Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM


MATKUL: ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Oleh Kelompok III

NURFITRIANI
NIM: 20300122008
IRMA FATIMAH
NIM: 20300122026

Dosen Pengampu

Dr. Hj. Musdalifah, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2O23
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
ILMU PENDIDIKAN ISLAM dengan judul: "LANDASAN FILOSOFIS
PENDIDIKAN ISLAM". Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan
kritik, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Pengertian Landasan Filosofis Pendidikan Islam .................................................. 3
B. Peranan Filosofis Pendidikan Islam ....................................................................... 5
C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam.............................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................. 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah
tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efesien metode atau
cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu
pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan
Pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan
pendidikannya.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang
sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lainnya.
Hewan juga belajar dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar
tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti
merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju
kehidupan yang lebih berarti.
Mengingat hakikat Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya
memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat
manusia sebafgai salah satu landsannya. Konsep hakikat manusia yang
dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek
pendidikannya.
Pandangan klasik tentang Pendidikan, pada umumnya dikatakan
sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekaligus. Pertama,
mempersiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu
pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan
peranan yang diharapkan. Ketiga, mantransfer nilai-nilai dalam rangka
memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi
kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga
tersebut memberikan pengertian bahwa Pendidikan bukan hanya transfer
of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian, Pendidikan
dapat menjadi helper bagi umat manusia.

1
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Filosofis Pendidikan Islam
b. Peranan Landasan Filosofis Pendidikan Islam
c. Ruang Lingkup Filosofis Pendidikan Islam
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Filosofis Pendidikan Islam
b. Untuk mengetahui Landasan Filosofis Pendidikan Islam
c. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Filosofis Pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Filosofis Pendidikan Islam


Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, mengartikan Pendidikan islam
sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidapan pribadinya atau
kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui
proses kependidikan, perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai islam. Istilah yang
dipergunakan untuk menunjuk kepada Pendidikan islam adalah al-Tarbiyyah, al-
Ta’lim, dan al-ta’dib. Ketiga istilah tersebut merupakan istilah Bahasa Arab yang
memiliki konotasi (pengertian) masing-masing.
Yusuf Amir Faisal mengemukakan istilah al-Tarbiyyah dan al-ta’dib
memiliki pengertian lebih dalam dibanding dengan istilah al-ta’lim. Al-ta’lim
berarti hanya pengajaran (penyampaian pengetahuan) sedangkan al-Tarbiyah dan
al-Ta’dib mengandung makna pembinaan, pimpinan dan pemeliharaan. Al-Ta’lim
telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan Pendidikan islam. Mengacu pada
pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap nama-nama
atau benda ciptaan Allah. Menurut Rasyid Rida, sebagaiman dikutip Jalaluddin, al-
Ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu
tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Sedangkan kata al-Tarbiyah
pengertian dasarnya menunjukkan kata tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensi sesuatu dengan kata
lain ini paling banyak dipergunakan dibandingkan dengan isitilah lainnya.

3
Penggunaan kata al-Tarbiyah, tidak terbatas pada manusia saja, melainkan
meluas pada species-species lain seperti tanaman dan hewan. Makna semantiknya
yang begitu luas menyebabkan istilah al-Tarbiyyah tidak tepat untuk mengartikan
Pendidikan yang dalam konsep Pendidikan islam hanya berlaku untuk manusia.
Beberapa alasannya, sebagaimana dikemukakan al-Attas berikut: Pertama, istilah
al-Tarbiyyah dipergunakan juga untuk peternakan hewan dan perkebunan. Padahal
Pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang khusus untuk manusia. Kedua,
sebagaimana yang digunakan dalam al-Quran, istilah al-Tarbiyyah tidak
mencerminkan faktor-faktor esensial pengetahuan dan intelektual yang pada
dasarnya merupakan komponen-komponen inti dalam Pendidikan islam. Ketiga,
kalaupun istilah al-Tarbiyyah bisa diberikan pengertian yang berkaitan dengan
pengetahuan, maka konotasinya cenderung kepada kepemilikan pengetahuan,
bukan kepada proses penanamannya. Sedangkan menurut al-Attas inti dari
pendidikan islam adalah “proses penanaman”, bukan kepada kepemilikannya. Al-
Ta’dib, menurut al-Attas, sebagaimana dikutip dari Al-Rasyidin, adalah istilah yang
paling tepat untuk menunjukan Pendidikan islam, makna dari kata ini adalah
pengenalan dan pembinaan yang secara berangsur-angsur (berproses) dilakukan
dan ditanamkan kedalam diri manusia (peserta didik) tentang nilai-nilai segala
sesuatu didalam tatanan penciptaan.
Filsafat Pendidikan islam adalah pengetahuan yang membahas segala
persoalan yang menyangkut kependidikan yang bersumber pada ajaran islam,
dengan maksud memperoleh jawaban, dan selanjutnya dipergunakan sebagai arah
pelaksanaan dan pengembangan Pendidikan islam agar berdampak positif bagi
kehidupan umat islam.

4
Filsafat Pendidikan islam secara struktural merupakan bagian dari filsafat
islam dan secara fungsional tidak terlepas dari Pendidikan islam, mempunyai peran
dan tujuan tertentu yang terkait dengan islam sebagai system agama yang universal.
Tujuan dan peranan filsafat Pendidikan islam, setidaknya diarahkan pada dua sisi.
Pertama, pengembangan konsep-konsep filosofis tentang Pendidikan islam yang
diimplikasinya menghasilkan teori-teori baru yang akan dikembangkan ilmu
Pendidikan islam. Kedua, yaitu perbaikan dan pembaruan serta pengembangan
pelaksanaan Pendidikan islam.
Secara keseluruhan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
filsafat Pendidikan islam adalah upaya berpikir filosofis dalam mengubah tingkah
laku individu dengan proses bimbingan terhadap rohani dan jasmani dalam
kehidupan pribadi atau masyarakat dan alam sekitanya melalui proses Pendidikan
dengan dilandasi nilai-nilai islam yang bersumber pada ajaran islam.
Sederhananya filsafat Pendidikan islam adalah upaya berpikir filosofis
tentang realitas kependidikan yang bersumber pada ajaran islam.
B. Peranan Filosofis Pendidikan Islam
Pendidikan memeliki peran yang sangat urgen dalam membangun sebuah
peradaban. Bahkan dapat dikatakan, Pendidikan merupakan pilar utama dalam
upaya membangun peradaban yang bermartabat. Oleh sebab itu, sejarah mencatat
bahwa tidak satupun peradaban yang pernah memimpin dunia melainkan diawali
dengan ilmu pengetahuan.
Islam pernah memimpin peradaban dunia selama lebih kurang 800 tahun.
Ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa ditutupi. Ketika dunia barat sedang berada
dalam zaman kegelapan, islam telah memimpin peradaban umat manusia selama
beratus-ratus lamanya.
Islam memimpin peradaban dunia berawal dari tradisi dan budaya ilmu.
Bangsa Arab yang merupakan tempat awal datangnya islam sebelumnya adalah
bangsa yang tidak dikenal. Mereka hidup dalam kegelapan yang disebut zaman
jahiliyah. Jahiliyah sendiri berasal dari kata “jahil” yang berarti “bodoh”. Bahkan
al-Quran menyebut mereka sebagai orang-orang yang berada dalam kesesatan yang
nyata.

5
Akan tetapi bangsa yang berada dalam kesesatan yang nyata itu bangkit
menjadi bangsa yang bermartabat dan mampu membangun peradaban.
Kebangkitan itu berawal dari datangnya seorang nabi dengan membawa Risalah
islam yang menjunjung tinggi budaya ilmu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
al-Quran surah al-Imran ayat 164:
“ sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman Ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) ditengah-tengah
mereka dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-
ayatnya membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada meraka Al kitab
dan Al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
Rasulullah SAW. sangat memperhatikan Pendidikan dan mendorong
umatnya untuk terus belajar. Banyak hadis-hadis beliau yang berisi motivasi dan
anjuran untuk menuntut ilmu. Bahkan beliau mewajibkan kepada umatnya untuk
mempelajari ilmu, sebagaimana dalam hadis “menuntut ilmu adalah wajib bagi
setiap muslim”.
Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang menjadi pilar Pendidikan
umat. Misalnya pada perang badar kaum muslimin berhasil menawan sejumlah
kaum musyrikin. Ada beberapa usulan yang dikemukakan oleh para sahabat terkait
sikap dan perlakuan terhadap para tawanan itu. Salah satu opsi yang disetujui oleh
beliau adalah dengan membayar tebusan atau mengajar baca tulis kepada anak-anak
kaum muslimin. Sikap ini merupakan kebijakan yang sangat strategis karena dapat
mempercepat proses terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dikalangan
masyarakat muslim.
Disamping itu, Rasulullah SAW. juga terlibat secara langsung dalam
kegiatan Pendidikan. Beliau membacakann ayat-ayat al-Quran, mengajarkan Al
kitab dan As sunnah serta menta’dib dan mentazkiyah (mensucikan) hati para
sahabat dengan ilmu yang beliau ajarkan. Dan Ketika Ralullah SAW. tidak bersama
mereka, para sahabat senior menyampaikan pelajaran yang telah mereka dengar
lebih dulu dari Rasulullah saw.

6
Pendidikan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW. terbukti berhasil
membangun peradaban dunia yang mulia dan bermartabat. Dalam waktu singkat
masyarakat islam Ketika itu mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam
berbagai aspek kehidupan, tidak hanya terbatas pada pemahaman, penghayatan,
pengmalan ajaran islam yang bersifat ukhrawi, tetapi juga teraplikasi pada aspek
kehidupan duniawi. Kejayaan peradaban islam pada masa-masa selanjutnya, juga
tidak terlepas dari tradisi ilmu yang telah tertanam dikalangan masyarakat muslim.
Akan tetapi Pendidikan islam dewasa ini hampir kehilangan pamornya
sebagai suatu proses yang mengantarkan setiap anak adam menjadi manusia
seutuhnya. Institusi-institusi Pendidikan saat ini memiliki fasilitas, namun institusi-
institusi tersebut masih belum cukup berhasil melahirkan sosok manusia beradab.
Sebabnya visi dan misi Pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia
yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi Pendidikan. Penekanan kepada
pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan
moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terjadi.
Peranan filsafat Pendidikan islam adalah harus mampu menjawab segala
permasalahan dalam bidang Pendidikan. Baik yang berkaitan dengan system cara
pengajarannya dan lain sebagainya. Sebagaimana disebutkan oleh Omar
Mohammad al-Taumy al-Syaibany, bahwa filsafat Pendidikan islam harus mampu
memberikan kemanfaatan bagi khasanah Pendidikan islam berupa:
1. Membantu para perancang dan pelaksana Pendidikan dalam membentuk
pemikiran yang benar terhadap proses Pendidikan.
2. Memberikan dasar bagi pengkajian Pendidikan secara umum dan khusus.
3. Menjadi dasar penilaian pendidikan secara menyeluruh.
4. Memberi sandaran intelektual, bimbingan bagi pelaksana Pendidikan untuk
menghadapi tantangan yang muncul dalam bidang Pendidikan, sebagai
jawaban dari setiap permasalahan yang timbul da;am bidang Pendidikan,
sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang timbul dalam bidang
Pendidikan.

7
5. Memberikan pendalaman pemikiran tentang Pendidikan dan hubungannya
dengan faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik dan
berbagai kehidupan lainnya.
C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Kajian tentang filsafat Pendidikan islam meliputi permasalahan; Pertama,
filsafat, kedua, Pendidikan islam. Karena itu menganalisis filsafat Pendidikan islam
sejatinya didahului dengan memahami dasar-dasar tentang filsafat dan Pendidikan
islam. Sebab permasalahan masing-masing aspek tersebut memiliki ruang lingkup
yang sangat luas. Kajian dan pemikiran mengenai Pendidikan islam misalnya,
Pendidikan islam itu pada dasarnya menyangkut seluruh aspek kebutuhan dan/atau
kehidupan umat manusia, khusunya umat islam. Ketika dilakukan kajian dan
dirumuskan pemikiran mengenai tujuan Pendidikan islam, maka tidak dapat
dilepaskan dari tujuan hidup umat islam. Karena tujuan Pendidikan islam pada
hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat islam, sehingga dasar tujuan
Pendidikan islam sesungguhnya sama dengan tujuan hidup umat islam.

Filsafat Pendidikan islam merumuskan tujuan Pendidikan islam dalam


rangka mencapai tujuan hidup umat islam. Bila tujuan hidup umat islam untuk
mencapai derajat ketakwaan yang sempurna, maka tujuan Pendidikan islam adalah
pembinaan peserta didik agar menjadi insan bertakwa. Dengan demikian,
mewujudkan ketakwaan dalam diri peserta didik menjadi tujuan akhir Pendidikan
islam. Dengan demikian, pada dasarnya ruang lingkup kajian filsafat Pendidikan
islam bertumpu pada Pendidikan islam itu sendiri, baik menyangkut
rumusan/konsep dasar pelaksanaan, maupun rumusan pemikiran antisipatif untuk
mengatasi problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan Pendidikan islam.

8
Adapun ruang lingkup kajian filsafat Pendidikan islam mempunyai dua
orientasi; objektif teoritis dan objektif praktis. Orientasi pertama, menghendaki
penelitian agama agar bersifat murni dan teoritis melalui bidang; tradisi
keislamamn (sumber ajaran islam yang diyakini sebagai sumber kebenaran abadi),
dan bidang dasar eksistensi ajaran islam yang dapat dilakukan dengan pendekatan
teologis. Orientasi kedua, bidang yang menyangkut perilaku keagamaan umat islam
dan aturan-aturan keislaman yang mengatur bagaimana umat islam haru berperilaku
sesuai dengan ajaran agamanya dan bidang eksperimen atau pengalaman
keagamaan, baik pengamalan pribadi maupun masyarakat muslim.
Melalui kajian objektif teoritis dan praktis, pendidik muslim dapat
mengetahui esensi dari unsur-unsur poko Pendidikan islam. Satu diantaranya
pendidik dapat memilih kurikulum yang sesuai dengan bakat dan kemampuan
peserta didik, sehingga bakat dan kemampuan tersebut dapat dibina dan
dikembangkan untuk mencapai tujuan Pendidikan islam.
Dengan demikian, ruang lingkup filsafat Pendidikan islam meliputi
pengkajian terhadap objektif teoritis dan objektif praktis dalam rangka menggali,
Menyusun dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan yang bersifat sistematis,
radikal dan universal.
Berpikir sistematis yaitu berpikir logis dan rasional tentang inti
permasalahan kependidikan islam yang dihadapi dan hasil pemikirannya tersusun
secara sistematis, satu aspek dengan aspek lainnya saling berhubungan dan holistic.
Berpikir radikal yaitu melakukan penyelidikan sampai keakar permasalahan
kependidikan islam. Berpikir universal yaitu menyeluruh dan mengandung
generalisasi pada semua jenis dan tingkat kenyataan yang ada didalam lingkup
kependidikan islam, baik dimasa lalu, sekarang maupun dimasa mendatang.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, mengartikan Pendidikan islam


sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidapan
pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam
sekitarnya melalui proses kependidikan, perubahan itu dilandasi dengan
nilai-nilai islam. Istilah yang dipergunakan untuk menunjuk kepada
Pendidikan islam adalah al-Tarbiyyah, al-Ta’lim, dan al-ta’dib. Ketiga
istilah tersebut merupakan istilah Bahasa Arab yang memiliki konotasi
(pengertian) masing-masing.
2. Pendidikan memiliki peran yang sangat urgen dalam membangun sebuah
peradaban. Bahkan dapat dikatakan, Pendidikan merupakan pilar utama
dalam upaya membangun peradaban yang bermartabat. Oleh sebab itu,
sejarah mencatat bahwa tidak satupun peradaban yang pernah memimpin
dunia melainkan diawali dengan ilmu pengetahuan.
3. Kajian tentang filsafat Pendidikan islam meliputi permasalahan; Pertama,
filsafat, kedua, Pendidikan islam.

B. Saran

Dari kesimpulan materi diatas, penulis berharap agar pembaca dapat


memahami dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. Penulis juga memohon maaf
apabila ada penulisan kata di dalam makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Filsafat Pendidikan Islam (Medan: Cv Merdeka Kreasi Group,


2021)
Sudarto, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai