Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Metode Pendidikan (Surah Al-Maidah ayat 67)”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir

Dosen Pengampu: Miftah Anshari M.Pd.I

Disusun oleh
Kelompok 13

Abdus Salam 2204117302


Ahmad Alfani 2204117303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RASYIDIYAH KHALIDIYAH
AMUNTAI
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata‟ala yang telah memberikan rahmat
dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
waktunya.Serta sholawatdan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
Shallallahu‟alaihiwasallam.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah “Tafsir”.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Miftah Anshari M.Pd.I pada
mata kuliah “Tafsir” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berbagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana
semestinya.
Amuntai,2 Januari 2024

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………...…...………………………………………..ii

DAFTAR ISI……….……………………...…………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..iv

A) Latar belakang…………………………………………………………...……..1

B) Rumusan masalah………………………………………………………………1

C) Tujuan pembahasan…………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian metode pendidikan dalam surat Al-Maidah ayat 67……………...2

B. Ma’anil mufrodat dari surat Al-maidah ayat 67................................................2

C. Tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67…..............................................................3

D. Ayat lain yang berkaitan dengan metode pendidikan...……….……………...8

E. Hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam metode pendidikan.

….12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................13

B. Kritik & Saran……………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai suatu ilmu metodologi atau metode merupakan bagian dari perangkat
disiplin keilmuan yang menjadi induknya.Hampir semua ilmu pengetahuan
mempunyai metodologi tersendiri.Oleh karena itu, ilmu pendidikan sebagai salah
satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi pendidikan yakni, suatu ilmu
pegetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang, karena dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita yang
diinginkan.Untuk mencapai cita-cita tersebut seseorang membutuhkan pendidik
untuk membantunya mewujudkan cita-citanya tersebut. Tentunya seorang
pendidik harus memiliki metode atau cara yang tepat dalam mewujudkan itu
semua.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian metode pendidikan dalam surat Al-Maidah ayat 67 ?
2. Apa ma’anil mufrodat dari surat Al-maidah ayat 67 ?
3. Bagaimana tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67 ?
4. Apakah ada ayat lain yang berkaitan dengan metode pendidikan ?
5. Apa hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam metode pendidikan?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian metode pendidikan dalam surat Al-Maidah ayat 67.
2. Menjelaskan ma’anil mufrodat dari surat Al-Maidah ayat 67.
3. Mengetahui tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67.
4. Menjelaskan ayat lain yang berkaitan dengan metode pendidikan.
5. Mengetahui hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam metode
pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al – Qur’an surat Al – Maidah ayat 67
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫َي اَاُّيَه ا الَّر ُسوُل َب ِّلْغ َم ا ُاْن ِز َل ِاَلْي َك ِمْن َر ِّب َك ۗ َو ِاْن َلْم َت ْف َع ْل َفَم ا َب َّلْغ َت ِر َس اَلَت ُهۗ َو ُهللا َي ْع ِص ُم َك ِمَن الَّناِس ۗ ِاَّن َهللا اَل َيْح ِد ى‬
‫۝‬٦٧ ‫اْلَقْو َم اْلَك ا ِفِر ْيَن‬
Artinya :
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika kamu tidak mengerjakan, berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya.Dan
Allah melindungimu dari gangguan manusia.Sesungguhnya Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada kaum yang kafir”. (Q.S Al-Maidah : 67).
B. Ma’anil Mufrodat surat Al –Maidah ayat 67
- ‫ َياَأُّيَها الَّرُسْو ُل‬: Hai Rasul
- ‫ َبِّلْغ‬: Sampaikanlah,
- ‫ َم ا ُاْنِز َل ِاَلْيَك‬: Apa yang diturunkan kepadamu
- ‫ ِم ْن َر ِّبَك‬: Dari Tuhanmu
- ‫ َو ِإْن َّلْم َتْفَع ْل‬: Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu)
- ‫ َفَم ا َبَّلْغ َت‬: Kamu tidak menyampaikan
- ‫ ِر َس اَلَتُه‬: Amanat-Nya
- ‫ َو ُهللا َيْع ِسُم َك‬: Allah memelihara kamu
- ‫ ِم َن الَّناِس‬: Dari (gangguan) manusia
- ‫ ِاَّن َهللا‬: Sesungguhnya Allah
- ‫ اَل َيْهِد ي‬: Tidak memberi petunjuk
- ‫ اْلَقْو َم اْلَك اِفِر ْيَن‬: Kepada orang – orang yang kafir
Balig artinya : “Sampaikanlah”. Terambil dari kata al-balag atau al-bulug
yaitu “sampai ke tujuan yang dimaksud baik berupa tempat, masa atau
lainnya”.Sedangkan masdarnya tablig artinya ajakan atau seruan dengan jelas dan
gamblang, karena pada masa awal-awal Islam tablig tersebut disampaikan secara
diam-diam dan sembunyi.Kata ballig dalam ayat tersebut tidak menyebutkan
obyeknya, ini berarti bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan penyampaian
ajaran agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Ayat ini pun

2
merupakan pelajaran yang indah bagi hamalatul ‘ilmi (orang berilmu), agar tidak
menyembunyikan sedikit pun dari ilmu yang ia miliki.
C. Tafsir dari surat Al-Maidah ayat 67
Di dalam kitab Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman sambil
mengkhitabi hamba dan Rasul-Nya Muhammad SAW dengan ungkapan “Rasul”
dan menyuruhnya supaya menyampaikan seluruh perkara yang dibawanya dari
Allah. Dan Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan perintah itu dan
menjalankan risalah dengan sempurna.
Dalam shahih muslim ditegaskan dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW
mengatakan dalam Khutbahnya pada saat itu :
‫َأُّيَها الَّناُس ِإَّنُك ْم َم ْسُؤوُلْو َن َع ِّنْي َفَم ا َأْنُتْم َقا ِئُلوَن ؟ َقاُلوا َنْش َهُد َأَّنَك َقْد َبَلْغ َت َو َأَّدْيَت َو َنَص ْح َت َفَجَعَل‬
‫َيْر َفُع ُأْص ُبَع ُه ِإَلى الَّسَم اِء َو َيْنُك ُس َها ِإَلْيِه ْم َو َيُقْو ُل الَّلُهَم َهْل َبَّلْغُت ؟‬

“Wahai manusia, kamu akan dimintai pertanggung jawaban ihwal aku. Lalu, apa
yang akan kalian katakan? para sahabat berkata, Kami akan mempersaksikan
bahwa engkau telah menyampaikan risalah, menjalankannya, dan memberikan
nasihat. Maka beliau mengangkat jarinya ke langit, lalu menudingkannya kepada
mereka seraya bersabda, “Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikan risalah ?”
(HR. Muslim). 1
Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya menyampaikan
apa yang telah diturunkan kepadanya tanpa menghiraukan besarnya tantangan di
kalangan ahli kitab, orang musyrik dan orang-orang fasik. Ayat ini menganjurkan
kepada Nabi Muhammad agar tidak perlu takut menghadapi gangguan dari
mereka dalam membentangkan rahasia dan keburukan tingkah laku mereka itu
karena Allah menjamin akan memelihara Nabi Muhammad dari gangguan, baik
masa sebelum hijrah oleh kafir quraisy maupun sesudah hijrah oleh orang yahudi.
Apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada Muhammad adalah amanat yang
wajib disampaikan seluruhnya kepada manusia. Menyampaikan sebagian saja dari
amanat-Nya dianggap sama dengan tidak menyampaikan sama sekali.
Demikianlah kerasnya peringatan Allah kepada Nabi Muhammad.

1
Muhammad Nasib Ar – Rifa’I, ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 2, penerjemah, Syihabuddin,
Gema Insani, Jakarta : 2011.

3
Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas menyampaikan amanat adalah
kewajiban Rasul.Tugas penyampaian tersebut tidak boleh ditunda meskipun
penundaan itu dilakukan untuk menunggu kesanggupan manusia untuk
menerimanya, karena masa penundaan itu dapat dianggap sebagai suatu tindakan
penyembunyian terhadap amanat Allah.
Ancaman terhadap penyembunyian sebagian amanat Allah sama kerasnya
dengan ancaman terhadap sikap seseorang yang beriman kepada sebagian rasul
saja dan beriman kepada sebagian ayat Al-Qur’an saja. Meskipun seorang Rasul
bersifat maksum yakni terpelihara dari sifat tidak menyampaikan, namun ayat ini
menegaskan bahwa tugas menyampaikan amanat adalah kewajiban yang tidak
dapat di tawar-tawar atau di tunda-tunda meskipun menyangkut pribadi Rasul
sendiri seperti hal nya yang kemudian terjadi antara Zainab binti Jahsy dengan
Nabi Muhammad sebagaimana yang diuraikan dalam QS. Al-Ahzab ayat 37:
‫َو ِإْذ َتُقوُل ِلَّلِذ ي َأْنَع َم ُهَّللا َع َلْيِه َو َأْنَعْم َت َع َلْيِه َأْمِس ْك َع َلْيَك َز ْو َج َك َو اَّتِق َهَّللا َو ُتْخ ِفي ِفي َنْفِس َك َم ا ُهَّللا ُم ْبِد يِه‬
‫َو َتْخ َش ى الَّناَس َو ُهَّللا َأَح ُّق َأْن َتْخ َش اُه ۖ َفَلَّم ا َقَض ٰى َزْيٌد ِم ْنَها َو َطًرا َز َّو ْج َناَك َها ِلَك ْي اَل َيُك وَن َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن َحَر ٌج‬
‫ِفي َأْز َو اِج َأْد ِعَياِئِه ْم ِإَذ ا َقَض ْو ا ِم ْنُهَّن َو َطًراۚ َو َك اَن َأْم ُر ِهَّللا َم ْفُع واًل‬
Artinya :”Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya,
dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu
takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan
bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka,
apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
isterinya.Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi”.
Dalam hubungan ini Aisyah dan Anas berkata, “Kalaulah kiranya Nabi
Muhammad akan menyembunyikan sesuatu dalam Al-Qur’an, tentu ayat inilah
yang disembunyikannya. “Dari keterangan ‘Aisyah dan Anas ini jelaslah peristiwa
yang kemudian terjadi antara Zainab binti Jahsy dengan Zaid ialah perceraian
yang berkelanjutan dengan berlakunya kehendak Allah yaitu menikahkan Zainab
dengan Nabi Muhammad.

4
Hal tersebut tidak dikemukakan oleh Nabi Muhammad kepada Zaid ketika
ia mengadukan peristiwanya kepada Nabi Muhammad padahal beliau sudah
mengetahuinya dengan perantaraan wahyu. Nabi Muhammad menyembunyikan
hal-hal yang diketahuinya sesuai dengan kesopanan disamping menghindarkan
tuduhan-tuduhan yang di lancarkan oleh golongan orang-orang munafik.Meskipun
demikian Nabi Muhammad masih juga menerima kritik Allah seperti diketahui
pada ayat dalam surah Al-Ahzab tersebut.
Selanjutnya akhir ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada orang-orang kafir yang mengganggu Nabi Muhammad dan
pekerjaan mereka itu pastilah sia-sia karena Allah tetap melindungi Nabi-Nya dan
tetap akan meninggikan kalimat-Nya.
Asbabun Nuzul surat Al – Maidah ayat 67
Diriwayatkan oleh Ibnu mardawaih dan Diya’ dari Ibnu Abbas bahwa ayat
ini diturunkan pada masa permulaan islam dan masa permulaan Rasul
diperintahkan Allah melakukan dakwah secara umum. Sebagian mufasir
memandang bahwa perintah Allah kepada Rasul untuk melakukan dakwah
tersebut secara khusus kepada Ahli Kitab dan yang harus disampaikan itu ialah
yang dikandung oleh ayat ini.
Selanjutnya menurut Ibnu Mardawaih, Ibnu Abbas berkata : Rasulullah
ditanya, “Ayat manakah yang turun dari langit yang sangat berat bagimu,”
Rasulullah berkata, “Aku sedang berada di Mina pada suatu musim, sedang orang-
orang musyrik Arab dan masyarakat awam berkumpul pada musim tersebut.
Maka datanglah kepadaku Jibril membacakan ayat ini. Kata Nabi, “Lantas aku
berdiri di Aqobah lalu menyeru, “Wahai sekalian manusia siapakah di antaramu
yang menolong aku untuk menyampaikan amanat-amanat Tuhanku dan kamu
akan memperoleh surga. Hai sekalian manusia katakanlah tidak ada Tuhan
melainkan Allah dan aku (Muhammad) adalah utusan Allah kepadamu niscaya
kamu akan berbahagia, selamat sentosa dan kamu memperoleh surga.
”Kata Nabi, “Tidak ada seorang pun baik laki-laki maupun perempuan,baik
hamba sahaya perempuan dan anak-anak kecil, melainkan semua mereka itu
melempariku dengan tanah dan batu sambil berteriak “Pendusta yang murtad.”
Kemudian muncullah seseorang dan berkata, “Hai Muhammad jika engkau

