Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TAFSIR AYAT TARBAWI

“TARBIYAH, TA’LIM DAN TA’DIB”

Dosen Pengampuh:
Nurhadi Prabowo M.Pd

Oleh :
Meuthiya Febriana Ritonga (201109153)

PROGRAM STUDI PAI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Makalah Studi
Tafsir Ayat Tarbawi ini dengan baik. Makalah ini berjudul “TARBIYAH, TA’LIM
DAN TA’DIB”
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jambi, Oktober 2019

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BABI
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. TARBIYAH, TA’LIM, TA’DIB........................................................................2
1. Makna Tarbiyah..................................................................................2
2. Makna Ta’lim......................................................................................2
3. Makna Ta’dib......................................................................................2
4. Analisis perbandingan, ta’dib dan tarbiyah

BAB III PENUTUPAN..............................................................................................12


A.Kesimpulan..............................................................................................................12

DAFTAR ISI...............................................................................................................1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun sebuah
peradaban, khususnya peradaban yang Islami , sebagaimana yang dijelaskan dalam
QS. Al-Alaq ayat 1yang berbunyi : “Iqra’,ayat ini diturunkan oleh Allah sangat
berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah Rasulullahpun dalam menyebarkan
Islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para
sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul Arqom” sampai membentang ke
seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan umat manusia di
penjuru dunia.
Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang membanggakan
bagi umat Islam, Madinah Al Munawarah. Sejarahpun mencatat banyak Negara yang
memperkokoh bangsanya ataupun bisa segera bangkit dari keterpurukan dengan
upaya membangun pendidikan. Wajar, karena dari pendidikanlah lahir sebuah
generasi yang diharapkan mampu membangun peradaban tersebut. Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu pengaruh kuat
terhadap kemajuan atau kegemilangan sebuah peradaban.
Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan hangat bagi
para pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin disadari pentingnya dalam
melahirkan sebuah generasi tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar.
Apabila kita menerima teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori
pendidikan, maka disadari atau tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang
bersifat metafisis dalam Al Qur’an dan Sunnah
Pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Hal itu bisa
dimengerti karena tujuan pendidikan mempunyai kedudukan yang amat
penting. Karena didasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah. berangkat dari pengertian

1
inilah akan menjadikan pondasi yang akan menyangkut konsep bangunan pendidikan
itu sendiri. Istilahpun akan memberikan pemahaman yang utuh, mengingat istilah
tidaklah bebas nilai akan tetapi sarat akan nilai-nilai yang mengikutinya Dalam hal
pendidikan, bersandar pada Al Qur’an dan Hadits dikenal beberapa istilah yang
dianggap mewakili pengertian tersebut. Hal ini disebabkan istilah pendidikan tidak
disebutkan secara langsung dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Sebenarnya, banyak
istilah yang dianggap mendekati makna pendidikan, diantaranya Al Tansyi’ah, al
Islah, Al Ta’dib atau al Adab, Al Tahzib, Al Tahir, Al Tazkiyyah, Al Ta’lim, Al
Siyasah, Al Nash wa Al Irsyad dan al Akhlaq. bahkan sumber lain menambahkan
dengan istilah at Tarbiyin dan at Tadris. Namun, dalam persidangan dunia pertama
mengenai pendidikan islam pada tahun 1977, menegaskan bahwa pendidikan
didefinisikan sebagai Al Tarbiyah, Al Ta’lim dan Al Ta’dib secara bersama-sama.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tarbiyah, , Ta’lim dan Ta’dib?
2. Bagaimanakah analisis perbandingan antara konsep tarbiyah ta’lim dan
ta’dib?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui makna dan tujuan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib
2. Untuk mengetahui analisis perbandingan antara konsep ta’lim’, ta’dib dan
tarbiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dab efisien.
Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran belaka, melainkan pendidikan merupakan
transpormasi nilai dan pembentukan kesadaran dan kepribadian peserta didik
disamping tranfer ilmu dan keahlian.[1]Pendidikan Islam secara bahasa
adalah tarbiyah Islamiyah. Sedangkan secara terminologi ada beberapa istilah tentang
pendidikan Islam diantaranya : Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga
mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar
ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud
Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam mengemukakan bahwa
“Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian
anak sesuai dengan ajaran Islam atau sesuatu upaya dengan ajaran Islam, memikir,
merumuskan dan berbuat berdasarkan nilai- nilai Islam, serta bertanggungjawab
sesuai dengan nilai-nilai Islam”.[2]
Sedangkan menurut Azzumardi Azra pendidikan Islam merupakan suatu
proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yangdiwahyukan Allah
kepada Muhammad Saw. Melalui proses yang manaindividu dibentuk agar dapat
mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai
kholifah di muka bumi yang dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan
dunia dan akhirat.[3]

3
Dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam bukansekedar
transfer knowledge tetapi lebih mrupakan suatu sistem yang ditata diatas pondasi
keimanan dan kesalehan, yaitu suatu sistem yang terkait secaralangsung dengan
Tuhan.
Dari beberapa pengertian pendidikan Islam diatas, dapat penulis simpulkan
bahwa pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi
dirinya (shohih li nafsihi) dan orang lain (sholih li ghoirihi). Serta membentuk
kepribadian seseorang menjadi insan ulul kamil, artinya manusia yang utuh rohani
dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal. Jadi, dapat diutarakan
bahwa konsepsi pendidikan model Islam, paradigma pendidikan Islam tidak hanya
pada sebagai upaya pencerdasan semata, tetapi juga penghambaan diri kepada
Tuhannya.

1. Makna Tarbiah
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata ini memiliki banyak arti,
akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestariannya atau eksistensinya.[4]
Sedangkan menurut istilah kata tarbiyah merupakan tindakan mengasuh,
mendidik dan memelihara. Kata tarbiyah pada arti yang luas menjadi pengembangan,
peningkatan, ketinggian, kelebihan dan perbaikan.[5]Kata yang mengandung
pengertian tarbiyah adalah kata rabb yang memiliki arti memperbaiki, mengurus,
mengatur dan juga mendidik.
Menurut Prof. Nurcholish Majid, bahwa pendidikan itu tidak semata- mata
hanya diberikan oleh kedua orang tua.[6] Karena makna rabbayānī (‫ ) ربياني‬yang
dimaksud dalam Q.S. Al-Isro’ 17: 24 itu adalah kasih sayang ( rahmah ). Oleh karena
itu kata nurabbika ( ‫ )نربك‬yang pernah diucapkan Fir‘aun kepada nabi Musa tidak
berarti Fir‘aun mendidiknya, tetapi maknanya adalah Fir‘aun yang membesarkan nabi
Musa. Dan kata membesarkan di sini bukan menanamkan ilmu pengetahuan di
dalamnya ( Tarbiyah simply means cherishing, without necessarily including the

4
inculcation of knowledge in the cherishing).[7] Dan kata tarbiyah jika diartikan
pendidikan maka memiliki makna tidak khusus untuk manusia saja : bisa kepada
mineral ( barang tambang ), tanam-tanaman ( plants ), dan hewan ( animals ).
Tarbiyah islamiyah atau pendidikan islam dapat dibedakan dari pendidikan
lainnya dengan melihat segi pengertian umum dan khusus. Dari segi pengertian
umum, ia tidak jauh berbeda dengan pengertian umum pendidikan manapun, kecuali
hanya beberapa segi saja yang dapat membedakannya dari model lainnya. Sedangkan
dari segi pengertian khusus sudah jelas, ia mempunyai perbedaan dengan pendidikan
non islam.

2. Makna Ta’lim
Secara bahasa (etimologi), ta’lim ( ‫ ) تعليم‬merupakan bentuk masdar dari kata
‘allama - yu’allimu - ta’liman ( ‫ يعلم – تعليما‬- ‫ ) علم‬yang berarti pengajaran. Dalam al
quran, kata ta’lim muncul dalam berbagai surat. Sedangkan menurut istilah
(terminologi) kata ta’lim adalah merujuk kepada pengajaran yang bersifat pemberian
atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Selanjutnya Thalib mengatakan bahwa Ta’lim memiliki arti memberitahukan
sesuatu kepada seseorang yang belum tahu. Allah SWT. Berfirman : “ Ya Tuhan
kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Rasulullah
bersabda :“Barang siapa yang mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh pahala
orang yang mengamalkannya”
Kata dasar yuallimu terdapat di beberapa firman Allah SWT, Yaitu :
“ Dan Demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-
Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-
Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, …”

5
Istilah Mu’allim atau pengajar yang berarti orang yang melakukan pengajaran, juga di
munculkan dalam hadith, Nabi Muhammad SAW. Bersabda:
“Ajarkanlah mereka untuk ta’at kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada
Allah serta suruhlah anak-anak kamu untuk menaati perintah-perintah dan menjauhi
larangan-larangan. Karena itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka ”
Dalam hal ini ungkapan (‫ )اعملو‬diberikan kepada orang tua yang berlaku sebagai
mu’allim sedangkan pelajarnya (muta’allim) atau yang diajari adalah anak-anaknya.
Umar ibn Khatab, berkata:
“Ajarkanlah memanah dan berenang kepada anak-anak kamu, dan suruhlah mereka
melompat keatas kuda dengan sekali lompatan”
Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif
semata-mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim hanya mengedepankan
proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu’alim) dan yang diajar
(muta’alim). Misalnya pada surat Yusuf, ayat 6, berarti ilmu pengetahuan yang
dimaksud, diajarkan atau dialihkan kepada Nabi adalah tabir mimpi. Sedangkan pada
surat Al Maidah ayat 4, ilmu yang dimaksud adalah ilmu berburu.
Ta’lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu menjadi tahu. Dari
perkataan Sa’ad bin Waqash, memberi makna anak-anak yang tidak tahu tentang
riwayat Rasulullah, diajarkan sehingga menjadi tahu. Namun, istilah ta’lim dari
beberapa ayat diatas menunjukkan bahwa ilmu yang bisa untuk dialihkan meliputi
semua ilmu termasuk diantaranya sihir. Sehingga memang istilah tersebut lebih dekat
pada pengajaran bukan pendidikan, karena pendidikan dalam pengertian Islam tentu
saja harus mengarah pada manusia yang lebih baik, sesuai peran dan fungsinya
didunia ini menurut Al Qur’an dan As Sunnah.

3. Makna Ta’dib
Secara bahasa, ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba- yuaddibu-
ta’diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib

6
dapat diartikan sebagai proses mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan
penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.
Menurut Prof. Wan Daud , Al-Qur’an menegaskan bahwa contoh ideal bagi
orang yang beradab adalah Nabi Muhammad saw yang oleh kebanyakan sarjana
muslim disebut sebagai manusia sempurna atau manusia universal (al-insān al-kullī).
Oleh karenanya pengaturan administrasi pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam
sistem pendidikan Islam haruslah merefleksikan manusia yang sempurna.[8]
Fakta bahwa pendidikan Nabi Muhammad saw dijadikan Allah sebagai
pendidik yang terbaik didukung oleh Al-Qur’an yang menunjukkan kedudukan
rasulullah saw yang mulia, suri tauladan yang baik. Ini kemudian dikuatkan oleh
hadits Nabi Muhammad saw yang berkata :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan ahlaq”
Dalam hadist di atas terdapat misi untuk menyempurnakan akhlak manusia .
Seseorang yang paling sempurna imannya menurut Rasulullah saw adalah orang yang
paling baik akhlaknya.
“Mukmin yang lebih sempurna keimanannya adalah mukmin yang paling baik
ahlaqnya.”
Dalam hal ini jika seorang itu telah beradab, secara otomatis telah memiliki
ilmu benar serta mempunyai tujuan kehidupan yang jelas mencakup spritual dan
material. Oleh karena itu, pemilihan istilah- istilah kunci dalam dunia pendidikan
Islam sangat menentukan perkembangannya pendidikan Islam di masa depan.
Ta’dib ini dapat mencetak manusia yang beradab, dapat terhindar dari sifat-
sifat kezhaliman (zhulm), kebodohan (jahl), dan kegilaan (junun). Sebab ilmu tidak
dapat dipindahkan atau diajarkan (transfer of knowledge) dengan sempurna oleh
seorang guru kepada muridnya dalam proses pendidikan kecuali jika telah
mempunyai adab terhadap berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan.

7
B. Analisis perbandingan antara konsep ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah
Istilah ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau
dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun
apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat
satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak. Oleh
karena itu ta’lim di sini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang di
butuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik. Sedangkan
pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya (punya
potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna.
Yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni
pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi. Adapun ta’dib, titik tekannya
adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan
kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Dengan pemaparan ketiga konsep di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia
pendidikan yaitu menghantarkan anak didik menjadi yang “seutuhnya”, perfect man,
sehingga mampu mengarungi kehidupan ini dengan baik.
At-Tadris adalah upaya menyiapkan murid ( mutadarris ) agar dapat membaca,
mempelajari dan mengkaji sendiri, yang dilakukan dengan cara mudarris
membacakan, menyebutkan berulang-ulang dan bergiliran, menjelaskan, mengungkap
dan mendiskusikan makna yang terkandung di dalamnya sehingga mutadarris
mengetahui, mengingat, memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari dengan tujuan mencari ridla Allah (definisi secara luas dan formal).
Dewasa ini, karena memang manusia sedang menghadapi perubahanyang
begitu cepat yang timbul sebagai ekses atau dampak dari kemajuan ilmupengetahuan
dan teknologi, dikursus-diskursus dan kajian-kajian mengenaikonsep pendidikan
menjadi tetap menarik dan bahkan, tidak dapatdihindarkan. Apalagi jika hal tersebut
didasarkan pada asumsi bahwa segalaproblem itu berpangkal dari suatu penerapan

8
konsep pendidikan yang merangsang serta mendorong ,progresivitas ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak terkendali.
Di kalangan dunia Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan
serta problem lainnya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan
berupa terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam.
Dalam hal ini banyak tokoh-tokoh pendidikan Muslim telah berusaha menyusun
suatu konsep pendidikan yang menurut keyakinan mereka sudah dapat dikatakan
relevan dengan tuntutan umat manusia dan perkembangan masa kini. Syed M.
Naquib al-Attas seorang pemikir pendidikan yang concern terhadap pendidikan.
Dalam karya monumentalnya “The Concept ofEducation In Islam: A Framework for
an Islamic Philosophy of Education”, dan dalam Konferensi Dunia Pertama dan
Kedua tentang Pendidikan Islam di Mekkah dan Islamabad, al-Attas mencetuskan dan
menawarkan bahwa konsep atau istilah yang tepat, benar, dan relevan untuk
pendidikan adalah konsep ta’dib, bukan ta’lim, tarbiyah, ataupun konsep yang
lainnya. Karena, menurut al-Attas, konsep tarbiyah hanya menekankan atau
menyinggung aspek fisikal dan emosional manusia (karena proses tarbiyah ini
berlaku tidak hanya untuk manusia an sich, tetapi berlaku untuk hewan dan tumbuh-
tumbuhan, oleh karena itu konsep tarbiyah kurang tepat untuk istilah pendidikan bagi
manusia). Sedangkan konsep ta’lim secara umum hanya menekankan pada transfer of
knowledge (aspek kognitif) dan pengajaran. Agar proses pendidikan berjalan secara
komprehensif -- yakni mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan ranah afektif, maka
al-Attas menawarkan konsep ta’dib

