Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN 2

DESAIN PEMBELAJARAN
INOVATIF

RUSNI JAMIL, S.Kom.


NPM. 239012495110

TEKNIK JARINGAN KOMPUTER & TELEKOMUNIKASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT atas rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan 2 Desain Pembelajaran Inovatif pada Pendidikan Profesi Guru Dalam
Jabatan jalur Guru Penggerak di Universitas Negeri Makassar.

Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah SAW


yang merupakan suri tauladan bagi umat manusia.

Laporan 2 Desain Pembelajaran Inovatif pada Pendidikan Profesi Guru


Dalam Jabatan jalur Guru Penggerak di Universitas Negeri Makassar menjelaskan
berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam kurun waktu tertentu
pada program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 2 tahun 2022.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Pengajar Praktik Bapak


Jaka Suryadinata, S.Pd., Fasilitator Ibu Angga Citra Mahardika, M.Pd., Civitas
SMK Bhima Sakti Way Jepara, Civitas SMK Darunnajah Braja Selebah, rekan-
rekan sejawat serta Ibu dan Keluarga yang membantu dan memotivasi penulis
dalam penyusunan laporan 2 ini.

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga laporan 2 ini bisa terselesaikan dengan
baik. Akhir kata semoga laporan 2 ini dapat bermamfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan. Aamiin.

Kab. Lampung Timur, September 2023


Penulis

ii | P P G D a l j a b 2 0 2 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

RINGKASAN ........................................................................................ iv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1. LATAR BELAKANG ............................................................. 1

2. TUJUAN KEGIATAN............................................................. 2

3. MAMFAAT KEGIATAN........................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................ 4

1. “Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran

Berdiferensiasi” ..................................................................... 4

2. Pembelajaran Sosial dan Emosional ..................................... 12

3. Coaching ............................................................................... 22

4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran .. 34

5. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ........................ 38

BAB 3 PENUTUPAN ............................................................................ 39

1. Refleksi................................................................................. 39

2. Tindak Lanjut ....................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii | P P G D a l j a b 2 0 2 3
RINGKASAN

Program Pendidikan Guru Penggerak ini merupakan wujud komitmen Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkolaborasi dengan berbagai pihak
pemangku kepentingan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi
murid-murid Indonesia. Melalui individu-individu yang proaktif dan memiliki
kepedulian terhadap kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia.

Selama beberapa bulan individu-individu yang masuk dalam program Pendidikan


Guru Penggerak akan dilatih untuk mempertajam keterampilan kepemimpinan dan
mengasah berbagai keterampilan manajemen sekolah secara daring maupun tatap
muka. Program Pendidikan Guru Penggerak sebagai bagian dari rangkaian
kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-
guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada
pembelajaran (instructional leaders).

setelah mengikuti pendidikan Guru Penggerak diharapkan dapat mewujudkan


standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah
Indonesia, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya.

iv | P P G D a l j a b 2 0 2 3
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Program Guru Penggerak bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin


pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan
guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang
berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi
ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru


Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi
kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup
komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran
berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain
dalam pengembangan diri dan sekolah. Kompetensi tersebut dituangkan ke
dalam tiga paket modul, yaitu paradigma dan visi Guru Penggerak; praktik
pembelajaran yang berpihak pada murid; dan pemimpin pembelajaran
dalam pengembangan sekolah.

Dalam pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Tahun 2023


proses pembelajaran bagi mahasiswa PPG lulusan Pendidikan Guru dalam

1|PPG Daljab 2023


surat edaran KEMENDIKBUDRISTEK melalui Dirgen GTK
nomor:1847/B2/GT.00.08/2022 tanggal 11 Agutus tahun 2022. Atas dasar
hukum tersebut di atas, maka Penulis sebagai Mahasiswa PPG Dalam
Jabatan Tahun 2023 di Universitas Negeri Makasar dari unsur lulusan
Pendidikan Guru Penggerak membuat laporan kedua terkait materi
Pendidikan Profesi Guru yaitu Desain Pembelajaran Inovatif. Dalam
penyusunan laporan, penulis akan mengaitkan materi dan aksi nyata dalam
Pendidikan Guru Penggerak dengan lembar kerja mata kuliah PPG tentang
Desain Pembelajaran Inovatif.

2. TUJUAN KEGIATAN
Program Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk menyiapkan para
pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong
tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam
mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen
transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar
Pancasila.

3. MAMFAAT KEGIATAN
Mamfaat dari Program Pendidikan Guru Penggerak khususnya dalam
pembelajaran paket modul 2 dan paket modul 3 adalah:
1) Guru Penggerak dapat mengimplemtasikan pembelajaran
berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang
berbeda.
2) Guru Penggerak dapat mengelola aspek sosial dan emosional dalam
berperan sebagai guru.
3) Guru Penggerak dapat menerapkan praktik coaching dalam
komunitas sekolahnya.
4) Guru Penggerak dapat menggerakkan komunitas sekolah untuk
bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang

2|PPG Daljab 2023


berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan
universal.
5) Guru Penggerak dapat mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
daya dari berbagai sumber yang sah untuk menjalankan program
sekolah.
6) Guru Penggerak dapat menggunakan sumber daya sekolah secara
efektif untuk meningkatkan kualitas belajar.

3|PPG Daljab 2023


BAB 2
PEMBAHASAN

Pada pembahasan Laporan 2 terdapat 2 paket modul yang akan dibahas yakni:
1. Paket Modul Modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid.
Dalam modul 2 terdapat 3 sub modul yakni;
- Modul 2.1. “Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui
Pembelajaran Berdiferensiasi”
- Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional
- Modul 2.3. Coaching

2. Paket Modul 3 Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengembangan Sekolah.


dalm paket modul 3 ini terdapat 3 sub modul yakni;
- Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
- Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
- Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid (dibahas
dalam Laporan 3)
Berikut penulis resume secara singkat pembahasan dari setiap materi yang telah
dipelajari:

1. “Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran


Berdiferensiasi”

Tahapan pembelajara yang penulis ikuti antara laian:


1. Pembelajaran 1 – Mulai Dari Diri

4|PPG Daljab 2023


Pada awal pembelajaran 1 – Mulai dari diri penulis langsung dihadapkan
dengan tugas 1 survey pembelajaran berdiferensiasi, dengan pertanyaan
pemantik:
1) Apa yang telah saya ketahui tentang pembelajaran
berdiferensiasi?
2) Apa yang ingin saya ketahui lebih lanjut tentang pembelajaran
berdiferensiasi?
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha
untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu setiap murid. berdasarkan pengertian
tersebut penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi
adalah pembelajaran inovatif yang dilakukan oleh seorang guru untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid yang bervariasi dalam satu kelas. Di
paket modul 1 penulis memahami bahwa setiap murid memiliki
karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kodrat yang ada
padanya. untuk dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada
murid penulis mulai dengan mengidentifikasi profil belajar murid
dengan melakukan assesment diagnosis diawal pembelajaran.

2. Pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep


Pada pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep, penulis diingatkan kembali
dengan kutipan dari Ki Hajar Dewantara “anak-anak hidup dan tumbuh
sesuai dengan kodratnya sendiri. pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu”. Berikut penulis resume materi dari
modul 2.1. “Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi”.

A. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi


Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha
untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu setiap murid. Namun demikian,

5|PPG Daljab 2023


pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus
mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid.
Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk
murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran
berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang
pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan
pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran
berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut
(chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa
perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana
kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang
bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau
Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang
berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.
Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah
yang terkait dengan:
1) Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang
“mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga
memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2) Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu
jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
3) Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan
informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang
telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang

6|PPG Daljab 2023


masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah
lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4) Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar
muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang
berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang
berbeda.
5) Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan
prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya
fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun
mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat
berjalan secara efektif.

B. Memetakan Kebutuhan Belajar Murid


Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate
Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat
mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3
aspek, Ketiga aspek tersebut adalah:
1) Kesiapan belajar (readiness) murid
2) Minat murid
3) Profil belajar murid

B.1. Kesiapan Belajar (Readiness) murid


Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi
baru. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson
(2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip
dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD.

7|PPG Daljab 2023


Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya kita akan menggeser-
geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. begitupun Saat seorang
pendidik mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai
kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan
materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas.

Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat


intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan
keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan
melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan
belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan
pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya
(Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013).

Contoh Pemetaan Kebutuhan Belajar : Berdasarkan Kesiapan Belajar


(Readiness) murid
Tujuan Pembelajaran : murid dapat Menyajikan dan menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan keliling bangun datar

Murid telah Murid telah


memahami memahami
Murid belum
konsep keliling; konsep
Kesiapan Belajar memahami
dapat keliling namun
(Readiness) konsep
melakukan belum lancar
keliling
operasi hitung dalam
perkalian dasar melakukan
operasi hitung

8|PPG Daljab 2023


perkalian
dasar
Bella Aken Riska
Nama murid
Tamah Valentino Musini
Murid diminta Murid
mengerjakan menggunakan
soalsoal bantuan
tantangan yang bendabenda
mengaplikasikan konkret untuk
konsep keliling menghitung
dalam keliling
kehidupan bangun datar
sehari-hari. (misalnya
murid akan menggunakan
diminta untuk stik es krim). Murid akan
bekerja secara Jika mendapatkan
mandiri dan mengalami pembelajaran
saling kesulitan, eksplisit
memeriksa murid diminta tentang konsep
Proses pekerjaan menerapkan keliling. Guru
masingmasing. strategi “3 akan
before me” memberikan
(bertanya scaffolding
kepada 3 dalam proses
teman sebelum ini.
bertanya
langsung pada
guru). Guru
akan sesekali
datang ke
kelompok ini
untuk
memastikan
tidak ada
miskonsepsi
Dalam contoh di atas, guru mendiferensiasi pembelajaran dengan
mempertimbangkan kesiapan belajar murid.

B.2. Minat Murid


Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat
aktif’ dalam proses pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa
mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki
tujuan diantaranya:

9|PPG Daljab 2023


1) Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah
dan keinginan mereka sendiri untuk belajar
2) Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran
3) Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid
sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang
kurang familiar atau baru bagi mereka
4) Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Beberapa ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan


mempertahankan minat diantaranya misalnya:
1) Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin
mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan
pertunjukan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka.
2) Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
3) Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
4) Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Murid diminta
mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan
dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai
minat mereka.
5) Membuat model.

Contoh Pemetaan Kebutuhan Belajar : Berdasarkan Minat


Tujuan Pembelajaran : murid dapat membuat tulisan berbentuk prosedur
Kesenian
Minat Olahraga Sains
(Prakarya)
Farhan Alya Dzira Milla
Nama Murid
Agus Riadi Citra Dhini
Membuat
Membuat tulisan Membuat
tulisan prosedur
prosedur tentang tulisan prosedur
tentang
bagaimana cara tentang
bagaimana cara
Produk menggambar bagaimana cara
menggiring bola
sketsa dengan membuat
dalam
aplikasi ibispaint rangkaian listrik
permainan
x paralel dan seri
sepak bola
Dalam contoh diatas, guru mendiferensiasikan pembelajaran dengan
mempertimbangkan perbedaan minat murid

B.3. Profil Belajar Murid


Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar
adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara
natural dan efisien. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang

10 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa
yang harus diperhatikan:
1) Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah
cahaya. • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif,
personal - impersonal.
2) Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta,
grafik organisator).
3) Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan
keras, mendengarkan musik).
4) Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan
tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Contoh Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar murid


Tujuan Pembelajaran: murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka
tentang habitat makhluk hidup.
Profil Belajar
Visual Auditori Kinestetik
Murid
Agustina Aghni Aditya
Nama Murid
Arif Azizah Indri
Murid diperbolehkan memilih cara
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang
Produk
habitat makhluk hidup. Boleh dalam bentuk gambar,
rekaman wawancara maupun performance
Guru membuat
Guru juga
beberapa sudut
menyediakan
belajar atau
Saat kesempatan
display yang
menjelaskan bagi murid
ditempel di
guru untuk
tempat-tempat
Proses menggunakan mengakses
berbeda untuk
banyak gambar sumber belajar
memberikan
atau alat bantu yang dapat
kesempatan
visual. didengarkan
murid bergerak
murid secara
saat mengakses
lisan.
informasi.
Dalam contoh di atas, guru mendiferensiasi pembelajaran dengan
mempertimbangkan perbedaan gaya belajar.

11 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
2. Pembelajaran Sosial dan Emosional

Setelah menyelesaikan pembelajaran di modul 2.1 “Memenuhi Kebutuhan


Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi” dilanjutkan dengan
mempelajari modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional. Tahapan
pembelajaran yang penulis ikuti antara lain:
1. Pembelajaran 1: Mulai dari Diri
Pada tahap pembelajaran 1: Mulai dari Diri penulis diajak merefleksikan
kompetensi sosial dan emosional penulis sebagai seorang guru dengan
beberapa pertanyaan pemantik.
1) Sebagai pendidik, anda tentu pernah berada dalam situasi sehari-
hari yang menuntut anda untuk dapat mengelola emosi anda,
Ceritakan:
a. apa yang terjadi?
b. apa yang anda rasakan? apa yang anda katakan dan lakukan?
c. apakah yang anda lakukan efektif? apakah membuat anda
merasa lebih bahagia, hubungan anda dengan orang lain
lebih baik atau dampak positif lainnya. jika “Ya” jelaskan
jawaban anda. jika belum apa yang terjadi? apa yang ingin
anda perbaiki atau tingkatkan?

Penulis pernah mengalami suatu momen dimana pada saat


pelaksanaan uji kompetensi keahlian terdapat salah satu siswa yang
cukup mencoreng nama baik guru dan sekolah. menimbang pada
saat itu sekolah penulis dimana bertugas belum diperkenankan
melakukan uji kompetensi keahlian secara mandiri, sehingga

12 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
diharuskan menumpang disekolah lain yang berbeda kecamatan
dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 14 km, sebagai guru
pendamping bersama dengan 1 rekan guru yang lain, penuli harus
memastikan semua siswa mengikuti kegiatan ujian tersebut
terdapatlah 1 siswa yang tidak melaksanakan kegiatan ujian
tersebut, tentu penulis bersama dengan rekan yang lain merasa
sangat malu kepada sekolah penyelenggara dan merasa sangat
marah terhadap siswa tersebut. yang kami lakukan adalah
mendatangi kediaman siswa tersebut dan bertemu dengan orang
tuanya langsung namun sayang siswa yang bermasalah tersebut
tidak berada dirumahnya. penulis menyampaikan pada ayahnya
pada saat itu “bahwa putra bapak tidak mengikuti kegiatan uji
kompetensi keahlian sehingga putra bapak akan terancam tidak lulus
jika tidak menuntaskan kegiatan uji kompetensi keahlian tersebut”
reaksi sang ayah pasrah dengan kondisi anaknya menimbang sang
anak emang berada dalam kondisi broken home. penulis melaporkan
kejadian tersebut kepada kepala sekolah dan ditindak lanjuti. pada
saat rapat kelulusan penulis yang pada waktu itu mengemban
sebagai ketua pelaksana ujian merekomendasikan agar anak tersebut
tidak diluluskan. yang menjadi dasar rekomendasi penulis tersebut
adalah selain tidak mengikuti rangkaian kegiatan ujian kelulusan
siswa tersebut termasuk bermasalah dalam absensi harian selama
proses KBM berlangsung. singkat cerita kepala sekolah tetap
mengambil keputusan untuk meluluskan siswa tersebut.

Saya merasakan kecewa yang cukup berat terhadap kepala sekolah


dan dalam beberapa waktu tertentu hubungan penulis dengan kepala
sekolah sedikit terganggu dan agak renggang.

Belajar dari kejadian tersebut penulis mengakui belum cakap dalam


mengelola sosial dan emosional sebagai seorang guru, dalam

13 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
pendidikan guru penggerak penulis merasa senang mempelajari
materi kompetensi sosial dan emosional yang bisa menjadi pencerah
bagi penulis terkait bagaimana dalam mengelola sosial dan
emosional kita sebagai seorang guru.

Kecakapan dalam pengelolaan sosial dan emosional sangat


dipelukan bagi kita seorang guru yang bereperan sebagai pemimpin
pembalajaran yang berpihak pada murid.

2. Pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep


Pada pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep, penulis memproleh bahasan
materi lebih mendalam pada Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE).
Berikut penulis resume secara singkat dan padat materi modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional:

A. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)


Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses
kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah
memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran Sosial-
Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini
berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat
bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan
memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang
baik. PSE mencoba untuk memberikan keseimbangan pada individu
dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk
dapat menjadi sukses. Bagaimana kita sebagai pendidik dapat
menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga anak-anak
dapat belajar menempatkan diri secara efektif dalam konteks
lingkungan dan dunia.

14 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk :
1) Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi
2) Menetapkan dan mencapai tujuan positif
3) Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif, serta
5) Membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang


lingkup:
1) Rutin: pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu
belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi (circle
time), kegiatan membaca setelah jam makan siang
2) Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi
setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat
diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah,
dll.
3) Protokol: menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah
menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri
oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon
situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik
yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan,
mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, dll.

B. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) berbasis Kesadaran Penuh


(Mindfulness Based Social Emotional Learning)
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins,
2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika
seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat
sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan (The awareness that

15 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with
curiosity and kindness)

Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang


disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu
(curiosity) dan kebaikan (compassion). Artinya ada keterkaitan antara
unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa
ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.
Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya
pada apa yang sedang dikerjakan, atau dalam situasi yang menghendaki
perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik
bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh
suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menikmati alur
cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati
pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang
mendengarkan murid dengan penuh perhatian. Intinya adalah adanya
perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu
dan kebaikan.

C. Mindfulness dan Cara Kerja Otak


Kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui
berbagai kegiatan. Artinya, kita dapat melatih kemampuan untuk
memberikan perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan.
Kegiatan-kegiatan seperti latihan menyadari nafas (mindful breathing);
latihan bergerak sadar (mindful movement), yaitu bergerak yang
disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan gerakan; latihan berjalan
sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh saat
berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera
(sharpening the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung,
indera perasa, sensori di ujung jari, dan sensori peraba kita. Kegiatan-
kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar, bergerak dengan sadar,

16 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
berjalan dengan sadar dan menyadari seluruh tubuh dengan sadar dapat
diawali dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyadari
nafas.

pada aktifitas modul ini penulis belajar mempraktikan mindfulness


menyadari nafas dengan teknik STOP, Stop merupakan singkatan dari
Stop, Take a deep breath, Observe and Proceed. Langkah dalam
penerapan PSE dengan teknik STOP yaitu:
1) Pertama, S (Stop/Berhenti). Menginstruksikan semua murid
menghentikan sejenak semua aktivitas. Kemudian meminta
murid untuk mengambil posisi duduk yang nyaman, badan
tegak, rileks, dan meletakkan kedua tangan di atas paha.
2) Kedua, T (Take a Deep Breath/ Tarik Nafas Dalam).
Menginstruksikan semua murid menarik nafas, merasakan udara
segar masuk ke hidung, lalu menghembuskan, sebanyak 2-3 kali.
3) Ketiga, O (Observe/Amati). Menginstruksikan semua murid
mengamati apa yang sedang dirasakan oleh tubuh mereka
masing-masing. Mengamati secara singkat kejadian-kejadian
yang mereka alami sebelum mulai belajar disekolah, dan
terakhir mengamati perasaan setelah melakukan mindfulness
menyadari nafas.
4) Keempat, P (Proceed/Lanjutkan). Pada tahap ini latihan selesai.
Kemudian melanjutkan aktivitas pembelajaran yang masuk pada
tahap inti. Dengan perasaan lebih tenang, pikiran lebih jernih dan
sikap lebih positif.

D. Mindfulness and Well-being


Menurut kamus Oxford English Dictionary, Well-being dapat diartikan
sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being (kesejahteraan
hidup) adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang
positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan

17 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan
dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik,
memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna,
serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Menurut
Mcgrath & Noble, 2011, murid yang memiliki tingkat well-being yang
optimum memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mencapai
prestasi akademik yang lebih tinggi, kesehatan fisik dan mental yang
lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stress dan terlibat
dalam perilaku sosial yang lebih bertanggung jawab.

E. Hubungan Mindfulness dan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)


Menurut Hawkins (2017), latihan berkesadaran penuh (mindfulness)
dapat membangun keterhubungan diri sendiri (self-awareness) dengan
berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, sebelum memberikan respon dalam sebuah situasi sosial
yang menantang, kita berhenti, bernafas dengan sadar, mengamati
pikiran, perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mengambil
tindakan yang lebih responsif, bukan reaktif. Gambar 1 menunjukkan
Pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh untuk
mewujudkan kesejahteraan (well-being). Gambar tersebut diadaptasi
dari Gambar yang dibuat K. Fort – Catanese (dalam Hawkins, 2017)

18 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
F. Lima (5) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)

Lima (5) kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) / CASEL


Kompetensi Sosial
dan Emosional Contoh
(KSE)
1. Kesadaran - Dapat menggabungkan identitas pribadi
Penuh dan identitas sosial

19 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Kemampuan - mengidentifikasi kekuatan/aset diri dan
untuk memahami budaya
perasaan, emosi - mengidentifikasi emosi-emosi dalam
dan nilai-nilai diri diri
sendiri dan - Menunjukan integritas dan kejujuran
bagaimana - dapat menghubungkan perasaan, fikiran
pengaruhnya pada dan nilai-nilai
perilaku diri - menguji dan mempertimbangkan
dalam berbagai prasangka dan bias
situasi dan - Memupuk efikasi diri
konteks - memiliki pola fikir bertumbuh
kehidupan - Mengembangkan minat dan
menetapkan arah tujuan hidup
- Mengelola emosi diri
2. Manajemen Diri
- mengidentifikasi dan menggunakan
Kemampuan
strategi-strategi pengelolaan stress
untuk mengelola
- menunjukan disiplin dan motivasi diri
emosi, fikiran dan
- merancang tujuan pribadi dan bersama
perilaku diri
- menggunakan keterampilan merancang
secara efektif
dan mengorganisir
dalam berbagai
- memperlihatkan keberanian untuk
situasi dan untuk
mengambil inisiatif
mencapai tujuan
- mendemonstrasikan kendali diri dan
dan aspirasi
dalam kelompok
3. Kesadaran
- Mempertimbangkan pandangan/pemik
Sosial
iran orang lain
Kemampuan
- mengikuti kemampuan/kekuatan oarang
untuk memahami
lain
sudut pandang
- mendemonstrasikan empati dan rasa
dan dapat
welas kasih
berempati dengan

20 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
orang lain - menunjukan kepedulian atas perasaan
termasuk mereka orang lain
yang berasal dari - Memahami dan mengekspresikan rasa
latar belakang, syukur
budaya dan - Mengidentifikasi ragam norma sosial,
konteks yang termasuk dengan norma-norma yang
berbeda-beda menunjukan ketidakadilan
- Berkomunikasi dengan efektif
- Mengembangkan relasi/hubungan
positif
4. Keterampilan
- memperlihatkan kompetensi
Berelasi
kebudayaan
Kemampuan
- Mempraktikan kerjasama tim dan
untuk
pemecahan masalah secara kolaboratif
membangun dan
- Dapat melawan tekanan sosial yang
mempertahankan
negatif
hubungan-
- Menunjukan sikap kepemimpinan
hubungan yang
dalam kelompok
sehat dan suportif
- Mencari dan menawarkan bantuan
apabila membutuhkan
- Turut membela hak-hak orang lain
5. Pengambilan - Menunjukan rasa ingin tahu dan
Keputusan yang keterbukaan fikiran
Bertanggung - mengidentifikasi/mengenal solusi dari
Jawab masalah pribadi dan sosial
Kemampuan - Berlatih membuat keputusan
untuk mengambil beralasan/masuk akal setelah
pilihan-pilihan menganalisis informasi, data dan fakta
membangu yang - Mengantisipasi dan mengevaluasi
berdasar atas konsekuensi-konsekuensi dari
kepedulian, tindakannya

21 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
kapasitas dalam - Menyadari bahwa keterampilan berfikir
mempertimbangk kritis sangat berguna baik didalam
an satndar-standar maupun diluar lingkungan sekolah
etis dan rasa aman - merefleksikan peran seseorang dalam
dan untuk memperkenalkan kesejahteraan
mengevaluasi psikologis (Well-being) diri sendiri,
mamfaat dan keluarga dan komunitas
konsekuensi dari - Mengevaluasi dampak/pengaruh dari
bermacam- seseorang, hubungan interpersonal,
macam tindakan komunitas dan kelembagaan
dan perilaku
untuk
kesejahteraan
psikologis (Well-
being) diri
sendiri,
masyarakat dan
kelompok.

3. Coaching

Sampai pada modul 2.3 “Coaching” dalam modul penulis diperkenalkan


dengan sub materi Komunikasi yang Memberdayakan dan TIRTA sebagai
Model Coaching. Tahapan pembelajaran yang penulis ikuti antara laian:
1. Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri

22 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Dipembelajaran awal ini penulis diajak untuk menanggapi sebuah kasus
untuk memahami konsep coaching :
Kasus 1 :
Anda menemui seorang murid berprestasi yang mengeluhkan tentang
susah konsentrasi dan penurunan motivasi belajar yang mengakibatkan
ketidakpuasan orangtuanya. Bagaimana sikap Anda sebagai seorang
guru?
Dari kasus tersebut tanggapan dari penulis sebagai berikut:
Penulis memulai karir di dunia pendidikan ditahun 2014 di SMK
Miftahul Huda Way Areng, pada waktu itu penulis diamanahi tugas
tambahan sebagai Operator Sekolah, karena penulis memiliki
kecakapan dibidang IT dan pada saat itu sekolah kekurangan tenaga
Guru bidang studi Keterampilan Komputer & Pengelolaan Informasi
(KKPI) oleh kepala sekolah Bapak Ahmad Junaidi, S.Pd.I., penulis
diberikan tugas mengajar bidang studi tersebut. pada waktu itu penulis
belum menyelesaikan pendidikan S1. baru ditahun 2016 penulis
melanjutkan studi di Universitas Nahdlatul Ulama Lampung mengambil
prodi S1-Teknik Informatika dan lulus tahun 2020. jika dihitung
pengalaman penulis sebagai guru pada saat tulisan ini dibuat kurang
lebih 9 tahun.

Menindaklanjuti kasus diatas penulis akan menggali latar belakang


siswa tersebut apakah ada problematika yang sedang dihadapi melalui
teknik wawancara yang tidak kaku dan men”judge” siswa tersebut.
penulis sebagai guru yang menjadi orang tua ke dua dari siswa tersebut
akan melakukan tindakan motivasi dan bimbingan yang terarah dalam
menghadapi kendala yang dialami. jika penulis temukan respon orang
tua terkait perkembangan anaknya yang kurang bersahabat penulis akan
melakukan mediasi dan diskusi untuk bersama-sama mencari jalan
keluar atas permasalahan tersebut.

23 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
2. Pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep
Pada pembelajaran ke-2 penulis mendalami konsep coaching berikut
penulis resume materi dari modul 2.3. Coaching:

A. Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan


A.1. Pengertian Choaching
Para ahli mendefinisikan coaching sebagai:
- (Grant, 1999) sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman
hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.
- (Whitmore, 2003) kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk
memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu
seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.

Selain definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli yang telah


disebutkan di atas, International Coach Federation (ICF)
mendefinisikan coaching sebagai:
“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan
potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang
menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”

A.2. Choaching dalam Konteks Sekolah


Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu
‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga
dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach
(pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar
mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun
anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan
namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan
agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang

24 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan
reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah


satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran
di sekolah. proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi
guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan
dalam belajar. proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja
otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat murid
melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses
coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang
akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.

A.3. Perbedaan antara Choaching, Konseling dan Mentoring dalam


Konteks Pendidikan
N
Aspek Coaching Mentoring Konseling
o
mengarahkan membagikan
coachee untuk pengalamannya
membantu
menyelesaikan untuk
konseli
1 Tujuan masalahnya membantu
memecahkan
sendiri dan mentee
masalahnya
memaksimalka mengembangka
n potensinya n dirinya
kemitraan yang hubungan antara hubungan
setara dan seseorang yang antara
coachee sendiri berpengalaman seorang ahli
Hubunga
2 yang dan yang kurang dan
n
mengambil berpengalaman. seseorang
keputusan. Mentor yang
Coach hanya langsung membutuhka

25 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
mengarahkan memberikan tips n bantuannya.
saja, coachee bagaimana Konselor bisa
lah yang menyelesaikan saja langsung
membuat suatu masalah memberi
keputusan atau mencapai solusi.
sendiri sesuatu
konselor
coach bisa saja mentor adalah
adalah
seseorang yang seseorang yang
seseorang
3 Keahlian ahli, guru, berpengalaman
yang ahli
teman atau dalam
dalam
rekan kerja bidangnya
bidangnya
.
Dari Tabel diatas kita dapat melihat perbedaan-perbedaan antara
coaching, mentoring dan konseling. Perbedaan-perbedaan tersebut
dilihat dari sisi tujuan, peran, dan keahlian.

B. Komunikasi yang Memberdayakan


Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai proses
meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak kepihak yang lain
dengan menggunakan media kata, tulisan ataupun tanda peraga.
Komunikasi dapat terjadi satu arah dan dua arah, dimana ada peran
pemberi pesan dan penerima pesan.

Emapt (4) unsur utama yang mendasari prinsip komunikasi yang


memberdayakan:
1) Hubungan saling mempercayai
2) Menggunakan data yang benar
3) Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi
4) Rencana tindak lanjut

26 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
B.1. Komunikasi Asertif
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tidak selalu apa yang kita
harapkan akan berjalan dengan lancar. Ada saja hambatan yang datang
dan seringkali hasil komunikasi tersebut tidak dapat memuaskan semua
orang. Hal ini dapat terjadi karena sikap berkomunikasi yang berbeda
satu sama lain, dan tidak semua orang dapat secara mudah
mengungkapkan apa yang ada di benaknya dengan tepat. Kita perlu
memahami tipe umum manusia berkomunikasi agar kita dapat
memberikan respon yang tepat.

Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita


dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama
dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Kualitas
hubungan yang diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran
dan perasaan orang lain.

Dalam coaching, sebagai seorang coach kita akan menghendaki adanya


hasil yang dicapai dan ada kalanya coachee kita (murid) merasa tidak
suka atau merasa ragu serta tertekan dengan komunikasi yang hendak
dibangun. Karenanya, sebuah pemahaman komunikasi asertif perlu
dibangun agar timbul rasa percaya dan aman. Ketika rasa aman itu hadir
dalam sebuah hubungan coach and coachee, maka coachee akan lebih
terbuka dan menerima ajakan kita untuk berkomunikasi. Keselarasan
pada tujuan mulai terbangun.
Beberapa tips singkat yang dapat seorang coach lakukan:
- Menyamakan kata kunci
- Menyamakan bahasa tubuh
- Menyelaraskan emosi

B.2. Pendengar Aktif

27 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Salah satu keterampilan utama dalam coaching adalah keterampilan
mendengar. Seorang coach yang baik akan mendengar lebih banyak dan
kurang berbicara. Dalam sesi coaching kita perlu fokus bahwa pusat
komunikasi adalah pada diri coachee, yakni murid kita. Dalam hal ini,
seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa
yang ada dipikirannya termasuk penilaian terhadap coachee.

Ketika kita mendengarkan lawan bicara kita, hal-hal yang kita dengar
dari mereka antara lain:
- Pesan yang disampaikan, baik yang terungkap langsung ataupun
yang tersirat
- Emosi dan perasaannya
- Pikirannya
- Bahasa tubuh dan mimik wajah
- Nila-nilai yang menghidupi diri mereka
- Usaha dan hasil yang dicapai
- Materi lainnya yang disampaikan

28 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
B.3. Bertanya Efektif
‘Bertanya’ pada coaching merupakan kemampuan bertanya dengan
tujuan tertentu. Bukan sekedar jawaban singkat yang diharapkan, namun
pertanyaan yang diberikan dapat menstimulasi pemikiran coachee,
memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya,
mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong
coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan potensi diri.

Beberapa bentuk pertanyaan yang sebaiknya kita hindari dalam proses


coaching karena bentuk pertanyaan tersebut dapat menghambat
keberhasilan coachee dalam proses coaching, antara lain:
1) Pertanyaan penutup
Jenis pertanyaan ini hanya akan membuat coachee menjawab
dengan Ya dan Tidak, atau hanya berespon dengan 1 kata. Jika
pertanyaan Coach seperti demikian maka pikiran coachee akan

29 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
kurang atau bahkan tidak terstimulasi. Coachee akan
mendapatkan hambatan dalam mengeksplorasi pilihan dan
potensi mereka untuk bergerak maju dan membuat aksi.
JIka kita bertanya: “Apa kamu akan melanjutkan pendidikan ke
universitas negeri?”, Murid kita akan cenderung menjawab ”Ya”
atau hanya mengangguk.
Namun jika kita bertanya, “Apa yang sudah kamu rencanakan
untuk studimu setelah lulus SMA?”, murid kita akan terstimulasi
untuk memberikan jawaban yang terelaborasi.

2) Pertanyaan yang mengarahkan


Pertanyaan ini seperti menyiratkan jawaban yang kita harapkan
keluar dari respon coachee. Kecenderungan seorang guru dalam
bertanya adalah dengan memberikan arahan sehingga murid kita
mampu menjawab sesuai yg diharapkan. Dalam sesi coaching,
peran kita yang sedemikian harus ditanggalkan. dalam coaching,
tugas seorang coach adalah memfasilitasi coachee untuk
mencapai tujuan yang dia inginkan, bukan yang coach inginkan.
Contoh pertanyaan mengarahkan: “Sepertinya kita perlu
mendiskusikan jadwal pelaksanaan kegiatan sosial yang kamu
rancang.”
Pertanyaan alternatif: “Dari kegiatan-kegiatan yang akan kita
diskusikan saat ini, mana yang perlu kita bahas terlebih dahulu?”

Contoh lainnya: “Kamu tidak jadi mengambil kursus memasak


kan?”
Pertanyaan alternatif: “Apa manfaat yang akan kamu dapat jika
kamu mulai kursus memasak?”

B.4. Umpan Balik Positif

30 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Umpan balik dalam coaching bertujuan untuk membangun potensi yang
ada pada coachee dan menginspirasi mereka untuk berkarya. Coachee
memaknai umpan balik yang disampaikan sebagai refleksi dan
pengembangan diri. Secara khusus diberikan pada coachee ketika dalam
process coaching, ada hal-hal yang tidak terduga muncul atau hasil dari
coaching ini berbeda dari yang coachee pikirkan.
Dorongan positif diperlukan agar coachee meneruskan hasil coaching
ini sampai pada tahap aksi. Bentuk umpan balik dapat disampaikan
dalam beberapa cara dengan aspek-aspek berikut (Pramudianto, 2015):
1) Langsung diberikan saat komunikasi.
Contoh: “Wah bagus ucapanmu yang baru saja kamu
sampaikan.”
2) Spesifik – fokus pada apa yang dikatakan
Contoh: “Hal ini sepertinya belum diungkapkan sebelumnya.
Ayo kita coba bicarakan hal ini lebih lagi. Ini dapat menjadi
alternatif lain untukmu.”
3) Faktor emosi – mengikutsertakan emosi yang dirasakan
Contoh: “Ah.. saya ikut gembira mendengar pencapaian mu
dalam kerja kelompok kemarin.” “Situasimu terdengar sulit.
Mari perlahan kita bicarakan agar kamu bisa mendapatkan
alternatif dari situasi ini.”
4) Apresiasi – menyertakan motivasi positif
5) Contoh: “Kamu bisa Nak. Kamu pasti bisa menjalankan
komitmenmu. Kamu sudah berjalan sejauh ini, dengan
perencanaan yang lebih baik, kamu dapat menyelesaikan
tantangan ini.”

Coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan


(empowerment) yang bertujuan membantu para coachee dalam
mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi dari
permasalahan yang dihadapi agar hidupnya menjadi lebih efektif.

31 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci dari proses coaching sebab
pendekatan dan teknik yang dilakukan dalam coaching merupakan
proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat menemukan
jawaban dari apa yang dia temukan sendiri (Pramudianto, 2015), bukan
dengan diarahkan atau digurui. Inilah yang menjadi keunikan coaching.

C. TIRTA sebagai Model Choaching


TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat
luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah
kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1)
Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak
dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang
nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3)
Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan
memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan
sebuah rancangan aksi. Will (Keinginan untuk maju): komitmen
coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

TIRTA kepanjangan dari


T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir.
Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka,
mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru
memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa
sumbatan.

TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:

32 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
1) Tujuan Umum (biasanya ini ada dalam pikiran coach dan
beberapa dapat ditanyakan kepada coachee) Dalam tujuan
umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran
coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:
a. Apa rencana pertemuan ini?
b. Apa tujuannya?
c. Apa tujuan dari pertemuan ini?
d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya


tujuan yang ingin diraih coachee.

2) Identifikasi
Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini
adalah:
a. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?
b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam
pencapaian tujuan kamu?
c. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan?
d. Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
e. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi
kamu dalam meraih tujuan?
f. Apa solusinya?

3) Rencana Aksi
Contoh pertanyaan yang dapat di ajukan:
a. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
b. Adakah prioritas?
c. Apa strategi untuk itu? d. Bagaimana jangka waktunya?
d. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?

33 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
e. Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?

4) Tanggungjawab
Contoh pertanyaan yang dapat di ajukan:
a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?
b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga
komitmen?
c. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Berikut penulis resume secara singkat pembahasan dari setiap materi yang
telah dipelajari pada Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran:
1. Pembelajaran 1 – Mulai dari Diri
Pada pembelajaran 1-mulai dari diri penulis diajak untuk merenungkan
dan mengamati, praktik pengambilan keputusan dalam menghadapi
suatu permasalahan dilematis selama ini seperti apa? Apa yang Anda
lakukan selama ini sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Pernahkah
Anda berhenti sejenak dan berpikir, apa yang selama ini Anda lakukan
telah sesuai prinsip atau nilai kebajikan yang Anda yakini, atau adakah
suatu kecenderungan yang biasa Anda lakukan pada saat mengambil
suatu keputusan penting? Adakah kepentingan suatu golongan yang
Anda prioritaskan, kelompok yang mana, mengapa?

34 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
2. Pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep
Pada pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep penulis diajak mendalami
konsep Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran,
berikut penulis resume materinya secara ringkas:

A. Sekolah Sebagai Institusi Moral


Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia
yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan
moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam
menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting
oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah
tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai
institusi moral.
Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan
menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu
keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama
benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai
sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan
diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan
menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan
integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh
sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan
menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan
lingkungan sekitarnya.

kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin


sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat
sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk
permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita
perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada

35 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung
jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil,
sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut:

B. Dilema Etika dan Bujukan Moral


Dilema etika akan dialami oleh seorang guru ketika mnghadapi situasi
pengambilan keputusan yang dimana kedua pilihanya sama-sama benar.
sedangkan bujukan moral situasi dimana seseorang harus membuat
keputusan antara benar atau salah.

Empat (4) Paradigma Dilema Etika


Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi
dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1) Individu lawan kelompok (individual vs community)
2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

C. Prinsip Pengambilan Keputusan


Ada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu:
1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)

36 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu


prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang
mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya
setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung
jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

D. Pengambilan dan Pengujian Keputusan


Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan
yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral
yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat di lakukan yakni:
1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4) Pengujian benar atau salah
- Uji Legal
- Uji Regulasi/Standar Profesional
- Uji Intuisi
- Uji Publikasi
- Uji Panutan/Idola
5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
6) Melakukan Prinsip Resolusi
7) Investigasi Opsi Trilema
8) Buat Keputusan
9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

37 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
5. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Sampai pada modul 3.2 “Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”


dalam modul tersebut penulis diperkenalkan dengan sub materi:
- Peran dan fungsi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
- Pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset dalam
mengelola sumber daya yang ada di sekolah dan sekitarnya.
Tahapan pembelajaran yang penulis ikuti antara laian:
1. Pembelajaran 1 – Mulai dari Diri
Pada pembelajaran 1 – Mulai dari Diri penulis diminta untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang
pengetahuan awal tentang Ekosistem Sekolah dan Peran Pemimpin
dalam Pengelolaan Sumber Daya sekolah.

“Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu


sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada
dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?”
Menurut pemahaman penulis bagian-bagian disekolah yang
termasuk dalam ekosistem adalah: Gedung sekolah,
Masjid/Mushola, Laboratorium, Perpustakaan, Lapangan olahraga,
Murid, Orang tua/wali murid, Guru, Komite Sekolah, Masyarakat
sekitar, Keuangan dan Lingkungan sekitar sekolah.

38 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
“Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki
atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku
pada hal-hal yang kelihatan.”
Murid, Guru sesuai kompetensi keahlian, Akses Internet,
Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Kepala Sekolah yang
Kompeten, Orang Tua/wali murid, Dana BOS, Masyarakat,
Kampus-kampus terdekat, Polsek, Puskesmas Dll.

“Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin


sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin
tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta
pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?”
Penulis memiliki sosok kepala sekolah yang ramah, beliau sangat
mengedepankan kebutuhan-kebutuhan guru yang dinaunginya
khususnya terkait program sertifikasi dan KIP yang dimiliki oleh
murid-murid. beliau rajin memonitoring perkembangannya hingga
proggresnya selesai 100% dapat dimamfaatkan oleh yang berhak.

Hal yang paling penulis ingat adalah terkait rencana program


sekolah kedepan beliau selalu meminta pendapat dari rekan-rekan
guru seeblum beliau mengungkapkan rencana pendapatnya dalam
forum rapat kerja dewan guru.

“Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal
memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola
sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?”
Bagi penulis sosok pemimpin yang ideal yaitu pemimpin yang selalu
bersikap tenang, tegas dan kharismatik. pemimpin yang ideal
memiliki kecakapan yang tepat dalam merencanakan pengembangan
sekolah sesuai dengan perkembangan zaman yang sedang berjalan.

39 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
“Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem
sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah
memanfaatkan sumber daya sekolah?
Penulis memiliki peran sebagai guru produktif pada kejuruan Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ), sesuai dengan job desc penulis
berkewajiban untuk memastikan murid-murid memiliki kecakapan
yang cukup dibidang IT khusunya di keahlian Teknik Komputer dan
Jaringan untuk bekal skill murid di masa depannya.

2. Pembelajaran 2 – Eksplorasi Konsep


Berikut penulis resume pendalaman materi dari modul 3.2
A. Sekolah sebagai Ekosistem
Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan
unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem
mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah
teritorial atau lingkungan tertentu. JIka diibaratkan sebagai sebuah
ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik
(unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur
ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan
hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-
faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan
aktif satu sama lainnya.

Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya


adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua

40 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
- Masyarakat sekitar sekolah
- Dinas terkait
- Pemerintah daerah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik
yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses
pembelajaran di antaranya adalah:
- Keuangan
- Sarana dan prasarana
- Lingkungan alam

B. Pendekatan berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) &


Pendekatan berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking)
Pendekatan dapat dikatakan sebagai cara pandang atau cara berpikir kita
melihat sesuatu. Dalam konteks modul ini, pendekatan berbasis aset atau
berbasis defisit berarti bagaimana kita memandang sumber daya
sekolah, apakah dianggap sebagai aset/kekuatan atau
kekurangan/masalah.

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach)


akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang
kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan
banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi baik, buku ajar yang tidak
lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium.
Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga
fokus kita adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa
yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin
lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang
yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap
potensi dan peluang yang ada di sekitar.

41 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep
yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi
yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.
Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang
positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai
tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa
yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi
kekuatan ataupun potensi yang positif.

Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang


menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan
berbasis aset seperti yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Berbasis pada Berbasis pada
kekurangan/masalah/hambatan aset/kekuatan
Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan
Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan
Berpikir tentang kesuksesan
Mengidentifikasi kebutuhan dan
yang telah diraih dan
kekurangan – selalu bertanya apa
kekuatan untuk mencapai
yang kurang?
kesuksesan tersebut.
Mengorganisasikan
Fokus mencari bantuan dari sponsor
kompetensi dan sumber daya
atau institusi lain
(aset dan kekuatan)
Merancang sebuah rencana
Merancang program atau proyek
berdasarkan visi dan
untuk menyelesaikan masalah
kekuatan
Mengatur kelompok yang dapat Melaksanakan rencana aksi
melaksanakan proyek yang sudah diprogramkan

42 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
C. Sejarah singkat pendekatan ABCD (Asset-Based Community
Development)
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan
kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA)
merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John
McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari
ABCD Institute di Northwestern University, Amerika Serikat ABCD
dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang
dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan
dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan
komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010).

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul


sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang
menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada
suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan
komunitas sebagai penerima bantuan, dan dengan demikian dapat
menyebabkan anggota komunitas menjadi merasa tidak berdaya, pasif,
dan selalu bergantung dengan pihak lain.

Pendekatan PKBA menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir


mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas,
kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh
komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai
pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar
penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong
komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta
membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih
berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010)
adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif. Pendekatan
PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk

43 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan
kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan
demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for


Community-driven Development’, Cunningham (2012) menuliskan
bahwa Community driven Development adalah proses dimana
sekelompok orang (dalam suatu kegiatan, organisasi, atau lingkungan)
yang dimotivasi oleh peluang yang ada akan melakukan suatu usaha
hanya dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri (minimal pada
awalnya). Seorang pemimpin akan berperan sebagai fasilitator dalam
menggerakkan dan memimpin komunitasnya.

D. Aset-aset dalam sebuah Komunitas


Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya
yang dimilikinya sama seperti komunitas pada umumnya. Pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki sekolah dapat memanfaatkan konsep yang
digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset.

Kita dapat meminjam kerangka dari Green dan Haines (2016), yang
memetakan 7 aset utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai modal
utama. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat
membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah.
Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini antara lain:
- Modal Manusia
- Modal Sosial
- Modal Politik
- Modal Agama dan Budaya
- Modal Fisik
- Modal Lingkungan/Alam
- Modal Finansial

44 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
BAB 3
PENUTUP
1. Refleksi
Setelah tuntas menyelesaikan materi pada paket Modul 2 dan paket modul
3 dalam program pendidikan Guru Penggerak hal baru yang penulis
dapatkan adalah pencerahan serta menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi, Pengelolaan sosial dan
emosional, Coaching untuk supervisi akademik, komunitas praktisi, dan
pengelolaan sumber daya sekolah yang efektif dan terarah.

penulis merasa senang dan bangga dapat mengikuti program pendidikan


guru penggerak karena dengan mengikuti program ini kompetensi penulis
sebagai guru mengalami peningkatan yang cukup baik, selain itu penulis
mendapatkan relasi rekan sejawat yang baru yang kaya akan pengalaman
yang bisa penulis adopsi untuk meningkatkan kulitas pembelajaran yang
penulis lakukan.

2. Tindak Lanjut
Dari refleksi sebagai umpan balik maka perlu dilakukan perencanaan
pengembangan/tindak lanjut secara berkesinambungan. Penulis secara
bertahap akan mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi
disekolah, coaching untuk supervisi akademik, dan pengelolaan aset
sekolah yang efektif. untuk dapat mewujudkan rencana implementasi
tersebut penulis akan:
1. Melakukan identifikasi untuk memetakan kekuatan-kekuatan yang ada
disekolah dengan menggunakan inkuiri apresiatif melalui tahapan
BAGJA.
2. Berkolaborasi dengan warga sekolah untuk membangun ekosistem
sekolah yang berpihak pada murid. Serta menyusun dan merancang
program-program sekolah yang berdampak pada murid.

45 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
3. Menerapkan budaya positif dilingkungan kelas dan sekolah serta ikut
berperan aktif dalam kegiatan aksi sosial yang berlaku di lingkungan
sekitar sekolah

46 | P P G D a l j a b 2 0 2 3
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Oscarina Dewi, dkk. 2020. Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Modul 2.1 “Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi”. Ja-
karta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebuda-
yaan, Riset dan Teknologi.

Harimukthi, Mega Tala, dkk. 2020. Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Modul 2.2 “Pembelajaran Sosial dan Emotional”. Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Ten-
aga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Dharma, Aditya. 2020. Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid Modul 2.3
“Coaching”. Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pend-
idikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Nurcahyani, Andri, dkk.2020. Paket Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Seko-
lah Modul 3.1 “Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran”. Jakarta.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi.

Suharsih, Siti, dkk. 2020. Paket Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Seko-
lah Modul 3.2 “Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”.Jakarta. Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
|
LAMPIRAN
|
LAMPIRAN 1
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 6
TAHUN 2022

1. Aktifitas Pembelajaran Daring Oleh Instruktur Ibu Angga Citra Mahardika, M.Pd.

2. Aktifitas Pendampingan Individu oleh Pengajar Praktik Bapak Jaka Suryadinata, S.Pd.

3. Aktifitas Loka Karya

|PPG Daljab 2023


LAMPIRAN 2
LINK TUGAS, JURNAL REFLEKSI & AKSI NYATA
1. Channel Youtube :
https://www.youtube.com/@RJTVChannel

2. Media Sosial Facebook :


https://www.facebook.com/rusnijamil.skom

3. Website Portofolio
https://sites.google.com/guru.smk.belajar.id/rusnijamil-skom/perjalanan-pgp-angk-6

|PPG Daljab 2023


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BERDIFERENSIASI MODA LURING
Satuan Pendidikan : SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas / Semester : 11 / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Materi : Komponen Sistem Komputer
Kompetensi Dasar :
KD 3 (Pengetahuan) KD 4 (Keterampilan)
Menerapkan perakitan Merakit
3.2 4.2
komputer komputer

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian perangkat keras
komputer, Menentukan spesifikasi komputer sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan, Menentukan langkah-langkah perakitan komputer sesuai
standar industri.

2. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN Waktu : 10 menit
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam lintas agama &
budaya;
2. Guru mengawali kegiatan pengajaran dengan budaya positif (Do’a
bersama sesuai dengan agama & keyakinan masing-masing,
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
secara bersama-sama);
3. Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik;
4. Guru mencairkan suasana kelas dengan ice breaking untuk membuat
kelas lebih menyenangkan. Selanjutnya guru memimpin semua murid
untuk memberikan apresiasi berupa tepuk tangan yang meriah;

B. KEGIATAN INTI Waktu : menit


I. KEGIATAN 1 (10 menit)
1) Guru memimpin murid untuk berkolaborasi dalam membuat
keyakinan kelas selama proses pengajaran yang berlangsung
dengan menggunakan slide paparan;
2) Guru melakukan Asesmen diagnostik untuk pemetaan
kesiapan belajar (readiness) murid dengan metode
pengumpulan data dalam bentuk Angket (quesioner);

II. KEGIATAN 2 (20 menit)

RPP Komputer dan Jaringan Dasar Kelas 10 KI/KD: 3.2/4.2 @RUSNI JAMIL, S.Kom.
1) Guru memberikan pertanyaan pemantik;
- Sebutkan contoh-contoh hardware komputer yang
kalian ketahui?
2) Guru memaparkan materi komponen sistem komputer dalam
bentuk paparan slide presentasi;
3) Guru menyajikan konten video pembelajaran komponen
komputer;
4) Guru menanya kepada salah satu murid untuk menyebutkan
salah satu hardware dengan spesifikasinya;
III. KEGIATAN 3 (20 menit)
1) Guru memimpin murid untuk membentuk kelompok diskusi
dengan permainan puzzle
2) Guru memimpin kelompok diskusi untuk mengeksplorasi
materi Komponen Sistem Komputer;
IV. KEGIATAN 4 (20 menit)
1) Guru memimpin presentasi ekplorasi materi komponen sistem
komputer oleh masing-masing kelompok
3. PENUTUP
A. Refleksi Pembelajaran Waktu: 10 menit
Guru memimpin semua murid melakukan refleksi pembelajaran, dengan
pertanyaan pemandu sebagai berikut;
1) Hal apa yang terpenting yang anda pelajari pada hari ini?,
Mengapa itu penting?
2) Apakah tantangan yang anda jumpai dalam proses pembelajaran
tadi?
4. PENILAIAN
A. Strategi Penilaian
Penilaian dilakukan secara on-going (berkelanjutan) dengan
menggunakan strategi:
1) selected response assessment, alat penilaian untuk selected
response assessment adalah tes tertulis dalam lembar kerja;
2) Penilaian Praktik
5. LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. ASESMEN DIAGNOSTIK

ASESMEN DIAGNOSTIK
NON KOGNITIF (GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK)
Satuan Pendidikan : SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas / Semester : 10 / Ganjil
Nama Peserta Didik :.......................................................................
NISN :.......................................................................

RPP Komputer dan Jaringan Dasar Kelas 10 KI/KD: 3.2/4.2 @RUSNI JAMIL, S.Kom.
Petunjuk Pengerjaan
1) Baca dengan seksama uraian kuisioner dibawah ini;
2) Pilih salah satu jawaban a / b/ c sesuai dengan kecenderungan anda;
1. Ketika berbicara, kecenderungan gaya bicara saya...
a. Cepat b. Berirama c. Lambat
2. Saya...
a. Mampu merencanakan dan mengatur kegiatan jangka panjang
dengan baik
b. Mampu mengulang dan menirukan nada, perubahan, dan warna
suara
c. Mahir dalam mengerjakan puzzle, teka-teki, menyusun potongan-
potongan gambar
3. Saya dapat mengingat dengan baik informasi yang...
a. Tertulis di papan tulis atau yang diberikan melalui tugas
membaca
b. Disampaikan melalui penjelasan guru, diskusi, atau rekaman
c. Diberikan dengan cara menuliskannya berkali-kali
4. Saya menghafal sesuatu...
a. Dengan membayangkannya
b. Dengan mengucapkannya dengan suara yang keras
c. Sambil berjalan dan melihat-lihat keadaan sekeliling
5. Saya merasa sulit...
a. Mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan
b. Menulis tetapi pandai bercerita
c. Duduk tenang untuk waktu yang lama

B. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


MATA PELAJARAN KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR

Satuan Pendidikan : SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA


Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas / Semester : 10 / Ganjil
Materi : Komponen Sistem Komputer
Intruksi pengerjaaan LKPD
6. Sebutkan nama-nama komponen komputer dan jelaskan spesifikasi, fungsi
dan kisaran harga komponen tersebut beserta sumber refrensinya
Kisaran
No Hardware Spesifikasi Fungsi
Harga

RPP Komputer dan Jaringan Dasar Kelas 10 KI/KD: 3.2/4.2 @RUSNI JAMIL, S.Kom.
Untuk
Rp. 300.000,-
Merk : Seagate menyimpan data-
1 Size : 500 GB data atau file
Sumber :
Tipe : SATA hasil pengerjaan
Tokopedia
komputasi
Hardisk

Rp.................
..................... .....................
2 ..................... .....................
Sumber:
..................... .....................
.....................
............................
Rp.................
..................... .....................
3 ..................... .....................
Sumber:
..................... .....................
.....................
............................

C. PENILAIAN PENGETAHUAN (TES TERTULIS)


UJIAN AKHIR MATERI (UAM)
PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA


Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas / Semester : 10 / Ganjil
Materi : Komponen Sistem Komputer
Intruksi pengerjaaan
Pilihlah jawaban yang tepat, dari soal pilihan ganda dibawah ini.
Soal Pilihan Ganda
1. Wadah tempat untuk melindungi komponen PC yang penting seperti
motherboard, RAM, disk drive dan komponen penting lainnya biasa disebut...
a. Tempat c. Kerangka e. Casing 
b. Rangka d. Bungkus
2. Papan rangkaian komputer atau tempat semua komponen elektronik
komputer terangkai disebut dengan...
a. Motherboard  c. Papan e. Board Circuit
b. Perpheral d. Chipset

3. Perhatikan Gambar! Komponen tersebut dikenal dengan nama…


a. Hardisk c. Memori e. Socket
b. ROM d. Microprocessor 

RPP Komputer dan Jaringan Dasar Kelas 10 KI/KD: 3.2/4.2 @RUSNI JAMIL, S.Kom.
4. Dst… (50 soal)

D. PENILAIAN KETERAMPILAN
UJIAN AKHIR MATERI (UAM)
PENILAIAN KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA


Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas / Semester : 10 / Ganjil
Materi : Komponen Sistem Komputer
Intruksi pengisian
Berilah tanda centang () pada kolom Skor sesuai dengan hasil penilaian praktik

Merakit PC Stand Alone

No Nama Peserta Didik Skor

1 2 3 4
 1 Mahesa Ar Rasheed    
 2 Abidah Afrin Salma Al-Khusni    
 3 Dst..    

Petunjuk (Rubrik) Dan Penentuan Skor:


Skor
No Materi
4 3 2 1
Peserta
Peserta didik
Peserta Peserta
didik mampu
didik didik
mampu merakit PC
mampu belum
Merakit PC Stand merakit PC Stand
1 secara mampu
Alone Stand Alone
keseluruhan merakit PC
Alone kurang
merakit PC Stand
Sebagian dari
Stand Alone Alone
atau lebih setengah
bagian

RPP Komputer dan Jaringan Dasar Kelas 10 KI/KD: 3.2/4.2 @RUSNI JAMIL, S.Kom.
ANGKET KESIAPAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Guru : RUSNI JAMIL, S.Kom.

1. IDENTITAS PESERTA DIDIK


Nama :
Kelas :

2. PETUNJUK
1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan
cermat.
2. Angket ini terdiri dari 20 pernyataan.
3. Pilihlah jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), N (netral/ragu-ragu), TS
(tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju) dengan memberi tanda
centang (√ ) pada kolom yang disediakan.
4. Isilah kuesioner ini secara jujur dan sesuai dengan fakta. Pengisian
kuesioner ini tidak ada hubungannya dengan nilai.

3. ANGKET
SKALA
NO PERNYATAAN
SS S N TS STS
1 Saya merasa yakin dan dapat
mengoperasikan media pembelajaran
seperti canva, whatsapp, youtube,
google chrome dan lain-lain.
2 Saya merasa yakin dapat
menggunakan peralatan kerja seperti
obeng, stop kontak dan lain-lain.
3 Saya dapat membongkar pasang
komputer
4 Saya yakin dan mampu mengirim
(upload) dan menerima (download) file
pembelajaran yang diberikan oleh
guru.
5 Saya merasa percaya diri dalam
menggunakan internet (google,
youtube dan aplikasi pembelajaran
lainnya) untuk menemukan dan
mengumpulkan informasi materi
dalam proses pembelajaran.
6 Saya dapat mengatur waktu belajar
secara konsisten dalam melaksanakan
pembelajaran.

RUSNI JAMIL, S.Kom. CGP Angk. 6 Kab. Lampung Timur Tahun 2022
7 Saya mengulangi materi pembelajaran
yang saya dapat dari internet
berdasarkan kebutuhan saya.
8 Saya suka membagikan ide dan
pemikiran saya kepada orang lain.
9 Ketika belajar dirumah saya
mengulangi pelajaran yang diberikan
guru saat belajar disekolah.
10 Saya dapat belajar dari kesalahan
untuk meningkatkan diri menjadi
lebih baik.
11 Saya mempunyai keingginan untuk
mendapatkan nilai terbaik dari setiap
tugas yang diberikan oleh guru.
12 Saya bangga dengan diri sendiri
karena saya bisa aktif bertanya dan
menjawab saat proses pembelajaran
berlangsung
13 Saya memiliki inisiatif belajar mandiri
dalam menyelesaikan tugas-tugas
tanpa bergantung pada bantuan orang
lain
14 Jika ada yang tidak saya pahami
dalam mengikuti pembelajaran
disekolah, Saya berusaha mencari
tahu dengan bertanya pada guru atau
orang lain yang lebih paham atau
sumber pembelajaran lainnya seperti
google, youtube, ruang guru dan
aplikasi pembelajaran lainnya.
15 Saya membuat ringkasan materi
untuk mempermudah belajar
16 Saya mempunyai target belajar untuk
memahami materi pelajaran dan
mendapatkan nilai yang maksimal.
17 Saya merasa yakin bisa menggunakan
media online (email, platform chat)
untuk berkomunikasi dan diskusi
secara efektif dengan orang lain
18 Saya mengekspresikan pemikiran saya
melalui pesan teks online/memposting
komentar.
19 Saya merasa percaya diri dalam
mengajukan pertanyaan selama
diskusi berlangsung.
20 Saya merasa yakin dapat
melaksanakan kesepakatan yang telah
dibuat secara Bersama-sama

RUSNI JAMIL, S.Kom. CGP Angk. 6 Kab. Lampung Timur Tahun 2022
20/11/2023

Oleh:
JAKA SURYADINATA, S.Pd.
PENGAJAR PRAKTIK (PP)

RUSNI JAMIL, S.Kom. CGP Angkatan 6


Kab. Lampung Timur
Tahun 2022
Way Jepara, 2 Maret 2023

SALAM
"Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh,

SEHAT
Damai Sejahtera,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
DAN Salam Kebajikan,
Rahayu untuk kita semua di ruang ini“
BAHAGIA Tabek Pun..

1
20/11/2023

Anak-anak yang berbahagia Untuk lebih


berkahnya Kegiatan Pembelajaran kita
pada hari ini marilah kita menundukkan

BERDO’A
kepala sejenak seraya berdoa menurut
keyakinan kita masing-masing semoga
pembelajaran kita berjalan dengan lancar
dan bermakna, kepada ketua kelas atau
yang mewakili saya persilahkan untuk
memimpin do’a..

Dilanjutkan dengan penanaman jiwa Nasionalisme & Rasa Cinta Tanah


Air dengan menyanyikan lagu nasional Indonesia Raya

PRESENSI
KEHADIRAN Guru melakukan
kehadiran peserta didik
kegiatan absensi

MURID

2
20/11/2023

Ice Breaking Nyanyi Singkat

ICE
Kanan 3x, Kiri 3x, Kanan-Kiri 2x saya sudah tahu..
Depan 3x, Belakang 3x, Depan-Belakang 2x saya sudah
tahu..
BREAKI Maju 3x, Mundur 3x, Maju-Mundur2x saya sudah tahu..
Atas 3x, Bawah 3x, Atas-Bawah 2x saya sudah tahu..
NG Panjang 3x, Pendek 3x, Panjang-Pendek 2x saya sudah
tahu..
Besar 3x, Kecil 3x, Besar-Kecil 2x saya sudah tahu..

Tepuk tangan untuk kita semua…

1. Seragam yang rapih


2. Tidak boleh berisik
USULAN 3. Izin saat keluar kelas
KESEPAKAT 4. Fokus
AN KELAS 5.
6.
7.

3
20/11/2023

ASESSMENT
DIAGNOSTIK
UNTUK
PEMETAAN Guru membagikan angket
KESIAPAN ke murid-murid
BELAJAR
(READINESS)
MURID

MATA PELAJARAN : KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR

KELAS / JUMLAH JAM : 10 TKJ / 12 JP @45 MENIT

GURU : RUSNI JAMIL, S.KOM.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

MENERAPKAN PERAKITAN
3.2 4.2 MERAKIT KOMPUTER
KOMPUTER

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.2.1 Menjelaskan bagian-bagian perangkat keras komputer
3.2.2 Menentukan spesifikasi komputer sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
3.2.3 Menentukan langkah-langkah perakitan komputer sesuai standar industri
4.2.1 Menerapkan prosedur K3 perakitan komputer
4.2.2 Melakukan perakitan komputer sesuai standar industri
4.2.3 Membuat laporan perakitan komputer

4
20/11/2023

MATA PELAJARAN : KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR


KELAS / TOTAL JP : 10 TKJ / 12 JP @45 MENIT
GURU : RUSNI JAMIL, S.KOM.

PERTEMUAN KE/JP : 1 / 2 JP @45 MENIT

Peserta didik mampu menjelaskan


TUJUAN bagian-bagian perangkat keras
komputer, Menentukan spesifikasi
PEMBELAJ komputer sesuai dengan kebutuhan
ARAN pekerjaan, Menentukan langkah-
langkah perakitan komputer sesuai
standar industri.

5
20/11/2023

Cuba kalian Sebutkan contoh-


contoh hardware komputer
PERTANYAA yang kalian ketahui ada apa
saja?
N PEMANTIK
Angkat tangan..

PETA KONSEP

6
20/11/2023

PENGERTIAN Sistem Komputer adalah kumpulan perangkat-perangkat


komputer yang saling berhubungan dan berinteraksi satu
sama lain untuk melakukan proses pengolahan data,
sehingga dapat menghasilkan informasi yang diharapkan
oleh penggunanya.

Perangkat yang terdapat pada Sistem Komputer diantaranya


Hardware , Software , dan Brainware, Perangkat tersebut
memiliki fungsinya masing-masing pada sistem komputer,
pada saat beroperasi pun ketiganya saling bergantung dan
saling mendukung satu sama lain, seperti hardware tidak
dapat berinteraksi dengan brainware tanpa software dan
juga sebaliknya.

KOMPONEN
HARDWARE KOMPUTER

7
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 1. CASING
CASING atau dikenal dengan nama
Chassis, Tower, Housing, System Unit,
Cabinet yaitu wadah atau rumah dari
semua komponen-komponen internal
yang membentuk sistem komputer. Peran
utama casing komputer adalah
melindungi dan mengorganisasi semua
komponen yang ada didalamnya.

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 2. MOTHERBOARD

Motherboard adalah papan sirkuit yang ada


di dalam sebuah casing komputer dimana
semua komponen komputer saling
terhubung.

8
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 3. MICROPROCESSOR

Mikroprosesor adalah sebuah Chip IC atau


sirkuit terintegrasi yang dapat diprogram
untuk menerima data digital sebagai input,
memprosesnya sesuai dengan instruksi yang
tersimpan dalam memorinya dan
memberikan hasil sebagai output.

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 4. RAM

RAM (Random Access Memory) adalah


tempat untuk menyimpan data sementara
ketika komputer atau laptop sedang
dijalankan dan dapat diakses secara acak.

9
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 5. HARDDISK

Harddisk atau dikenal juga dengan nama


Hard Disk Drive (HDD) adalah perangkat
keras yang digunakan untuk menyimpan data
pada komputer.

Semua data yang ada dalam komputer baik


itu dokumen, gambar, data sistem, OS,
aplikasi akan tersimpan dalam perangkat ini.

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 6. POWER SUPPLY

Power Supply adalah salah satu komponen


yang berperan sebagai penyedia listrik dan
daya yang digunakan untuk menyalakan
komputer dan perangkat lainnya.

Power Supply memiliki fungsi utama yaitu


mengubah arus tegangan tinggi AC
(Alternating Current) ke arus tegangan
rendah DC (Direct Current)

10
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 7. OPTICAL DRIVE

Optical Drive atau yang lebih dikenal dengan


istilah Optical Disk Drive (ODD) adalah
salah satu komponen perangkat keras yang
digunakan untuk membaca dan menulis data
pada kepingan CD/DVD

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 8. ETHERNET

Ethernet adalah perangkat yang berfungsi


untuk menghubungkan komputer ke jaringan
local area network (LAN) dan atau internet

11
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 9. KABEL POWER

Kabel Power digunakan untuk


menghubungkan komputer ke sumber
tegangan listrik.

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 10. KABEL VGA

Kabel VGA (Video Graphics Array)


merupakan jenis kabel koneksi standar yang
berfungsi untuk mengirimkan sinyal video
analog dari CPU menuju ke monitor

12
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 11. SEKRUP

Sekrup merupakan suatu benda yang


berfungsi untuk menyambungkan atau
menyatukan berbagai komponen pada suatu
barang

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 12. Mouse

Mouse adalah perangkat input yang


berfungsi untuk mengontrol kursor dalam
GUI (antarmuka pengguna grafis) seperti
mengarahkan, memindahkan, dan memilih
teks, ikon, file, dan folder di layar monitor
anda.

13
20/11/2023

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 13. KEYBOARD

Keyboard adalah sebuah perangkat keras


(hardware) pada komputer yang berfungsi
sebagai alat untuk input data yang berupa
huruf, angka dan simbol

KOMPONEN HARDWARE
KOMPUTER 14. MONITOR

Monitor adalah perangkat keras komputer


yang berfungsi untuk menampilkan hasil
proses dari CPU secara visual.

14
20/11/2023

EKSPLORASI
MATERI

Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=iPyNNX_bowg

REFLEKSI Setelah menonton video, hal


baru apa yang kalian
DIRI dapatkan?

15
20/11/2023

Setiap murid mengambil


DISKUSI potongan puzzle dan
KELOMPOK menyusunya kembali
menjadi bentuk utuh

KASUS
Anda adalah seorang teknisi spesialis dalam perakitan PC yang
digunakan untuk keperluan kerja berat seperti video editing,
multimedia dan design grafis.

TUGAS Anda memproleh project dari client anda untuk merakit sebuah
PC guna keperluan editing video/multimedia, rancanglah

KELOMPO komponen-komponen komputer yang diperlukan dan sertakan


harga terupdate dari komponen tersebut.

K 1. Diskusikanlah bersama dengan kelompok anda kasus


diatas.
2. Hasil diskusi dibuat dalam bentuk paparan presentasi
dengan menggunakan canva, atau flatform lain yang anda
minati.
3. Lalu presentasikanlah didepan kelas hasil diskusi
kelompok anda

16
20/11/2023

Murid mempresentasikan
PRESENTASI hasil diskusi kelompoknya
masing-masing

PENGUATAN “…..”

17
20/11/2023

PENGAJAR
PRAKTIK “…..”
Pembinaan/Pengarahan

TERIMA KASIH
RUSNI JAMIL, S.Kom. CGP Angkatan 6 Kab. Lampung Timur | 2022

18
20/11/2023

Oleh:
RUSNI JAMIL, S.Kom.
SMK BHIMA SAKTI WAY JEPARA
CGP Angkatan 6 Kab. Lampung Timur
Tahun 2022

FASILITATOR:
Ibu ANGGA CITRA MAHARDIKA, M.Pd.
FASIL-CGP Angkatan 6 Kab. Lampung Timur
Tahun 2022

PENGAJAR PRAKTIK:
Bapak JAKA SURYADINATA, S.Pd.
PP-CGP Angkatan 6 Kab. Lampung Timur
Tahun 2022

1
20/11/2023

1. KS, “Semua guru harus aktif semua dalam


pengelolaan asset-asset sekolah agar
dapat bermamfaat dalam proses Pendidikan
disekolah”
NOTULEN 2. Dwi Agustina, “Program positif harus
dibangun untuk meningkatkan semangat
anak dalam belajar dan disiplin”
3. Ari Novianto, “Kerjasama antar guru perlu
dibangun dengan diskusi rutin triwulanan”

Salinan tautan
video praktik
segitiga
restitusi

https://www.youtube.com/watch?v=p9mjp2y
_sUc

2
20/11/2023

Kolaborasi Dengan
Kepala Sekolah

Kolaborasi
Dengan Guru
Rekan
Sejawat

3
20/11/2023

Diskusi
Dengan
Murid-murid

Hasil
Pemetaan
Asset Melalui
Kolaborasi
Komponen
Sekolah

4
20/11/2023

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 Kepala • S1, Bersertifikat Pendidik, Pimpinan yang


Sekolah Berpengalaman lebih dari 15 th bertanggung jawab
atas kegiatan
operasional sekolah

1. Modal 2 Guru &


Tendik
• 12 org, Memiliki kualifikasi S1
sesuai bidang yg diampu, 3
Melaksanakan proses
pembelajaran &
Manusia Bersertifikat pendidik, 1 CGP,
Tendik 1 org
evaluasi, tendik yang
loyalitas total
3 Peserta Didik • Memiliki semangat belajar yang Objek pengajaran guru
tinggi, Memiliki latar belakang & mitra guru
agama & budaya yang beragam
4 Orang • Memiliki latar belakang agama & Mitra sekolah
Tua/Wali budaya yang beragam, Kooperatif
Murid dengan program-program
seakolah

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 Komunitas • Wadah komunikasi antar kepala Wadah kolaborasi,


MKKS sekolah, memiliki pengaruh control kebijakan
terhadap atas kebijakan-kebijakan
yang dibuat kepala sekolah
2 Komunitas • Wadah komunikasi antar guru Wadah kolaborasi
2. Modal MGMP mata pelajaran pembelajaran antar
guru mata pelajaran
Sosial 3 Komite • Memiliki latar belakang agama &
sejenis
Wadah komunikasi
Sekolah budaya yang beragam se antar sekolah & orang
tua/wali
4 Yayasan • Lembaga yang menaungi sekolah Mitra sekolah
Bhima Sakti
Lampung

5
20/11/2023

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 Gedung • Gedung sekolah milik sendiri Tempat penyelenggaraan


Sekolah serta memadai Pendidikan sekolah
2 Ruang Kelas • Ukuran memadai dengan Sarpras penunjang proses
jumlah siswa yang ada pembelajaran

3. Modal 3 Laboratorium
Komputer
• Memiliki jumlah komputer 6,
terdapat akses internet
Sarpras penunjang proses
pembelajaran
Fisik 4 Perpustakaan • Buku yang beraneka-ragam,
serta memiliki jumlah yang
Sarpras penunjang proses
pembelajaran
memadai
5 Toilet • Bersih Sarpras penunjang
kebutuhan hajat murid dan
guru
6 Mushola • Nyaman dan bersih Sarpras penunjang kegiatan
ibadah murid dan guru

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 Sungai • Mengalir dibelakang Tempat kegiatan pembelajaran


sekolah yang membutuhkan alam bebas
2 Taman Nasional • Taman Nasional Tempat kegiatan pembelajaran
Way Kambas yang membutuhkan alam bebas

4. Modal 3 Bendungan
Danau Way
• Objek vital nasional Tempat kegiatan pembelajaran
yang membutuhkan alam bebas

Lingkungan 4
Jepara
Sekolah-sekolah • Menyediakan murid- Sebagai Lembaga yang
SMP/MTs murid yang mempersiapkan kandidat murid-
melanjutkan jenjang murid baru di jenjang
MA/SMA/SMK MA/SMA/SMK
5 Pasar Way • Dekat dengan sekolah Menjadi tempat pemasok
Jepara kebutuhan operasional sekolah
serta objek ppdb yang strategis
6 Hotel • Ekonomis Tempat penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan workshop

6
20/11/2023

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 BOS • Dana BOS sesuai dengan Biaya operasional


jumlah murid yang dimiliki penyelenggaraan
oleh sekolah Pendidikan disekolah
2 KIP • Dana bantuan untuk murid Biaya kebutuhan murid
kurang mampu dalam proses Pendidikan
5. Modal disekolah

Finansial 3 Dana Komite • Dana operasional


penyelenggaraan Pendidikan
Biaya
penyelenggaraan
operasional

disekolah Pendidikan disekolah


4 Dana Infaq • Dana sosial Biaya penyelenggaraan
kegiatan sosial

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 Dinas • Lembaga pembina Pemangku kebijakan pendidikan


Pendidikan

2 PKM Kec. Way • Lembaga Mitra sekolah dalam Penyelenggaraan


Jepara Penyelenggara kegiatan Kesehatan untuk murid-murid
Kesehatan secara berkala

6.Modal Masyarakat

Politik
3 POLSEK Kec. • Lembaga pelayanan Mitra sekolah dalam penyelenggaraan
Way Jepara keamanan dan kegiatan ketertiban, keamanan dan edukasi
ketertiban masyarakat hukum
4 Pemerintahan • Lembaga Mitra sekolah dalam kegiatan operasional
Desa pemerintahan desa Pendidikan didomisili desa

5 Koramil • Lembaga Pertahanan Mitra sekolah dalam penyelenggaraan


Negara kegiatan ketertiban, keamanan dan edukasi
toritorial
6 DUDIKA • Penyelenggara Mitra sekolah dalam penyelanggaran
kegiatan usaha dan Pendidikan system ganda (prakerin) dan
industri penjaringan kerja alumni

7
20/11/2023

NO JENIS ASET KEKUATAN PERAN

1 Peringatan • Diperingati oleh semua Penguatan karakter


Hari besar warga sekolah sesuai
keagamaan dengan keyakinan & agama
masing-masing
2 Gotong • Dilaksanakan rutin setiap Biaya kebutuhan murid
7. Modal Royong sesuai dengan jadwal dan dalam proses Pendidikan
disekolah
Agama & 3 Pondok • Dana operasional Biaya operasional
Budaya Pesantren penyelenggaraan Pendidikan
disekolah
penyelenggaraan
Pendidikan disekolah
4 Pawai • Dana sosial Biaya penyelenggaraan
Kebudayaan kegiatan sosial
17 Agustus

TERIMA KASIH
CGP Angkatan 6 Kab. Lampung Timur | 2022

8
Tabel 4
REFLEKSI DIRI LATIHAN COACHING

Nama CGP : RUSNI JAMIL, S.Kom.


Dialog Coach : RUSNI JAMIL, S.Kom.
Coachee : YAHYA ROEBANI, S.Pd.

Refleksi Diri
● Apa yang sudah berjalan dengan baik selama percakapan?
● Apa yang masih perlu diperbaiki/ditingkatkan?
● Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk tetap dalam kondisi presence
(kehadiran penuh) sebelum dan saat melakukan coaching?
● Apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk
memperbaiki/meningkatkannya?

Tuliskan Hasil Refleksi Anda:

Selama percakapan coaching proses penyampaian pesan permasalahan


dari coachee sudah berjalan dengan baik, permasalan terbuka dengan
lebar.
Hal yang perlu saya perbaiki adalah pemilihan kalimat yang tepat untuk
meresponse umpan balik dari coachee
Untuk kondisi presence hal yang saya lakukan adalah mendengarkan
coachee bercerita dengan sepenuh hati dan memberikan ruang yang
nyaman untuk melakukan coaching.
Saya akan terus belajar mempraktikan coaching disekolah sehingga
kompetensi coach saya bisa meningkat.

Tuliskan Umpan Balik dari Coachee Anda:

Pertanyaan untuk coachee: Apa yang Anda rasakan pada saat dicoaching?

Bapak Rusni Jamil, sebagai coah sudah memiliki kompetensi yang cukup baik, komunikasi
efektif dari bapak Rusni Jamil sudah tampak dengan baik, saya menemukan kenyamaan
dalam proses coaching dengan beliau.

Bapak Rusni Jamil juga mampu membuat saya sebagai coachee untuk bercerita lebar
sehingga mampu mengantarkan saya pada solusi yang harus saya pakai untuk menjawab
permasalahan yang saya alami.

By Coachee
YAHYA ROEBANI, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai