Anda di halaman 1dari 16

Kekuatan

Pikiran
yang Tak
Terbatas
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Isni Nurani (4301415056)
M. Latif Riyanto (4301415057)
OTAK TRIUNE (THREE IN ONE)
Fungsi Masing-Masing Bagian
Otak
1. Batang atau otak reptilia
Fungsi motor sensorik
Kelangsungan hidup
Hadapi atau lari
2. Sistem Limbik atau otak mamalia
Perasaan/emosi
Memori
Bioritmik
Sistem Kekebalan
3. Neokorteks atau otak berpikir
Berpikir intelektual
Penalaran
Perilaku waras
Bahasa
Kecerdasan penciptaan ide
Otak yang Dirangsang dan yang
Tidak Dirangsang

Otak yang Tidak


Otak yang Dirangsang Dirangsang
Otak yang Sehat
Empat fungsi dasar yang menentukan otak sehat
dan mampu membentuk kekuatan optimal.
1. Struktur fisik dan lingkungan kimiawi
2. Penerima sinyal : panca indera
3. Penyimpanan informasi
4. Pengasosiasian informasi baru dengan informasi
yang telah ada sebelumnya
Persyaratan agar
Kecerdasan Berkembang

1. Struktur saraf bagian bawah harus cukup


berkembang agar energi dapat mengalir ke
tingkat yang lebih tinggi.
2. Anak harus merasa aman secara fisik dan
emosional.
3. Harus ada model untuk memberikan
rangsangan yang wajar.
Brain Based Learning
Tahap-Tahap Pembelajaran Brain Based Learning (Jensen, 2008):
1. Tahap Pra-Pemaparan
2. Tahap Persiapan
3. Tahap Inisiasi dan Akuisisi
4. Tahap Elaborasi
5. Tahap Inkubasi dan Memasukkan Memori
6. Tahap Verifikasi
7. Tahap Perayaan dan Integrasi
Implementasi Brain
Based Learning

Penelitian dilakukan oleh Wulandari (2014), bertujuan untuk


mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar siswa kelas XI SMA N 1 Tengaran, pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan setelah diterapkan
desain pembelajaran berbasis brain based learning.
Pengambilan dua kelompok sampel menggunakan teknik
cluster random sampling. Desain penelitian yang
digunakan yaitu pretest-postest control group design.
Diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA
2 sebagai kelas kontrol.
Metode pengumpulan data: metode dokumentasi,
metode observasi, metode tes dan metode angket.
Perangkat: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,
bahan ajar, media animasi dan video.
Instrumen: soal pretes, soal postes, lembar observasi
aspek afektif serta psikomotorik siswa dan angket
tanggapan siswa.
Uji : uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji rata-rata
satu pihak kanan, uji peningkatan (uji t pihak kanan), dan
perhitungan indeks gain.
Berdasarkan analisis data pretes, diketahui kemampuan awal siswa
kelompok eksperimen tidak lebih baik daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji t peningkatan hasil belajar siswa, diperoleh
thitung (3,38) lebih dari tkritis (1,67), artinya peningkatan hasil belajar
siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
Hasil uji t peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa juga
menunjukkan bahwa thitung (2,55) lebih dari t kritis (1,67), sehingga
dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
Perbandingan Hasil
Belajar
Perbandingan Kemampuan
Berpikir Kritis
Rata-rata nilai psikomotorik siswa kelompok
eksperimen sebesar 92,23% sedangkan kelompok
kontrol sebesar 81,3%.
Rata-rata nilai afektif kelompok eksperimen mencapai
85,89% sedangkan kelompok kontrol 69,35%.
Berdasarkan perhitungan indeks gain data nilai hasil
belajar siswa, diperoleh indeks gain untuk kelompok
eksperimen sebesar 0,72 dengan kategori tinggi dan
kelompok kontrol sebesar 0,64 dengan kategori
sedang.
TERIMA KASIH
Nazil: Menurut Anda, apakah pretes itu efektif atau tidak?

Anda mungkin juga menyukai