Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT MEDIA DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

TUGAS PRA PERKULIAHAN


Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf, LN., M.Pd.

Disusun Oleh:
Nama : Agungbudiprabowo
NIM : 1402867
Prodi : Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

PASCASARJANA BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan Teknologi dan Informasi dewasa ini begitu pesat, perkembangan

dan peradaban manusia akan terus berjalan secara cepat, begitu pula dengan

pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bersumber dari

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bermutu. Syamsu Yusuf dan Juntika

(2005:3) mengemukakan bahwa manusia Indonesia yang bermutu yaitu manusia yang

sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara

profesional, serta dinamis dan kreatif.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bermutu dibutuhkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dewasa ini, berdampak dengan munculnya berbagai

sumber dan media dalam pendidikan. Menurut Arif S. Sadiman dkk (2009:6) media

berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan, sedangkan media pendidikan adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa.

Proses Bimbingan dan Konseling merupakan proses komunikasi, artinya

didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada

seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan) (Nursalim 2010:2). Pesan tersebut

merupakan isi layanan Bimbingan dan Konseling. Untuk membantu penyampaian

pesan atau isi layanan Bimbingan dan Konseling ini diperlukan perantara berupa

media layanan Bimbingan dan Konseling. Penggunaan media ini untuk lebih
meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling.

Menurut Nursalim (2010:7) media Bimbingan dan Konseling adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan Bimbingan dan Konseling yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa atau konseli untuk

memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah

yang dihadapi.

Peranan media dalam layanan Bimbingan dan Konseling tidak dapat diabaikan.

Media sebagai salah satu komponen pemberian layanan tidak luput dari pembahasan

sistem layanan Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh. Proses pelaksanaan

layanan Bimbingan dan Konseling selalu diawali dari need assesment atau analisis

kebutuhan siswa mengenai tugas perkembangan yang akan dicapai. Selanjutnya akan

dirumuskan tujan yang akan dicapai, dilanjutkan menentukan masalah atau materi

yang akan dibahas. Agar materi atau masalah yang dibahas itu dapat dipahami oleh

siswa yang pada gilirannya masalah siswa terpecahkan atau siswa dapat memenuhi

tugas perkembangan dengan baik maka dibutuhkan media. Pemanfaatan media

layanan Bimbingan dan Konseling seharusnya merupakan bagian yang harus

mendapatkan perhatian guru Bimbingan dan Konseling dalam setiap bentuk

pemberian layanan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang pesat, menuntut

perkembangan inovasi dalam layanan Bimbingan dan Konseling

2. Pemanfaatan media layanan Bimbingan dan Konseling yang belum optimal.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini

adalah apa pengertian, manfaat, serta klasifikasi media dalam layanan Bimbingan dan

Konseling?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian pengembangan ini adalah untuk

mengetahui pengertian, manfaat, serta klasifikasi media dalam layanan Bimbingan dan

Konseling?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Layanan Bimbingan dan Konseling

Media layanan bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, materi
yang ingin disampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, tujuan yang ingin
dicapai ialah perkembangan siswa secara optimal. Selanjutnya penggunaan media
secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak,
mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam
melakukan keterampilan sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling.
Menurut Nursalim (2010:6) Media bimbingan dan konseling adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/ konseli
untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan
masalah yang dihadapi. Senada dengan pengertian diatas Siti (2011:3) mengemukakan
bahwa Media layanan Bimbingan dan Konseling adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan menyalurkan pesan atau informasi dari pembimbing kepada klien atau
individu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga
individu akan mengalami perubahan perilaku, sikap dan perbuatan ke arah yang lebih
baik

B. Manfaat Media Layanan Bimbingan dan Konseling


Media Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki manfaat serta fungsi yang sangat
banyak, dengan dibantu media, layanan Bimbingan dan Konseling akan terjadi secara
efektif, berfariatif, serta efisien. Menurut Nursalim (2010:9) secara umum media
layanan Bimbingan dan Konseling mempunyai kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah/ minat siswa, interaksi lebih langsung antara siswa
dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK).
4. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
5. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling dapat lebih menarik
6. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi lebih interaktif
7. Kualitas Layanan Bimbingan dan Konseling dapat ditingkatkan
8. Sikap positif siswa terhadap materi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Dalam kaitannya dengan fungsi media bimbingan dan konseling, menurut

Nursalim (2010:9) dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:

1. Penggunaan media bimbingan dan konseling bukan merupakan fungsi


tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif.
2. Media bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses layanan bimbingan dan konseling. Hal ini mengandung
pengertian bahwa media bimbingan dan konseling sebagai salah satu
komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi yang diharapkan.
3. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan
dengan tujuan/ kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa
penggunaan media dalam bimbingan dan konseling harus selalu melihat
kepada kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi bimbingan dan
konseling.
4. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan,
dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar
untuk permainan atau memancing perhatian siswa/ klien semata.
5. Media bimbingan dan konseling bisa berfungsi untuk memperlancar proses
bimbingan dan konseling. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan
media bimbingan dan konseling siswa dapat lebih mudah memahami
masalah yang dialami atau menangkap bahan yang disajikan lebih mudah
dan lebih cepat.
6. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas
layanan bimbingan dan konseling. Pada umumnya hasil bimbingan dan
konseling yang diperoleh siswa dengan menggunakan media bimbingan
dan konseling akan tahan lama mengendap.

Media layanan Bimbingan dan Konseling dapat membuat proses layanan

Bimbingan dan Konseling lebih menarik, interaktif, dan mampu meningkatkan

kualitas layanan Bimbingan dan Konseling. Namun dalam penggunaannya harus

relevan dengan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan

dan konseling itu sendiri.

C. Klasifikasi Media Layanan Bimbingan dan Konseling

Media Layanan Bimbingan dan Konseling diklasifikasikan kedalam berbagai

sudut pandang seperti yang djelaskan Mustaji (Nursalim 2010:9) Dilihat dari bentuk
penyajian dan cara penyajiannya, maka media Bimbingan dan Konseling dapat

diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu:

1. Kelompok kesatu yaitu grafis, bahan cetak, dan gambar diam.


2. Kelompok kedua yaitu media proyeksi diam.
3. Kelompok ketiga yaitu media audio.
4. Kelompok keempat yaitu media gambar hidup/film.
5. Kelompok kelima yaitu multimedia.

Kelima klasifikasi media layanan Bimbingan dan Konseling dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Kelompok kesatu yaitu grafis, bahan cetak, dan gambar diam.

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui

penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Media bahan

cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing

atau offset. Contoh: buku etak, modul, dan buku saku.

Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan

melalui proses fotografi misalnya: untuk menjelaskan tentang macam-macam

pelanggaran yang sering dilakukan siswa, menjelaskan prestasi yang diraih oleh

siswa, menjelaskan tentang kegiatan pengembangan diri siswa, kegatan

ekstrakurikuler dan sebagainya.

2. Kelompok kedua yaitu media proyeksi diam.

Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang

memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki

sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya : OHP/OHT, Opaque Projector,

Slide, dan Filmstrip.

3. Kelompok ketiga yaitu media audio.


Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh

indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke

dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect.

4. Kelompok keempat yaitu media gambar hidup/film.

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam

(still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga

menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan

pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang

impresif bagi pemirsanya

5. Kelompok kelima yaitu multimedia.

Pengertian multimedia sering dikacaukan dengan pengertian multi image. Multi

media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis

bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul

belajar yang terdiri atas bahan audio, dan bahan audiovisual yang terintegrasi

dalam sebuah CD Interaktif.


BAB III
KESIMPULAN

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan arti tersendiri bagi kegiatan

pendidikan. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan mengalami berbagai perubahan

menuju ke arah perkembangan sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan

teknologi. Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, dilakukan dengan

pemanfaatan media dalam pendidikan. Proses layanan Bimbingan dan Konseling sebagai

salah satu sistem pendidikan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan media

layananan Bimbingan dan Konseling dalam membantu penyampaian pesan atau isi layanan

Bimbingan dan Konseling. Penggunaan media layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan

untuk lebih mengefektifkan pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Degeng, N.S. 1990. Desain Pembelajaran: teori ke-terapan. Malang: Proyek Penulisan Buku
Teks FPS-IKIP Malang.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, Siti Sutarmi. 2011. Media Bimbingan dan Konseling. Handout Lepas.

Misky, Dudi. 2005. Kamus Informasi dan Teknologi. Jakarta: EDSA Mahkota.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Nursalim, Mochamad. 2010. Media Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University
Press.
Oemar Hamalik. 1989. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Sadiman Arief S.dkk. 2009. Media Pendidikaan. Jakarta: Rajawali Pers.

Santrock, John W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika..

Suyanto, Muhammad. 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Syamsu Yusuf LN dan A Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai