LANDASAN TEORI
dunia luar (dunia pendidikan dan dunia kerja) kepada siswa dengan maksud
menentukan pilihan.1
tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana
konseling.2
adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data
1
Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Salatiga: PT Bina Aksara, 1986), h 60
2
Prayitno dan Amti, Erman, Dasar-Dasar BK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h 259-260
11
lingkungan hidupnya serta lebih mempu mengatur dan merencanakan
kehidupannya sendiri.3
berbagai informasi, baik informasi pribadi, sosial, karier maupun belajar. Hal
ini secara tidak langsung dapat menyelesaikan masalah yang sedang dialami
siswa. Selain itu, layanan informasi juga dapat menambah wawasan siswa,
menggali dirinya (konsep diri) dan mampu menara masa depan dengan sebaik
mungkin.
sebagai berikut:
Menurut Yusuf Gunawan, ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat
3
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan Dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta:
Media Abadi, 2006), h 316
4
Yusuf Gunawan, pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1987), h 89
11
1. Mengembangka pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan-
pendidikan
sosial pribadi
dirinya sendiri
kepuasaan pribadi
individu
dimasyarakat
11
3. Membantu siswa agar lebih mengenal/dekat dengan kesempatan kerja dan
Sementara menurut Ifdil tujuan layanan informasi ada dua macam yaitu
secara umum dan khusus. Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu
dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu
membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang
sosial, supaya mereka dapat belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu
5
Ifdil, (l2).http://Konselingindonesia.com, diakses pada tanggal 29-11-2021, pukul 15:44
WIB
6
Winkel dan Sri Hastuti…, h 316
11
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan
yang akan datang secara mandiri dan bertanggung jawab. Secara tidak
kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti metode ceramah,
diskusi, panel, wawancara, karya wisata, alat-alat peraga, dan alat-alat bantu
Hal yang serupa juga dikatakan oleh Tohirin bahwa ada beberapa
berikut: Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Melalui teknik ini, para peserta
tanya jawab.
7
Prayitno dan Amti Erman, ..., h 275
11
12
a. Teknik langsung
1) Ceramah
sederhana mudah dan murah dalam arti teknik ceramah dapat dilakukan
8
Prayitno, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas), Pt. Raja
Grafindo, Jakarta, 2011, h 269
13
guru dan staf sekolah lainnya atau dapat dilakukan dengan mendatangkan
narasumb
2) Diskusi
melalui media massa dan dapat dilakukan secara individual dan kelompok.
1) Buku panduan
berprilaku yang sopan dan mematuhi aturan dan tidak melanggar norma)
berguna.
2) Media internet
3) Media cetak
sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang terdapat
dan konseling. Media cetak dapat berupa brosur, baliho, leaflet, merupakan
4) Papan informasi
siswa dan semua warga sekolah selama hal tersebut bagi pertumbuhan dan
5) Karyawisata
berikut.9
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
e. Tindak lanjut
9
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Pekanbaru: Grafindo
Persada, 2007), h 152
24
rencana tindak lanjut kepada pihak terkait dan melaksanakan rencana tindak
lanjut.
f. Laporan
a. Langkah Persiapan
b. Langkah pelaksanaan
persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
10
Tohirin,Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, Raja Wali
pers, Jakarta, 2011, h 152
11
Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah, (Denpasar: Rineka Cipta, 1989), h 37-40
25
dan manfaatnya
hari
siswa mengetahui apa yang harus dipersiapkan, apa yang harus dicatat
untuk mengubahnya
6) Usahakan selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dan wali
kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas dan guru
serius, bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap positif dan
secara lengkap dan disusun secara teratur, agar dapat diberikan kepada peserta
didik dengan cara yang mudah dimengerti. Informasi yang berguna adalah
informasi yang singkat. Jelas dan lengkap serta sesuai dengan kebutuhan. Perlu
budaya.
ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menetukan arah hidup adalah
12
Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya (Salatiga: CV Rajawali,
1985), h 149
27
d. Setiap individu adalah unik dari poin-poin diatas dapat diketahui bahwa
membantu siswa dalam mengambil keputusan apa yang ingin dia ambil
b. Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih
akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang berubah dengan
13
Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, Renika Cipta, Jakarta, 2004, h 260-261
28
Menurut Winkel dan Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data dan
fakta yang disajikan kepada siswa berbagai informasi biasanya dibedakan atas
pendidikan sekolah pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua
persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.
Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-
jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup
suatau jabatan, mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan real
14
Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Media Abadi, Yogyakarta,
2006, h 126
29
hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara
masyarakat.15
berikut:
yang ada di sekolah tentang dunia pendikan baik itu dari segi kesulitan
tertentu.16
Dari pendapat diatas bahwa terdapat tiga jenis layanan informasi, yaitu
15
Winkel, Sri Hastuti, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramadia,
2005, h 325
16
Prayitno, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas), Pt.
Raja Grafindo, Jakarta, 2011, h 150
30
dan konseling, layanan informasi dibedakan menjadi empat tipe yaitu, layanan
informasi bidang pribadi, sosial, belajar, karir. Namun demi tercapainya tujuan
Kesulitan yang dialami guru pembimbing ada yang berasal dari dalam diri
adalah tidak adanya jam masuk kelas sehingga guru pembimbing tidak dapat
31
didik didalam kelas, apabila ada peserta didik yang bermasalah maka guru
peserta didik yang begitu banyak belum lagi permasalahan yang bersifat
himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, alih tangan kasus, dan
tampilan pustaka.
a. Aplikasi Instrumen
b. Himpunan Data
c. Konferensi Kasus
17
Fauziah, Nurhasanah, dan Nurbaity, Kesulitan Guru Bimbingan dan Konseling Dalam
Mengatasi Masalah Siswa di SMPN Takengon, Skripsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
April 2016, h 12-18
32
permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri
d. Kunjungan Rumah
penanganan yang lebih cepat, tepat dan tuntas masalah yang dihadapi siswa
lainnya.
f. Tampilan Kepustakaan
merupakan gudang ilmu yang terekam melalui buku, majalah, Koran, film,
a. Jika peserta didik telah dapat menyesuaikan diri dengan sebaik mungkin
jurusan/program.18
Informasi
seseorang untuk menyesuiakan diri terhadap orang lain pada umunya dan
18
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, Renika cipta, Tabanan,
1993, h 96
19
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 1987, h 90-91
20
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan, Edisi
Kelima (Terjemah: Istiwidayanti dan Soedjarwo). Erlangga: Jakarta. h 287
34
untuk menetapkan hubungan yang dekat dengan seseorang. Orang yang dapat
baik orang yang dikenal maupun orang yang tidak di kenal sehingga sikap
oleh setiap individu unuk dapat bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap
realitas, situasi, dan reaksi sosial, sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam
kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan cara-cara yang dapat diterima dan
memuaskan.22
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi. Siswa dituntut
masyarakat.23
penyesuian sosial adalah; (1) penjalinan secara harmonis suatu relasi dengan
21
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan,
Edisi Kelima (Terjemah: Istiwidayanti dan Soedjarwo). Erlangga: Jakarta. h 287
22
Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya
Dengan Konsep Diri Pada Remaja. Replika Aditama. h 147
23
Yusuf, Syamsu dan Nani Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali
pers. h 41
35
dimaksud dengan respon yang sehat adalah respon yang sesuai dengan keadaan
diri individu, sesuai dengan hubungan dengan kerabat individu tersebut, dan
dengan lingkungan sosialnya yang sesuai dengan norma serta kenyataan sosial
24
Chaplin. J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Cetakan Keenam. Penerjemah : Kartiko, K.
Jakarta : PT. Raja Grafika Persada. h 39
36
a. Recognition
ini individu tidak melanggar hak-hak orang lain yang berbeda dengan
ketika kita dapat menghargai dan menghormati hak-hak orang lain maka
hubungan sosial antar individu dapat terjalin dengan sehat dan harmonis.
b. Participation
membangun relasi dengan orang lain dan lebih menutup diri dari relasi
sosial akan menghasilkan penyesuain diri yang buruk. Individu ini tidak
individu tersebut mampu menciptakan relasi yang sehat dengan orang lain,
c. Socialapproval
dan aspirasi, cara pandang ini juga sesuai dengan tuntutan dalam
d. Altruisme
Adalah memiliki sifat rendah hati dan tidak egois. Rasa saling
dan kejujuran dimana individu yang memiliki sifat ini akan memiliki
kestabilan mental, keadaan emosi yang sehat dan penyesuaian yang baik.
e. Conformity
balik dengan orang lain dalam proses sosialisasi. Pada proses sosialisasi
a. Penampilan nyata
25
Alexander Schnciders, Personal Adjustment and Mental Health. (New York: Holt,
Rineheart and Winston
38
c. Sikap sosial
d. Kepuasan pribadi
psikologis lain yang ikut berperan. Aspek psikologi tersebut adalah sifat
26
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2003. h 87
39
b. Identifikasi
Proses ini lebih mendalam dari pada proses imitasi karena tidak sekedar
meniru tetapi ada sebuah keinginan sama seperti orang yang diidentifikasi
tersebut.
c. Simpati
tertarik pada pihak lain. Dalam proses ini aspek emosi memegang peranana
penting. Simpati didorong oleh keinginan untuk memahami orang lain dan
bekerja sama dengan orang lain. Proses ini dapat berjalan dengan baik
bersikap hati-hati.
b. Memiliki kepribadian yang matang dan terintegrasi secara utuh. Hal ini
27
Kartini Kartono. Patologi Sosial. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Press. 2006. h
167
40
lain, memiliki sifat rendah hati dan tidak egois, serta menghormati peraturan
yang ada.
41
a. Penampilan Nyata
secara sosial dianggap sebagai orang yang dapat menyesuiakan diri dengan
baik.
c. Sikap sosial
sosial, bila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan
d. Kepuasan pribadi
harus merasa puas dengan kontak sosialnya dan terhadap peran yang
anggota.
28
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psokologi Perkembangan Suatu Rentang Kehidupan, Edis
Kelima. h 287
42
4. Keterampilan-keterampilan sosial
a. Kemampuan berkomunikasi.
sangatlah rumit. Bagi remaja, usaha penyesuaian itu dapat menjadi pelik dalam
bahwa salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang
29
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan, Edisi
Kelima. Erlangga: Jakarta. h 213
30
Djumhur, Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV Ilmu,
1985. h 16
43
penyesuian sosial merupakan salah satu aspek dari penyesuian diri, maka aspek
31
Fahmi, Mustafa, Penyesuian Diri Pengertian dan Perananannya dalam Kesehatan
Mental. Jakarta: Bulan Bintang 1982. h 20
44
pertaniaan di daerah
terdiri dari kondisi jasmani, kondisi perkembangan dan kematangan, dan faktor
32
Purwanti Endang, dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, ,Malang: UMM
Press, 2002. h 54
45
adalah kelompok teman sebaya atau peer group. Dalam kelompok ini
kelompoknya.
penyesuian yang baik dan penyesuaian yang tidak baik, sebab perilaku manusia
Anak melakukan suatu perbuatan atas dorongan dari dalam dan dari
luar. Segala perbuatannya bertujuan baik bagi dirinya yaitu menyelamatkan diri
bila ditinjau dari luar diri pelakunya. Untuk tidak terjadi hal yang demikian
individu mempelajari cara-cara berbuat baik bagi dirinya dan juga baik bagi
luar dirinya.33
33
Kartini, Kartono.” Pemimpin Dan Kepemimpinan,” Jakarta, Rajawali Pers. 2005. h 67
46
jenis penyesuaian tersebut bertahap, yaitu timbul dari luar dan dari
bahwa yang baru atau yang asing tersebut sebenarnya baik dan bermanfaat bagi
dapat berbentuk penyesuaian sosial yang baik dan buruk, akomodasi, asimilasi,
a. Mampu dan bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai dengan usia.
tingkat usia.
mengancam kebahagiaan
34
Dayakisni, Tri & Hudaniah. Psikologi Sosial. UMM Press : Malang. 2003. h 7
35
Hurlock, EB. Perkembangan Anak. (Terjemahan Meitasari Tjandrasa). Jakarta:
Erlangga.1990. h 258
47
h. Lebih banyak memperoleh kepuasaan dari prestasi yang nyata dari pada
j. Lebih banyak memperoleh kepuasaan dari prestasi yang nyata dari pada
kegagalan
n. Mengetahui bagaimana bekerja bila saatnyabekerja dan bermain bila
saatnya bermain.
kepentingan sendiri.
menguntungkan
kunjung berakhir.
Anak dan Remaja mengemukakan ciri penyesuaian sosial yang baik sebagai
berikut:36
berlebihan.
berlebihan.
36
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. Remaja
Rosdakarya. 2002. h 51
49
dihadapinya.
diri dari penyimpangan prilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
50
karena sifat unik yang dimiliki masing-masing individu. Maka penyesuaian diri
individu akan mengarah ke arah yang lebih baik karena didalam bergaul siswa
dapat menciptakan situasi pergaulan yang harmonis hal tersebut dilihat dari rasa
tanggung jawab, ramah tamah, suka menolong kepada yang membutuhkan, tidak
membedakan teman yang miskin dan yang kaya, menghormati orang yang lebih
remaja yang mengarah ke pada hal yang tidak sesuai karena kebiasaan-kebiasaan
selalu ingin mencampuri urusan orang lain. Siswa yang mengalami penyesuian
sosial yang kurang baik perlu diberi layanan informasi yang relevan
tentang penyesuaian diri dalam pergaulan di sekolah agar menjadi siswa yang baik
kedepannya.
dapat berbentuk penyesuaian sosial yang baik dan buruk, akomodasi, asimilasi,
SKENARIO
1. Kegiatan Pembuka
berikan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
sebelumnya.