Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR STUDI PEMIKIRAN ISLAM

Tentang

KONTESKTUALISASI TEOLOGI DAN ASPEK


PERKEMBANGANNYA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Miskal Yasta H : 2214090037

Tria Saputri : 2214090039

Yashifa Raihani Haq : 2214090066

Dosen Pengampu
Dr. Susilawati, M.A

PRODI TADRIS IPS B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah pemakalah ucapakan ke hadirat Allah SWT. Karena kasih sayangnya
pemakalah dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya sholawat
Berangkaikan salam kepada tauladan umat sedunia yaitu Nabi Muhammad saw. Agar kelak
kita mendapat syafaat darinya di akhirat nanti. Pemakalah membuat makalah ini dalam
rangka menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Ibuk Dr.Susilawati.M, A.Dalam mata
kuliah “Pengantar Studi Pemikiran Islam”. Dengan judul makalah “Kontekstualisasi Teologi
dan Aspek Perkembangannya”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dengan bertambahnya pengetahuan
tentang Konsep Perkembangan Teori Administrasi Pendidikan. Pemakalah juga menyadari
bahwa manusia tidak luput dari kelasahan dan kekhilafan. Begitu juga dengan makalah ini
tentu masih ada kesalahan dankekurangan di dalamnya, baik dari materi maupun penulisan
nya. Maka dari itu pemakalahmemberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi siapa pun yang
ingin memberikan kritik dansaran yang membangun bagi pemakalah.

Padang, 13 September 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... ii

Bab l PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang..................................................…………….….
……………..…. 1

B. Rumusan Masalah.......……........………………………….……….….
……….….….... 2
C. Tujuan Masalah…………….….………………….….…….…….……..
….……….…..…....2
BAB ll PEMBAHASAN………….…….….………..….…...
………………………..…….…………3

A. Kontekstualisasi Teologi Dalam Masyarakat.………….……...……….


……. 3

B. Aspek-Aspek Perkembangan Teologi..……….………….……………..


…….…. 5
BAB lll Penutup ...……….….………………….….…….…….……..…..…..
…....………………. 8

A. Kesimpulan ……….….………………….….…….…….……..…..…..
…....………………… 8
B. Saran…...……….….………………….….…….…….……..…..…..…....
……..………….…… 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontekstualisasi merujuk pada proses memahami suatu konsep atau teks dalam konteks
sosial, budaya, sejarah, dan lingkungan di mana konsep atau teks tersebut muncul. Dalam
teologi, kontekstualisasi berarti memahami ajaran agama dan keyakinan dalam konteks
sosial, budaya, dan sejarah di mana agama tersebut muncul dan berkembang.Teologi sendiri
merujuk pada studi tentang kepercayaan dan praktik agama, termasuk pemahaman tentang
Tuhan, manusia, alam semesta, moralitas, dan kehidupan setelah kematian. Teologi juga
melibatkan interpretasi dan aplikasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Definisi
kontekstualisasi teologi menurut John Titaley ialah manusia memahami kehidupan dengan
kesadaran bahwa Tuhan ikut terlibat dalam kehidupannya sehari-hari meliputi budaya dengan
menyertakan Tuhan, kitab suci, ilahi, politik dan lain-lain. Dalam tulisan ini pengertian
kontekstualisasi akan dipersempit, seperti yang dirumuskan oleh Titaley bahwa
kontekstualisasi adalah ketika gereja mampu menyadari keberadaannya sebagai bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kontekstualisasi teologi adalah proses menginterpretasikan dan menerapkan ajaran


agama dalam konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana agama tersebut berkembang. Ini
melibatkan pemahaman tentang bagaimana agama tersebut mempengaruhi masyarakat dan
bagaimana masyarakat mempengaruhi pengembangan agama tersebut. Kontekstualisasi
teologi juga melibatkan mempertimbangkan perbedaan budaya dan sosial dalam
penerapan ajaran agama. Kontekstualisasi teologi telah menjadi topik yang penting dalam
perkembangan teologi modern. Ini berasal dari kesadaran bahwa agama dan kepercayaan
tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana mereka muncul.Aspek
perkembangan kontekstualisasi teologi termasuk pengembangan metode dan pendekatan baru
dalam memahami ajaran agama dalam konteks sosial dan budaya. Ini melibatkan kajian
antropologi, sosiologi, dan sejarah untuk memahami konteks sosial dan budaya di mana
ajaran agama muncul.

Pendidikan agama juga telah menjadi fokus utama dalam kontekstualisasi teologi. Ini
melibatkan pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan pemahaman tentang konteks
sosial dan budaya dalam memahami ajaran agama. Hal ini membantu siswa untuk memahami
agama dalam konteks mereka sendiri, serta memberikan keterampilan dan pemahaman yang
diperlukan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.Namun,
ada juga kritik terhadap kontekstualisasi teologi, terutama dalam hal pengorbanan keaslian
ajaran agama. Beberapa orang menganggap bahwa kontekstualisasi dapat merusak esensi
ajaran agama itu sendiri dengan menyesuaikannya dengan nilai-nilai modern atau budaya
tertentu.

Secara keseluruhan, kontekstualisasi teologi tetap menjadi topik yang penting dan menarik
untuk dibahas dalam masyarakat modern yang semakin kompleks dan beragam. Dengan
mempertimbangkan konteks sosial dan budaya, teologi dapat memberikan pandangan yang
lebih luas dan mendalam tentang ajaran agama, serta membantu dalam mengatasi isu-isu
sosial yang kompleks.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kontekstualisasi Teologi di dalam Masyarakat?


2. Apa Saja Aspek-Aspek Perkembangan Teologi?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Kontekstualisasi Teologi dalam Masyarakat.


2. Mengetahui Aspek Aspek Perkembangan Teologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kontekstualisasi Teologi Dalam Masyarakat


Istilah Teologi (Theology) berasal dari bahasa Yunani “theo-logia” yang akar
katanya ialah theos (God) dan logos (discourse). Teologi selanjutnya secara
sempit dapat dijelaskan sebagai “Suatu diskursus atau percakapan tentang Allah,
atau percakapan mengenai yang ilahi”. Apabila seseorang berpikir tentang “Yang
Ilahi” serta mempercakapkannya, maka ini dapat dikatakan sebagai teologi karena
ia sedang meramu pikiran atau ide menjadi sebuah konsep. Lebih luas Teologi
telah dipahami sebagai pengajaran tentang Allah sehingga Teologi digolongkan
sebagai sebuah bidang ilmu yang menaungi bidang studi agama lainnya.

Pengertian TeologiKata teologi berasal dari bahasa Yunani yaitu


theologiayang merupakan gabungan dari dua kata theos (Tuhanatau Allah) dan
logos (ilmu atau bahasa). Jadi, teologi bisadiartikan sebagai ilmu yang berkaitan
dengan Tuhan atau Allah.1Istilah teologi sendiri pertama kali muncul pada
karya republicPlato, kemudian dimodifikasi oleh Aristoteles dengan mema-
sukkannya pada wilayah pembahasan metafisika. Aristotelesmengistilahkannya
dengan “theological philosophy” dan “theologi-cal knowledge” yang
ditempatkannya sebagai ilmu yang beradadi urutan ketiga setelah matematika
dan fisika.2

Jika teologi adalah logos atau ilmu, maka pada prinsipnyateologi bersifat
dinamis sebagaimana sifat ilmu itu sendiri. Ia akanberdialog dan berdialektika
dengan zaman yang mengitarinyadimana teologi itu hidup dan berkembang.
Teologi tidak bolehberakhir pada sikap statis, kejumudan, dan kemandekan.

1
Muhaemin Latif, Teologi Pembahasan dalam Islam(Jakarta : Orbit Publishing. 2017)hlm, 2.
2
Jean Yves Lacoste, Encyclopedia of cristian theologhy(ney York: Routledge, 2005)hlm, 1555
Nafasteologi adalah progresifitas dan revolusioner. Hanya dengan sikap
Perkembangan Teologi Moderndan paradigma seperti ini, teologi akan abadi pada
setiap zamandan waktu.

Dalam konteks teologi Islam, disinilah dikenal denganistilah islam shalih li


kulli zamaan wa makaan (Islam aktual danadaptif di segala ruang dan
waktu).Teologi adalah interpretasi terhadap suatu agama. Dalamkonteks ini,
teologi harus dibedakan dengan agama. Agama adalahsesuatu yang suci, sakral,
mutlak kebenarannya, sementara teologiadalah sesuatu yang profan, kebenarannya
bisa saja keliru, karenapada prinsipnya teologi adalah interpretasi terhadap suatu
agama.Artinya, setiap agama memiliki teologi, karena segala yang ber-kaitan
dengan interpretasi terhadap agama tersebut adalahteologi. Agama sendiri tidak
mungkin tidak ditafsirkan, karena iabernegosiasi dengan keadaan dimana manusia
menjadi aktor dariinterpretasi itu. Sementara heterogenitas manusia
meniscayakanperbedaan itu sendiri.Kondisi di atas juga menyebabkan dalam
setiap agama bia-sanya memiliki ragam dan pluralitas teologi. Bahkan dalam
inter-nal satu teologi, misalnya dalam teologi Islam, dikenal teologi syiah,teologi
ini dikenal banyak memiliki sekte-sekte internal dalamteologinya. Karena
sekali lagi, teologi itu persoalan tafsir terhadapsatu agama yang bisa saja berbeda
tafsirnya antara satu golongandengan golongan yang lain. Demikian juga dengan
agama-agamabesar lainnya yang hidup di bawah kolong langit ini,
misalnya,dalam tradisi Kristen, terdapat banyak sekali sekte-sekte
yangmuncul dari agama ini, yang tidak hanya berbeda dari segi pema-haman,
tetapi juga seringkali berbeda dalam tata cara beribadahserta tempat ibadahnya.

Umat Islam di Indonesia yang biasanya hanya akrab dengan ilmukalam,


ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, justeru umat Islam lebih banyakyang menggunakan
istilah teologi itu sendiri daripada istilah-istilahmereka sendiri yang berasal dari
Bahasa Arab. Mereka sepertinyatidak lagi mementingkan persoalan genealogi
term teologi itu sendiriyang sejatinya berasal dari tradisi agama lain.Perbedaan
dalam pengistilahan tersebut tidak lagi memengaruhi cara pandang umat Islam
dalam melihat makna teologi.Bahkan buku-buku atau karya-karya yang ditulis
sendiri olehorang Islam, justeru memakai istilah teologi, bukan kalam, tauhidatau
ilmu ushuluddin, seperti buku “teologi Islam” yang ditulisHarun Nasution,
buku yang berisi tema-tema klasik dan menjadi buku pegangan mahasiswa dalam
bidang ilmu kalam, ilmu tauhiddalam lingkup Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
(PTKI).4 Selainitu, buku yang ditulis oleh Sukidi, juga menyebut istilah
teologidalam bukunya, “teologi inklusif Cak Nur”. Buku ini berisi pema-haman
Islam yang inklusif Nurckholish Madjid terkait berbagaipersoalan ketuhanan
dan kemanusiaan.5Dalam diskursus tasawuf atau sufisme, teologi juga
menjadiistilah penting dalam menjelaskan pemikiran seorang sufi.Misalnya,
model dan cara pandang tasawuf yang dikembangkanoleh Ibnu Arabi dikenal
dengan istilah “teologi negatif”.6 Tiga bukutersebut di atas setidaknya bisa
menjadi indikator bahwa maknateologi yang berasal dari tradisi Kristen tidak
lagi menjadipersoalan penting dalam kajian keislaman.

Teologi juga bisadiartikan dengan ilmu kalam, tauhid, ilmu ushuluddin,


dan ilmuaqidah.Karena teologi adalah soal penafsiran atau interpretasi,
makateologi dalam perkembangannya tidak hanya berbicara persoalan
Modernissu-issu klasik, seperti soal dosa besar, keadilan Tuhan,

kekuasaanmutlak Tuhan, dan seterusnya. Teologi kemudian meresponperubahan


masyarakat yang selalu bertransformasi denganperubahan zaman. Situasi inilah yang
kemudian dirasakan olehumat Islam Indonesia pada era tahun 1970 dan 80 an,
teologiberkembang, berintegrasi dengan issu-issu kekinian yang dekatdengan realitas sosial.
Misalnya, muncullah istilah teologi pem-bangunan, teologi transformatif, teologi
perdamaian3

B. Aspek- Aspek Perkembangan Teologi

Aspek Teologi sederhananya berarti aspek Ketuhanan. Yaitu yang membahas


tentang Tuhan, keberadaan, dan sifat-sifatnya. Aspek teologi ini berisi
pandangan atau perspektif beberapa kelompok/ aliran dalam Islam yang
berkenaan tentang Tuhan. Sebagai contoh Tradisionalisme dan Liberalisme.
Tradisionalisme disini diartikan sebagai pemikiran suatu aliran yang lebih
memilih dan menggunakan wahyu/ dalil ketimbang kekuatan akal, sedangkan
Liberalisme adalah pola pikir suatu aliran yang lebih banyak menggunakan
akal disbanding wahyu. Kedua pemikiran ini dibahas lebih mendalam dalam
kajian Ilmu Kalam, dan aliran-aliran yang masuk di dalam pembahasan ini
disebut dengan aliran kalam
Aspek Teologi memiliki peran yang sangat penting. Karena dari sinilah
inti dariajaran agama Islam tersebut. Seperti yang kita ketahui, Islam
mengajarkan tentangkeimanan/ kepercayaan terhadap Tuhan yang Esa. Maka,
aspek ini sangat menarikuntuk dipelajari.Pada dasarnya, Tuhan adalah Sang
Pencipta alam semesta. Maka dari itu, perlumembahas tentang arti penciptaan,
materi yang diciptakan, hakikat roh, kejadian alam,hakikat akal, hakikat
wujud, arti qidam (tidak bermula) dan lainnya.
Islam memiliki cakupan yang sangat luas dan ajaran Islam bersifat
dinamis(kecuali dalam ibadah). Seringkali timbul kesalahpahaman yang
mengatakan bahwaajaran agama Islam hanya sebatas iman dan shalat saja.
Padahal, jika dipahami darisegala aspeknya, Islam memberikan pemahaman
yang sangat kompleks dan detaildalam setiap bahasannya.Aspek Teologi
sangat erat kaitannya dengan aspek lainnya.

3
Dr.Muhaemen Latif , Perkembangan Teologi Modern (Gowa : Alauddin University Press 2020)hlm, 4
Salah satunya aspek ibadat. Ibadat merupakan proses ‘timbal balik’ dari
manusia kepada Tuhannya. Sebenarnya, aspek ini adalah langkah atau
perbuatan manusia yang dilakukan untuklebih dekat kepada Tuhannya dengan
melakukan ritual yang sesuai ajaran Tuhanmelalui rasul dan kitab suci-
Nya.Ibadat dalam Islam pada dasarnya ada empat. Yaitu, shalat, puasa, zakat,
haji.Keempat ibadah tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu agar dekat
kepada Tuhandan mencapai ridha-Nya. Keempat ritual ibadah tersebut
memiliki poin penting yaitu “penyucian roh”. Iman seseorang dapat dilihat
dari seberapa tekun ia beribadah dan taat kepada Tuhan Nya .

Aspek Aspek Perkembangan Teologi:

1. Sejarah: Perkembangan teologi telah terjadi sepanjang sejarah gereja, dimulai


dari zaman Perjanjian Lama hingga zaman modern. Setiap periode memiliki
ciri khas dan konteks sosial-budaya yang berbeda, sehingga mempengaruhi
perkembangan teologi pada masa tersebut.
2. Konteks sosial: Konteks sosial-budaya juga memainkan peran penting dalam
perkembangan teologi. Perubahan dalam masyarakat, seperti perubahan
politik, ekonomi, dan budaya, dapat mempengaruhi cara orang memandang
agama dan teologi.
3. Metodologi: Metodologi yang digunakan dalam teologi juga berkembang
seiring waktu. Dari metode interpretasi literal pada abad pertengahan hingga
metode kritis modern, setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
4. Teologi sistematis: Teologi sistematis berkaitan dengan pengorganisasian
doktrin-doktrin ke dalam suatu sistem yang terstruktur. Perkembangan teologi
sistematis dipengaruhi oleh perubahan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan.
5. Teologi kontekstual: Teologi kontekstual menekankan pentingnya memahami
konteks sosial-budaya dalam memahami ajaran agama. Perkembangan teologi
kontekstual terjadi karena adanya kebutuhan untuk menghadapi tantangan-
tantangan baru dalam masyarakat.
6. Teologi pembebasan: Teologi pembebasan adalah teologi yang menekankan
pentingnya pembebasan dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan.
Perkembangan teologi pembebasan terjadi karena adanya kebutuhan untuk
menghadapi ketidakadilan sosial dan politik dalam masyarakat.
7. Teologi feminis: Teologi feminis menekankan pentingnya perspektif gender
dalam memahami ajaran agama. Perkembangan teologi feminis terjadi karena
adanya kesadaran akan ketidakadilan gender dalam masyarakat dan gereja.
8. Teologi ekologi: Teologi ekologi menekankan pentingnya hubungan manusia
dengan alam dan lingkungan. Perkembangan teologi ekologi terjadi karena
adanya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup untuk
keberlangsungan hidup manusia di masa depan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ajaran agama dan
keyakinan keagamaan. Teologi juga mencakup pemahaman tentang
hubungan antara manusia dengan Tuhan, moralitas, dan prinsip-prinsip
kepercayaan yang menjadi dasar ajaran agama. Teologi dapat membantu
orang memahami makna hidup, tujuan hidup, dan bagaimana menjalani
hidup yang bermakna dan berarti.Kontekstualisasi adalah proses
memahami dan mengembangkan suatu konsep atau teori dalam konteks
yang relevan dengan situasi atau lingkungan di mana konsep atau teori
tersebut digunakan. Dalam teologi, kontekstualisasi berarti memahami dan
mengembangkan teologi dalam konteks sosial, budaya, politik, ekonomi,
dan agama yang ada di masyarakat. Hal ini penting untuk membuat teologi
lebih relevan dan berguna bagi masyarakat dalam memecahkan masalah-
masalah keagamaan dan sosial yang dihadapi.

Kontekstualisasi teologi adalah pendekatan dalam memahami ajaran


agama yang menekankan pentingnya memperhatikan konteks sosial-
budaya dalam masyarakat. Pendekatan ini mengakui bahwa setiap
masyarakat memiliki ciri khas dan permasalahan yang berbeda-beda,
sehingga mempengaruhi cara orang memandang agama dan teologi.
Dalam konteks ini, teologi tidak hanya dilihat sebagai sesuatu yang
bersifat abstrak, tetapi juga harus memperhatikan realitas sosial-budaya di
sekitarnya. Dengan demikian, kontekstualisasi teologi dapat membantu
gereja dan masyarakat untuk menghadapi tantangan-tantangan baru dalam
masyarakat secara lebih efektif dan relevan.

Aspek Teologi sederhananya berarti aspek Ketuhanan. Yaitu yang


membahas tentang Tuhan, keberadaan, dan sifat-sifatnya.Sebagai contoh
tradisionalisme dan Liberalisme.Tradisionalisme disini diartikan sebagai
pemikiran suatu aliran yang lebih memilih dan menggunakan wahyu/ dalil
ketimbang kekuatan akal, sedangkan Liberalisme adalah pola pikir suatu
aliran yang lebih banyak menggunakan akal disbanding wahyu. Kedua
pemikiran ini dibahas lebih mendalam dalam kajian Ilmu Kalam, dan
aliran-aliran yang masuk di dalam pembahasan ini disebut dengan aliran
kalam.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih
terdapat kesalahan dan kekuangan dalam penyajian makalah maupun
materinya.Serta kekurangan sumber bererta rujukan.Dan masih terdapat
kekurangan dalam materi serta sumber rujukan dalam makalah,sehingga kami
berharap kritik dan juga saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini dimasa yang akan dating. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca terutama bagi kami sendiri.
Daftar Pustaka

Lacoste Yves Jean, Encyclopedia of cristian theologhy(ney York: Routledge, 2005)

Latif Muhaemin, Teologi Pembahasan dalam Islam(Jakarta : Orbit Publishing. 2017)

Latif Muhaemin , Perkembangan Teologi Modern (Gowa : Alauddin University Press 2020)

Anda mungkin juga menyukai