9
BAB III
KESIMPULAN
Penggunaan istilah dalam pendidikan berdasar pada Al Qur’an dan As Sunnah
yang tepat akan menjadi sangat penting, karena akan mempengaruhi konsep
pendidikan khususnya pendidikan dalam pengertian Islam. Pengertian pendidikan
akan mendasari tujuan, metode sampai pada kurikulum pendidikan itu sendiri.
Mengadopsi seluruh istilah atau menggabungkannya sebagai upaya untuk
mengakomodasi saja tidaklah cukup, mengingat strukturnya dan penekanannya akan
berbeda. Apabila ta’dib adalah istilah yang paling mewakili pendidikan dalam islam,
maka adab akan menjadi stressing dalam pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya
pada pendidikan agama saja.
Walaupun demikian tarbiyyah dan ta’lim merupakan istilah yang memilki
kaitan erat langsung dengan pendidikan itu sendiri. Proses pengembangan diri dan
pengajaran adalah bagian penting dalam pendidikan untuk mencapai tujuan manusia
sebagai hamba allah.
Berbagai konsepsi-kosepsi tentang pendidikan islam ini ternyata memiliki
keunikan makna yang terkandung dalam Al-qur’an dan Al-Hadits, karena Al-qur’an
bagaikan cahaya yang terpancar dalam setiap sudut mutiara yang menunjukan
kekayaan makna lafad-lafadz dalam ayat-ayat al-qur’an. kata at-tarbiyat, at-ta’lim, at-
tadris, at-tahdzib, maupun at-ta’dib menunjukkan satu konsep pendidikan dalam
Islam. Kelima istilah ini saling melengkapi dan tercakup dalam tujuan pendidikan
islam yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Terjadi pada diri manusia dalam arti yang
umum dan mengisyaratkan adanya komponen-komponen pokok dalam pendidikan,
adanya isyarat bagi guru untuk meningkatkan diri, prosesnya bertahap dan
berkelanjutan, menuntut adab-adab tertentu dan metode yang mudah diterima dan
dilakukan dengan baik dan bijak, adanya tujuan perolehan pengetahuan/ pembinaan
akal, perubahan ke arah yang lebih baik, melahirkan amal shalih, akhlak yang baik/
pendidikan jiwa, mewujudkan insan muslim sempurna, untuk taat beribadah
memperoleh ridla Allah s.w.t.

10
Istilah At-tarbiyah lebih tepat digunakan sebagai kata yang mewakili
pendidikan islam, hal ini memiliki landasdan filosofis : Q.S. Ali Imran ; 79, perintah
untuk menjadi insan rabbani.

11
Daftar pustaka

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, 1991, Jakarta, Bumi Aksara.

Al-Syaibani, Muhammad al-Toumi, Falsafah Pendidikan Islam(terjemah) Hasan

Langgulung, 1979, Jakarta, Bulan Bintang.

Achmadi Abu, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, 1950, Yogyakarta,

Aditya Media.

Mahmud,Ali Abdul , Halim Pendidikan Ruhani, 2000, Jakarta, Gema Insani.

Nata, Abuddin ,Filsafat Pendidikan Islam, 2001, Ciputat, PT.Logos Wacana Ilmu.

Samsul Nizar, Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, 2011, jakarta, Kalam Mulia,

Cetakan ke- 3.

Moh. Haitami salim & syamsul kurniawan, studi ilmu pendidikan islam, 2012,jakarta,

Ar-Ruzz Media

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,1995, Jakarta, Bumi Aksara

Jurnal Al Banjari, Wacana Dikotomi Ilmu Dalam Pendidikan Islam Dan

Pengaruhnya, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni 2006, 35

Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,Materi

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).Cet.III (Malang :UIN-Maliki

Press,2012)

Prof. Al-Attas, The Concept of Education in Islam,

12
Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, “Konsep al-Attas tentang Ta’dīb: (Gagasan

Pendidikan yang Tepat dan Komprehensif dalam Islam)”, dalam Islami, Th II No.

6/Juli-September 2005: 77).

[1] Moh. Haitami salim & syamsul kurniawan, studi ilmu pendidikan islam. Ar-Ruzz

Media: jakarta. 2012. H. 18

[2]Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 152

[3]Jurnal Al Banjari, Wacana Dikotomi Ilmu Dalam Pendidikan Islam Dan

Pengaruhnya, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni 2006, 35

[4]

[5]Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,Materi

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).Cet.III (Malang :UIN-Maliki

Press,2012),h.16.

[6]Ibid,h.16.

[7]Prof. Al-Attas, The Concept of Education in Islam, h.28.

[8]Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, “Konsep al-Attas tentang Ta’dīb: (Gagasan

Pendidikan yang Tepat dan Komprehensif dalam Islam)”, dalam Islami, Th II No.

6/Juli-September 2005: 77).

13

Anda mungkin juga menyukai