Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SKI

PERISTIWA HIJRAH KE MADINAH

Disusun Oleh Kelompok 3 :

RAHAYU WILDANINGSIH
AZZAHRA ALYA PUTRI
SHIREEN ARYANTI
HAFIZ RAHMAN HAKIM
NOVA MIFTAHURAHMAN

Guru Mata Pelajaran :

ABDUL MALIK, S.Hum

MAN 1 PADANG PARIAMAN


KABUPATEN PADANG PARIAMAN
2023/ 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Peristiwa Hijrah Ke Madinah”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
poengetahuan untuk masyarakat.

Parit Malintang, 11 Agustus 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Makna Hijrah......................................................................................2
B. Faktor-Faktor Penyebab Hijrah ke Yatsrib.........................................3
C. Faktor-Faktor yang Membantu Masuknya Islam ke Yatsrib..............5
D. Perintah, Perencanaan dan Strategi Hijrah.........................................5
E. Peristiwa Hijrah ke Yatsrib (Madinah)...............................................7
F. Hikmah Peristiwa Hijrah....................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hijrah artinya perpindahan orang atau sekelompok orang dari suatu
daerah atau negeri ke daerah atau negeri lain. Adapun menurut istilah, hijrah
ialah keberangkatan Nabi Muhammad saw. dari kota kelahirannya, Makkah,
ke Yasrib (Madinah) pada tahun ke-13 bi‟tsah (penegasan kenabian).
Berangkat dari Makkah Rabu malam, tanggal 27 Shafar (12 September 622
M), dan tiba di Yatsrib hari Jumat, tanggal 12 Rabi‟ul Awwal (27 September
622 M). Hakikat perpindahan (hijrah) Rasul ini adalah upaya mencapai
daerah atau kawasan baru yang lebih subur untuk menyebarkan dan
menyemaikan ajaran-ajaran Islam. Secara teknis hijrah menjadi peristiwa
yang paling penting dalam sejarah Islam dan penanggalannya dinyatakan
sebagai awal sejarah Islam.
Pada kenyataannya hijrah dalam perspektif zaman sekarang memiliki
pengertian dengan merujuk pada kontekstualisasi Al-Quran, menunjukan
makna yang tidak lagi terkait dengan dunia, namun lebih berarti pada
pengertian hijrah dari satu titik ke titik yang lain, dan telah membumbung
tinggi ke tingkat ruh yang tinggi. Makna-makna moral yang luhur, ideologi
spiritual, dan revolusioner. Hijrah tidak lagi dipahami hanya berupa
berpindah secara fisik, yaitu kepindahan dari Makkah ke Yasrib (Madinah),
atau spiritual dan kejiwaan, yaitu tekad yang tidak mengenal menyerah dalam
perjuangan menegakkan kebenaran.

B. Rumusan Masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Hijrah
Hijrah menurut bahasa memiliki dua arti, pertama secara zhahiriy, yaitu
perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Dan kedua
secara ma’nawiy, yaitu perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih
baik. Hijrah yang berakar kata hajara juga memiliki arti meninggalkan/
menjauhkan diri.
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW sejatinya bukan sekedar
perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi sebuah perjalanan
spiritual yang memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik sebagai
umatnya. Beberapa pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meninggalkan Kemungkaran
Jika di suatu tempat terjadi kemungkaran dan umat Islam tidak
mampu untuk mengubah kemungkaran tersebut, maka hendaknya ia tidak
berdiam diri dan segera meninggalkan tempat itu. Namun, bila upaya
perbaikan masih bisa diusahakan walaupun sedikit demi sedikit, maka
tidak mengapa untuk bertahan di tempat tersebut dan berikhtiar
menumpas kemungkaran.
2. Merencanakan Strategi dengan Rapi
Selama berlangsungnya hijrah, Rasulullah SAW telah
menunjukkan betapa rapinya beliau dalam merancang dan menjalankan
strategi dakwah. Meskipun dakwah ini pasti mendapat pertolongan dari
Allah SWT tetapi Rasulullah SAW tetap menjalani semua sunnatullah
(hukum sebab akibat) dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana
manusia biasa lainnya.
3. Inovasi
Kegigihan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah terlihat jelas
melalui usaha beliau dalam mencoba berbagai inovasi baru dalam
berdakwah dan disertai dengan alasan-alasan yang relevan yang melatar-
belakanginya.

2
4. Tanggung Jawab
Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW sangat bertanggung
jawab dan memikirkan umatnya. Segala cara beliau upayakan agar
umatnya terhindar dari siksaan dan provokasi pihak lain. Bahkan, Nabi
Muhammad SAW pula yang paling terakhir keluar dari Makkah setelah
semua umat Islam selamat dalam hijrahnya menuju Madinah.

B. Faktor-Faktor Penyebab Hijrah ke Yatsrib


1. Siksaan dan Gangguan Kafir Quraisy terhadap Umat Islam
Pada saat Rasulullah SAW berdakwah di kota Mekkah, banyak di
antara kaum muslimin di kota Mekkah pada saat itu disiksa dalam
keadaan hidup oleh orang-orang kafir Quraisy. Sedangkan beliau tidak
mampu melindungi mereka.
Lalu, beliau berkata kepada mereka, “Seandainya kalian pergi ke
negeri Habasyah. Sesungguhnya, di sana terdapat seorang raja yang tidak
akan dianiaya orang yang ada di dekatnya. Negeri Habsyah ialah tanah
kebenaran. Kalian sebaiknya berada di sana hingga Allah memberikan
kelapangan bagi kalian.”
Atas seruan Rasulullah SAW tersebut, akhirnya sekelompok umat
Islam yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan pergi ke
negeri Habsyah. Ini adalah hijrah pertama umat Islam. Di antara mereka
terdapat Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah SAW.
Mereka dipimpin oleh Utsman bin Mazh’un.
2. Serangan dan gangguan kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW
Alasan selanjutnya adalah kaum kafir Quraisy melakukan berbagai
upaya untuk menghalangi Rasulullah SAW dalam dakwahnya. Mereka
tidak berhasil membuat para pemuda yang masuk Islam untuk kembali
pada mereka, sementara dakwah Rasulullah SAW juga tidak mengendur.
Maka, mereka membujuk orang-orang bodoh di kalangan mereka untuk
mendustakan, menyakiti, mengirimkan sihir, dan tenung perdukunan
kepada Rasulullah SAW.

3
3. Kepentingan dakwah Islam dan meringankan beban Rasulullah SAW
Dalam Sirah Nabawiyah dikatakan bahwa alasan lain yang
melatarbelakangi hijrahnya umat Islam ke Mekkah disebabkan oleh
kepentingan dakwah Islam. Selain itu, juga menjadi salah satu upaya
meringankan beban Rasulullah SAW.
Dari mereka yang hijrah, dapat diketahui luasnya ragam
kemanusiaannya yang terdiri dari berbagai tingkat dan status sosial
masyarakat Mekkah. Ada orang kaya dan miskin, orang tua dan anak-
anak, laki-laki dan perempuan di mana mereka merupakan penduduk asli
Mekkah.
Hal tersebut menunjukkan dahsyatnya pengaruh, kekuatan, dan
kesempurnaan dakwah yang dibawakan Rasulullah SAW.
4. Adanya Baiat dari Kaum Anshar (Madinah)
Sebelum melakukan hijrah untuk kedua kalinya, terjadi baiat dari
penduduk Madinah sebanyak dua kali. Baiat pertama terjadi di Bukit
Aqaba yang diikuti oleh 13 orang. Mereka berikrar untuk memeluk
agama Islam. Peristiwa tersebut disebut dengan Perjanjian Aqabah I.
Lalu, pada tahun 622 M, terjadilah baiat yang kedua atau dikenal
dengan Perjanjian Aqabah II. Beberapa riwayat mengatakan baiat ini
diikuti oleh 73 orang. Rasulullah SAW meminta baiat kepada kaum
Anshar untuk membela Islam dan melindungi beliau serta para
pengikutnya. Kemudian, beliau memerintahkan para sahabat dan umat
Islam di Mekkah untuk pergi ke Madinah.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, Allah ‘Azza wa Jalla
telah memberikan saudara-saudara untuk kalian di negeri yang aman.”
Atas perkataan tersebut, mereka berbondong-bondong menuju
Madinah. Sementara, Rasulullah SAW tetap tinggal di Mekkah hingga
menunggu izin Allah SWT untuk hijrah.
Namun, hijrah yang kedua ini mendapatkan tekanan yang lebih
parah dari kaum kafir Quraisy dibandingkan saat hijrah pertama kali.
Dikutip dari buku Hijrah dalam Pandangan Al Quran oleh Ahzami

4
Samiun Jazuli, ketika bertemu kembali dengan Raja Najasy, mereka
mendapat perlakuan yang berbeda dari yang pertama.

C. Faktor-Faktor yang Membantu Masuknya Islam ke Yatsrib


Semenjak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW serta para teman
senantiasa berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa memahami letih serta
putus asa. Dakwah Rasulullah SAW diperuntukan kepada orang-orang yang
telah masuk Islam (umat Islam) serta orang- orang yang belum masuk Islam.
Dakwah kepada umat Islam bertujuan supaya mereka mengenali segala ajaran
Islam baik yang diturunkan di Mekah maupun yang diturunkan di Madinah,
setelah itu mengamalkannya dalam kehidupan tiap hari, sehingga mereka
betul-betul jadi umat yang bertakwa.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang membantu masuknya Islam
ke Yatsrib :
1. Kesederhanaan pribadi, pemaaf, rendah hati dan tidak dendam pada
siapapun yang senantiasa ditunjukkan Nabi Muhammad SAW.
2. Adanya sikap sopan santun yang sudah membudaya di dalam masyarakat
kota Madinah.
3. Ajaran agama Islam mengajarkan sikap rela berkorban untuk orang lain.
4. Ajaran agama Islam mengajarkan perdamaian antar bangsa bukan
peperangan.
5. Ajaran agama Islam melarang persaingan secara tidak sehat.
6. Dalam ajaran agama Islam, di mata Allah kedudukan semua umat Islam
sama.

D. Perintah, Perencanaan dan Strategi Hijrah


Perintah Hijrah
Saat perintah hijrah telah turun kepada Rasulullah, beliau bersama Abu
Bakar segera merencanakan strategi hijrah menuju Madinah. Beliau juga
memikirkan cara supaya selamat dari pembunuhan kafir Quraisy yang telah
direncanakan.

5
Dalam buku The Great Story of Muhammad dikisahkan bahwa suatu
hari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berada dalam kondisi
terancam. Nasibnya di ujung tanduk setelah para pembesar Quraisy bertekad
untuk membunuhnya.
Perencanaan Hijrah
Nabi merencanakan perjalanan ini selama hampir dua tahun. Dia telah
merencanakan perjalanannya dengan Abu Bakar dengan sangat rinci. Di sini
kita melihat beberapa perencanaan yang mereka buat untuk melakukan
perjalanan hijrah yang aman dan sukses.
1. Abu Bakar telah menyiapkan dua ekor unta untuk perjalanan ini selama
tiga bulan terakhir. Ia juga menyediakan makanan dan air khusus.
2. Rencananya, Nabi dan Abu Bakr akan tinggal selama tiga hari tiga
malam di sebuah gua bernama Tsur dan kemudian pergi ke Madinah
melalui rute yang jarang dilalui. Gua ini berada di arah yang berlawanan
dari rute biasa ke Madinah.
3. Abdullah bin Arkad, seorang non-Muslim dari suku jauh dipekerjakan
untuk memimpin perjalanan ini. Dia sangat jujur dan setia.
4. Abdullah bin Abu Bakar, putra bungsu Abu Bakar ditugaskan
mengumpulkan berita tentang operasi yang dikirim untuk menangkap
Nabi. Abdullah juga bertugas menyampaikannya ke gua untuk
perencanaan alternatif.
5. Seorang budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar diminta untuk
menghapus jejak kaki unta dan manusia dari pasir melalui kawanan
domba yang masih ada di dekat gua dan dalam perjalanan. Sehingga
musuh tidak bisa melacak kehadiran mereka.
Strategi Hijrah
1. Pada saat tiba di Madinah Nabi Muhammad membuat kebijakan berupa
mempersaudarakan kaum muhajirin dengan kaum muslimin dari
golongan anshar dalam bentuk ukhuwah islamiyah.
2. Pada saat tiba di Madinah Nabi Muhammad membuat kebijakan berupa
membangun sebuah masjid yang menjadi pusat segala kegiatan umat.

6
3. Pada saat tiba di Madinah Nabi Muhammad membuat kebijakan berupa
membuat perjanjian dengan non muslim yang tertuang dalam piagam
madinah.

E. Peristiwa Hijrah ke Yatsrib (Madinah)


Segera setelah mendapat perintah hijrah dari Allah Swt. Rasulullah
menemui sahabatnya Abu Bakar agar mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan. Nabi juga menemui Ali dan meminta kepadanya
agar tidur di kamarnya guna mengelabui musuh yang berencana
membunuhnya. Senin malam Selasa itu, Nabi ditemani Abu Bakar dalam
perjalanan menuju Yatsrib.
Keduanya singgah di Gua Tsur, arah selatan Makkah untuk menghindar
dari pengejaran orang kafir Quraisy.
Mereka bersembunyi di situ selama tiga malam dan putera puteri Abu
Bakar, Abdullah, Aisyah, dan Asma’ serta sahayanya Amir bin Fuhairah
mengirim makanan setiap malam kepada mereka dan menyampaikan kabar
pergunjingan orang Makkah tentang Rasulullah.
Pada malam ketiga mereka keluar dari persembunyiannya dan
melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib bergerak ke arah barat menuju laut
merah melawati jalan yang tidak biasa dilewati qabilah dagang ketika itu.
Setelah tujuh hari dalam perjalanan Nabi Muhammad s.a.w, dan Abu Bakar
sampai di Quba. Ketika tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar 10
Km dari Yatsrib, Nabi istirahat beberapa hari lamanya. Ia menginap di rumah
Kalsum bin Hindun.
Di halaman rumah ini Nabi membangun sebuah mesjid yang pertama
kali dibangunnya yang dikenal dengan masjid Quba. Tak lama kemudian Ali
menggabungkan diri dengan Nabi setelah menyelesaikan segala urusannya di
Makkah, sementara itu penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangan
mereka, akhirnya yang mereka tunggu itu datang mereka sambut dengan
penuh sukacita.

7
Pada hari Jum’at 12 Rabiulawwal 13 Kenabian / 24 September 622 M,
Nabi meninggalkan Quba, di tengah perjalanan di perkampungan Bani Salim,
Nabi melaksanakan shalat Jum’at pertama di dalam sejarah Islam. Sesudah
melaksanakan shalat Jum’at, Nabi melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib
dan disambut oleh Bani Najjar.
Sementara itu, penduduk Yatsrib telah lama menunggu-nunggu
kedatangan Nabi. Begitu Rasulullah tiba di kota Yatsrib ini beliau
melepaskan tali kekang untanya dan membiarkannya berjalan sekehendaknya.
Unta itu berhenti di sebidang kebun korma milik dua anak yatim bernama
Sahl dan Suhail yang diasuh oleh Abu Ayyub. Kebun itu dijual dan di atasnya
dibangun masjid atas perintah Rasulullah. Sejak itu nama kota Yatsrib ditukar
menjadi “Madinatun Nabi”, tetapi dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut
“Madinah” saja.
Berbeda dengan periode Makkah di mana umat Islam merupakan
kelompok minoritas, pada periode Madinah mereka menjadi kelompok
mayoritas. Di Makkah Rasulullah hanya berfungsi sebagai seorang Rasul,
tetapi di Madinah beliau selain sebagai seorang Rasul dia juga sebagai Kepala
Negara.

F. Hikmah Peristiwa Hijrah


Hijrahnya Nabi Muhammad dan umat Muslim merupakan peristiwa
yang dikehendaki Allah. Kehadiran Nabi Muhammad di Madinah menandai
era baru bagi perjalanan dakwah Islam. Berikut ini beberapa hikmah yang
dapat diambil dari peristiwa hijrah Rasulullah ke Yatsrib.
1. Menambah ketabahan dan keteguhan iman
Umat Islam di Mekkah selalu mendapatkan tekanan berupa ejekan,
hinaan, hingga siksaan dari kaum kafir Quraisy. Namun, tekanan yang
diberikan tidak membuat umat Muslim tunduk terhadap kaum kafir.
Peristiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah tidak hanya
menghindarkan umat Muslim dari ancaman kaum kafir Quraisy, tetapi
juga menambah ketabahan dan keteguhan iman mereka.

8
2. Belajar mengalah untuk menang
Dengan berhijrah ke Madinah, umat Muslim bisa dikatakan
mengalah, karena mereka meninggalkan banyak harta bendanya di
Mekkah. Kendati demikian, umat Muslim tetap menang karena berhasil
mempertahankan keimanannya kepada Allah.
Sikap mengalah dan merelakan hartanya lebih baik daripada harus
keluar dari agama Islam demi menuruti paksaan kaum kafir Quraisy.
3. Tumbuhnya rasa rela berkorban demi Islam
Harta yang ditinggalkan umat Muslim Mekkah bukan hanya
rumah, tetapi juga hewan ternak dan kebun yang menjadi sumber
penghidupan mereka.
Dengan kata lain, berhijrah ke Madinah berarti umat Muslim telah
mengorbankan miliknya di dunia demi keimanannya kepada Allah.
4. Menambah ketaatan kepada Allah
Berhijrah ke Madinah bukan keputusan umat Islam di Mekkah atau
Nabi Muhammad sendiri, tetapi atas perintah Allah. Umat Muslim di
Mekkah diperintahkan Allah untuk meninggalkan kampung halamannya
guna menghindari kekejaman kaum kafir Quraisy.
Dengan berhijrah dan menuruti kehendak Allah, mereka dapat
menambah ketaatan kepada Allah.
5. Meningkatkan rasa persaudaraan
Umat Muslim yang berhijrah bersama Nabi Muhammad disambut
baik oleh penduduk Madinah.
Bahkan, tidak sedikit penduduk Madinah yang membantu secara
materi hingga memberi pekerjaan kepada umat Muslim meninggalkan
Mekkah tanpa membawa harta benda mereka. Hal itu menunjukkan
adanya rasa persaudaraan di antara penduduk Mekkah dan Madinah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW sejatinya bukan sekedar
perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi sebuah perjalanan
spiritual yang memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik sebagai
umatnya.
Melihat dari 4 makna hijrahnya Rasulullah SAW beserta dengan para
sahabatnya, kita bisa mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
memulai hijrah seperti Rasulullah SAW dan para sahabatnya, tentunya kita
perlu dibekali ilmu agar hijrah di jalan yang benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Daryono, A. M. (2022, Oktober 11). Bankhijra. Retrieved Agustus 11, 2023, from
hijra.id: https://hijra.id/blog/featured/alasan-rasulullah-saw-hijrah-dari-
mekkah-ke-madinah/

Isneni, N. (2023, Maret 14). detikhikmah. Retrieved Agustus 11, 2023, from
detik.com: https://www.detik.com/hikmah/dakwah/d-6617230/alasan-
rasulullah-saw-melakukan-hijrah-ke-madinah

Newsroom Diskominfosantik. (2022, Juli 29). bekasikab.go.id. Retrieved Agustus


11, 2023, from bekasikab.go.id: https://www.bekasikab.go.id/hijrah-yang-
bermakna#:~:text=Hijrah%20menurut%20bahasa%20memiliki
%20dua,memiliki%20arti%20meninggalkan%2Fmenjauhkan%20diri.

Ningsih, W. L. (2022, Oktober 31). kompas.com. Retrieved Agustus 11, 2023,


from KOMPAS.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/31/210000879/hikmah-di-
balik-peristiwa-hijrahnya-nabi-muhammad?
page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Dalam%20sejarah
%20Islam,kaum%20kafir%20Quraisy%20di%20Mekkah.

TIM HUMAS. (2022, November 3). UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG.


Retrieved Agustus 11, 2023, from an-nur.ac.id:
https://an-nur.ac.id/rasulullah-hijrah-ke-yastrib/

Yudi. (2018, Agustus 11). ISLAMPOS. Retrieved Agustus 11, 2023, from
islampos.com: https://www.islampos.com/perencanaan-dan-persiapan-
nabi-saat-akan-hijrah-ke-madinah-127457/

Anda mungkin juga menyukai