Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PENGEMBANGAN KURIKULUM SD

Oleh Kelompok 3 :

1. DEA LUTFIANI 201014286206225


2. KHOIRUL ZIKRI 201014286206019

Dosen Pembimbing :

JUMIATUN, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
menyelesaikan tugas dari dosen kami Jumiatun, M.Pd selaku dosen Pengembangan
Kurikulum SD.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempuraan
makalah ini.

Muara Bungo, 19 Oktber 2022

Penulis,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Hakikat Pengenmbengan Kurikulum .................................................. 2
2.2 Fungsi Dan Peranan Pengembangan Kurikulum ................................ 3
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata


pelajaran yang harus ditempuh/ diselesaikan anak didik untuk memperoleh
ijazah. Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang
lebih satu abad yang lampau.

Kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara


direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan
istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu
berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika
sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang
diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi
kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah
pada tujuan-tujuan Pendidikan

1.2. Rumusan Masalah

berdasarkan latar belakang diatas dapat pemakalah berikan rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Apa Hakikat dari pengembangan kurikulum?

2. Bagaimana Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat pemakalah berikan tujuan


dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fungsi pengembangan kurikulum.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peran pengembangan kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Pengembangan Kurikulum

Kurikulum memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan. Oleh


sebab itu, pengembangan kurikulum harus didasarkan pada landasan yang
kuat dan prinsip-prinsip yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan dan
kekeliruan dalam implementasi pendidikan. ”Pengembangan kurikulum pada
hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran
yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya”. (Sanjaya: 2010:
30). ”Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata
pelajaran, kegiatan, sumber, dan alat pengukur pengembangan kurikulum
yang mengacu pada kreasi sumber sumber unit, dan garis pelajaran kurikulum
ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.” (Hamalik: 2008:
183)

Seller dan Miller dalam Sanjaya (2010: 32) mengemukakan bahwa


proses perkembangan kurikulum adalah rangakaian kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus. Seller berpendapat bahwa pengembangan kurikulum
merupakan siklus yang dimulai dari menentukan orientasi kurikulum yang
berupa kebijakan kebijakan umum seperti arah dan tujuan pendidikan,
pandangan tentang hakikat belajar dan peserta didik, dll. Kemudian,
Berdasarkan orientasi tadi dikembangkan kurikulum yang dirancang untuk
menjadi acuan pembelajaran. Kurikulum yang telah dikembangkan ini
diimplementasikan dalam pembelajaran dan setelah itu dievaluasi. Hasil
evaluasi penerapan kurikulum tadi dijadikan masukan untuk menentukan
orientasi, dan begitu seterusnya. ”Dengan demikian, maka pengembangan
kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, sisi kurikulum sebagai
pedoman dan sisi kurikulum sebagai implementasi” (Sanjaya: 2010: 33)

2
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi
pengembangan kurikulum, yaitu:

Rentangan Kegiatan (Range of Activity)

Pengembangan isi kurikulum dimulai dari kegiatan pengembangan yang


paling luas yaitu rancangan kebijakan kurikulum yang berisi tentang apa yang
harus diajarkan dan sebagai pedoman bagi para pengembang kurikulum lebih
lanjut. Menetapkan kebijakan kurikulum perlu dikaji secara hati hati dan
komprehensif. Kemudian rancangan program studi yang mencakup kegiatan
kegiatan menentukan tujuan, urutan serta kedalaman materi dalam bidang
studi. Setelah itu dirancanglah program pengajaran yang mencakup aktivitas
belajar dalam setiap bidang studi untuk satu tahun, satu semester, atau satu
caturwulan. Selain merancang program, kegiatan pengembangan kurikulum
juga berkaitan dengan menghasilkan bahan bahan pengajaran, seperti
menyusun buku teks, modul, program program film, rekaman audio, dan lain
sebagainya yang menunjang kegiatan pembelajaran.

