Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

“Metode Pendidikan (Surat Al – Maidah ayat 67)”


Dosen Pembimbing :
Hj. Tuty Alawiyah, MA

Disusun oleh kelompok 7 :

Muhammad Rifqi Alwy


Avianna Isna Irawati
Dewi Lestari Putri

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


ATTAQWA BEKASI
Jalan KH. Noer Alie, Ujungharapan, Bahagia, Babelan, Bekasi
1440 H / 2019 M.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya. Sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada junjungan Nabi

besar kita, Nabi Muhammad SAW , keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang

setia sampai akhir zaman.

Dalam makalah ini kami membahas tentang metode pendidikan (Surat Al-

Maidah ayat 67). Semua ini disusun berdasarkan isi serta pemahaman yang ada

dan didukung oleh sumber lain tentang permasalahan tersebut.

Dalam penyusunan makalah kami ini, tidak sedikit hambatan yang kami

hadapi. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan,

meskipun demikian semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan terutama bagi teman-teman dan para pembaca.

Bekasi, 11 April 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………...…...………………………………………...i

DAFTAR ISI……….……………………...……………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A) Latar belakang…………………………………………………………...……..1

B) Rumusan masalah………………………………………………………………2

C) Tujuan pembahasan…………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian metode pendidikan dalam surat Al-Maidah ayat 67……………...3

B. Ma’anil mufrodat dari surat Al-maidah ayat 67................................................3

C. Tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67…..............................................................4

D. Ayat lain yang berkaitan dengan metode pendidikan...……….……………...8

E. Hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam metode pendidikan.

….12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................13

B. Kritik & Saran……………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai suatu ilmu metodologi atau metode merupakan bagian dari perangkat

disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan

mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu, ilmu pendidikan sebagai salah

satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi pendidikan yakni, suatu ilmu

pegetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

seseorang, karena dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita yang

diinginkan. Untuk mencapai cita-cita tersebut seseorang membutuhkan pendidik

untuk membantunya mewujudkan cita-citanya tersebut. Tentunya seorang

pendidik harus memiliki metode atau cara yang tepat dalam mewujudkan itu

semua.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pengertian metode pendidikan dalam surat Al-Maidah ayat 67 ?

2. Apa ma’anil mufrodat dari surat Al-maidah ayat 67 ?

3. Bagaimana tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67 ?

4. Apakah ada ayat lain yang berkaitan dengan metode pendidikan ?

5. Apa hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam metode pendidikan?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian metode pendidikan dalam surat Al-Maidah ayat 67.

2. Menjelaskan ma’anil mufrodat dari surat Al-Maidah ayat 67.

3. Mengetahui tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67.

4. Menjelaskan ayat lain yang berkaitan dengan metode pendidikan.

5. Mengetahui hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam metode

pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Al – Qur’an surat Al – Maidah ayat 67

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

ِ َّ‫ك ِمنَ الن‬


َ‫اس ۗ اِ َّن هللا‬ ِ ‫ك ۗ َواِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ ۗ َوهللاُ يَ ْع‬
َ ‫ص ُم‬ َ ‫يَااَيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َما اُ ْن ِز َل اِلَ ْي‬
َ ِّ‫ك ِم ْن َرب‬

‫۝‬٦٧ َ‫اَل يَحْ ِدى ْالقَوْ َم ْال َكا فِ ِر ْين‬

Artinya :

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan

jika kamu tidak mengerjakan, berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan

Allah melindungimu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan

memberi petunjuk kepada kaum yang kafir”. (Q.S Al-Maidah : 67).

B. Ma’anil Mufrodat surat Al – Imran ayat 67

- ‫ يَاَأيُّهَا ال َّرسُوْ ُل‬: Hai Rasul

- ‫ بَلِّ ْغ‬: Sampaikanlah,

- َ‫ َما اُ ْن ِز َل اِلَ ْيك‬: Apa yang diturunkan kepadamu

- َ‫ ِم ْن َربِّك‬: Dari Tuhanmu

- ْ‫ َوِإ ْن لَّ ْم تَ ْف َعل‬: Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu)

- َ‫ فَ َما بَلَّ ْغت‬: Kamu tidak menyampaikan

- ُ‫ ِر َسالَتَه‬: Amanat-Nya

- َ‫ْس ُمك‬
ِ ‫ َوهللاُ يَع‬: Allah memelihara kamu

- ِ َّ‫ ِمنَ الن‬: Dari (gangguan) manusia


‫اس‬

3
- َ‫ اِ َّن هللا‬: Sesungguhnya Allah

- ‫ اَل يَ ْه ِدي‬: Tidak memberi petunjuk

- َ‫ ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِر ْين‬: Kepada orang – orang yang kafir

Balig artinya : “Sampaikanlah”. Terambil dari kata al-balag atau al-bulug

yaitu “sampai ke tujuan yang dimaksud baik berupa tempat, masa atau lainnya”.