5
Rasulullah maka sudah sampailah waktunya engkau mendoakan kecelakaan atas
mereka itu sebagaimana Nabi Nuh mendoakan kecelakaan atas kaumnya. Maka
berkata Rasulullah saw “Hai Tuhanku berilah petunjuk kaumku ini, karena
mereka tidak mengetahui dan tolonglah aku supaya mereka mengikuti ajakan-
ajakanku agar mereka taat kepada-Mu. “Kemudian datanglah Abbas paman Rasul
menolongnya dan mengusir orang-orang itu”.2
D. Ayat lain yang berkaitan dengan Metode Pendidikan
Makhluk Allah yang di beri kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia.
Yang mana ilmu tersebut berguna ntuk bekal kehidupannya di dunia dan di
akhirat selanjutnya, setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan mereka
berkewajiban untuknya mengamalkan/mengajarkan ilmu tersebut, hendaknya
seorang guru memiliki wawasan tentang sistem pembelajaran. Salah satunya
yakni metode pembelajaran.

Di jelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

‫َأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ۡم َتَفَّسُحوْا ِفي ٱۡل َم َٰج ِلِس َفٱۡف َس ُحوْا َيۡف َس ِح ٱُهَّلل َلُك ۖۡم َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز وْا‬
١١ ‫ر‬ٞ‫َفٱنُشُز وْا َيۡر َفِع ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ِم نُك ۡم َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِع ۡل َم َد َر َٰج ٖۚت َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتۡع َم ُلوَن َخ ِبي‬

Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al-
Mujadalah :11).

Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar


mengajar. Apabila dalam proses pendidikan tidak menggunakan metode yang
tepat maka harapan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit untuk diraih. Metode
pembelajaran yang termuat dalam Al-Qur’an pun memiliki banyak macam.
Diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi,

1) Metode Diskusi
Kata jadilhum (‫ )جادلهم‬berasal dari kata jidal (‫ )جدال‬yang bermakna diskusi
yang di maksud Al-Qur’an adalah diskusi yang dilaksanakan dengan tata cara
yang baik dan sopan. Yang mana tujuan metode ini ialah untuk lebih
memantapkan pengertian sikap pengetahuan tehadap suatu masalah.
2
AL – QUR’AN DAN TAFSIRNYA (Edisi yang disempurnakan), Kementerian Agama RI,
Jakarta : 2011.

6
Definisi diskusi itu sendiri yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan siswa untuk membicarakan, menganalisa
gunamengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan masalah.
Dengan demikian pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas
peserta didiknya, atau untuk mengetahui siapa peserta didiknya yang berhasil
atau gagal. Allah berfirmaan dalam surah An-Nahl ayat 125 :
‫ٱۡد ُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّبَك ِبٱۡل ِح ۡك َم ِة َو ٱۡل َم ۡو ِع َظِة ٱۡل َحَس َنِۖة َو َٰج ِد ۡل ُهم ِبٱَّلِتي ِهَي َأۡح َس ُۚن ِإَّن َر َّبَك ُهَو َأۡع َلُم ِبَم ن َض َّل َعن َس ِبيِلِهۦ‬
‫َو ُهَو َأۡع َلُم ِبٱۡل ُم ۡه َتِد يَن‬
Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
2) Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam
menyampaikan atau mengajak orang mengikuti ajaran yang telah di tentukan.
Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf ayat 2-3 :
٢ ‫إَّنٓا َأنَز ۡل َٰن ُه ُقۡر َٰء ًنا َع َر ِبّٗي ا َّلَع َّلُك ۡم َتۡع ِقُلوَن‬
٣ ‫َنۡح ُن َنُقُّص َع َلۡي َك َأۡح َس َن ٱۡل َقَص ِص ِبَم ٓا َأۡو َح ۡي َنٓا ِإَلۡي َك َٰه َذ ا ٱۡل ُقۡر َء اَن َو ِإن ُك نَت ِم ن َقۡب ِلِهۦ َلِم َن ٱۡل َٰغ ِفِليَن‬
Artinya :” Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya(2), Kami menceritakan kepadamu
kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu, dan
sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui (3).
Ayat di atas menerangkan, bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an dengan
memakai bahasa arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi
menyampaikan kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Metode
ceramah adalah metode mengajar yang masih dominan dipakai, khususnya di
sekolah-sekolah tradisional.

7
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang sesuatu
proses,situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru.
4) Metode Perintah
Metode perintah adalah metode yang mengandung makna
meminta/memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Yang isinya
jugamenyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki dan
mengharapkan respon. Perintah dalam bahasa arab disebut Amar. Amar
adalah suatu tuntunan (perintah) untuk melakukan sesuatu dari pihak yang
kedudukannya lebih tinggi kepada pihak yang tingkatannya lebih rendah.
5) Metode Debat Aktif
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
penting untuk meningkatkan kemamouan akademik siswa. Metode debat
merupakan sebuah metode pembelajaran yang dimana siswa terbagi dalam
dua kelompok besar ataupun kecil. Yang terdiri dari pihak yang pro dan
kontra untuk beradu menyampaikan pendapat/tanggapan mereka di dalam
menghadapi suatu topik masalah yang telah di tentukan. Anggota kelompok
juga dapat bertanya kepada peserta debat.
E. Hubungan antara judul dengan pembahasan di dalam Metode
Pendidikan
Secara garis besar, pengertian metode adalah suatu jalan atau cara yang di
tempuh atau digunakan untuk menyampaikan suatu materi yang disajikan supaya
materi tersebut dapat diterima oleh seseorang, sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Dari pembahasan diatas jelas bahwa pendidik seyogyanya bisa sedikit banyak
meniru dan mampu mengimplementasikan apa yang menjadi cara Rasulullah
dalam mendidik sahabat-sahabatnya. Metode pendidikan Rasulullah dalam
menyampaikan ajaran islam, sekaligus mendidik dan membina umatnya,

8
Rasulullah menggunakan berbagai metode sesuai keadaan, kemampuan dan
kebutuhan orang atau umat yang dihadapinya.

BAB III

9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam kitab Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman
sambil mengkhitabi hamba dan Rasul-Nya Muhammad SAW dengan ungkapan
“Rasul” dan menyuruhnya supaya menyampaikan seluruh perkara yang
dibawanya dari Allah. Dan Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan perintah
itu dan menjalankan risalah dengan sempurna.Jangan takut untuk menyampaikan
sesuatu yang benar dan dalam menyampaikan ilmu, tetapi hal itu harus sesuai
dengan ilmunya tidak boleh di lebihkan ataupun ditambahkan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas menyampaikan amanat adalah
kewajiban Rasul.Tugas penyampaian tersebut tidak boleh ditunda meskipun
penundaan itu dilakukan untuk menunggu kesanggupan manusia untuk
menerimanya, karena masa penundaan itu dapat dianggap sebagai suatu tindakan
penyembunyian terhadap amanat Allah.
B. Kritik & Saran
Demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, kami membutuhkan kritik
dan saran dari dosen pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA

10
Muhammad Nasib Ar – Rifa’I, ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 2, penerjemah,
Syihabuddin, Gema Insani, Jakarta : 2011.
AL – QUR’AN DAN TAFSIRNYA (Edisi yang disempurnakan), Kementerian
Agama RI, Jakarta : 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai