KONSELING
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Media Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu: Anila Umriana, M.Pd.
Disusun oleh:
1. Ghurril Muhajarrin (2201016030)
2. Noor Laila Qodriya Nabila (2201016054)
3. Rohimal Ula Aisatun (2201016054)
4. Siska Farahdila (2201016071)
BAB I..........................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................................
C. Tujuan Penulis.......................................................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................................
A. Prinsip Penggunaan Media dalam BK...................................................................................................................
B. Fungsi Penggunaan Media dalam BK....................................................................................................................
C. Hakikat Penggunaan Media dalam BK..................................................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................................................................
Kesimpulan.................................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan media semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
Bimbingan dan Konseling (BK) di era modern. BK bertujuan membantu individu
mengatasi masalah dan mengembangkan potensi. Media dalam BK mencerminkan
prinsip, fungsi, dan hakikat dalam pendekatan ini. Prinsip BK menekankan dukungan
terhadap perkembangan holistik dan keragaman individu. Penggunaan media
menangkap keragaman ini dengan memberikan sarana komunikasi yang beragam.
Fungsi media dalam BK meliputi mengilustrasikan konsep sulit, efektif
menyampaikan informasi, dan menciptakan pembelajaran interaktif. Di era digital,
media juga digunakan untuk memberi informasi dan dukungan melalui platform
online, memudahkan akses bagi yang membutuhkan BK. Hakikat penggunaan media
merangkum hubungan metode pembelajaran dan efektivitas pesan. Media
merangsang perhatian dan minat, serta memungkinkan penyampaian pesan menarik
dan relevan.
Dalam bimbingan dan konseling, adaptasi terhadap zaman modern tercermin
dalam penggunaan media. Generasi muda cenderung lebih terhubung dengan
teknologi. Eksplorasi prinsip, fungsi, dan hakikat media dalam BK bermanfaat untuk
pengembangan pendekatan yang responsif terhadap klien
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Prinsip Penggunaan Media dalam Bimbingan Konseling?
2. Apa Saja Fungsi Penggunaan Media dalam Bimbingan Konseling?
3. Bagaimana Hakikat Penggunaan Media dalam Bimbingan Konseling?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui dan memahami Prinsip Penggunaan Media dalam Bimbingan
Konseling.
2. Untuk mengetahui dan memahami Fungsi Penggunaan Media dalam Bimbingan
Konseling.
3. Untuk mengetahui dan memahami Hakikat Penggunaan Media dalam Bimbingan
Konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Said Hasan Basri, Peran Media Dalam Layanan Bimbingan Konseling Islam di Sekolah, Vol 6, No 1, Jurnal
Dakwah, 2010, Hal. 40
Bimbingan dan konseling adalah bagian penting dalam pendidikan dan pengembangan
individu. Tujuan utamanya adalah membantu individu dalam mengatasi masalah,
mengembangkan potensi diri, dan mencapai perkembangan yang optimal. Dalam era digital
dan teknologi informasi seperti sekarang, media memainkan peran yang semakin signifikan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Media memiliki peran penting dalam
memberikan informasi, memfasilitasi interaksi, dan membantu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif. Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan konseli untuk memahami diri, mengarahkan
diri, mengambil keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, media
bimbingan konseling menjadi sarana atau alat bantu dalam proses bimbingan konseling, agar
proses bantuan yang menjadi perhatian bimbingan konseling dapat berjalan lebih baik dan
sesuai dengan harapan.2 Penggunaan media dalam bimbingan konseling suatu hal yang
sangat wajar, karena media sudah sangat bermanfaat dalam kegiatan bimbingan dan
konseling. Adapun fungsi dari pengunaan media dalam bimbingan konseling menurut
nursalim muhammad yaitu sebagai berikut.
1. Pemanfaatan media tidak hanya sebagai tambahan, melainkan juga memiliki peran
sendiri sebagai alat bantu untuk menciptakan situasi bimbingan dan konseling yang lebih
efisien
2. Media dalam bimbingan dan konseling merupakan bagian tak terpisahkan dari
keseluruhan layanan. Ini berarti bahwa media bimbingan dan konseling merupakan
elemen yang berhubungan erat dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan yang diharapkan.
3. Dalam penggunaannya, media bimbingan dan konseling harus sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai serta isi dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Fungsi ini menyiratkan bahwa pemilihan dan penggunaan media harus selalu disesuaikan
dengan kompetensi atau tujuan serta materi bimbingan dan konseling yang ada.
4. Media bimbingan dan konseling tidak digunakan semata-mata untuk hiburan, oleh karena
itu penggunaannya tidak boleh semata-mata untuk bermain atau menarik perhatian siswa
atau klien.
2
A. Said Hasan Basri, Peran Media Dalam Layanan Bimbingan Konseling Islam di Sekolah, Vol 6, No 1, Jurnal
Dakwah, 2010, Hal 29.
5. Media bimbingan dan konseling mampu memperlancar jalannya proses bimbingan dan
konseling. Fungsi ini menunjukkan bahwa melalui media, siswa atau klien dapat lebih
mudah memahami masalah yang dihadapi atau materi yang disampaikan dengan lebih
mudah dan cepat.
6. Media bimbingan dan konseling memiliki peran dalam meningkatkan kualitas layanan
bimbingan dan konseling. Secara umum, hasil dari bimbingan dan konseling yang
dilakukan melalui media memiliki daya tahan yang lebih lama dan tetap berbekas dalam
ingatan siswa atau klien.3
Selain adanya fungsi, terdapat alasan penggunaan media dalam bimbingan dan
konseling yaitu sebagai berikut.
1. Kemampuan belajar manusia.
Seseorang dalam proses memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap
serta perilaku dapat terjadi melalui hasil pemahaman yang tercapai. Hal ini dapat
diperoleh melalui berbagai cara, termasuk melalui kegiatan bimbingan dan konseling.
Selain itu, pemahaman juga dapat muncul melalui interaksi antara pengalaman baru
dengan pengalaman masa lalu. Pengalaman individu ini bisa terjadi secara langsung
maupun tidak langsung melalui berbagai media. Bagaimana individu mempelajari
pengalaman baru ini, menurut Bruner, dapat terjadi dalam tiga tahap, yakni pengalaman
langsung (enactive), pengalaman berupa gambaran visual (iconic), dan pengalaman
dalam bentuk abstrak (symbolic). Pengalaman langsung mencakup interaksi aktif atau
praktik langsung, seperti partisipasi dalam kegiatan seperti membangun kerjasama tim
melalui permainan outbond. Tahap kedua, dikenal sebagai pengalaman ikonik (gambar
atau gambaran), melibatkan pemahaman melalui visual seperti gambar, lukisan, atau film
yang menggambarkan suatu perilaku, seperti sikap berbicara di depan umum. Meskipun
seseorang belum memiliki pengalaman langsung berbicara di depan umum, melalui
media tersebut, mereka dapat memahaminya melalui gambaran visual. Pada tahap ketiga,
simbolik, individu membaca (atau mendengar) kata-kata seperti "membalas kebencian
dengan senyuman" dan menghubungkannya dengan gambaran mental atau pengalaman
serupa yang mereka miliki. Tiga tahap pengalaman ini berinteraksi secara saling
3
Nursalim Muhammad, Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Akademia, 2013.
mendukung dalam usaha memperoleh pengalaman baru, baik berupa pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.
2. Kemampuan indera manusia
kemampuan indera manusia ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan lebih dari
satu indra secara bersamaan, hasilnya akan lebih efektif dibandingkan hanya
mengandalkan satu indra saja. Menggunakan dua indera, yaitu penglihatan dan
pendengaran, sesuai dengan konsep di atas, memberikan keunggulan bagi individu.
Individu akan mendapatkan pengetahuan yang lebih kaya daripada jika materi pelajaran
hanya disajikan melalui rangsangan visual atau hanya melalui rangsangan auditori.
3. Kemampuan media
Media memiliki kemampuan yang sangat diperlukan, terutama dalam konteks bimbingan
dan konseling, di mana media memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan
dengan cara yang dapat dengan mudah dimengerti oleh orang lain.4
5
Sukatin, dkk. Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan. Hal. 3
“area of experience” atau disebut dengan daerah pengalaman yang sama antara penyalur
pesan dengan penerima pesan.
6
Pudji Rahmawati. Media Bimbingan dan Konseling. Hal. 5-7
7
Arifin Hidayat. 2020. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Al- Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol.
2. No. 1. Hal. 138
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam era perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini, penggunaan media
dalam bimbingan dan konseling telah menjadi aspek penting untuk mendukung proses
pemberian layanan yang efektif. penggunaan media juga perlu didasarkan pada prinsip-prinsip
yang tepat agar memberikan hasil yang optimal bagi klien. Media dapat juga meningkatkan dan
mengarahkan perhatian audiens sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. Prinsip media
BK adalah menjelaskan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan sebagai pedoman dan
landasan praktis yang harus diikuti dalam melaksanakan program pelayanan bimbingan
konseling. Jadi, dalam penggunaan media harus merujuk pada prinsip- prinsip media BK. Media
bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan
konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, A. S. (2010). Peran Media Dalam Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Jurnal
Dakwah, Vol. 6, No. 1.
Devi Dian Syahputri, d. (2021). Peran Media Pada Layanan Bimbingan Konseling Islam di
Sekolah. Al-Mursyid Jurnal Ikatan Alumni Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 5, No.
2.
Hidayat, A. (2020). Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan
dan Konseling, Vol. 2, No. 1.
Muhammad, N. S. (2013). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Akademia.
Rahmawati, P. Media Bimbingan dan Konseling.
Sukatin, d. Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.