Tujuan Kelembagaan (Instutional Purpose)

Tujuan kelembagaan harus sejalan dengan visi dan misi sekolah. Setiap
sekolah memiliki visi dan misi yang berbeda. Misalnya visi dan misi sekolah
umum adalah mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi sedangkan visi dan misi sekolah kejuruan
mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja. Dengan demikian, isi
kurikulum harus disesuaikan dengan tujuan kelembagaan agar pengalaman
belajar yang didapat siswa di sekolah dapat mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan.

2.2. Fungsi Dan Peranan Pengembangan Kurikulum

A. Fungsi pengembangan kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar-mengajar. Kurikulum
3
dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Apabila masyarakat
dinamismaka kebutuhan anak didik akan dinamis pula, sehingga tidak
terasing dalam masyarakat, karena memang masyarakat berubah
berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Dalam aktivitas belajar-mengajar, kedudukan kurikulum sangat


krusial, disebabkan dengan dengan kurikulum anak didik akan
memperoleh manfaat. Namun demikian, disamping kurikulum
bermanfaat untuk anak didik ia juga mempunyai fungsi-fungsi lain yakni:

1. Fungsi Kurikulum Dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan

Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha


dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh
sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai,
sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan, adalah meninjau
kembali tujuan yang selama ini digunakan oleh sekolah
bersangkutan(Soteopo dan Soemanto, 1993:17). Maksudnya bahwa
tujuan-tujuan yang diinginkan belum tercapai, maka orang cendrung
untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
itu. Misalnya dengan meninjau kurikulumnya. Tujuan pendidikan
tertinggi sampai tujuan pendidikan terendah yakni tujuan akan dicapai
setelah berakhirnya aktivitas belajar.

Di Indonesia dapat diketahui ada empat tujuan pendidikan yang


utama yang secara hirarki dapat dikemukakan:

• Tujuan nasional

• Tujuan institusional

• Tujuan kurikuler

• Tujuan instruksional

4
Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, maka
tujuan-tujuan tersebut mesti dicapai secara bertingkat, yang saling
mendukung. Keberadaan kurikulum disini ialah suatu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan.

2. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik


Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan
suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapat
sejumlah pengalaman baru yang kemudian hari diharapkan dapat
dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat
memenuhi bekal hidupnya nanti.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik

Guru merupakan pendidik profesional, yang mana secara implisit ia


telah merelakan dirinya untuk memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan, dipundak para orangtua. Para orangtua, tatkala
menyerahkan anaknya ke sekolah, kepada guru, tentunya orangtua
mengharapkan agar anaknya akan menemukan guru yang baik,
berkompeten dan berkualitas.

Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah:

• Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir


pengalaman belajar para anak didik

• Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan


anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang
diberikan.

Dengan adanya kurikulum sudah barang tentu tugas guru sebagai


pengajar dan pendidik akan lebih terarah. Pendidik juga merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan dan sangat penting dalam
proses pendidikan dan merupakan salah satu komponen yang
berinteraksi secara aktif dalam pendidikan.

5
4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Dan Pembina Sekolah

Kepala sekolah merupakan seorang administator dan supervisor yang


mempunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum
bagi kepala sekolah dan pembina lainnya, ialah:

• Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi yakni


memperbaiki situasi belajar

• Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam


menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak
kearah yang lebih baik.

• Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam


memberikan bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat
memperbaiki situasi mengajar.

• Sebagai seorang administator maka kurikulum dapat dijadikan


pedoman untuk pengembanga krikulum pada masa yang akan
datang

• Sebagai pedoman mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar-


mengajar.

5. Fungsi Kurikulum Bagi Orangtua Anak Didik

Kurikulum bagi orangtua mempunyai fungsi agar orangtua dapat


berpartisipasi membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-
putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung
dengan sekolah atau guru mengenai masalah-masalah yang
menyangkut anak-anak mereka. Bantuan berupa materi dari para
orangtua anak dapat melalui lembaga BP-3 dengan membaca dan
memahami kurikulum sekolah, para orangtua tersebut dapat
mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka.

6. Fungsi Bagi Sekolah Pada Tingkatan Diatasnya

6
Fungsi kurikulum dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua jenis fungsi,
yakni:

a. Pemeliharaan keseimbangan proses Pendidikan

Pemahaman kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah


tertentu, sekolah pada tingkatan diatasnya dapat melakukan
penyesuaian didalam kurikulumnya, yakni:

• Jika sebagian kurikulum sekolah bersangkutan telah


diajarkan pada sekolah yang berada dibawahnya, maka
sekolah dapat meninjau kembali atas perlu tidaknya bagian
tersebut diajarkan.

• Jika keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan


dalam mempelajari kurikulum suatu sekolah belum
diajarkan pada sekolah yang berada dibawahnya, sekolah
dapat mempertimbangkan dalam memasukkan program
tentang keterampilan-keterampilan itu kedalam
kurikulumnya.

b. Penyiapan tenaga baru

Jika suatu sekolah berfungsi menyiapkan tenaga pendidik bagi


sekolah yang berada dibawahnya, maka perlu sekali sekolah
tersebut memahami kurikulum sekolah yang berada dibawahnya
itu. Pengetahuan tentang kurikulum sekolah yang berada
dibawahnya tersebut berkaitan dengan pengetahuan tentang isi,
organisasi atau susunan dan cara pengajarannya, dengan harapan
hal itu akan membantu sekolah, pendidik dalam melakukan
revisi-revisi dan penyesuaian pada kurikulumnya.

7. Fungsi Bagi Masyarakat Dan Pemakai Lulusan Sekolah

7
Dengan mengetahui kurikulum pada suatu sekolah, masyarakat,
sebagai pemakai lulusan, dapat melaksanakan sekurang-kurangnya
dua macam:

• Ikut memberikan kontribusi, dalam memperlancar


pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan
kerjasama dengan pihak orangtua dan masyarakat.

• Ikut memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi


penyempurnaan program pendidikan disekolah, agar lebih
serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

Disamping kurikulum, mempunyai tujuan fungsi yang telah


dikemukakan diatas, kurikulum juga memiliki fungsi lain, yang
tentunya memiliki pendekatan yang berbeda dengan sebelumnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Alexander inglish dalam bukunya
Principle Of Secondary Education (1918) sebagai berikut:

1) Fungsi penyesuaian

Anak didik hidup dalam suatu lingkungan, yang harus mampu


menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut. Lingkungan
senantiasa berubah, tidak statis, bersifat dinamis, maka anak
didik diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi
yang demikian. Semuanya itu pasti disesuaikan dengankondisi
dan keadaan perorangan. Program pendidikan yang diarahkan
dengan berbagai aspek kehidupannya, sarana dan juga usaha
anak didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai
anggota individu, anggota masyarakat atau warga negara.

2) Fungsi pengintegrasian

Maksudnya, orientasi dan fungsi kurikulum untuk mendidik


individu anak didik yang mempunyai pribadi yang integral.
Mengingat individu anak didik merupakan bagian integral dari
masyarakat maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan
8
sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
masyarakat. Kehidupan sosial selalu mengambil perubahan
sebagai akibat kemajuan dan teknologi. Perubahan tersebut
memunculkan beragam tuntutan kehidupan dan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia. Implikasinya, bahwa individu anak
didik merupakan bagian integral dari masyarakat, dimanapun ia
berada. Kurikulum diharapkan mampu mempersiapkan anak
didik agar mampu mengintegrasikan dari dalam masyarakat,
dengan model pengetahuan, pengalaman, keterampilan-
keterampilan dan cara berfikir yang dimiliki sehingga ia dapat
berperan dan memberi konstribusi kepada masyarakat.

3) Fungsi pembeda

Kurikulum hendaknya dapat memberi pelayanan terhadap


perbedaan-perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada
prinsipnya perbedaan akan mendorong orang berfikir kritis dan
kreatif, dan akhirnya akan memajukan kemajuan sosial dalam
masyarakat. Bukanlah berarti bahwa dengan adanya perbedaan
tersebut, solidaritas dan integrasi akan terabaikan melainkan
deferensiasi itu juga untuk menghindari terjadinya stagnasi
sosial.