Sedangkan masdarnya tablig artinya ajakan atau seruan dengan jelas dan

gamblang, karena pada masa awal-awal Islam tablig tersebut disampaikan secara

diam-diam dan sembunyi. Kata ballig dalam ayat tersebut tidak menyebutkan

obyeknya, ini berarti bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan penyampaian

ajaran agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Ayat ini pun

merupakan pelajaran yang indah bagi hamalatul ‘ilmi (orang berilmu), agar tidak

menyembunyikan sedikit pun dari ilmu yang ia miliki.

C. Tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67

Di dalam kitab Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman sambil

mengkhitabi hamba dan Rasul-Nya Muhammad SAW dengan ungkapan “Rasul”

dan menyuruhnya supaya menyampaikan seluruh perkara yang dibawanya dari

Allah. Dan Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan perintah itu dan

menjalankan risalah dengan sempurna.

Dalam shahih muslim ditegaskan dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW

mengatakan dalam Khutbahnya pada saat itu :

َ ‫ك قَ ْد بَلَ ْغتَ َوَأ َّديْتَ َون‬


‫َصحْ تَ فَ َج َع َل يَرْ فَ ُع‬ َ َّ‫َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّ ُك ْم َمسُْؤولُوْ نَ َعنِّ ْي فَ َما َأ ْنتُ ْم قَا ِئلُونَ ؟ قَالُوا نَ ْشهَ ُد َأن‬

ُ ‫ُأصْ بُ َعهُ ِإلَى ال َّس َما ِء َويَ ْن ُك ُسهَا ِإلَ ْي ِه ْم َويَقُوْ ُل اللَّهُ َم هَلْ بَلَّ ْغ‬
‫ت؟‬

4
“Wahai manusia, kamu akan dimintai pertanggung jawaban ihwal aku. Lalu, apa

yang akan kalian katakan? para sahabat berkata, Kami akan mempersaksikan

bahwa engkau telah menyampaikan risalah, menjalankannya, dan memberikan

nasihat. Maka beliau mengangkat jarinya ke langit, lalu menudingkannya kepada

mereka seraya bersabda, “Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikan risalah ?”

(HR. Muslim). 1

Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya menyampaikan

apa yang telah diturunkan kepadanya tanpa menghiraukan besarnya tantangan di

kalangan ahli kitab, orang musyrik dan orang-orang fasik. Ayat ini menganjurkan

kepada Nabi Muhammad agar tidak perlu takut menghadapi gangguan dari

mereka dalam membentangkan rahasia dan keburukan tingkah laku mereka itu

karena Allah menjamin akan memelihara Nabi Muhammad dari gangguan, baik

masa sebelum hijrah oleh kafir quraisy maupun sesudah hijrah oleh orang yahudi.

Apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada Muhammad adalah amanat yang

wajib disampaikan seluruhnya kepada manusia. Menyampaikan sebagian saja dari

amanat-Nya dianggap sama dengan tidak menyampaikan sama sekali.

Demikianlah kerasnya peringatan Allah kepada Nabi Muhammad.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas menyampaikan amanat adalah

kewajiban Rasul. Tugas penyampaian tersebut tidak boleh ditunda meskipun

penundaan itu dilakukan untuk menunggu kesanggupan manusia untuk

menerimanya, karena masa penundaan itu dapat dianggap sebagai suatu tindakan

penyembunyian terhadap amanat Allah.

1
Muhammad Nasib Ar – Rifa’I, ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 2, penerjemah, Syihabuddin,
Gema Insani, Jakarta : 2011.

5
Ancaman terhadap penyembunyian sebagian amanat Allah sama kerasnya

dengan ancaman terhadap sikap seseorang yang beriman kepada sebagian rasul

saja dan beriman kepada sebagian ayat Al-Qur’an saja. Meskipun seorang Rasul

bersifat maksum yakni terpelihara dari sifat tidak menyampaikan, namun ayat ini

menegaskan bahwa tugas menyampaikan amanat adalah kewajiban yang tidak

dapat di tawar-tawar atau di tunda-tunda meskipun menyangkut pribadi Rasul

sendiri seperti hal nya yang kemudian terjadi antara Zainab binti Jahsy dengan

Nabi Muhammad sebagaimana yang diuraikan dalam QS. Al-Ahzab ayat 37:

‫ك َما هَّللا ُ ُم ْب ِدي ِه‬


َ ‫ق هَّللا َ َوتُ ْخفِي فِي نَ ْف ِس‬
ِ َّ‫ك َوات‬ َ ‫َوِإ ْذ تَقُو ُل لِلَّ ِذي َأ ْن َع َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوَأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه َأ ْم ِس ْك َعلَ ْي‬
َ ‫ك زَ وْ َج‬

‫ض ٰى َز ْي ٌد ِم ْنهَا َوطَرًا َز َّوجْ نَا َكهَا لِ َك ْي اَل يَ ُكونَ َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ َح َر ٌج‬
َ َ‫ق َأ ْن ت َْخ َشاهُ ۖ فَلَ َّما ق‬
ُّ ‫اس َوهَّللا ُ َأ َح‬
َ َّ‫َوت َْخ َشى الن‬

‫ضوْ ا ِم ْنه َُّن َوطَرًا ۚ َو َكانَ َأ ْم ُر هَّللا ِ َم ْف ُعواًل‬


َ َ‫اج َأ ْد ِعيَاِئ ِه ْم ِإ َذا ق‬
ِ ‫فِي َأ ْز َو‬

Artinya :”Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah

melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat

kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang

kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya,

dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu

takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya

(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan

bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka,

apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada

isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi”.

Dalam hubungan ini Aisyah dan Anas berkata, “Kalaulah kiranya Nabi

Muhammad akan menyembunyikan sesuatu dalam Al-Qur’an, tentu ayat inilah

6
yang disembunyikannya. “Dari keterangan ‘Aisyah dan Anas ini jelaslah peristiwa

yang kemudian terjadi antara Zainab binti Jahsy dengan Zaid ialah perceraian

yang berkelanjutan dengan berlakunya kehendak Allah yaitu menikahkan Zainab

dengan Nabi Muhammad.

Hal tersebut tidak dikemukakan oleh Nabi Muhammad kepada Zaid ketika

ia mengadukan peristiwanya kepada Nabi Muhammad padahal beliau sudah

mengetahuinya dengan perantaraan wahyu. Nabi Muhammad menyembunyikan

hal-hal yang diketahuinya sesuai dengan kesopanan disamping menghindarkan

tuduhan-tuduhan yang di lancarkan oleh golongan orang-orang munafik.

Meskipun demikian Nabi Muhammad masih juga menerima kritik Allah seperti

diketahui pada ayat dalam surah Al-Ahzab tersebut.

Selanjutnya akhir ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan memberi

petunjuk kepada orang-orang kafir yang mengganggu Nabi Muhammad dan

pekerjaan mereka itu pastilah sia-sia karena Allah tetap melindungi Nabi-Nya dan

tetap akan meninggikan kalimat-Nya.

Asbabun Nuzul surat Al – Maidah ayat 67

Diriwayatkan oleh Ibnu mardawaih dan Diya’ dari Ibnu Abbas bahwa ayat

ini diturunkan pada masa permulaan islam dan masa permulaan Rasul

diperintahkan Allah melakukan dakwah secara umum. Sebagian mufasir

memandang bahwa perintah Allah kepada Rasul untuk melakukan dakwah

tersebut secara khusus kepada Ahli Kitab dan yang harus disampaikan itu ialah

yang dikandung oleh ayat ini.

7
Selanjutnya menurut Ibnu Mardawaih, Ibnu Abbas berkata : Rasulullah

ditanya, “Ayat manakah yang turun dari langit yang sangat berat bagimu,”

Rasulullah berkata, “Aku sedang berada di Mina pada suatu musim, sedang orang-

orang musyrik Arab dan masyarakat awam berkumpul pada musim tersebut.

Maka datanglah kepadaku Jibril membacakan ayat ini. Kata Nabi, “Lantas aku

berdiri di Aqobah lalu menyeru, “Wahai sekalian manusia siapakah di antaramu

yang menolong aku untuk menyampaikan amanat-amanat Tuhanku dan kamu

akan memperoleh surga. Hai sekalian manusia katakanlah tidak ada Tuhan

melainkan Allah dan aku (Muhammad) adalah utusan Allah kepadamu niscaya

kamu akan berbahagia, selamat sentosa dan kamu memperoleh surga.

”Kata Nabi, “Tidak ada seorang pun baik laki-laki maupun perempuan,baik

hamba sahaya perempuan dan anak-anak kecil, melainkan semua mereka itu

melempariku dengan tanah dan batu sambil berteriak “Pendusta yang murtad.”

Kemudian muncullah seseorang dan berkata, “Hai Muhammad jika engkau

Rasulullah maka sudah sampailah waktunya engkau mendoakan kecelakaan atas

mereka itu sebagaimana Nabi Nuh mendoakan kecelakaan atas kaumnya. Maka

berkata Rasulullah saw “Hai Tuhanku berilah petunjuk kaumku ini, karena

mereka tidak mengetahui dan tolonglah aku supaya mereka mengikuti ajakan-

ajakanku agar mereka taat kepada-Mu. “Kemudian datanglah Abbas paman Rasul

menolongnya dan mengusir orang-orang itu”. 2

D. Ayat lain yang berkaitan dengan Metode Pendidikan

2
AL – QUR’AN DAN TAFSIRNYA (Edisi yang disempurnakan), Kementerian Agama RI,
Jakarta : 2011.

8
Makhluk Allah yang di beri kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia.

Yang mana ilmu tersebut berguna ntuk bekal kehidupannya di dunia dan di

akhirat selanjutnya, setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan mereka

berkewajiban untuknya mengamalkan/mengajarkan ilmu tersebut, hendaknya

seorang guru memiliki wawasan tentang sistem pembelajaran. Salah satunya

yakni metode pembelajaran.

Di jelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

َ ِ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡۖ َوِإ َذا ق‬


ْ ‫يل ٱن ُش ُز‬ ۡ ْ ‫س فَ ۡٱف َسح‬ ۡ ْ ‫َأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َذا قِي َل لَ ُكمۡ تَفَ َّسح‬
‫وا‬ ِ ‫ُوا يَف َس‬ ِ ِ‫ُوا فِي ٱل َم ٰ َجل‬

ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر ٰ َج‬


ٞ ِ‫ت َوٱهَّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُونَ خَ ب‬
١١ ‫ير‬ ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ْ ُ‫وا يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ْ ‫فَٱن ُش ُز‬

Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al-

Mujadalah :11).

Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Apabila dalam proses pendidikan tidak menggunakan metode yang

tepat maka harapan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit untuk diraih. Metode

pembelajaran yang termuat dalam Al-Qur’an pun memiliki banyak macam.

Diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi,

1) Metode Diskusi

Kata jadilhum (‫ )جادلهم‬berasal dari kata jidal (‫ )جدال‬yang bermakna diskusi

yang di maksud Al-Qur’an adalah diskusi yang dilaksanakan dengan tata cara

yang baik dan sopan. Yang mana tujuan metode ini ialah untuk lebih

memantapkan pengertian sikap pengetahuan tehadap suatu masalah.

9
Definisi diskusi itu sendiri yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan

memberikan kesempatan siswa untuk membicarakan, menganalisa guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai

alternatif pemecahan masalah.

Dengan demikian pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas

peserta didiknya, atau untuk mengetahui siapa peserta didiknya yang berhasil

atau gagal. Allah berfirmaan dalam surah An-Nahl ayat 125 :

‫ض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ‬ َ َّ‫ك بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِعظَ ِة ۡٱل َح َسنَ ۖ ِة َو ٰ َج ِد ۡلهُم بِٱلَّتِي ِه َي َأ ۡح َس ۚنُ ِإ َّن َرب‬
َ ‫ك ه َُو َأ ۡعلَ ُم بِ َمن‬ ُ ‫ۡٱد‬
َ ِّ‫ع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬

·َ ‫َوهُ َو َأ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُم ۡهتَ ِد‬


‫ين‬

Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”.

