Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM”


Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dengan Dosen Pengampu:


Muhammad JAMIL, M.Pd.I

Disusun Oleh:

ZAHROTUL HUSNA
NPM : 2201020003

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas limpahan
rahmat dan nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan
kepada saya.Sholawat bersamaan dengan salam juga mari kita hadiahkan kepada baginda nabi
kita Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar
kelak. Amin ya Rabbal 'Alamin.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad JAMIL, M.Pd.I Selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam dan juga memberikan motivasi serta
pengarahan yang tiada henti pada proses pembelajaran. Melalui makalah ini semoga
menambah wawasan bagi kita semua.Karena besar harapan saya agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Saya meyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Saya
berharap kepada pembaca agar kiranya dapat memberikan kritik dan sarannya agar nantinya
bisa membuat laporan yang lebih baik lagi.

Medan, 04 Maret 2023

ZAHROTUL HUSNA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan Islam................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam................................................................... 7
C. Fungsi Pendidikan Islam......................................................................................... 7
D. Tujuan Pendidikan Islam......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan
pentingnya pendidikan. Istilah ini terjelaskan dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya.
Salah satu di antaranya melalui pendekatan terminologis. Secara derivative Islam itu sendiri,
memuat berbagai makna, salah satu di antaranya yaitu kata “Sullam” yang makna asalnya
adalah tangga. Dalam kaitannnya dengan pendidikan, makna ini setara dengan makna
“peningkatan kualitas” sumber daya insani (layaknya tangga, meningkat naik).
Dalam perkembangan peristilahan dewasa ini terutama sejak dekade 1970-an sering
terjadi diskusi berkepanjangan berkenaan dengan wacana apakah Islam memiliki konsep
tentang pendidikan atau tidak. Sementara para ahli berasumsi, bahwa Islam tidak memiliki
konsep, karena itu maka penerapan pendidikan selama ini hanyalah mengadopsi konsep dan
sistem pendidikan Barat, yang kini mendominasi sistem pendidikan secara global 1. Asumsi
demikian tentu tidak boleh dengan serta merta disalahkan, kendatipun tidak bisa secara
mutlak kita terima. Salah satu argumen yang biasa diajukan mereka adalah, karena sampai
sekarang peristilahan yang secara baku dan konsisten disepakati semua pihakbelumlah ada,
kecuali dalam wujud polemik yang tidak berkesudahan2.
Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
yang semakin kompetitif, konsepsi tentang pendidikan terutama pendidikan Islam semakin
hangat dibicarakan. Para ahli mencoba menggali peristilahan pendidikan Islam dari berbagai
metode dan merumuskannya dengan berbagai istilah, terutama dari al-Qur’an dan al-Hadis.
Sebenarnya, konsep pendidikan menurut pandangan Islam harus dirujuk dari berbagai
aspek, antara lain aspek keagamaan, aspek kesejahteraan, aspek kebahasaan, aspek ruang
lingkup dan aspek tanggug jawab. Adapun yang dimaksud dengan aspek keagamaan adalah
bagaimana hubungan Islam sebagai agama dengan pendidikan. Maksudnya adalah, apakah
ajaran Islam memuat informasi pendidikan hingga dapat dijadikan sumber rujukan dalam
penyusunan konsep pendidikan Islam. Sedangkan aspek kesejahteraan merujuk kepada latar
belakang sejarah pemikiran para ahli tentang pendidikan Islam dari zaman ke zaman,

1
Asumsi ini muncul disebabkan, karena dalam dasawarsa terahir ini, pendidikan pada umumnya di
dominasi oleh pihak Barat. Sehingga mereka beranggapan bahwa konsep pendidikan yang pertama kali muncul
adalah dari dunia Barat.
2
Abdul Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta :Kalam Mulia, 2002), h. 1

1
khususnya mengenai ada tidaknya peran Islam dalam bidang pendidikan dalam kaitannya
dengan peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
Kemudian yang dimaksud dengan aspek kebahasaan adalah bagaimana pembentukan
konsep pendidikan atas dasar pemahaman secara etimologi. Selanjutnya aspek ruang lingkup
diperlukan untuk mengetahui tentang batas-batas kewenangan pendidikan menurut ajaran
Islam. Demikian pula perlu diketahui siapa yang dibebankan tugas dan kewenangan untuk
melakukan pekerjaan mendidik, yaitu siapa saja yang menurut ajaran Islam dibebankan
kewajiban itu3.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan islam?
2. Apa ruang lingkup pendidikan Islam?
3. Apa fungsi pendidikan Islam?
4. Apa tujuan Pendidikan islam?.

BAB II
3
Jalaluddin, Teknogi Pendidikan, (Jakarta :PT. Raja Grapesindo Persada, 2003), h. 71

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


Istilah pendidikan pada dasarnya berasal dari kata “didik” dengan memberi awalan
“pe” dan menambah ahiran “kan” yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan
sebagainya)4. Istilah pendidikan ini pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu
“paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau
bimbingan. Dalam bahasa Arab, istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang
berarti pendidikan.5
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.6
Pengertian pendidikan Islam dilihat dari segi peristilahan, akan ditemukan beberapa
istilah yang muncul dari beberapa akar kata – ditinjau dari bahasa Arab yang berbeda. Namun
beberapa pengertian itu pada dasarnya mempunyai tujuan dan pengertian yang sama, yaitu
mengarah kepada “pendidikan Islam”. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang peristilahan
pendidikan Islam tersebut, akan diuraikan lebih lanjut dari segi etimologi (lugathan) dan
terminologi (istilahan).
1. Pengertian Etimologi (lughatan)
Dari sudut pandang bahasa, pendidikan Islam berasal dari khazanah istilah bahasa
Arab yang diterjemahkan, mengingat dalam bahasa itulah ajaran agama Islam diturunkan.
Menurut yang tersirat dalam al-Qur‟an dan al-Hadis, dua sumber utama ajaran Islam, istilah
yang dipergunakan dan dianggapnya relevan sebagai menggambarkan konsep dan aktivitas
pendidikan Islam itu ada tiga, yaitu ; at-Tarbiyah, at-Ta‟lim, dan at-Ta‟dib dan ketiganya
pernah direkomondasikan dalam konfrensi Internasional pertama tentang pendidikan Islam di
Makkah pada tahun 1977 :

4
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1992), h.250
5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2004), h. 1
6
Ibid

3
The meaning education on Islam totality in the concef of Islam in herent in conotation
of there each these conveys concerning man is his sociaety and environment in
relation to God Islam related to ten other, and together they represent the scope of
education in Islam both “Formal” and “non Formal” (Confrence Book, 1977 : 17)
Senada dengan itu Samsul Nizar sebagaimana yang dikutip dari Ahmad Syalabi
mengatakan bahwa istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada
term al-Tarbiyah, al-Ta‟dib dan al-Ta‟lim. Dari ketiga Istilah tersebut term yang paling
populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-Tarbiyah. Sedangkan term
al-Ta‟dib dan al-Ta‟lim jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah
digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam.7
1. Al-Tarbiyah
Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah secara bahasa merupakan kata yang
berasal tiga (3) akar kata, yakni, pertama raba – yarbu, yang berarti bertambah atau

bertumbuh. Pengertian ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an, surat Al-Rum, ayat 39. 8 Kedua,

berasal dari rabiya-yarba, yang berarti menjadi dasar, dan yang ketiga, rabba-yarubbu,
yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara.
Pengertian ini dapat dilihat pada Al-Qur’an, surat Al-Isra, ayat 24. 9 Sementara, menurut
Naquib Al-Attas, kata tarbiyah mengandung konotasi mengasuh, menanggung, memberi
makan, mengembangkan, memelihara, menumbuhkan (membentuk) dan juga menjadikannya
lebih matang. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah adalah proses
mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi kematangan bagi suatu
objek. Bahkan dalam hal ini, Imam Baidawi memperjelas makna Tarbiyah dengan “Al Rabbu
fi al Ashli bima’na al-Tarbiyah, wahiya al-Tabligh al-Syai’u ila kamalihi syai’an fa syay’an
(Al-Rabb asal katanya bermakna Tarbiyah, yakni menyampaikan atau mengantarkan sesuatu
menuju ke arah kesempurnaan sedikti demi sedikit).
2. Al-Ta’dib
Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti pengenalan dan
pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang

7
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam ; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat
Press, 2002), h. 25
8
Wa mã ãtaitum min ribban liyarbũ fi amwãli al-nas falã yarbũ ‘inda Allah (Dan suatu riba
(tambahan) yang kalian berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah.
9
rabbi irhamhumâ kamâ rabbayâni shaghirâ (ya Tuhan, sayangilah keduanya (ibu-bapak)
sebagaimana mereka telah memelihara (mengasuhku) sejak kecil).

4
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing
ke arah pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud
dan keberadaannya.10 Pengertian ini didasarkan pada Hadits Rasulullah saw. yang
mengatakan “addabani rabbi fa ahsana ta’dibi” (Tuhanku telah mendidikku, sehingga
menjadikan baik pendidikanku). Kata Ta’dib ini menurut Naquib Al-Attas merupakan istilah
yang lebih mendekati pemahaman ilm. Atau dengan kata lain Ta’dib dipahami sebagai istilah
pendidikan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran, pengetahuan dan pengasuhan.
Oleh karenanya, Naquib beranggapan bahwa penggunaan istilah Ta’dib lebih proporsional
ketimbang istilah Tarbiyah untuk menyebut istilah Pendidikan Islam.
3. Al-Ta’lim
Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,
istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir
untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan
penanaman amanah.11. Batasan pengertian ini dipahami lebih luas cakupannya dibandingkan
dengan istilah Al-Tarbiyah, terutama dalam konteks sequency (cakupan dan wilayah) subjek
atau objek didiknya. Sementara menurut Athiyah Al-Abrasy, ta’lim diartikan dengan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-Ta’lim merupakan
bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya mencakup domaik kognitif saja dan tidak
menyentuh aspek (domain) afektif dan psikomotorik.
4. Riyadhah
Istilah riyadhah merupakan istilah pendidikan yang digunakan dan dikembangkan
oleh Imam Al-Ghazali untuk menyebutkan istilah pelatihan terhadap pribadi individu pada
fase anak-anak, atau yang dikenal dengan riyadhatusshibyan.12 Imam Al-Ghazali dalam
mendidik anak, lebih menekankan pada domain afektif dan psikomotor dibandingkan
penguasan dan pengisian domain kognitif (intelektual).
Dalam praksisnya, para pakar berbeda pendapat mengenai definisi pendidikan Islam
itu sendiri. Berikut beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam dalam mendefinisikan
istilah Pendidikan Islam;
a. Muhammad Athiyah Al Abrasyi; “Pendidikan Islam (Al Tarbiyah Al Islamiyah)
adalah usaha untuk menyiapkan manusia agar hidup dengan sempurna dan bahagia,

10
Muhaimin, et.al., Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofisdan Kerangka Dasar
Operasionalisasinya, (Bandung: PT. Trigenda Karya, 1993), cet.ke-1, h. 133-134
11
Lihat, Abd. Halim Soebahar, Op. Cit., h. 4-5, dan Muhamin, et.al., Ibid., h. 132
12
Muhaimin, et.al., Loc.Cit., h. 134

5
mencintai tanah air, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya,
mahir dalam pekerjaan, manis tutur katanya baik lisan maupun tulisan.
b. D. Marimba; Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam.
c. M. Yusuf Al Qardawi; pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal
dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karenanya pendidikan
Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya
serta manis dan pahitnya13.
d. Hasan Langgulung; Pendidikan Islam merupakan suatu proses penyiapan generasi
muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di
akhirat14.
e. Azyumardi Azra; Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek saja dari ajaran Islam
secara keseluruhan. Karenanya, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup
manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu
bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan berbahagia di dunia dan akhirat15.
f. Zakiyah Daradjat; Pendidikan Islam merupakan proses pembentukan kepribadian
manusia sebagai muslim16.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan pendidikan
Islam adalah proses bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani dan rohani yang
berdasarkan pada ajaran dan dogma agama (Islam) agar terbentuk kepribadian yang utama
menurut aturan Islam dalam kehidupannya sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di
akhirat nanti.
Pertanyaan yang muncul dan dapat didiskusikan adalah dari beberapa istilah tersebut
(tarbiyah, ta’dib, ta’lim dan riyadhah) manakah yang relevan untuk menyebutkan dan
mewakili istilah pendidikan Islam?, Pertanyaan lain yang dapat dimunculkan adalah

13
Yusuf Al Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Prof. H. Bustami A.
Ghani dan Drs. Zainal Arifin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 157
14
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung: Al Ma’arif, 1980), h.
94
15
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta:
PT. Logos Wacana Ilmu, 2000), cet.ke-2, h. 8
16
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet. ke-4, h. 27-28

6
“apakah pendidikan Islam itu sama atau berbeda dengan pendidikan pada

umumnya berkaitan dengan dasar (sumber), orientasi serta nilai yang

ditransfer”.
Secara sederhana yang dimaksud dengan Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang
membahas dan memuat teori tentang pendidikan Islam. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan
apakah dalam Ilmu Pendidikan Islam, terdapat teori yang tidak berdasarkan Islam?. Untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Ilmu Pendidikan Islam ini, maka akan
diulas terlebih dulu mengenai pengertian ilmu itu sendiri. Menurut Ahmad Tafsir, Ilmu
merupakan pengetahuan yang logis dan mempunyai bukti empirik dan dilakukan dengan cara
riset (penelitian).17 Singkatnya menurut Tafsir yang dimaksud dengan ilmu haruslah memuat
objek yang empiris serta dapat diterima dengan logis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan ilmu adalah
pengetahuan yang diperoleh manusia atas dasar riset, bersifat empiris dan dapat dilakukan
dengan menggunakan indera dan akal. Pertanyaannya kemudian, apakah Pendidikan Islam
sudah memenuhi aspek-aspek tentang Ilmu tersebut atau belum?. Jika sudah maka
Pendidikan Islam dapat dikategorikan sebagai ilmu (science), akan tetapi jika salah satu
syaratnya hilang, maka Pendidikan Islam belum “layak” dikategorikan sebagai suatu ilmu
(science). Seperti disinggung dimuka, bahwa Ilmu Pendidikan Islam secara teoritikal
merupakan pengetahuan yang membahas tentang teori-toeri pendidikan yang berdasarkan
atas Islam, yang oleh karenanya pembahasan yang dimuat dalam Ilmu Pendidikan Islam
adalah teori-teori yang terkait dengan pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits.
B. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
Sebagaimana pengertiannya, maka lingkup bahasan yang menjadi kajian Ilmu
Pendidikan Islam ini adalah masalah-masalah pendidikan atas dasar ajaran Islam yang
mencakup aspek tujuan, pendidik, anak didik, bahan, metode, kurikulum, alat, evaluasi dan
lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan Islam.
C. Fungsi Pendidikan Islam
Secara sederhana, fungsi Pendidikan Islam adalah sarana untuk menyediakan fasilitas
yang dapat memungkinkan tugas pendidikan Islam dapat tercapai dan berjalan dengan lancar.
Menurut Kurshid Ahmad, fungsi pendidikan Islam adalah:

17
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),
cet.ke-4, h. 15

7
1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis
besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan dan melatih tenaga-tenaga
manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.
D. Tujuan Pendidikan Islam
Sebelum membahas lebih jauh tentang tujuan pendidikan Islam, terlebih dahulu
penulis mengemukakan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.18
Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan menuju suatu tujuan karena pekerjaan
tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak menentuan dalam prosesnya.
Lebih-lebih dalam proses pendidikan yang bersasaran pada kehidupan psikologi peserta
didik yang masih berada pada taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang
paling penting dalam proses kependidikan itu. Karenanya dengan adanya tujuan yang
jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang digunakan, mendapat corak dan isi
serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan Islam mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu
sesuai dengan pandangan Islam sendiri yang harus direalisasikan melalui proses yang
terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan nonfisik yang
sama dengan nilai-nilainya.
Idealitas tujuan dalam proses kependidikan Islam mengandung nilai-nilai Islami
yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara
bertahap.19 Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-
nilai Islam yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses
kependidikan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai
Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik muslim melalui proses
yang terfokus pada pencapaian hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab,

18
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. I; Jakarta: Visimedia, 2007), h. 5
19
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam-Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Cet.II,Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 53-54

8
sehingga sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat dan
memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah
manusia muslim paripurna yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt, sebagai
mana firman-Nya dalam QS Al-An’am/6: 162
         
Terjemahnya:
“Katakanlah (Muhammad): "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.20
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam sama luasnya dengan kebutuhan
manusia modern masa kini dan masa yang akan datang karena manusia tidak hanya
memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai
kehidupan yang bahagia di akhirat.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi
berpendapat bahwa:
1. Tujuan pendidikan Islam adalah akhlak. Menurutnya, pendidikan budi pekerti
merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Islam telah memberi kesimpulan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam, dan tujuan
pendidikan Islam yang sebenarnya adalah mencapai suatu akhlak yang sempurna.
Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan
jasmani, akal, ilmu maupun ilmu pengetahuan praktis lainnya, melainkan bahwa
kita sesungguhnya memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak sebagaimana halnya
memperhatikan ilmu-ilmu yang lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan dalam
jasmani, akal, ilmu, dan juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, cita rasa dan
kepribadian.21 Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah mendidik budi
pekerti dan pembentukan jiwa.
2. Memperhatikan agama dan dunia sekaligus. Sesungguhnya ruang lingkup
pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula
terbatas hanya pada dunia semata-mata. Rasululllah SAW pernah mengisyaratkan
setiap pribadi dari umat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunianya sekaligus,
sebagaimana sabdanya:

20
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, h. 201.
21
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan oleh; Abdulllah Zaky
Alkaaf (Cet.I; Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 13.

9
“Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup untuk selama-lamanya
dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari”
Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW tidak hanya
memikirkan dunia semata, tetapi beliau juga memikirkan untuk bekerja dan beramal
bagi kehidupan akhirat. Karena itu tujuan pendidikan Islam bukan hanya untuk
pencapaian kebahagiaan dunia tetapi juga untuk pencapaian kebahagiaan akhirat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-Tarbi
yah, al-Ta‟lim dan al-Ta‟dib. Ketiga term ini mengandung arti dan makna yang berbeda,
walupun kadang-kadang ketiganya dipakai dalam konteks pendidikan Islam. Dari
ketiga istilah tersebut, pemakaian kata al-Tarbiyah mendapat tempat yang sangat
populer di dalam dunia pendidikan Islam, sehingga istilah pendidikan Islam di
istilahkan dengan “al-Tarbiyat al-Islamiyah”. Sedangkan term al-Ta‟lim dan al-Ta‟dib
jarang sekali digunakan. Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu ketiga term tersebut
memiliki kesamaan makna.
Walaupun kata al-Tarbiyah lebih populer dipakai dalam pendidikan Islam, tetapi
menurut Abdul Fattah Jalal, kata yang paling sesuai dengan pendidikan Islam tetapi menurut
Abdul Fattah Jalal, kata yang paling sesuai dengan pendidikan Islam adalah kalimat al-
Ta‟lim. Fattah mengemukakan argumentasi bahwa makna ta‟lim tidak hanya terbatas pada
pengetahuan yang lahiriyah, akan tetapi mencakup pengetahuan teoritis dan keterampilan
yang dibutuhkan dalam kehidupan, perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman
untuk berprilaku. Argumentasi lain di kemukakan oleh Fattah adalah bahwa manusia pertama
yang mendapat pengetahuan dari Allah adalah Nabi Adam sebagaimana yang tertuang dalam
al-Qur‟an (Q.S Al-Baqarah : 31). Sedangkan mmenurut Al-Attas, bahwa konsep yang paling
cocok dipakai untuk pendidikan Islam adalah kata al-Ta‟dib.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mujib, 2006, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam, (Dari:
http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-
islam.html, Diakses padatanggal 21 September 2017)

Ahmad Tafsir, 2007, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Armai Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Jakarta: Ciputat Pers.

Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, 2010, Ilmu Pendidikan Islam,Bandung: CV. Pustaka
Setia.

Hasan Basri, 2009, Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hasan Langgulung, 1986, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Heri Gunawan, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Jujun Suriasumantri, 2009, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

M. Roqib, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, LKIS: Yogyakarta. Muhaimin, 2002, Paradigma
Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

Muhibbin Syah, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Muzayin Arifin, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara.

Pusat Bahasa Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), Jakarta: Balai
Pustaka.

Ramayulis, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: KALAM MULIA.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Zakiah Daradjat, 2014, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/TI/article/view/252/233

file:///C:/Users/NUR%20DILLA/Downloads/252-430-1-SM.pdf

12
13

Anda mungkin juga menyukai