4) Fungsi persiapan

Kurikulum berfungsi mempersiapkan anak didik agar mampu


melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih
jauh, apakah anak didik melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi
atau persiapan untuk belajar didalam masyarakat seandainya ia
tidak mungkin melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Mempersiapkan untuk belajar lebih lanjut tersebut sangat
diperlukan mengingat sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan anak didik, termasuk dalam
pemenuhan akan minat mereka. Keberadaan kurikulum untuk

9
mempersiapkan anak didik dalam memasuki dunia kerja juga
menjadi perhatian para pengembang. Dapat disimpulkan bahwa
kurikulum memiliki fungsi persiapan bagi anak didik untuk
melanjutkan kejenjang pendidikan lebih lanjut, namun dalam
jenjang dan bidang serta jenis sekolah tertentu sangat
memungkinkan pula sekolah dengan kurikulumnya dapat
mempersiapkan anak didik untuk memasuki dunia kerja.

5) Fungsi pemilihan

Fungsi kurikulum itu diantaranya diferensasi, yakni memberikan


layanan kepada individu anak didik sesuai dengan perbedaan-
perbedaan yang ada pada dirinya. Antara keberbedaan dengan
pemilihan merupakan dua hal yang erat sekali hubungannya.
Pengakuan atas keberbedaan berarti pula diberikan kesempatan
bagi anak didik dalam hal memilih apa yang diinginkannya dan
menarik minatnya. Karenanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu
disusun secara luas dan bersifat fleksibel dan luwes. Kurikulum
hendaknya dapat memberikan pilihan yang tepat sesuai dengan
minat dan kemampuan anak didik.

6) Fungsi diagnostic

Salah satu aspek pelayanan pendidikan ialah membantu dan


mengarahkan para anak didik agar mereka mampu memahami
dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua
potensi yang dimilikinya. Ini semua dapat dilakukan apabila
mereka menyadari kelemahan dan kekuatan yang ada pada diri
mereka melalui eksplorasi dan pronosa, sehingga selanjutnya ia
sendiri dapat memperbaiki kelemahan tersebut dan
mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi yang
demikian adalah salah satu fungsi kurikulum dalam
mendiagnosis dan membimbing para anak didik agar dapat

10
berkembang secara optimal. Fungsi diagnosis tersebut bertujuan
agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada dirinya,
menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang ada pada
dirinya sehingga dapat memperbaikinya dan
mengembangkannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang
ada.

B. Peranan pengembangan kurikulum

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan


pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup
dimasyarakat. Makna dapat hidup dimasyarakat itu mempunyai arti luas
bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk
menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat,
akan tetapi pendidikan harus berisikan tentang pemberian pengalaman agar
anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat
mereka.

Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak


kurikulum memiliki tiga peran yaitu peran konservatif, peran kreatif serta
peran kritis dan evaluatif.

1. Peran Konservatif

Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat
kepada generasi muda yakni siswa. Siswa merlu memahami dan
menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya,
sehingga ketika mereka kembali kemasyarakat, mereka dapat
menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan norma-norma
tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai
nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era
globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing
menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam
11
kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran
konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai
pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat sehingga
identitas masyarakat akan terpelihara.

2. Peran Kreatif

Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal


baru sesuai dengan tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya
masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu
mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum mempunyai
peran kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat
berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-
hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat
mengembangkan setiap potensi yang dimiliki agar dapat berperan
aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak
maju secara dinamis.

3. Peran Kritis dan Evaluatif

Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab
kadang-kadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan
nilai-nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan
zaman. Dengan demikian kurikulum berperan untuk menyeleksi
nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan dan nilai atau
budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam
rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi
segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak
didik.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat


pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan
yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari,
sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil.

Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian
juga sebasesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya
hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa
fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan
mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Sudah jelas bahwa kurikulum
mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam maju mundurnya
pendidikan yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran kurikulum
menyangkut semua aspek-aspek yang terlibat dalam system pendidikan,
dimana semua terkait dan saling melengkapi.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap semoga dapat


bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat.
Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan
bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami selaku pihak
penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membanggun agar
tercapai kesempurnaan untuk tugas kami diwaktu yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulium PAI. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik.

Hamalik, Oemar.2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

14

Anda mungkin juga menyukai