Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KELOMPOK 3

Dasar, Aplikasi, dan Permasalahan Guru BK serta Memberikan Solusinya

Dosen Pembimbing Mata Kuliah:

Prof. Dr. Neviyarni S., M.S., Kons

Prof. Dr. Firman., M.S., Kons

OLEH KELOMPOK 3

Fatiha Sabila Putri Matondang (21151009)

Fitria Umami (21151012)

Rahayu Dewany (21151024)

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar, Aplikasi, dan
Permasalahan Guru BK serta Memberikan Solusinya”. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Managemen BK.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam penyusunan makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya. Atas kritik dan
saran yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.
Harapan penulis, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

MIND MAPPING ...................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Ketentuan Pelaksanaan BK di Sekolah ....................................... 3


B. Konsep Guru BK di Sekolah.......................................................... 6
C. Ketentuan tentang Guru BK ......................................................... 8
D. Tugas dan Tanggung Jawab Guru BK ......................................... 9
E. Aplikasi tentang Ketentuan Guru BK ......................................... 10
F. Masalah dan Solusi ......................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 14
B. Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

Matriks ....................................................................................................... 16
Yel-Yel ........................................................................................................ 25

ii
Mind Mapping

Ketentuan Pelaksanaan
BK di Sekolah

Konsep Guru BK di Ketentuan tentang Guru


Sekolah BK

Dasar, Aplikasi, dan


Permasalahan Guru BK
serta Memberikan
Solusinya
Tugas dan Tanggung
Jawab Guru BK Aplikasi tentang
Ketentuan Guru BK

Masalah dan Solusi

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan khususnya sekolah tidak terlepas dari peran


administrasi di dalamnya, dimana administrasi ini bertujuan untuk mengatur
segala kegiatan. Dalam hal ini administrasi mengatur kegiatan Bimbingan dan
Konseling di sekolah yang tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan di dalamnya.

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tidaklah lepas daripada


peran UU yang telah mengatur kegiatan untuk pelaksanaannya di sekolah
tersebut, dimana tujuan dari ketentuan itu adalah untuk mengatur supaya jalannya
kegiatan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan mencapai hasil yang maksimal
serta dapat membuahkan hasil.

Selain dari itu, tugas yang dibebankan kepada guru BK tersebut juga tidak
terlepas dari tanggung jawab pelaksanaannya, hal ini bertujuan agar personil dari
pelaksana tersebut tidak semena-mena dalam menjalankan pekerjaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ketentuan Pelaksanaan BK di Sekolah ?
2. Bagaimana Konsep Guru BK di Sekolah?
3. Bagaimana Ketentuan tentang Guru BK?
4. Bagaimana Tugas dan Tanggung Jawab Guru BK?
5. Bagaimana Aplikasi tentang Ketentuan Guru BK?
6. Bagaimana Masalah dan Solusinya ?.

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Ketentuan Pelaksanaan BK di Sekolah .
2. Untuk Mengetahui Konsep Guru BK di Sekolah.

1
3. Untuk Mengetahui Ketentuan tentang Guru BK.
4. Untuk Mengetahui Tugas dan Tanggung Jawab Guru BK.
5. Untuk Mengetahui Aplikasi tentang Ketentuan Guru BK.
6. Untuk Mengetahui Masalah dan Solusi dan kegiatan BK.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ketentuan Pelaksanaan BK di Sekolah

Pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian


bantuan/ pelayanan kepada siswa disetiap jenjang sekolah, dengan memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi
siswa dalam rangka mengembangkan potensi dan pribadinya secara optimal.
Sehingga peserta didik dapat memahami dirinya, mengarahkan serta perilaku dan
sikap yang sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat (Kartini, 1985).

Selanjutnya dalam terdapat dalam peraturan UU yang mendasari dan terkait


langsung dengan layanan BK di sekolah yaitu:

1. PP No. 28/1990, No. 29/1990, No. 72/1991 dan No. 38/1992 didalamnya
termuat dictum tentang pelayanan bimbingan dan guru pembimbing
2. SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993, SK Mendikbud No.
025/6/1995, dan SK Menpan No. 118/1996 seluruhnya mencantumkan butir
tentang BK disekolah yang mengarah kepada penghapusan “pola tidak jelas’
untuk menggantinya menjadi “pola lebih jelas”
3. SK Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, butir-butir pokoknya tentang BP mencantumkan: (a) istilah
bimbingan dan konseling, (b) dictum “tugas guru adalah mengajar atau
membimbing” (bimbingan konseling sebagai pengganti istilah “bimbingan
dan penyuluhan” dan dictum “dan/atau” dipakai pada SK Menpan No.
026/1989)
4. Surat keputusan Mendikbud No 25/1995 menjelaskan bahwa “bimbingan dan
konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara

3
4

5. perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara


optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir melalui jenis layanan
dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku
6. UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional yang memberikan nuansa
baru tentang pengertian pendidikan dan secara eksplisit menyebut konselor
sebagai pendidik
7. UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen yang secara eksplisit menekankan
perlunya profesionalisme kedua jenis pendidikan itu. Dalam UU konselor
belum diposisikan, kecuali hanya disebutkan kembali sehubungan dengan
jenis-jenis tenaga pendidik.
8. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan,
bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut
kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP. Pada penerapan KTSP, guru
Bimbingan dan Konseling disekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan
Konseling dalam memfasilitasi “pengembangan diri” peserta didik sesuai
dengan minat, bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas
perkembangannya
9. Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi dan No. 23/2006 tentang
standar kompetensi lulusan, masing-masing untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah. Hal yang menarik dan perlu mendapat perhatian dunia
konseling adalah perihal profesi pelayanan konseling di dalam standar yang
dimaksudkan itu. Terutama dalam standar isi. Di sana, khususnya dalam
struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah (SD/Mi,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SDLB/SMPLB/SMALB) kegiatan
pelayanan konseling (bersama kegiatan ekstra kurikuler) berada di bawah
payung “komponen pengembangan diri” (Struktur kurikulum meliputi tiga
komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri). Di sana disebutkan bahwa pelayanan konseling di sekolah/madrasah
diselenggarakan oleh konselor sekolah/madrasah, dan konselor
5

sekolah/madrasah dapat melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sesuai


dengan kemampuan dan kewenangannya melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler yang dimaksud. Pelayanan konseling dan konselor
sekolah/madrasah yang disebut dalam permen merupakan istilah-istilah baru
dalam dunia konseling yang secara resmi digunakan pemerintah
10. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi dan satuan pendidikan
dasar dan menengah yang menjelaskan bahwa “pelayanan konseling: a)
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat; b) masalah
pribadi, kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir, c) difasilitasi/
dilaksanakan oleh konselor”.
11. Permendiknas No. 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta
didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling
adalah kompotensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self-actualization)
dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat
mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta
didik dalam mencapai SKL secara signifikan menunjang terwujudnya
pengembangan kemandirian.
12. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pemberlakuan KTSP pada satuan
pendidikan dasar dan menengah, khususnya berkenaan dengan komponen
KTSP yang memuat pelayanan konseling sebagai bagian integral KTSP.
13. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang standar pengawasan
Sekolah/Madrasah yang mengisyaratkan adanya pembinaan dari pengawas
terhadap layanan bimbingan dan konseling
14. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan bahwa sekolah
harus memiliki rencana kerja sekolah (RKS). Yang disana terdapat program
pengembangan diri yang mencakup tugas pelayanan bimbingan dan konseling
6

15. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan


menjelaskan bahwa konselor juga merupakan pendidikan
16. Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana prasarana bahwa
sekolah secara standar sarana prasarana harus memiliki ruang konseling
dengan luas minimum 9 M persegi
17. PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru, yang mencantumkan beban kerja guru
bimbingan dan konseling/ konselor
18. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan
kompentensi konselor, menyebutkan konselor: SI BK+PPK, Kompetensi
konselor pola 17, dalam 5 Tahun menyelenggarakan pendidikan profesio
konselor.
19. Permenpan No. 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
B. Konsep Guru BK di Sekolah
1. Pengertian Guru BK

Guru bimbingan dan konseling adalah petugas sekolah yang memiliki


tanggung jawab serta wewenang dalam melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Menurut Prayitno (1997) guru bimbingan dan konseling
adalah seorang pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah, secara khusus
ditugasi untuk itu. Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling tidak
dapat dilaksanakan oleh semua guru atau sembarangan guru.

Sedangkan menurut Soejipto dan Raflis Kosasi bahwa pengertian guru BK


adalah orang yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hal
secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah
peserta didik.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dapat diketahui guru BK berbeda dari


guru lainnya, perbedaan tersebut dapat dilihat melalui pelaksanaan tugas,
7

dimana guru mata pelajaran bertanggung jawab terhadap mata pelajaran yang
diajarkan sedangkan guru BK bertanggung jawab dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik agar dapat berkembang secara
optimal, bertanggung jawab dan mandiri.

2. Syarat-Syarat Guru BK

Guru Bk yang melaksanakan tugasnya untuk memberikan layanan


bimbingan dan konseling kepada peserta didik harus memiliki kompetensi
dalam bidangnya dan kepribadian yang baik seperti yang diungkapkan oleh
Bimo Walgito (2010) untuk menjadi seorang pembimbing atau guru BK ada
beberapa syarat yang diperlukan yaitu:

a. Guru pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik


dari segi teori maupun praktik, segi teori merupakan hal yang penting
karena segi inilah yang menjadi landasan di dalam praktik
b. Dari segi psikologis, seorang pembimbing harus dapat mengambil
tindakan yang bijaksana. Dalam hal ini dimaksudkan sebagai adanya
kemantapan atau kestabilan dalam psikisnya, terutama dalam hal
mengendalikan emosi.
c. Seorang pembimbing harus sehat jasmanis dan psikisinya. Karena apabila
jasmani dan psikisnya tidak sehat maka dapat menghambat pelaksanaan
tugasnya.
d. Seorang pembimbing harus mempunyai kecintaan terhadap pekerjaannya
dan juga terhadap anak atau klien yang dihadapinya. Sikap ini dapat
menimbulkan kepercayaan pada anak
e. Seorang pembimbing atau guru BK harus memiliki insiatif yang baik
sehingga kegiatan layanan BK dapat berkembang ke arah yang lebih
sempurna untuk mencapai tujuan layanan
8

f. Seorang pembimbing atau guru BK diharapkan mempunyai sifat-sifat


yang dapat menjalankan prinsip-prinsip, serta kode etik bimbingan dan
konseling sebaik-baiknya.
3. Tujuan Guru BK

Menurut Ahmad Juntika Nurihsan (2006) tujuan guru bimbingan dan


konseling dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan layanan BK
kepada siswa adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan perubahan tingkah laku pada diri klien sehingga


memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan
b. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif
c. Mengentaskan masalah
d. Mencapaikan keefektifan pribadi
e. Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi
dirinya
C. Ketentuan Tentang Guru BK

Peraturan terkait dengan keberadaan, fungsi, tugas dan spek-aspek kinerja


guru BK sebagai pendidik termuat dalam perutan perundang-undangan yaitu sebagai
berikut:

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,


khusunya pasal/ayat-ayat berkenaan dengan pendidikan, konselor sebagai
pendidik, persyaratan dna fungsi pendidik
2. Peraturan pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru, khususnya pasal/ayat
yang berkenaan dengan persyaratan tugas dan penghasilan konselor yang
disetarakan dengan guru professional
3. Peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, khususnya materi tentang
pelayanan konseling
9

4. Peraturan menteri pendidikan nasional No. 24 Tahun 2006 tentang


pemberlakukan KTSP pada satuan pendidikan dasar dan menengah, khusunya
berkenaan dengan komponen KTSP yang memuat pelayanan konseling
sebagai bagian integral KTSP
5. Peraturan menteri pendidikan nasional No. 24 Tahun 2007 tentang standar
sarana dan prasarana, khusunya berkenaan dengan sarana dan prasarana
pelayanan konseling pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
6. Peraturan menteri pendidikan nasional No. 27 Tahun 2008 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang seluruhnya mengatur
tentang konselor
7. Pedoman penyelenggaraan pelayanan konseling untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) pendidikan
jasmani dan Bimbingan konseling tahun 2008 yang mengacu pada panduan
Pengembangan Diri dan menjadi arah serta subtansi pokok pelatihan nasional
para konselor.
D. Tugas dan Tanggung Jawab Guru BK

Guru bimbingan dan konseling memiliki tugas dan tanggung jawab secara
penuh dalam melaksanakan program layanan BK untuk membantu peserta didik
dalam mengembang diri seoptimal mungkin. Syahril (2009: 85) mengemukakan tugas
guru Bimbingan dan Konseling atau konselor adalah:

1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling


2. Merencanakan program layanan bimbingan dan konseling
3. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling
serta layanan pendukung
4. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling
5. Menganalisa hasil layanan bimbingan dan konseling
6. Melaksanakan tindak lanjut hasil analisa layanan bimbingan dan konseling
10

7. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling


8. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya kepada coordinator BK
dan kepala sekolah

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) No. 22


Tahun 2006 (Riska Ahmad, 2013: 149) tugas konselor adalah:

1. Merencanakan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling


2. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling
3. Menilai kegiatan bimbingan dan konseling
E. Aplikasi Ketentuan Tentang Guru BK

Peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 27 Tahun


2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor dijelaskan
bahwa yang berkualifikasi dalam hal ini adalah:

1. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling, dengan


gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. (Terakreditas)
2. Berpendidikan Profesi Konselor (Kons)

Berdasarkan hal di atas, pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah


konselor sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah wajib:


a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
professional konseling
b. Merumuskan dan menjelaskan peran professional konselor kepada pihak-
pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/madrasah, sejawat
pendidikan dan orang tua
c. Melaksanakan tugas pelayanan professional konseling yang setiap kali
dipertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama
pimpinan sekolah/madrasah, orang tua dan peserta didik
11

d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan


pelayanan profesional konseling
e. Mengembangkan kemampuan professional konseling secara berkelanjutan
2. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidikan
lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
3. Pelaksana pelayanan konseling:
a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah
guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan
dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi
layanan tersebut ke dalam pembelajaran serta untuk peserta didik kelas
IV,V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan,
bimbingan kelompok dan konseling kelompok
b. Pada satu SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk
menyelenggarakan pelayanan konseling
c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat
diangkat sejumlah konselor dengan rasio satu konselor untuk 150 orang
peserta didik

Permenpan No. 16 Tahun 2009, tentang jabatan Fungsional guru dan Angkat
Kreditnya (secara tidak langsung menggantikan SK Menpan No. 84 Tahun 1993)
yang menyebutkan:

1. Pasal 5 ayat 3, beban kerja guru bimbingan dan konseling/ konselor adalah
mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
peserta didik dalam satu tahun
2. Pasal 13, rincian kegiatan guru BK sebagai berikut:
a. Menyusun kurikulum bimbingan dan konseling
b. Menyusun silabus bimbingan dan konseling
c. Menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling
12

d. Melaksanakan bimbingan dan konseling persemester


e. Menyusun alat ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling
f. Mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling
g. Menganalisis hasil bimbingan dan konseling
h. Melaksanakan pembelajaran/ perbaikan tindak lanjut bimbingan dan
konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi
i. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat seolah dan nasional
j. Membimbing guru pemula dalam program induksi
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran
l. Melaksanakan pengembangan diri
m. Melaksanakan publikasi ilmiah
n. Membuat karya inovatif
F. Masalah dan Solusi

Dalam pelaksanaan BK disekolah tentunya terdapat masalah yang akan dihadapi


guru BK. Berikut masalah yang terjadi beserta solusinya :

1. Terdapat guru BK yang belum mampu dalam mengembangkan


profesionalitasnya sebagai konselor sekolah.
Solusinya: untuk meningkatkan profesionaltas guru BK dapat dilakukan
dengan seminar, workshop yang dapat menambah pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling serta kegiatan lain yang berkaitan dengan
bimbingan dan konseling
2. Keterbatasan waktu dalam memberi layanan BK
Solusinya: guru BK/konselor sekolah dapat melakukan bimbingan kelompok
untuk membantu konseli dalam menemukan solusi sendiri, mengambil
keputusan, sehingga waktu yang sangat sedikit itu dapat dimanfaatkan dengan
maksimal dan optimal
3. Kurangnya dukungan sekolah terhadap BK
13

Solusinya: konselor menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah


sehingga dengan hal demikian layanan BK dapat berjalan dengan baik serta
mendapat dukungan dari sekolah
4. Konselor tidak dapat menjalin hubunan yang baik dengan peserta didik
Solusi: seorang konselor seharusnya menjadi mitra bagi peserta didik hal ini
dapat dilakukan dengan cara:
a. Konselor bersikap ramah
b. Konselor membuang image killer
c. Mempunyai ketulusan
d. Penerimaan tanpa syarat kesemua peserta didik
e. Menumbuhkan sikap empati
5. Bimbingan dan konseling dianggap sebagai proses pemberian nasehat
Solusinya: seorang konselor harus melakukan upaya-upaya tindak lanjut serta
mensingkronisasikan upaya satu dengan upaya lainnya sehingga upaya itu
menjadi suatu rangkaian yang terpadu serta berkesinambungan dan seorang
konselor juga perlu memahami teknik-teknik yang ada didalam konseling
sehingga pada saat proses konseling berlangsung tidak menjadi pemberian
nasehat.
6. Bimbingan dan konseling hanya untuk orang bermasalah saja
Solusinya: konselor harus mengamati semua peserta didik baik yang memiliki
masalah ataupun tidak, untuk menghindari anggapan itu seorang konselor
hendaknya melaksanakan fungsi BK secara optimal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan dalam lembaga pendidikan tidaklah terlepas dari


peran administrasi dan susunan organisasi di dalamnya, yang mana dengan
adanya kedua unsur tersebut maka dapatlah memenej semua kegiatan. Sejalan
dengan hal tersebut sama halnya juga dengan pelaksaan kegiatan bimbingan
konseling sekolah yang terdiri dari kedua unsur itu. Akan tetapi, dalam hal ini
pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling sekolah telah dimuat di dalam UU
sehingga dapat kita pastikan bahwa kegiatan tersebut dijalankan bukanlah atas
dasar kemauan saja melainkan ada aturan yang memang harus diikuti
sebelumnya. Namun saat ini jika kita meninjau ke lapangan masih banyak lagi
pelaksaan kegiatan bimbingan konseling yang dikerjakan hanya berdasarkan
kebutuhan saja kemudian mengabaikan adanya ketentuan dari UU yang berlaku.
Itulah sebabnya dalam mata kuliah ini kita mendiskusikan solusi-solusi yang tepat
untuk diberikan terhadap setiap permsalahan yang hadir dalam kegiatan BK di
sekolah tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Juntika Nurihsan. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai


latar dan Kehidupan. Bandung: PT Reika Aditama

Bimo Walgito. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Penerbit
Andi: Yogyakarta.

Prayitno, dkk, 2002. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis


Kompetens. Jakarta: Balitbang Depdiknas

Riska Ahmad & Marwisni Hasan. 2002. Pengelolaan Program BK. Padang:
Departemen Pendidikan Nasional

Soejipto dan Raflis Kosasi, 2004. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta

Syahril, dkk. 2009. Profesi Kependidikan. Padang: UNP

Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Madrasah. Jakarta: Utama Offse

15
MATRIKS

Dasar, Aplikasi dan Permasalahan Guru BK

Sub Topik Keadaan Kondisi/ Analisis Pragonosis masalah/Kekuatan Alternatif Rekomendasi


Ideal Kenyataan Diagnosis solusi
(teori)
Ketentuan ketentuan terdapat jika disekolah setiap sekolah terdapat hanya meningkatkan mengajukan
Pelaksanaan pelaksanaan dibeberapa tersebut tidak tentunya beberapa kota saja kesadaran kepada
BK BK sekolah sudah melaksanakan harus yang mewajibkan pemerintah pemerintah agar
disekolah disekolah melaksanakan layanan BK, melaksanakan pelaksanaan BK setempat lebih
sudah BK. Namun maka peserta layanana BK, disekolah. bahwa BK memperhatikan
ditetapkan itu hanya didik tidak karena BK sangat lagi tekait
dalam UU sebagian mendapatkan merupakan diperlukan dengan
secara sah saya, karena bantuan untuk bagian dari disekolah pentingnya
dan pada mengentaskan dunia untuk pelaksanaan BK
mendapatkan kenyataanya masalah dan pendidikan hal membantu disekolah.
pengakuan masih banyak mengembangkan tersebut dapat proses
dari sekolah- kemampuannya dikatakan pendidikan
pemerintah sekolah yang secara optimal karena UU RI siswa
salah belum sudah

16
satunya melaksanakan mengakui
terdapat pada ataupun tidak tentang
Surat adanya guru keberadaan
keputusan BK disekolah BK
Mendikbud sehingga
No 25/1995 layanan BK
menjelaskan juga tida
bahwa terlaksanakan.
“bimbingan
dan
konseling
adalah
pelayanan
bantuan
untuk
peserta
didik, baik
secara
perorangan

17
maupun
kelompok,
agar mampu
mandiri dan
berkembang
secara
optimal
dalam
bidang
pribadi,
sosial,
belajar dan
karir melalui
jenis layanan
dan kegiatan
pendukung
berdasarkan
norma yang
berlaku

18
Konsep Menurut terdapat pelaksanaan layanan BK terdapat dibeberapa segenap atasan kepala sekolah
Guru BK Prayitno dibeberapa guru BK akan akan efektif sekolah, guru BK sekolah harus membuat
disekolah (1997) guru sekolah berjalan tidak dan mencapai menjadi guru dapat ketetapan bahwa
BK pelaksanaan optimal jika tujuan jika pengganti sehingga memperhatikan setiap guru
merupakan layanan BK guru BK seorang guru pelaksanaan keberadaan BK hanya
seorang dilakukan menjalankan BK bekerja layanan tidak dan guru BK menjalankan
pelaksana oleh guru BK, tugas selain sesuai dengan mencapai tujuan hanya dapat tugas sesuai
layanan BK namun guru bidangnya bidangnya dengan secara menjalankan dengan
disekolah BK terkadang optimal tugas sesuai bidangnya.
dan secara menjadi guru dengan
khusus pengganti bidangnya
ditugasi bidang studi
untuk itu,
oleh karena
itu layanan
BK tidak
dapat
dilaksanakan

19
oleh semua
guru
Ketentuan guru BK guru BK jika disebuah guru BK terdapat dibeberapa meningkatkan menjadi
tentang dalam sistem merupakan sekolah tersebut sangat sekolah tidak begitu kesadaran bagi pembahasan
Guru BK pendidikan salah satu tidak memiliki diperlukan memperhatikan kepala sekolah yang penting
nasional pendidik guru BK disekolah pentingnya guru dan dalam sebuah
dinyatakan disekolah, tentunya dalam untuk BK disekolah untuk stakeholder pertemuan
sebagai salah namun pengembangan membantu membantu peserta sekolah akan (rapat) antar
satu terdapat potensi peserta peserta didik didik dapat pentingnya sekolah untuk
kualifikasi dibeberapa didik tidak dalam mencapai tujuan guru BK untuk memberikan
pendidikan sekolah tidak terpenuhi karena mencapai belajar. membantu pemahaman
yang sejajar memiliki guru salah satu tujuan belajar proses belajar kepada kepala
dengan BK personilnya siswa, dan sekolah dan guru
kualifikasi tidak lengkap. membantu lainnya bahwa
guru, dosen, mengentaskan guru BK/
pamong dan segala konselor adalah
tutor permasalahan pendidik, yang
berdasarkan yang dialami memiliki tugas
undang- siswa. dan tanggung

20
undang jawan serta
nomor 20 wewenang
tahun 2003 , dalam UU.
Pasal 1 ayat
6.
Tugas dan Guru Terdapat Sesuai dengan Kepala sekolah Memberitahukan Mengirimkan Guru pembimbing
Tanggung pembimbing ketidak ketentuan dan dan tenaga kepada kepala guru BK untuk adalah guru yang

jawab guru adalah guru sesuaian antara ketetapan yang pendidik lain sekolah bahwa tugas mengikuti memiliki tugas,
yang memiliki tugas dan berlaku guru BK menanggap dan tanggung jawab berbagai tanggun jawab,
BK
tugas, tanggun tanggung di sekolah bahwa tugas guru BK yang pelatihan wewenang dan
jawab, jawab guru BK menjalan dan tanggung sebenarnya tentang BK hak secara penuh
wewenang yang tugasnya jawab guru BK berdasarkan supaya dalam kegiatan
dan hak seharusnya berdasarkan hanyalah ketentuan dan pelaksanaan BK bimbingan dan
secara penuh dengan yang tanggung jawab menyelesaikan ketetapan yang di sekolah dapat konseling
dalam diaplikasikan yang dibebankan permasahan dan berlaku dalam UU. berjalan terhadap sejumlah
kegiatan di lapangan. bukan hanya memberi megikuti peserta didik
bimbingan memberikan hukuman perubahan
dan konseling hukuman kepada kepada siswa zaman.
terhadap siswa yang
sejumlah bermasalah
peserta didik melainkan

21
membantu siswa
dalam mencapai
kepribadian yang
mandiri dan juga
optimal
Aplikasi Guru Terdapat Sesuai dengan kepala sekolah Memberitahukan Mengirimkan Guru pembimbing
Ketentuan pembimbing ketidak ketentuan dan dan tenaga kepada kepala guru BK untuk adalah guru yang

tentang adalah guru sesuaian antara ketetapan yang pendidik lain sekolah bahwa tugas mengikuti memiliki tugas,
yang memiliki tugas dan berlaku guru BK menanggap dan tanggung jawab berbagai tanggung jawab,
Guru BK
tugas, tanggun tanggung di sekolah bahwa tugas guru BK yang pelatihan wewenang dan
jawab, jawab guru BK menjalan dan tanggung sebenarnya tentang BK hak secara penuh
wewenang yang tugasnya jawab guru BK berdasarkan supaya dalam kegiatan
dan hak seharusnya berdasarkan hanyalah ketentuan dan pelaksanaan BK bimbingan dan
secara penuh dengan yang tanggung jawab menyelesaikan ketetapan yang di sekolah dapat konseling
dalam diaplikasikan yang dibebankan permasahan dan berlaku dalam UU. berjalan terhadap sejumlah
kegiatan di lapangan. bukan hanya memberi megikuti peserta didik
bimbingan memberikan hukuman perubahan
dan konseling hukuman kepada kepada siswa zaman.
terhadap siswa yang
sejumlah bermasalah
peserta didik melainkan

22
membantu siswa
dalam mencapai
kepribadian yang
mandiri dan juga
optimal
Masalah Dalam Guru BK Jika Dalam Masalah yang Saling Penyusunan
dan Solusi pelaksanaan sekolah tidak permasalahan pelaksanaan datang pasti bekerjasama Program dengan
BK menyadari yang ada tidak kegiatan tidak beragam mulai dari antara pihak melihat
disekolah tentang suatu menemukan terlepas dari tingkatan yang sekolah dan kebutuhan siswa
tentunya masalah yang solusi maka adanya rendah sampai guru BK dan tindakan apa
terdapat ada hingga kegiatan pun masalah, kepada taraf yang terhadap setiap yang sesuai
masalah tidak sukar tidak dapat sejalan dengan berat. Untuk itu kegiatan BK di untuk diberikan
yang akan menemukan berjalan dengan hal tersebut cara menyikapinya sekolah kepada siswa
dihadapi solusinya sebaik-baiknya solusinya dan sehingga dengan
guru BK sesuai dengan yaitu dengan penyelesaiannya apapun yang permasalahan
yang diharapkan segera juga tergantunng menjadi yang beragam.
menanggapi tingkatan masalah permasalahan Tidak
dan tersebut dan juga dapat menyamaratakan
menyelesaikan tetap menjalin diselesaikan kegiatan atas
permasalahan kerjasama yang dengan cara kebutuhan

23
tersebut. baik dengan pihak bersama masing-masing
yang bersangkutan siswa.

24
YEL-YEL

1. Yel-Yel

Ke Jakarta Naik Pesawat

Pesawat terbang landingnya susah

Wahai semua kawan sejawat

Aplikasikanlah BK sesuai ketentuannya

2. Yel-Yel
Sadar dan beranikan diri
Untuk membahas materi kali ini
dasar, aplikasi dan masalah yang akan kita hadapi
sebab itu yuk sama-sama cari solusi

3. Yel-Yel
Pagi-pagi makan kuaci
Jangan dimakan dengan kulitnya
Bagaimana bisa mendapat solusi
Jika tidak memahami dasar aplikasi BK

25
26

Anda mungkin juga menyukai