Anda di halaman 1dari 12

HIJRAH DAN ISRA’ NABI MUHAMMAD SAW

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul


Qur’an
Dosen Pengampu: Dr.H.Usep Dedi Rostandi, MA

Disusun Oleh:

Muhammad Hisyam Alhadi (1231030143)

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR 1-D


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Nabi Ibrahim”.

Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Dr.H.Usep Dedi Rostandi, MA


selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan tugas ini
dengan bimbingan serta dorongan yang bermanfaat. Tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
dengan memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna memperbaiki
dan menyempurnakan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik pada teknis penulisan maupun materi karena adanya keterbatasan
pengalaman serta pengetahuan kami. Maka dari itu, Saya sebagai penyusun menerima
segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun guna memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.

Bandung, 24 Desember 2023

Muhammad Hsyam Alhadi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................5
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Ayat Ayat Yang Berkaitan Dengan Hijrah dan Isra’ Nabi Muhammad SAW..........5
B. Surah Yang Berkaitan Dengan Hijrah dan Isra’ Nabi Muhammad SAW.................5
C. Hijrahnya Nabi Muhammad SAW............................................................................5
D. Makna Hijrah.............................................................................................................8
E. Makna Isra’................................................................................................................9
F. Hasil Isra’ Nabi Muhammad SAW..........................................................................10
G. Hikmah Dari Hijrah dan Isra’ Nabi Muhmmad SAW.............................................10
1. Menguatkan iman dan kesabaran........................................................................10
2. Mempererat persaudaraan....................................................................................10
3. Rela berkorban untuk Islam.................................................................................10
4. Taat kepada perintah Allah..................................................................................10
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Agama, suatu kata yang tidak hanya harus kita ketahui, namun juga sangat-
sangat harus untuk kita pahami makna, cara, manfaat dan semua hal yangberpengaruh
terhadap kehidupan kita. Oleh karena itu agama sangat dibutuhkanoleh manusia agar
manusia memiliki pegangan hidup sehingga semua aktivitas
yang dikerjakan harus selalu berdasar kepada ajaran agama.

Sebuah peristiwa yang tidak dapat diterima akal sehat, namun jika
kitaberbicara agama samawi, maka keyakinan kita pasti menepis semua hal gaib
danpercaya kepada Allah SWT. Peristiwa Isra Mi’raj yang akan kita
jelaskansemuanya di makalah ini, dapat menyimpulkan apakah kita sudah cukup
berbuatbaik kepada-Nya guna mensyukuri semua kenikmatan yang kita terima
sampaiberanjak dewasa

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja Ayat ayat yang berkaitan dengan hijrah dan isra’ nabi Muhammad SAW?
2. Terdapat dalam surah apa saja ayat yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW?
3. Kenapa Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah?
4. Apa makna hijrah?
5. Apa makna isra’?
6. Apa hasil isra’ nabi Muhammad SAW?
7. Apa pelajaran yang dapat diambil dari hijrah dan isra’ nabi Muhammad SAW?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui ayat apa saja yang berkaitan dengan hijrah dan isra’ nabi
Muhammad SAW
2. Untuk mengetahui terdapat dalam surah apa saja ayat yang berkaitan dengan hijrah
dan isra’ nabi Muhammad SAW
3. Untuk mengetahui kenapa nabi Muhammad SAW melakukan hijrah
4. Untuk mengetahui apa makna hijrah
5. Untuk mengetahui apa makna isra’
6. Untuk mengetahui apa pelajaran yang dapat diambil dari hijrah dan isra’nya nabi
Muhammad SAW

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat Ayat Yang Berkaitan Dengan Hijrah dan Isra’ Nabi Muhammad SAW

B. Surah Yang Berkaitan Dengan Hijrah dan Isra’ Nabi Muhammad SAW

C. Hijrahnya Nabi Muhammad SAW

Dalam Islam, peristiwa hijrah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dari kota Mekkah ke


Madinah menjadi peristiwa penting titik awal perkembangan dakwah ajaran agama
Islam. Dimana saat ini Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mengalami kesulitan dengan adanya
perlawanan dan penolakan dari kaum kafir Quraisy

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ke Madinah menggambarkan


perjuangan beliau dalam mendakwahkan agama Islam. Yang mana pada saat itu
penduduk Mekkah banyak melakukan kemusyrikan menolak ajaran Nabi Muhammad
‫ﷺ‬. Bahkan kaum musyrikin merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad
‫ﷺ‬.

Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menerima wahyu dari Allah


Subhanahu wat’ala melalui malaikat Jibril, yang isinya pemberitahuan tentang
persekongkolan kaum musyrikin dan izin dari Allah kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
agar beliau hijrah ke Yathrib atau Madinah. Di siang terik matahari, Nabi ‫ﷺ‬
kemudian pergi ke kediaman Abu Bakar untuk bersama-sama menyepakati tahapan
hijrah. Setelah berdiskusi dengan Abu Bakar, maka Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kembali
ke rumah beliau, menunggu datangnya malam untuk memulai hijrah

Kaum musyrikin menggunakan waktu siang hari untuk memantapkan rencana


keji mereka untuk membunuh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Untuk melancarkan aksi
tersebut, dipilihlah sebelas orang dari kalangan mereka, yaitu : Abu Jahal bin Hisyam
Al-Hakam bin Abul Ash Uqbah bin Abul Ash An-Nadhr bin Al-Harits Umayah bin
Khalaf Zam’ah bin Al-Aswad Thu’aimah bin Adi Abu Lahab Ubay bin Khalaf Nabih
bin Al-Hajjaj Munabbih bin Al-Hajjaj Ketika malam tiba, mereka berkumpul di depan
pintu rumah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan mengintai kapan beliau bangun, sehingga dapat
menyergapnya. Kebiasaan yang Nabi ‫ ﷺ‬lakukan adalah tidur pada awal malam
dan keluar menuju Masjid Haram setelah pertengahan atau dua pertiganya untuk
shalat disana. Saat itu kafir Quraisy benar-benar yakin rencana kejinya akan
membuahkan hasil. Hal ini membuat Abu Jahal berdiri tegak penuh kesombongan dan
keangkuhan. Waktu eksekusi yang mereka rencanakan adalah setelah lewat tengah
malam saat Nabi ‫ ﷺ‬keluar dari rumah untuk shalat di Masjid Haram. Mereka
melwati malam dengan berjaga-jaga sembari menunggu tengah malam tiba.

Namun, Allah Maka Kuasa atas segalanya, Allah Maha Melindungi dan tidak
ada yang dapat melindungi selain-Nya. Allah menepati janji yang telah di firmankan-

5
Nya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬setelah itu:

Sekalipun persiapan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy mengepung


rumah Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan sangat ketat, mereka tetap mengalami kegagalan
yang memalukan. Pada malam itu, Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata kepada Ali bin Abu
Thalib, “Tidurlah di tempat tidurku, berselimutlah dengan burdah hijau yang berasal
dari Hadramaut milikku ini. Gunakanlah untuk tidurmu, sebab tidak akan ada sesuatu
pun yang engkau benci dari mereka yang mampu menjangkaumu.” Sementara
Rasulullah ‫ ﷺ‬telah berhasil keluar dan menembus barisan penjagaan orang-orang
Quraisy. Beliau memungut setumpuk tanah dari Al-Bathha’, lalu menaburkannya ke
arah kepala mereka. Ketika itu, Allah telah mencabut pandangan mereka dari melihat
beliau, sehingga tidak dapat melihat beliau keluar dari rumah.

Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬berjalan menuju kediaman Abu Bakar, kemudian


keduanya keluar melalui pintu kecil (celah kecil) di bagian belakang rumah Abu
Bakar dan menuju ke Gua Tsur (ke arah Yaman). Saat itu orang-orang Quraisy yang
mengepung rumah Rasulullah ‫ ﷺ‬tetap menunggu hingga waktu yang tepat dan
menjelang tiba waktu terseut, tanda-tanda kegagalan sudah nampak bagi mereka.
Seorang laki-laki yang tidak ikut dalam pengepungan tersebut datang dan melihat
mereka sedang berada di pintu rumah Nabi ‫ﷺ‬. Orang tersebut kemudian
menanyai mereka, “Apa gerangan yang kalian tunggu?” Mereka menjawab,
“Muhammad.” Dia berkata, “Sungguh telah sia-sia dan merugilah kalian. Demi Allah,
dia (muhammad) telah melewati kalian dan menaburkan tanah ke atas kepala kalian,
lalu pergi.” Mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak melihatnya!” Mereka bangkit
sambil mengusap tanahyang menempel di kepala mereka. Untuk meyakinkan, mereka
mengintip dari arah pintu dan melihat sosok yang mereka sangka Muhammad ‫ﷺ‬.
Mereka pun masih tetap menunggu hingga pagi menjelang. Ali bangun dari tempat
tidur. Melihat hal ini, mereka menjadi linglung lalu menanyai Ali perihal Muhammad
‫ﷺ‬. Dia menjawab, “Aku tidak mengetahui tentangnya.”

Rasulullah ‫ ﷺ‬meninggalkan rumah beliau pada malam tanggal 27 Shafar


tahun 14 kenabian, bertepatan 12 atau 13 September 622 Masehi. Ditengah kepungan
orang-orang Quraisy, Rasulullah ‫ ﷺ‬berhasil keluar menuju rumah Abu Bakar,
lantas bersama-sama keluar dari Mekkah secepatnya sebelum fajar terbit. Rasulullah
‫ ﷺ‬telah mengetahui bahwa orang-orang Quraisy akan berupaya keras untuk
mencarinya dan jalan yang pertama kali akan disisir oleh mereka adalah jalan utama
kota Madinah yang menuju ke arah utara. Oleh karena itu, beliau memilih jalan yang
berlawanan arah yaitu jalan yang terletak di selatan Mekkah, yang menuju arah
Yaman. Beliau menempuh jalan ini sepanjang 5 mil, hingga akhirnya sampai ke
sebuah bukit yang dikenal dengan bukit Tsur atau Jabal Tsur, bukit yang tinggi dan
jalannya terjal. Untuk mencapai gua jalan sulit didaki, dan banyak bebatuan. Kondisi
ini membuat kaki Rasulullah ‫ ﷺ‬lecet.
Nabi ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar tinggal di dalam gua Tsur selama tiga malam, dari
malam Jumat, Sabtu, hingga malam Ahad. Selama tinggal di gua Tsur, Abdullah putra

6
Abu Bakar membantu perjalanan hijrah keduanya dengan memberikan informasi
berita tentang orang-orang Quraisy. Sedangkan Amir bin Fuhairah, bekas budak Abu
Bakar, memberikan minuman dari perahan susu kambing yang ia gembalakan. Ketika
Abdullah bin Abu Bakar pulang ke Mekkah, Amir bin Fuhairah menggiring
kambingnya untuk mengikuti jejaknya guna menghapusnya, sehingga yang nampak
adalah bekas jejak dia dan kambing yang digembalakannya. Sementara itu, kaum
Quraisy semakin menjadi-jadi kegilaannya manakala mengetahui Rasulullah ‫ﷺ‬
lolos dari rencana keji yang telah mereka siapkan. Kala itu yang mereka lakukan
adalah memukuli Ali dan menyeretnya ke Ka’bah dan mengurungnya sesaat sebagai
upaya untuk mendapatkan informasi tentang Rasulullah ‫ﷺ‬. Namun upaya
tersebut tidak membuahkan hasil.

Orang-orang Quraisy memutuskan untuk melakukan upaya pengejaran untuk


menangkap Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar. Mereka jadikan semua jalur menuju
Mekkah dari semua penjuru di bawah pengawasan yang sangat ketat. Selain itu,
mereka juga memberikan hadiah sebesar 100 ekor unta bagi siapa yang dapat
membawa Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar ke hadapan orang-orang Quraisy baik
dalam keadaan hidup atau mati. Saat itu para pasukan berkuda, pejalan kaki, dan
pelacak jejak sama-sama berupaya keras melakukan pencarian hingga ke lereng-
lereng perbukitan, lembah, dataran rendah dan tinggi, namun tanpa hasil. Hingga para
pelacak tersebut telah sampai pula ke mulut gua Tsur, akan tetapi Allah Maha
Menguasai urusan-Nya. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar,
dia berkata “Aku berada di sisi Nabi ‫ ﷺ‬di gua, lalu aku mengangkat kepalaku.
Ternyata, disitu ada kaki-kaki mereka. Lantas aku berkata, ‘Wahai Rasulullah!
Andaikata sebagian mereka menoleh ke bawah pasti dia dapat melihat kita.’ Beliau
berkata, ‘Diamlah, wahai Abu Bakar! Kita berdua tapi yang ketiga adalah Allah”. Di
dalam riwayat lain disebutkan, “Apa pendapatmu, bila ada dua orang sedangkan yang
ketiganya adalah Allah?’’Kejadian tersebut merupakan mukjizat yang dianugerahkan
oleh Allah terhadap Nabi ‫ﷺ‬, sehingga keberadaan beliau tidak diketahui oleh
para kafir Quraisy

Ketika situasi dinilai sudah mulai aman dari upaya pengejaran orang-orang
Quraisy, Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan hijrah ke Madinah.
Ketika malam senin, awal Rabi’ul Awwal 1 H atau bertepatan dengan 16 September
622 Masehi keduanya berangkat dengan perbekalan dan unta yang telah disiapkan
oleh Amir bin Fuhairah, yang juga ikut dalam perjalanan hijrah ke Madinah dengan
menempuh jalur pesisir pantai.

Setelah melakukan perjalanan berhari-hari, pada hari Senin, 8 Rabi’ul Awwal


tahun 14 dari kenabian, yaitu tahun pertama dari hijrah, bertepatan 23 September 622
Masehi, Rasulullah ‫ ﷺ‬singgah di Quba Kala itu, kaum Muslimin di Madinah
mengetahui keluarnya Rasulullah ‫ ﷺ‬dari Mekkah. Sehingga mereka antusias
menyambut kedatangan beliau dan menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬di tapal perbatasan.
Kaum Muslimin memekikkan takbir sebagai ungkapan kegembiraan mereka atas
kedatangan Rasulullah ‫ﷺ‬. Mereka menyambut Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan salam
kenabian, mengerumuni beliau sembari berkeliling di seputarnya sementara
Rasulullah ‫ ﷺ‬telah merasa tenang. Di Quba, Rasulullah ‫ ﷺ‬singgah di
kediaman Kultsum bin Al-Hadm. Sementara itu, Ali bin Au Thalib menyusul hijrah
dari Mekkah dan berjumpa dengan Rasulullah ‫ ﷺ‬di Quba dan singgah juga di

7
kediaman Kultsum bin Al-Hadm. Rasulullah ‫ ﷺ‬tinggal di Quba selama empat
hari. Dan selama itu pula beliau membangun Masjid Quba dan shalat di dalamnya.
Masjid Quba inilah masjid pertama yang didirikan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬atas dasar
takwa setelah kenabian. Rasulullah ‫ ﷺ‬Memasuki Kota Madinah Usai shalat
Jumat, 13 Rabiul Awwal 1 H atau bertepatan 27 September 622 Masehi, Rasulullah
‫ ﷺ‬memasuki kota Madinah, dan sejak itu kota Yatsrib berganti nama menjadi
Madinah. Hari itu merupakan har bersejarah. Penduduk kota Madinah bergemuruh
dengan pekikan tahmid (pujian) dan taqdis (penyucian) menyambut kedatangan
Rasulullah ‫ﷺ‬. Di Madinah, Nabi ‫ ﷺ‬membentuk masyarakat orang-orang
yang percaya dan membentuk aliansi politik dan sosial dengan suku-suku setempat.
Salah satunya mempersatukan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Hal ini
memungkinkan beliau untuk menyebarkan Islam dan membangun fondasi kuat untuk
agama.

Hijrah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ke Madinah juga menandai awal kegiatan


politik dan militer Nabi ‫ﷺ‬, yang akhirnya mengarah pada penaklukan Mekkah
dan penyebaran Islam di seluruh Jazirah Arab. Disisi lain, atas usul Umar bin Khatab
untuk mengabadikan peristiwa hijrah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dari Mekkah ke
Madinah, maka tercetuslah penanggalan kalender Hijriyah sebagai penanggalan
dalam Islam.

D. Makna Hijrah

Kata hijrah (‫ )ِه ْج َر ٌة‬berasal dari akar kata hajara ( ‫ )َهَج َر‬yang
berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan, yakni memutuskan
hubungan antara dirinya dengan pihak lain, atau panas menyengat, yang memaksa
pekerja meninggalkan pekerjaannya. Dalam pengertian syar'iy, hijrah berarti,
"perpindahan Rasulullah saw. bersama sahabat-sahabatnya dari Mekkah menuju
Madinah, kira-kira tahun ke-13 dari masa kenabiannya". Atau "perpindahan dalam
rangka meninggalkan kampung kemusyrikan menuju suatu kampung keimanan,
dalam rangka melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Atau meninggalkan tempat, keadaan, atau sifat yang tidak baik, menuju
yang baik di sisi Allah dan Rasul-Nya (kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi
saw.).

Dalam al-Qur’an, kata hijrah dengan segala bentuk kata jadiannya, digunakan
sebanyak 31 kali, dengan mengacu kepada makna-makna sebagai berikut:

1. perintah meninggalkan keburukan dan kemaksiatan (QS al-


Muddatstsir,74:5)

2. berpaling dari isteri yang tidak patuh (QS al-Nisâ',4:34)

3. meninggalkan orang-orang yang tidak beriman dengan cara yang baik,


tanpa melukai hati mereka (QS al-Muzammil,73:10)

4. Kembali kepada Allah dengan harapan mendapatkan hidayah-Nya (QS al-


Ankabût,29:26)

8
5. meninggalkan tempat, keadaan, atai sifat, karena menuntut ridha' Allah. (QS
al-Nisâ'/4:89).

Yang menarik pada ayat-ayat di atas, adalah Allah menggandengkan term


hijrah dengan term jihad. Hal ini menunjukkan bahwa tercapai atau tidaknya tujuan
hijrah adalah sangat bergantung pada sejauh mana dan sebesar apa semangat
kejuangan yang diberikan ketika berhijrah. Dengan demikian, hijrah membutuhkan
jihad dan niat yang benar karena Allah swt. Hijrah yang benar adalah yang didasarkan
atas niat yang benar karena Allah, sebagaimana ditegaskan dalam HR. al-Bukhari dan
Muslim dari Umar bin al-Khattab, seperti tersebut di atas.

E. Makna Isra’

Isra Mi’raj berasal dari bahasa Arab. Biasanya ditulis sebagai al-Isra’ wal-
Mi’raj (‫راج‬NN‫ )اإلسراء والمع‬yang terdiri atas dua kata, yaitu isra’ dan mi’raj. Keduanya
memiliki arti yang berbeda.Kata isra’ berasal dari kata sara yang artinya ‘perjalanan
malam’. Sementara, mi’raj dalam bahasa Arab berarti ‘kendaraan’, ‘alat untuk naik’,
ataupun ‘tangga’. Bentuk jamaknya adalah ma’arij yang berarti ‘tempat-tempat naik’.

Menurut Abduh (1994) dalam ‘Hikmah Isra’ Mi’raj Junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW’, isra’ menurut bahasa Arab diartikan sebagai perjalanan jauh di
waktu malam dan selamat pulang kembali ke tempat semula.Sementara menurut
istilah, isra’ diartikan sebagai perjalanan Rasulullah SAW di waktu malam dari
Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina).

