Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Disusun oleh :
Rosi Yulita PM.02.218.0621

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya , sehingga makalah dengan judul ILMU

PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM ini dapat terselesaikan.

Shalawat sertasalam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,

beserta para sahabat dan keluarganya. Penulisan Makalah ini tidak lepas dari sumbangsih

pemikiran teman-teman yang telah mencurahkan tenaga dan pemikirannya untuk

terselesaikannya makalah ini.

Terlepas dari ungkapan terima kasih, penulis juga menghaturkan ribuan maaf atas

ketidaksempurnaan makalah kami karena keterbatasaan pengetahuan yang kami

miliki.Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

segenap pembaca pada umumnya.Semoga memberikan sumbangsih materi pada perkuliahan

kali ini dengan penuh rahmat dan ridlo Allah SWT. Aamiin

Bungo, 23 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar pendidikan Islam ................................................. 2

B. Tujuan pendidikan Islam ........................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 7

B. Saran .......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan fundamental manusia. Melalui pendidikan,


manusia dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam
masyarakat. Dalam konsep ajaran islam, melalui pendidikan manusia dapat
melaksanakan tugas nya sebagai khalifah di muka bumi.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 pasal 1
ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas
No. 20, 2003)
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasari pada nilai nilai islami
dengan merujuk pada sumber sumber ajaran agama islam (Al Quran dan As Sunnah).
Adapun nilai nilai islami yang dimaksud diantaranya adalah; adil, benar, jujur, insani,
bersih, disiplin, tepat waktu, egaliter, terbuka, dinamis, dan seterusnya.
Jadi, Pendidikan Islam adalah upaya bagi pengembangan optimalisasi potensi
dasar manusia yakni potensi berketuhanan, berbuat baik, menyalurkan hasrat
kekhalifahan, berilmu pengetahuan dan berpikir serta bertindak bebas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar pendidikan islam ?
2. Apa tujuan pendidikan islam ?
C. Tujuan Penulisan
Dari Rumusan Masalah Diatas Maka Makalah Ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui konsep dasar pendidikan islam

2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan Islam

Islam sebagai petunjuk Ilahi mengandung implikasi (pedagogis) yang mampu


membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin, dan
muttaqin melalui tahap demi tahap. Sebagai ajaran (doktrin), Islam mengandung nilai di
mana preses pendidikan Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten menuju
tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir pedagogis
muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur)
pendidikan Islam yang lentur juga normatif menurut kebutuhan masyarakat dari waktu ke
waktu.
Menurut Zakiah Daradjat, secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab “Tarbiyah” dengan kata kerjanya “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik,
memelihara.Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar
mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan
dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya.

Adapun konsep dasar pendidikan islam mencakup pengertian istilah tarbiyah,


ta’lim dan ta’bid. Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan bahwa menurut kamus
Bahasa Arab, lafaz At-Tarbiyah berasal dari tiga kata, pertama, raba-yarbu yang berarti
bertambah dan bertumbuh.Makna ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat
39.Kedua, rabiya-yarba yang berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti
memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
An Nahlawi mengutip Baidlawi dan Al Ashfahani yang menyatakan bahwa
tarbiyah bermakna "menyampaikan dan memelihara sesuatu sedikit demi sedikit
sehingga sempurna ". Unsur - unsurnya menurut Abdurrahman Al Bani ada empat, yakni
:
5
1). Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh.

2). Mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam macam.


3). Mengarahkan fitrah dan potensi menuju kebaikan dan kesempurnaan yang layak
baginya.
4). Bertahap.
Dr. Abdul Fattah Jalal, pengarang Min al-Usul at-Tarbiyah fii al-islam (1977: 15-24)
mengatakan bahwa istilah ta’lim lebih luas dibanding tarbiyah yang sebenarnya berlaku
hanya untuk pendidikan anak kecil. Sebagaimana diungkapkan Naquib Al Attas dan Abdul
Fattah Jalal yang merasa keberatan dengan istilah tarbiyah sebagai padanan pendidikan
karena tarbiyah hanya berkaitan dengan hal hal yang bersifat fisik kehidupan anak anak, dan
tidak mengembangkan keilmuan, sebenarnya kurang tepat. Mengapa? Sebab Nabi Musa
a.s. sendiri diam bersama Fir'aun cukup lama, yakni selama 18 tahun,menurut Ibnu Abbas,
atau 30 tahun menurut Muqatil atau bahkan 40 tahun menurut Ibnu Saib. Artinya istilah
tarbiyah tersebut sampai pada usia dewasa. Sementara itu pengertian tarbiyah juga meliputi
pendidikan jasmani, ruhani, dan hati nuraninya sebagaimana pada umumnya pendidikan
orang tua terhadap anak anak nya yang tidak hanya sekedar mengurus fisiknya saja, tetapi
juga rahmat, cinta kasih, kasih sayang dan adab dan sopan santun, yang semuanya itu
merupakan hal hal yang berkaitan dengan hati nurani.