2) Metode Ceramah

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam

menyampaikan atau mengajak orang mengikuti ajaran yang telah di tentukan.

Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf ayat 2-3 :

٢ َ‫إنَّٓا َأن َز ۡل ٰنَهُ قُ ۡر ٰ َءنًا َع َربِ ٗيّا لَّ َعلَّ ُكمۡ ت َۡعقِلُون‬

٣ َ‫ك ٰهَ َذا ۡٱلقُ ۡر َءانَ َوِإن ُكنتَ ِمن قَ ۡبلِ ِهۦ لَ ِمنَ ۡٱل ٰ َغفِلِين‬
َ ‫ص بِ َمٓا َأ ۡو َح ۡينَٓا ِإلَ ۡي‬ َ َ‫ك َأ ۡح َسنَ ۡٱلق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ن َۡحنُ نَقُصُّ َعلَ ۡي‬

Artinya :” Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan

berbahasa Arab, agar kamu memahaminya(2), Kami menceritakan kepadamu

kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu, dan

10
sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk

orang-orang yang belum mengetahui (3).

Ayat di atas menerangkan, bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an dengan

memakai bahasa arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi

menyampaikan kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Metode

ceramah adalah metode mengajar yang masih dominan dipakai, khususnya di

sekolah-sekolah tradisional.

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang sesuatu

proses,situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara

lisan oleh guru.

4) Metode Perintah

Metode perintah adalah metode yang mengandung makna

meminta/memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Yang isinya

jugamenyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki dan

mengharapkan respon. Perintah dalam bahasa arab disebut Amar. Amar

adalah suatu tuntunan (perintah) untuk melakukan sesuatu dari pihak yang

kedudukannya lebih tinggi kepada pihak yang tingkatannya lebih rendah.

5) Metode Debat Aktif

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat

penting untuk meningkatkan kemamouan akademik siswa. Metode debat

11
merupakan sebuah metode pembelajaran yang dimana siswa terbagi dalam

dua kelompok besar ataupun kecil. Yang terdiri dari pihak yang pro dan

kontra untuk beradu menyampaikan pendapat/tanggapan mereka di dalam

menghadapi suatu topik masalah yang telah di tentukan. Anggota kelompok

juga dapat bertanya kepada peserta debat.

E. Hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam Metode Pendidikan

Secara garis besar, pengertian metode adalah suatu jalan atau cara yang di

tempuh atau digunakan untuk menyampaikan suatu materi yang disajikan supaya

materi tersebut dapat diterima oleh seseorang, sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Dari pembahasan diatas jelas bahwa pendidik seyogyanya bisa sedikit banyak

meniru dan mampu mengimplementasikan apa yang menjadi cara Rasulullah

dalam mendidik sahabat-sahabatnya. Metode pendidikan Rasulullah dalam

menyampaikan ajaran islam, sekaligus mendidik dan membina umatnya,

Rasulullah menggunakan berbagai metode sesuai keadaan, kemampuan dan

kebutuhan orang atau umat yang dihadapinya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam kitab Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman

sambil mengkhitabi hamba dan Rasul-Nya Muhammad SAW dengan ungkapan

“Rasul” dan menyuruhnya supaya menyampaikan seluruh perkara yang

dibawanya dari Allah. Dan Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan perintah

itu dan menjalankan risalah dengan sempurna. Jangan takut untuk menyampaikan

sesuatu yang benar dan dalam menyampaikan ilmu, tetapi hal itu harus sesuai

dengan ilmunya tidak boleh di lebihkan ataupun ditambahkan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas menyampaikan amanat adalah

kewajiban Rasul. Tugas penyampaian tersebut tidak boleh ditunda meskipun

penundaan itu dilakukan untuk menunggu kesanggupan manusia untuk

menerimanya, karena masa penundaan itu dapat dianggap sebagai suatu tindakan

penyembunyian terhadap amanat Allah.

B. Kritik & Saran

Demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, kami membutuhkan kritik

dan saran dari dosen pembimbing.

13
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Nasib Ar – Rifa’I, ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 2, penerjemah,

Syihabuddin, Gema Insani, Jakarta : 2011.

AL – QUR’AN DAN TAFSIRNYA (Edisi yang disempurnakan), Kementerian

Agama RI, Jakarta : 2011.

14

Anda mungkin juga menyukai