Mi’raj menurut bahasa Arab artinya tangga untuk dinaiki, sedangkan menurut
istilah, mi’raj adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa ke langit tujuh
sampai ke Arasy Allah.Sedangkan menurut Zindy (1986) dalam Masjidil Aqsha
(Pusat para Nabi dan Awal Mi’raj Rasul), isra’ adalah peristiwa yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW dari kota Makkah ke Baitul Maqdis (dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa yang menurut sebutan Al-Qur’an Surat Al-Isra’) hanya sekali saja.

Mi’raj adalah seperti tangga yang mempunyai anak-anak tangga. Melalui


tangga tersebut, Rasulullah naik ke langit dunia kemudian menuju seluruh tujuh lapis
langit. Di setiap langit, ia disambut oleh para nabi.Dari pandangan tersebut, dapat
dipahami bahwa isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram
di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dalam satu malam.Sedangkan mi’raj adalah
lanjutan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa di Palestina menuju langit ketujuh
hingga ke Sidratul Muntaha untuk menemui Allah dalam rangka menerima perintah
salat lima waktu.

Ihsan Faisal mengatakan Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani
(insan kamil). Bagi para sufi, Isra’ Mi’raj adalah perjalanan meninggalkan bumi yang
rendah menuju langit yang tinggi.Mengutip Seyyed Hossein Nasr dalam buku
‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993), ia mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani
yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari salat

9
yang dijalankan umat Islam sehari-hari. Dalam artian, salat adalah mi’raj-nya orang-
orang beriman.

F. Hasil Isra’ Nabi Muhammad SAW

Hasil dari perjalanan isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah
diturunkannya perintah salat lima waktu yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim.
Mulanya, perintah tersebut sebanyak 50 waktu. Namun, Nabi Musa menyuruh
Rasulullah untuk meminta keringanan dari Allah.

Rasul pun memohon kepada Allah supaya kewajiban tersebut diringankan.


Jumlahnya berangsur-angsur berkurang dari 50 menjadi 40, kemudian 30, dan
seterusnya hingga menjadi lima waktu dalam sehari saja.

Kendati demikian, Nabi Musa kembali menyuruh Rasulullah untuk meminta


keringanan lagi. Dalam riwayat Muslim no. 234, Nabi SAW menjawab, "Aku terlalu
banyak berulang-ulang kembali kepada Rabbku sehingga menyebabkanku malu
kepada-Nya."

Walaupun hanya perlu mengerjakan salat lima waktu dalam sehari, Allah
SWT memberi ganjaran pahala sepuluh kali lipat untuk setiap salat fardu yang
dikerjakan. Jadi, sekalipun hanya dikerjakan lima kali saja, pahala yang diterima
setara dengan salat 50 waktu. Sungguh besar rahmat Allah kepada hamba-Nya.

G. Hikmah Dari Hijrah dan Isra’ Nabi Muhmmad SAW

Pelajaran yang dapat kita ambil dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW:

1. Menguatkan iman dan kesabaran


2. Mempererat persaudaraan
3. Rela berkorban untuk Islam
4. Taat kepada perintah Allah

Sedangkan pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa isra’ mi’raj adalah:

1. Bukti kekuasaan Allah swt


2. Bukti Allah menyayangi hamba-Nya
3. Memperbaiki kualitas shalat
4. Shalat merupakan tiang agama
5. Membersihkan jiwa dan raga untuk menghadap Allah SWT

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6575770/sejarah-dan-peristiwa-penting-
isra-miraj-perintah-salat-hingga-reuni-para-nabi

https://intisari.grid.id/read/033918288/penjelasan-dua-hikmah-di-balik-
peristiwa-hijrah-nabi-muhammad?page=all#:~:text=Dalam%20artikel%20ini
%2C%20kami%20akan,Hikmah%20kedua%20adalah%20mempererat
%20persaudaraan

https://tirto.id/hikmah-isra-miraj-cerita-nabi-muhammad-perintah-shalat-5-
waktu-gaZl

https://perkimdk.com/kisah-peristiwa-hijrah-rasulullah-saw-ke-madinah/

https://uin-alauddin.ac.id/opini/detail/Hijrah-Sebagai-Awal-Kebangkitan--
Islam-dan-Komunitas-Muslim

12

Anda mungkin juga menyukai