
1. Memiliki mental yang sehat;
2. Menguasai cara-cara untuk menghindari pengaruh negatif terhadap
mahasiswa, terutama menyingkirkan pengaruh negatif dari masa anak-
anak yang mungkin ditularkan kepada mahasiswa secara tidak sadar;
3. Memperlakukan mahasiswa sebagai individu yang unik;
4. Menghindari ucapan-ucapan yang melukai perasaan serta harga diri
mahasiswa.
Berbeda dengan perguruan tinggi, sekolah lanjutan memiliki karakteristik
pengembangan seluruh aspek kepribadian dengan menggunakan layanan dasar
bimbingan, layanan responsif dan layanan perencanaan individual yang bertujuan
sebagai berikut.
1. Memahami, menerima, mengarahkan dan mengembangkan minat, bakat,
serta kemampuan siswa seoptimal mungkin.
2. Menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, keluarga, sekolah dan
masyarakat.
3. Merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan
dunia pada saat ini ataupun masa yang akan datang.
Bimbingan dan konseling pada sekolah dasar mengacu pada perkembangan
siswa SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan dan belajar bersosialisasi.
Layanan bimbingan di sekolah dasar meliputi layanan bimbingan orientasi,
informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan,
bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Dalam bimbingan dan konseling juga terdapat mutu-mutu layanan yang
diantaranya mutu proses layanan yang meliputi mutu progam layanan yang efektif
dan efisien, mutu konselor yang cekatan dan terampil serta fasilitas dan
pembiayaan yang memadai. Selain mutu proses layanan, terdapat pula mutu
produk layanan yang memberikan pelayanan terhadap masalah siswa dan masalah
pendidikan dan karier siswa.
Dalam buku ini pun menjelaskan mengenai sistem manajemen layanan
bimbingan dan konseling yang dimulai dari perencanaan dan pengorganisasian
program layanan, pengarahan kegiatan program, supervisi kegiatan program dan
penilaian program. Sistem tersebut digunakan agar layanan bimbingan dan
konseling berjalan secara terarah, berjalan lancar, dan tercapainya tujuan yang
diinginkan.
Nurihsan menyatakan pula bahwa konseling sebagai profesi bantuan, sehingga
sebagai konselor perlu memiliki empat unsur, yaitu
1. kualitas-kuliatas pribadi konselor
2. keterampilan-keterampilan antarpribadi
3. keterampilan-keterampilan membedakan dan konseptual, serta
4. keterampilan-keterampilan intervensi yang dimiliki konselor.
Selain itu, strategi atau intervensi digunakan dalam konseling, strategi tersebut
meliputi.
1. Strategi model sosial dengan mengamati perilaku orang lain.
2. Strategi bermain peran dan latihan melalui simulasi atau dalam respons-
respons yang diinginkan.
3. Strategi perubahan kognitif dengan pemberhentian berpikir dan
penyusunan kembali kognitif.
Di dalam keluarga pun diperlukan adanya konseling. Nurihsan menyebutkan
pendekatan konseling keluarga dapat dibagi ke dalam enam kelompok yaitu:
1. psikodinamik yang menekankan pada hubungan antarpribadi.
2. eksistensial/humanistik yang menekankan pada suatu tindakan.
3. bowenian yang menekankan pada hubungan emosioanal.
4. stuktural yang berdasarkan pada sistem dan aturan di dalam keluarga.
5. komunikasi/strategis
6. behavioral yang menekankan pada lingkungan, situasional dan faktor
sosial perilaku.
Tiap individu tidak akan jauh dari rasa trauma baik itu trauma yang sementara
ataupun trauma berkepanjangan. Nurihsan membahas pula mengenai konseling
traumatik yang mana konseling ini memerlukan waktu yang lebih lama dari
konseling biasa dan melibatkan lebih banyak orang.
Selain memaparkan konsep bimbingan dan konseling, buku ini pun
memaparkan cara membangun peradaban bangsa Indonesia melalui pendidikan
dan bimbingan yang komprehensif yang bemutu. Pendidikan bermutu meliputi
atribut relevansi, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, kreativitas, penampilan,
empati, ketanggapan, produktivitas dan kemampuan akademik. Model bimbingan
komprehensif memiliki empat program layanan yaitu, layanan dasar bimbingan,
perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem.
C. Pembahasan
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu program layanan bagi
individu untuk menjalankan kehidupannya dengan cara yang tepat. Banyak ahli
yang mengungkapkan berbagai pandangan tentang pengertian bimbingan dan
konseling. Handoko dan Riyanto (2010:13) menyatakan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah merupakan kegiatan untuk membantu peserta didik agar
berkembang secara utuh dan seoptimal mungkin, sesuai dengan bakat, minat, serta
potensi yang ia miliki berkembang tanpa banyak hambatan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Irham dan Wiryani (2014:67) menyatakan
“Bimbingan dan konseling adalah dua aktivitas yang berbeda. Bimbingan
mengacu pada proses pendampingan terhadap peserta didik untuk mencapai
perkembangan secara optimal, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Sementara itu, konseling merupakan proses pemberian bantuan dalam bentuk
pemecahan problematika yang dihadapi peserta didik melalui proses interaksi
secara professional.” Sehingga dari definisi ini dapat dikemukakan bahwa
bimbingan adalah pencegahan munculnya suatu masalah dan konseling
merupakan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Menurut Daryanto dan Farid (2015:5) “Bimbingan konseling merupakan salah
satu komponen dalam satuan sistem pendidikan khususnya di sekolah.” Hal ini
menunjukkan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan
dalam menyelesaikan suatu masalahnya.
Berkaitan dengan beberapa konsep di atas, bimbingan dan konseling memiliki
peranan penting dalam proses perkembangan dalam pendidikan. Bimbingan dan
konseling merupakan suatu wadah untuk siswa dalam mengembangkan potensi
dirinya dengan diberikan cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di
dalam dirinya. Walaupun bimbingan dan konseling memegang peranan penting,
namun pada kenyataannya tidak semua orang dapat melakukan bimbingan dan
konseling yang baik.
Berdasarkan kenyataan di atas, bimbingan dan konseling dianggap sebuah
keterampilan yang tidak mudah. Seseorang yang ingin memiliki keterampilan
dalam membimbing dan memberikan konseling perlu mempelajari dasar-dasar
dari bimbingan dan konseling tersebut. Buku “Bimbingan dan Konseling dalam
Berbagai Aspek Kehidupan” karya Achmad Juntika Nurihsan layak dijadikan
sebagai awal bahan rujukan dalam mempelajari ilmu bimbingan dan konseling.
Dengan penjelasan yang rinci dan konsep yang sederhana namun melingkupi
seluruh aspek kehidupan, buku ini membuka pikiran pembaca.
Dalam menciptakan keterampilan membimbing dan memberi konseling
diperlukan kesadaran bahwa setiap individu itu unik. Setelah menyadari keunikan
tiap individu, maka dapat tercipta keterampilan dalam bimbingan dan konseling
dengan baik. Pada konsep dasar bimbingan dan konseling Nurihsan membagi
bimbingan dan konseling dalam beberapa ragam.
Keragaman ini pun dikemukakan oleh Daryanto dan Farid (2015:19-22)
sebagai ruang lingkup bimbingan dan konseling diantaranya ruang lingkup dari
segi pelayanan di sekolah dan luar sekolah, segi fungsi pemahaman, pencegahan,
pengentasan, pemelirahaan dan pengembangan, segi sasaran individu dan
kelompok, segi pendidikan dan karir dan segi sosial budaya.
Teori konsep keragaman bimbingan dan konseling yang terdapat di dalam
buku Nurihsan lebih unggul dibandingkan buku yang lain. Dalam buku Nurihsan
ini, keragaman atau ruang lingkup bimbingan dan konseling lebih lengkap dan di
paparkan dengan rinci dan jelas namun singkat. Nurihsan mengkonsep teori ini
dengan sederhana sehingga mudah menangkap inti dari teori tersebut.
Di balik itu, buku karya Nurihsan ini pun memiliki kelemahan dari segi
kelengkapan teori lainnya. Walau begitu, kurang lengkapnya teori tidak membuat
buku ini kehilangan esensinya sebagai buku bimbingan dan konseling yang
mencakup seluruh aspek kehidupan.
Teori yang tidak terdapat pada buku karya Nurihsan ini meliputi tujuan yang
bimbingan dan konseling secara menyeluruh, azas-azas bimbingan dan konseling,
fungsi bimbingan dan konseling secara umum dan prinsip-prinsip layanan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh serta tugas dan wewenang pendidik
bimbingan dan konseling tidak dipaparkan secara rinci.
Pada teori landasan filosofis yang dikemukakan oleh Nurihsan selaras dengan
teori landasan filosofis Irham dan Wiryani. Irham dan Wiryani (2014)
menyatakan bahwa landasan filosofis mengajarkan tentang bagaimana setiap
aktivitas bimbingan dan konseling hendaknya dilakukan secara bijaksana demi
membantu peserta didik memperoleh makna kehidupan yang sebenarnya.
Perbedaannya, Nurihsan mengaitkan landasan filosofis dengan model bimbingan
yang komprehensif.
Berkaitan dengan teori-teori bimbingan dan konseling di atas, untuk
membangun pemahaman yang lebih mudah, konsep yang dikemukakan dan
dijelaskan oleh Nurihsan patut diberi apresiasi terbaik. Kemampuan Nurihsan
dalam menyajikan konsep teori yang sederhana namun menyeluruh menjadi
keuntungan pemula untuk memahami konsep-konsep teori bimbingan dan
konseling dengan mudah, cepat dan tepat.
Di samping memiliki keunggulan dalam konsep teori tersebut, buku yang
ditulis oleh Nurihsan juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang mencolok pada
buku ini yaitu luasnya materi yang dibahas dan dangkalnya materi yang
dipaparkan. Kurangnya materi sangat terlihat pada pembahasan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar. Kurangnya materi yang dipaparkan membuat
kurangnya pemahaman pada pembaca.
Nurihsan hanya memaparkan karakteristik siswa SD, bidang bimbingan dan
konseling di SD dan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling di SD. Pada
kenyataannya cakupan konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah dasar ini
cukup luas. Uraian tugas guru sekolah dasar sebagai guru bimbingan dan
konseling tidak dipaparkan, tidak sama seperti halnya pada buku karya Irham dan
Wiryani (2014) yang menguraikan dengan jelas tugas-tugas guru sekolah dasar
dalam bimbingan dan konseling. Handoko dan Riyanto (2010) pun menguraikan
tugas-tugas bimbingan dan konseling berdasarkan struktur organisasi di sekolah.
Walaupun terdapat beberapa kekurangan, buku berjudul “Bimbingan dan
Konseling dalam Berbagai Aspek Kehidupan” karya Achmad Juntika Nurihsan
menurut para pendidik, buku ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
pemula yang ingin mempelajari ilmu bimbingan dan konseling. Hal ini tentu
dilihat dari cara penyajian penulis dalam membahas konsep teori yang luas
mencakup seluruh aspek kehidupan.
D. Penutup
Berdasarkan ringkasan isi buku dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Bimbingan dan konseling adalah satu
kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Bimbingan merupakan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya suatu masalah dan konseling adalah cara untuk
menyelesaikan masalah yang telah terjadi. Guna menjalankan bimbingan dan
konseling yang optimal dibutuhkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh
seorang pendidik atau konselor, model layanan yang sesuai dan teknik bimbingan
yang tepat, mengingat pemberian bimbingan dan konseling pada tiap individu dan
tiap tingkatan pendidikan berbeda.
Buku ini memiliki berbagai bahasan yang mencakup berbagai aspek
kehidupan yang sulit ditemukan pada buku lain. Oleh karena itu, buku karya
Nurihsan ini dapat digunakan sebagai rujukan awal yang perlu dibaca oleh pemula
yang ingin mempelajari ilmu bimbingan dan konseling. Guna memperdalam dan
membina keterampilan dalam bimbingan dan konseling, disarankan para pemula
untuk banyak membaca buku lain yang relevan sebab buku “Bimbingan dan
Konseling dalam Berbagai Aspek Kehidupan” karya Achmad Juntika Nurihsan
memaparkan konsep teorinya dengan sangat sederhana.

Daftar Pustaka
Anderson, Cristine W. (1981). Parent-Child Rela tionships.California:APA.
Blocher, Donald. (1974). Developmental Counseling. New York: John Wiley and
Sons.
Borders, L. Di Anne and Drury, Sandra M. (1992).” Comprehensive School
Counseling Programs:A Review for Policymakers and Practitioners". Journal
of Counseling and Development 70, 487-495.
Burbach, Harold J. and Decker. Lavy E. (1977). Planning and Assement in
Community Education. Michigan:Pendell Publishing Company.
Cormier,William H. and Cormier, L. Sherilyn. (1985). Interviewing Strategies for
Helpers Monterey,California:Brooks/Cole Publishing Company.
Crow, Lester D.and Crow, Alice. (1962) An Introduction to Guidance. New
Delhi: Eurasia Publishing House.
Dahlan. MD. (1985). Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan. Bandung:
Diponegoro.
Daryanto dan Farid, Mohammad. 2015. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK
dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media.
Davis, B. (1 987). Evaluation Report of the K12 Comprehenshive Guidance
Program of the San Diego City Schools. San Diego City School, Planning,
Research, and Evaluation Division.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik lndonesia. (1994). Kurikulum
Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Ellis,T.I. (1990). The Missouri Comprehensive Guidance Model. Columbia: The
Educational Resources 1nformation Center.
Gilliland, Burl E. (1984). Theories and Strategies in Counseling and
Psychotherapy. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Goldenberg, Irene and Goldenberg,Herbert.(1 991).FamilyTherapy:An Overview,
California: Brooks/Cole Publishing Company.
Gunawan,Yusuf. (1 992). Pengantar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Gramedia.
Hackney, Harold, and Cormier, L. Sherilyn. (1979). Counseling Strategies and
Objectivites. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Hackney, Harold, and Cormier, L. Sherilyn. (1987). The Professional CounselonA
Process Guide to Helping. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Hackney, Harold, and Cormier, L. Sherilyn. (1988). Counseling Strategies and
Interventions. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Handoko, Martin dan Riyanto, Theo. 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Havighurts, RJ. (1953). Development Taks and Education. New York: David
Mckay.
Henderson, P. (1988). A Comprehensive School Guidance Programe at
Work.Texas Association for Counseling and Development Journal, 15, 25-27.
Irham, Muhammad dan Wiyani, Novan Ardy. 2014. Bimbingan dan Konseling:
Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
lvey, Allen E. and Simek-Downing, Lynn. (1980). Counseling and Psychotherapy:
Skills, Theories, and Practice. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall,
Inc.
Kartadinata, Sunaryo. (1996). Kerangka Kerja Bimbingan dan Konseling dalam
Pendidikan: Pendekatan Ekologis sebagai Suatu Alternatif Pengukuhan
Jabatan Guru Besar.Tidak Diterbitkan.
Kolarik,William J (1995).Creating Quality. Singaporech Grawhill.
Mum and Kottman. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and
Middle Schools. Iowa: Brown and Benchark Publisher.
Musnawar,Thohari. (1992). Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling
lslami.Yogyakarta: UPI Press.
Natawidjaja Rochman. (1988). Peranan Guru dalam Bimbingan di Sekolah.
Bandung: Abardin.
New Hampshire Comprehensive Guidance and Counseling Project. (1988). New
Hampshire Comprehensive Guidance and Counseling Program:A Guide to an
Approved Model for Program Development. Plymouth: Plymouth State
College.
Nichols,Michael (1984). Family Therapy:Concepts and Methods New York
Gardner Press, Ins.
Nurihsan, Juntika. (1998). Bimbingan Komprehensif: Model Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi Tidak diterbitkan.
Nurihsan, Juntika. (1999). Aplikasi Model Bimbingan Komprehensif di Sekolah
Tinggi Ekonomi dan Manajemen Informatika Komputer. Bandung: STEMIK.
Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdikbud.
Nurihsan, Achmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai
Latar Kehidupan Bandung: Refika Aditama.
Santos, Arysio. (2009). Atlantis: The Lost Continent Finally Found. Jakarta: Ufuk
Press.
Schmidt, John J. (1999). Counseling In Schools: Essential Services and
Comprehensive Programs.Needham Heights: Allyn & Bacon A Viacom
Company.
Stilwill, Ted. (2001). Iowa Comprehensive Counseling and Guidance Program
Development Guide: Kindergaten-Community Callege. Iowa: Grimes State
Oche Building.
Suryadi, Ace & Budimansyah, Dasim. (2009). Paradigma Pembangunan
Pendidikan Nasional: Konsep, Teori, dan Aplikasi dalam Analisis Kebijakan
Publik Bandung Widya Aksara Press.
Syam, Firdaus. (2009). Renungan Bachruddin Jusuf Habibie: Membangun
Peradaban Indonesia Jakarta: Gema Insani.
Tampubolon, Daulat P. (2001). Perguruan Tinggi Bermutu: Paradigma Baru
Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad 21. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
UNESCO. (1972). Learning To Be. Paris: UNESCO.
Yudhoyono, Susilo Bambang. (2009, 28, Oktober). Membangun Peradaban
Bangsa. Pikiran Rakyat (Harian Umum).

Anda mungkin juga menyukai