]24 : ‫ص ِغيرًا [اإلسراء‬ ُّ ‫اخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح‬


َ ‫الذ ِّل ِمنَ الرَّحْ َم ِة َوقُل رَّبِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِي‬ ْ ‫َو‬

Artinya :
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil ." [ Al Isra : 24]

Kata ta’lim menurut Fattah merupakan proses yang terus menerus diusahakan
manusia sejak lahir. Sehingga satu segi telah mencakup aspek kognisi dan pada segi lain
tidak mengabaikan aspek afeksi dan psikomotorik. Fattah juga mendasarkan pandangan
tersebut pada argumentasi bahwa Rasulullah saw, diutus sebagai Muallim, sebagai pendidik
dan Allah SWT sendiri menegaskan posisi Rasul-Nya yang demikian itu dalam surat Al-
Baqarah: 151.

6
: ‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم َّما لَ ْم تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُمونَ [البقرة‬
َ ‫َك َما َأرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِّمن ُك ْم يَ ْتلُو َعلَ ْي ُك ْم آيَاتِنَا َويُ َز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِكت‬
]151

Artinya :

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah


mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah
(As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”[
AlBaqarah : 151]

Dalam Pandangan Syaikh Muhammad An-Naquib Al- Attas, ada konotasi tertentu
yang dapat membedakan antara term at-tarbiyah dari at-ta’lim, yaitu ruang lingkup at-ta’lim
lebih universal dari pada ruang lingkup at-tarbiyah, karena at-tarbiyah tidak mencakup segi
pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi eksistensial. Lagi pula, makna at-tarbiyah
lebih spesifik karena ditujukan pada objek-objek pemilikan yang berkaitan dengan jenis
relasional, mengingat pemilikan yang sebenarnya hanyalah milik Allah semata.Akibatnya,
sasarannya tidak hanya berlaku bagi umat manusia, tetapi termasuk juga spesies-spesies
lainnya.
Menurut Al-Attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-
angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di
dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
Istilah yang paling relevan menurut Prof. Dr. Syed Muhammad al-Naquib Al-Attas
bukanlah tarbiyah dan bukan pula ta’lim, melainkan ta’dib.Sementara Dr. Abdul Fattah Jalal
beranggapan sebaliknya, karena yang lebih sesuai menurutnya justru ta’lim. Kendatipun
demikian, mayoritas ahli kependidikan islam tampaknya lebih setuju mengembangkan istilah
tarbiyah dalam merumuskan dan menyusun konsep pendidikan islam dibanding istilah ta’lim
dan ta’dib (yang berarti pendidikan khusus dan menurut Al-Attas berarti pendidikan),
mengingat cakupan yang dicerminkan lebih luas, dan bahkan istilah tarbiyah sekaligus
mengimplisitkan makna dan maksud yang dicakup istilah ta’lim dan ta’dib. Selain itu, juga
karena alasan historis bahwasannya istilah yang dikembangkan sepanjang sejarah, terutama
di negara-negara yang berbahasa Arab, dan bahkan juga di Indonesia ternyata istilah tarbiyah,
menyusul kemudian istilah ta’lim, dan jarang sekali istilah ta’dib dipergunakan.

Berdasarkan beberapa keterangan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa


sesungguhnya istilah tarbiyah ternyata lebih memadai bagi peristilahan pendidikan, yang

7
didalamnya meliputi kegiatan pembimbingan ke arah hidup yang bertanggung jawab kepada
Tuhan Yang Maha Esa, membekali generasi penerus melaksanakan amanat Allah yang
menjadi kewajiban hidupnya.

B. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam,
yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya,
dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-
Dzariat:56; ,Ali Imran: 102).
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil ‘alamin,
baik dalam skala kecil maupun besar.Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang
dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui
pendidikan Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak
sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan
ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses
pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah.Yang dimaksud menghambakan diri
ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu
menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam suratAdzDzariyat ayat 56
yang artinya, “Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada
menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta
mengucapkan syahadat.Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan
perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan
kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara
yang benar.

8
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala
yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang
disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :

1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa


pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di
akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat,
memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai
ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi :

1. Pembinaan akhlak.
2. Menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :

1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunia dan akhirat.

2. Menghambakan diri kepada Allah.

3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.

4. Akhlak mulia.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan pemaparan definisi pendidikan islam di atas dapat disimpulkan bahwa


definisi pendidikan islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia
kepribadian islam yang luhur. Bahwa pendidikan islam bertujuan untuk
menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut islam, yakni beribadah
kepada Allah SWT.
Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan islam ini. Member
motivasi agar manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat,
dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat:
56 dapat diaplikasikan secara kontiniu.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap semoga dapat
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat.
Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita
semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga
mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membanggun agar tercapai
kesempurnaan untuk tugas kami diwaktu yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers, 2009

https://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/konsep-dasar-pendidikan-islam/ diakses
pada 24 Oktober 2017 , 02.52 WIB

https://islamiced.wordpress.com/tugas/ilmu-pendidikan-islam/pengertian-dasar-dan-tujuan-
pendidikan-islam/ diakses pada 24 Oktober 2017 , 03.09 WIB

https://kaderhmi.wordpress.com/tag/konsep-dasar-pendidikan-islam/ diakses pada 24


Oktober 2017 , 03.34 WIB

Soebahar, Abdul Halim. Wawasan Baru Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam Mulia, 2002

Umar, Bukari. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta : Amzah, 2011

Uwes, Sanusi. Visi dan Pondasi Pendidikan.Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2003

11

Anda mungkin juga menyukai