RAHAYU WILDANINGSIH
AZZAHRA ALYA PUTRI
SHIREEN ARYANTI
HAFIZ RAHMAN HAKIM
NOVA MIFTAHURAHMAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Peristiwa Hijrah Ke Madinah”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
poengetahuan untuk masyarakat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Makna Hijrah......................................................................................2
B. Faktor-Faktor Penyebab Hijrah ke Yatsrib.........................................3
C. Faktor-Faktor yang Membantu Masuknya Islam ke Yatsrib..............5
D. Perintah, Perencanaan dan Strategi Hijrah.........................................5
E. Peristiwa Hijrah ke Yatsrib (Madinah)...............................................7
F. Hikmah Peristiwa Hijrah....................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hijrah artinya perpindahan orang atau sekelompok orang dari suatu
daerah atau negeri ke daerah atau negeri lain. Adapun menurut istilah, hijrah
ialah keberangkatan Nabi Muhammad saw. dari kota kelahirannya, Makkah,
ke Yasrib (Madinah) pada tahun ke-13 bi‟tsah (penegasan kenabian).
Berangkat dari Makkah Rabu malam, tanggal 27 Shafar (12 September 622
M), dan tiba di Yatsrib hari Jumat, tanggal 12 Rabi‟ul Awwal (27 September
622 M). Hakikat perpindahan (hijrah) Rasul ini adalah upaya mencapai
daerah atau kawasan baru yang lebih subur untuk menyebarkan dan
menyemaikan ajaran-ajaran Islam. Secara teknis hijrah menjadi peristiwa
yang paling penting dalam sejarah Islam dan penanggalannya dinyatakan
sebagai awal sejarah Islam.
Pada kenyataannya hijrah dalam perspektif zaman sekarang memiliki
pengertian dengan merujuk pada kontekstualisasi Al-Quran, menunjukan
makna yang tidak lagi terkait dengan dunia, namun lebih berarti pada
pengertian hijrah dari satu titik ke titik yang lain, dan telah membumbung
tinggi ke tingkat ruh yang tinggi. Makna-makna moral yang luhur, ideologi
spiritual, dan revolusioner. Hijrah tidak lagi dipahami hanya berupa
berpindah secara fisik, yaitu kepindahan dari Makkah ke Yasrib (Madinah),
atau spiritual dan kejiwaan, yaitu tekad yang tidak mengenal menyerah dalam
perjuangan menegakkan kebenaran.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Hijrah
Hijrah menurut bahasa memiliki dua arti, pertama secara zhahiriy, yaitu
perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Dan kedua
secara ma’nawiy, yaitu perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih
baik. Hijrah yang berakar kata hajara juga memiliki arti meninggalkan/
menjauhkan diri.
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW sejatinya bukan sekedar
perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi sebuah perjalanan
spiritual yang memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik sebagai
umatnya. Beberapa pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meninggalkan Kemungkaran
Jika di suatu tempat terjadi kemungkaran dan umat Islam tidak
mampu untuk mengubah kemungkaran tersebut, maka hendaknya ia tidak
berdiam diri dan segera meninggalkan tempat itu. Namun, bila upaya
perbaikan masih bisa diusahakan walaupun sedikit demi sedikit, maka
tidak mengapa untuk bertahan di tempat tersebut dan berikhtiar
menumpas kemungkaran.
2. Merencanakan Strategi dengan Rapi
Selama berlangsungnya hijrah, Rasulullah SAW telah
menunjukkan betapa rapinya beliau dalam merancang dan menjalankan
strategi dakwah. Meskipun dakwah ini pasti mendapat pertolongan dari
Allah SWT tetapi Rasulullah SAW tetap menjalani semua sunnatullah
(hukum sebab akibat) dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana
manusia biasa lainnya.
3. Inovasi
Kegigihan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah terlihat jelas
melalui usaha beliau dalam mencoba berbagai inovasi baru dalam
berdakwah dan disertai dengan alasan-alasan yang relevan yang melatar-
belakanginya.
2
4. Tanggung Jawab
Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW sangat bertanggung
jawab dan memikirkan umatnya. Segala cara beliau upayakan agar
umatnya terhindar dari siksaan dan provokasi pihak lain. Bahkan, Nabi
Muhammad SAW pula yang paling terakhir keluar dari Makkah setelah
semua umat Islam selamat dalam hijrahnya menuju Madinah.
3
3. Kepentingan dakwah Islam dan meringankan beban Rasulullah SAW
Dalam Sirah Nabawiyah dikatakan bahwa alasan lain yang
melatarbelakangi hijrahnya umat Islam ke Mekkah disebabkan oleh
kepentingan dakwah Islam. Selain itu, juga menjadi salah satu upaya
meringankan beban Rasulullah SAW.
Dari mereka yang hijrah, dapat diketahui luasnya ragam
kemanusiaannya yang terdiri dari berbagai tingkat dan status sosial
masyarakat Mekkah. Ada orang kaya dan miskin, orang tua dan anak-
anak, laki-laki dan perempuan di mana mereka merupakan penduduk asli
Mekkah.
Hal tersebut menunjukkan dahsyatnya pengaruh, kekuatan, dan
kesempurnaan dakwah yang dibawakan Rasulullah SAW.
4. Adanya Baiat dari Kaum Anshar (Madinah)
Sebelum melakukan hijrah untuk kedua kalinya, terjadi baiat dari
penduduk Madinah sebanyak dua kali. Baiat pertama terjadi di Bukit
Aqaba yang diikuti oleh 13 orang. Mereka berikrar untuk memeluk
agama Islam. Peristiwa tersebut disebut dengan Perjanjian Aqabah I.
Lalu, pada tahun 622 M, terjadilah baiat yang kedua atau dikenal
dengan Perjanjian Aqabah II. Beberapa riwayat mengatakan baiat ini
diikuti oleh 73 orang. Rasulullah SAW meminta baiat kepada kaum
Anshar untuk membela Islam dan melindungi beliau serta para
pengikutnya. Kemudian, beliau memerintahkan para sahabat dan umat
Islam di Mekkah untuk pergi ke Madinah.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, Allah ‘Azza wa Jalla
telah memberikan saudara-saudara untuk kalian di negeri yang aman.”
Atas perkataan tersebut, mereka berbondong-bondong menuju
Madinah. Sementara, Rasulullah SAW tetap tinggal di Mekkah hingga
menunggu izin Allah SWT untuk hijrah.
Namun, hijrah yang kedua ini mendapatkan tekanan yang lebih
parah dari kaum kafir Quraisy dibandingkan saat hijrah pertama kali.
Dikutip dari buku Hijrah dalam Pandangan Al Quran oleh Ahzami
4
Samiun Jazuli, ketika bertemu kembali dengan Raja Najasy, mereka
mendapat perlakuan yang berbeda dari yang pertama.
5
Dalam buku The Great Story of Muhammad dikisahkan bahwa suatu
hari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berada dalam kondisi
terancam. Nasibnya di ujung tanduk setelah para pembesar Quraisy bertekad
untuk membunuhnya.
Perencanaan Hijrah
Nabi merencanakan perjalanan ini selama hampir dua tahun. Dia telah
merencanakan perjalanannya dengan Abu Bakar dengan sangat rinci. Di sini
kita melihat beberapa perencanaan yang mereka buat untuk melakukan
perjalanan hijrah yang aman dan sukses.
1. Abu Bakar telah menyiapkan dua ekor unta untuk perjalanan ini selama
tiga bulan terakhir. Ia juga menyediakan makanan dan air khusus.
2. Rencananya, Nabi dan Abu Bakr akan tinggal selama tiga hari tiga
malam di sebuah gua bernama Tsur dan kemudian pergi ke Madinah
melalui rute yang jarang dilalui. Gua ini berada di arah yang berlawanan
dari rute biasa ke Madinah.
3. Abdullah bin Arkad, seorang non-Muslim dari suku jauh dipekerjakan
untuk memimpin perjalanan ini. Dia sangat jujur dan setia.
4. Abdullah bin Abu Bakar, putra bungsu Abu Bakar ditugaskan
mengumpulkan berita tentang operasi yang dikirim untuk menangkap
Nabi. Abdullah juga bertugas menyampaikannya ke gua untuk
perencanaan alternatif.
5. Seorang budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar diminta untuk
menghapus jejak kaki unta dan manusia dari pasir melalui kawanan
domba yang masih ada di dekat gua dan dalam perjalanan. Sehingga
musuh tidak bisa melacak kehadiran mereka.
Strategi Hijrah
1. Pada saat tiba di Madinah Nabi Muhammad membuat kebijakan berupa
mempersaudarakan kaum muhajirin dengan kaum muslimin dari
golongan anshar dalam bentuk ukhuwah islamiyah.
2. Pada saat tiba di Madinah Nabi Muhammad membuat kebijakan berupa
membangun sebuah masjid yang menjadi pusat segala kegiatan umat.
6
3. Pada saat tiba di Madinah Nabi Muhammad membuat kebijakan berupa
membuat perjanjian dengan non muslim yang tertuang dalam piagam
madinah.
7
Pada hari Jum’at 12 Rabiulawwal 13 Kenabian / 24 September 622 M,
Nabi meninggalkan Quba, di tengah perjalanan di perkampungan Bani Salim,
Nabi melaksanakan shalat Jum’at pertama di dalam sejarah Islam. Sesudah
melaksanakan shalat Jum’at, Nabi melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib
dan disambut oleh Bani Najjar.
Sementara itu, penduduk Yatsrib telah lama menunggu-nunggu
kedatangan Nabi. Begitu Rasulullah tiba di kota Yatsrib ini beliau
melepaskan tali kekang untanya dan membiarkannya berjalan sekehendaknya.
Unta itu berhenti di sebidang kebun korma milik dua anak yatim bernama
Sahl dan Suhail yang diasuh oleh Abu Ayyub. Kebun itu dijual dan di atasnya
dibangun masjid atas perintah Rasulullah. Sejak itu nama kota Yatsrib ditukar
menjadi “Madinatun Nabi”, tetapi dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut
“Madinah” saja.
Berbeda dengan periode Makkah di mana umat Islam merupakan
kelompok minoritas, pada periode Madinah mereka menjadi kelompok
mayoritas. Di Makkah Rasulullah hanya berfungsi sebagai seorang Rasul,
tetapi di Madinah beliau selain sebagai seorang Rasul dia juga sebagai Kepala
Negara.
8
2. Belajar mengalah untuk menang
Dengan berhijrah ke Madinah, umat Muslim bisa dikatakan
mengalah, karena mereka meninggalkan banyak harta bendanya di
Mekkah. Kendati demikian, umat Muslim tetap menang karena berhasil
mempertahankan keimanannya kepada Allah.
Sikap mengalah dan merelakan hartanya lebih baik daripada harus
keluar dari agama Islam demi menuruti paksaan kaum kafir Quraisy.
3. Tumbuhnya rasa rela berkorban demi Islam
Harta yang ditinggalkan umat Muslim Mekkah bukan hanya
rumah, tetapi juga hewan ternak dan kebun yang menjadi sumber
penghidupan mereka.
Dengan kata lain, berhijrah ke Madinah berarti umat Muslim telah
mengorbankan miliknya di dunia demi keimanannya kepada Allah.
4. Menambah ketaatan kepada Allah
Berhijrah ke Madinah bukan keputusan umat Islam di Mekkah atau
Nabi Muhammad sendiri, tetapi atas perintah Allah. Umat Muslim di
Mekkah diperintahkan Allah untuk meninggalkan kampung halamannya
guna menghindari kekejaman kaum kafir Quraisy.
Dengan berhijrah dan menuruti kehendak Allah, mereka dapat
menambah ketaatan kepada Allah.
5. Meningkatkan rasa persaudaraan
Umat Muslim yang berhijrah bersama Nabi Muhammad disambut
baik oleh penduduk Madinah.
Bahkan, tidak sedikit penduduk Madinah yang membantu secara
materi hingga memberi pekerjaan kepada umat Muslim meninggalkan
Mekkah tanpa membawa harta benda mereka. Hal itu menunjukkan
adanya rasa persaudaraan di antara penduduk Mekkah dan Madinah.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW sejatinya bukan sekedar
perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi sebuah perjalanan
spiritual yang memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik sebagai
umatnya.
Melihat dari 4 makna hijrahnya Rasulullah SAW beserta dengan para
sahabatnya, kita bisa mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
memulai hijrah seperti Rasulullah SAW dan para sahabatnya, tentunya kita
perlu dibekali ilmu agar hijrah di jalan yang benar.
10
DAFTAR PUSTAKA
Daryono, A. M. (2022, Oktober 11). Bankhijra. Retrieved Agustus 11, 2023, from
hijra.id: https://hijra.id/blog/featured/alasan-rasulullah-saw-hijrah-dari-
mekkah-ke-madinah/
Isneni, N. (2023, Maret 14). detikhikmah. Retrieved Agustus 11, 2023, from
detik.com: https://www.detik.com/hikmah/dakwah/d-6617230/alasan-
rasulullah-saw-melakukan-hijrah-ke-madinah
Yudi. (2018, Agustus 11). ISLAMPOS. Retrieved Agustus 11, 2023, from
islampos.com: https://www.islampos.com/perencanaan-dan-persiapan-
nabi-saat-akan-hijrah-ke-madinah-127457/