Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

IMPLEMENTASI BK DALAM KURIKULUM 2013

OLEH :
NAMA
PRODI
DOSEN

: 1. ANISA WIRANDA
2. RIDWAN S.
: PENDIDIKAN KIMIA RM
: Rezki Hariko, S. Pd., M. Pd.,

Kons

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Implementasi BK dalam kurikulum 2013. Makalah yang saya susun ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
Saya menyadari, makalah yang saya susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran sangat saya harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya
dan semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga saya tidak luput dari segala kesalahan dan
kekhilafan dalam menyusun makalah ini.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat saya haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak dosen pembimbing yang telah membimbing dan sudi membagi ilmunya kepada saya sehingga
dapat terselesaikannya makalah ini.
Untuk menyempurnakan makalah ini, saya dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari saya dapat menyempurnakan makalah
ini dan saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi saya dan umumnya
bagi semua pihak yang berkepentingan.

Padang, 26 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... .......... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3


1. Latar Belakang ................................................................................. .......... 3
2. Rumusan Masalah ............................................................................ .......... 3
3. Tujuan ............................................................................................... .......... 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................... .......... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ........... 9

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Program bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru membimbing

maupun berbagai aspek yang terlingkup dalam program merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan di
lembaga yang bersangkutan. Bimbingan dan Konseling diposisikan oleh negara sebagai
profesi yang terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan, yaitu dengan menegaskan
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Dalam
Undang-Undang tersebut ditegaskan bahwa konselor adalah pendidik profesional,
sebagaimana juga guru, dosen, dan pendidik lainya.
Dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang ramai-ramainya membicarakan
tentang kurikulum 2013. Sosialisasi kurikulum 2013 sedang dilaksanakan disetiap daerah
sampai pelosok. Melihat maraknya pembicaraan tentang kurikulum 2013, membuat suatu
motivasi bagi konselor untuk mengetahui, bagaimana posisi bimbingan dan konseling dalam
kurikulum 2013, dan ternyata hal ini telah ramai juga dibicarakan oleh masyarakat bimbingan
dan konseling dalam mebahas fungsi dan peran bimbingan dan konseling dalam impelemntasi
kurikulum 2013.
Berkenaan dengan implementasi kurikulum 2013 khusus untuk kegiatan bimbingan
dan konseling menegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan siswa. Bidang
peminatan ini menjadi substansi pokok pekerjaan para konselor atau guru bimbingan dan
konseling di sekolah-sekolah. Program Bimbingan dan Konseling diarahkan kepada upaya
yang memfasilitasi siswa untuk mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya
secara positif dan dinamis, dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab,
mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan produktif, sesuai dengan peranan
yang diinginkan di masa depan, serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar
mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:
1.
Bagaimana implementasi program Bimbingan dan Konseling pada Kurikulum 2013
2.
Bagaimana pelaksanaan layanan peminatan di Lembaga Satuan Pendidikan
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi Bimbingan dan Konseling pada Kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui pelaksanaan layanan peminatan di Lembaga Satuan Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Kurikulum 2013 diberlakukan pada

tahun ajaran 2013/2014 yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Dalam bidang kerja guru BK, kurikulum 2013 memiliki
karakteristik tersendiri. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, kurikulum
2013 ini memiliki perbedaan yang khas dengan kurikulum sebelumnya, yang menjadi
karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK. Dalam perubahan kurikulum 2013
dapat menimbulkan permasalahan bagi siswa jika tidak mampu menetapkan pilihan
peminatannya. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK adalah
adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu peminatan kelompok mata pelajaran, lintas
minat, dan pendalaman minat (Kemendikbud, 2013). Untuk itulah perlu adanya pelayanan
peminatan akademik yang diberikan guru BK kepada siswa dalam memilih dan menetukan
kelompok peminatan yang akan dijalaninya di sekolah. Karakteristik kurikulum 2013 ialah
dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa belajar berdasarkan minat mereka.
Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia, perlu diketahui bahwa
bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam implementasi kurikulum
2013, karena bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam halhal berikut:
1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) UU No. 20
tahun 2003 secara utuh, kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana
dijelaskan harus bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik
yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan memfasilitasi
perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya memerlukan penerapan prinsipprinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam
kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud,
guru hendaknya: (1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip
bimbingan dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta
didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik, (4)
mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik.
Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan melalui kolaborasi
pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.
2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas

Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya layanan


peminatan. Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan
fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan
pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru bimbingan dan
konseling/konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam bentuk:
(1) memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik
(2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan kebutuhan
peserta didik
(3) membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan perkembangan, sesuai
dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran
sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk mendukung prinsip dimaksud
bimbingan dan konseling tidak cukup menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga
melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan
perkembangan sebagai lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru bimbingan
dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks
kolaborasi yang lebih luas, antara lain:
(1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga,
(2) kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan,
(3) intervensi terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu
perkembangan peserta didik.

Paradigma Baru Bimbingan dan Konseling


Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 dan kesadaran penuh bahwa kiprah bimbingan
dan konseling selama ini belum optimal, maka perlu dipikirkan orientasi baru atas peran dan
fungsi bimbingan dan konseling dalam konteks kurikulum 2013.
Proses membantu perkembangan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya
merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dan guru
bimbingan dan konseling, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja, namun masingmasing pihak tetap memiliki wilayah tugas atau pelayanan spesifik dalam mendukung
realisasi diri dan pencapaian perkembangan peserta didik secara optimal (Faiver, Eisengart,
&Colonna, 2004). Dalam praktik sejak pendidikan prajabatan (seperti kita saat ini), persoalan
kolaborasi antar pendidik menjadi pekerjaan yang selalu terhambat. Sementara kebutuhan
akan kolaborasi tim kerja menjadi bagaian yang tidak bisa ditinggalkan.

Peminatan pada dasarnya merupakan misi yang harus diemban bersama oleh seluruh
jajaran pendidik dan tenaga kependidikan di tiap satuan pendidikan. Proses penelusuran,
penyemaian, dan pemeliharaan peminatan peserta didik menjadi tugas guru sebagai pendidik
profesional sebagaimana termuat dalam pasal 1 ayat (1) UU nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa tugas utama guru adalah mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik itu
mengkomunikasikan bahwa guru, termasuk guru BK, memiliki tanggung jawab dalam
peminatan siswa secara terpadu di dalam proses pembelajaran dan bimbingannya.
Fungsi BK di Sekolah
Bimbingan dan penyuluhan di sekolah ini sudah memenuhi fungsi sebagaimana
mestinya, karena BP di sekolah ini sudah menerapkan kelima fungsi BK. Yaitu, fungsi
pemahaman adalah mencoba mendekati siswa dan mengidentifikasi permasalaha pada siswa
atau untuk membantu peserta didik dalam memahami diri dan lingkungan. Fungsi pencegahan
adalah memberikan pengertian pada guru mata pelajaran untuk memahami kondisi siswa atau
untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. Fungsi pengentasan,
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang dialami siswa. Fungsi
pemeliharaan, memberikan perhatian kepada semua siswa secara merata atau membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi yang
dimiliki. fungsi pengembangan, dengan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa dan
mengapresiasi siswa yang tidak melanggar aturan sekolah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pengembangan rangkaian kegiatan pendidikan, selalu didasarkan pada kekuatan
sekolah. Terkait dengan hal di atas, Guru BK ambil peran kepemimpinan yang dalam
kinerjanya dan dalam pengambilan keputusan dipandu oleh data. Oleh karena tujuan
reformasi agar semua siswa mencapai standar tinggi maka perlu dukungan yang kuat dari

berbagai fihak yang berkepentingan. Guru BK berperan dalam konteks keberhasilan semua
siswa. Dalam hal ini, Guru BK tidak hanya di pinggir-pinggir proses peningkatan prestasi
siswa. Mereka harus mengambil peran memimpin perubahan, menjadi pemimpin bagi
peningkatan kualitas pendidikan sekolah. Guru BK harus menggunakan banyak waktu untuk
bekerja dengan semua staf sekolah dengan anggota masyarakat untuk membantu siswa
berhasil di sekolah.
Dalam konteks peminatan, sebagaimana diamanahkan dalam kurikulum, Guru BK perlu
memerankan diri menjadi pengases, pendamping, pengawal peminatan sejak penerimaan
siswa baru sampai siswa lulus dan melakukan rekomendasi ke jenjang pendidikan lebnih
lanjut atau ke dunia kerja . Kerja tim dalam mengembangkan hard skills dan soft skills siswa
harus menjadi hal pokok dalam kerja bersama guru BK dan guru mata pelajaran secara
simultan. Ujung kerja bersama pendidik di sekolah berupa berkembangnya karakter yang kuat
dari semua siswa yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan tertentu secara produktif dan
menggembirakan sesuai dengan visi dan misi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Anas,Salahudin.2010. Bimbingan Konseling.Bandung : Pustaka Setia.

Hasyim Farid. 2010. Bimbingan dan Konseling Religius. Jakarta: ar-ruzz media.
Prayitno dan Erma Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Ridwan. 2004. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta:


Pelajar- Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai