MATAKULIAH
DOSEN PEMBIMBING:
KELOMPOK II:
DARMAWANSYAH
2022
i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah memberi penulis rahmat dan rahimnya,
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Peradaban Islam
Rasulullah Periode Madinah” sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kehadirat Nabi Muhammad
SAW. Berkat beliau kita dapat menikmati jaman millenial seperti saat ini.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah agar kita dapat
menghambat.
teman-teman yang telah memberi dukungan dan arahan untuk kami dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1
A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan........................................................................................... 3
KESIMPULAN................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Yastrib, maka seketika itu juga
SAW mulai mengatur siasat dan membentuk masyarakat Islam yang bebas dari
ancaman dan tekanan serta intimidasi. Jadi hijrahnya Rasulullah SAW itu
pertama di muka bumi pada saat itu. Karena itu peristiwa hijrah tidaklah
terwujud begitu saja, namun ada beberapa pra kondisi seperti adanya Baiat
Aqabah yang Pertama dan kedua, kedua baiat ini merupakan batu-batu pertama
Ba’iat dan Piagam madinah, Nabi Muhammmad SAW dipandang bukan saja
sebagai pemimpin ruhani tetapi juga sebagai kepala Negara. Rasul sebagai
tiap negeri yang dikuasainya atau masuk Islam dengan cara damai.
1
periode Madinah merupakan kelanjutan dari periode Makkah. pada periode
Makkah, ayat – ayat tentang hukum belum banyak diturunkan, sementara pada
periode Madinah, kita mendapati ayat hukum mulai turun melengkapi ayat
yang telah ada sebelumnya. Ini dipahami mengingat hukum bisa dilaksanakan
bila komunitas telah terbentuk, bukan hanya ayat-ayat hukum saja yang
berangsur-angsur sempurna, juga ayat lain misalnya tentang etika, tauhid dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Saat mendapat perintah hijrah dari Allah Swt. Rasulullah menemui sahabatnya
Abu Bakar agar mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam perjalanan.
Nabi juga menemui Ali dan meminta kepadanya agar tidur di kamarnya guna
mengelabui musuh yang berencana membunuhnya. Senin malam Selasa itu, Nabi
Keduanya singgah di Gua Tsur, arah selatan Makkah untuk menghindar dari
Mereka bersembunyi di situ selama tiga malam dan putera puteri Abu Bakar,
Abdullah, Aisyah, dan Asma’ serta sahayanya Amir bin Fuhairah mengirim
perjalanan menuju Yatsrib bergerak ke arah barat menuju laut merah melawati
jalan yang tidak biasa dilewati qabilah dagang ketika itu. Setelah tujuh hari dalam
perjalanan Nabi Muhammad SAW, dan Abu Bakar sampai di Quba. Ketika tiba di
Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar 10 Km dari Yatsrib, Nabi istirahat
1
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam, J. 2. (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve), h. 110.
3
halaman rumah ini Nabi membangun sebuah mesjid yang pertama kali
dibangunnya yang dikenal dengan masjid Quba. Tak lama kemudian Ali
akhirnya yang mereka tunggu itu datang mereka sambut dengan penuh sukacita.
yang tidak lagi terkait dengan dunia, namun lebih berarti pada pengertian hijrah
dari satu titik ke titik yang lain, dan telah membumbung tinggi ke tingkat ruh yang
Hijrah tidak lagi dipahami hanya berupa berpindah secara fisik, yaitu
kepindahan dari Makkah ke Yastrib (Madinah), atau spiritual dan kejiwaan, yaitu
buruk menjadi baik, dari tempat.2 Yang nyaman menjadi tempat yang lebih aman,
dari tempat kegelapan hingga menjadi tempat yang lebih cerah. Hijrah secara
istilah adalah yaitu berpindah dari suatu kondisi ke kondisi lain pada awalnya
Dengan begituh, hijrah berarti mengungsi atau pindah ke tempat yang baru demi
4
tempat baru orang yang mengharapakan bekal untuk mendapatkan keadaan yang
lebih baik dari hal yang sebelumnya. Berpindahnya Manusia, faktor ini dikenal
dengan pull factor atau mempunyai daya tarik tersendiri. Hijrah yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad saw. atas perintah Allah swt., kemudian diikuti oleh umat
Islam yang ada di Makkah saat itu, merupakan satu upaya guna menyelamatkan
aman. Perjuangan yang dilakukan dengan penuh optimisme dan kekuatan besar
untuk meraih kemenangan sebagaimana yang tergambar pada saat hijrah Nabi
masjid yang diberi nama “Baitullah”. Di masjid ini, selain dijadikan tempat
Makkah) dan kaum Ansar (muslim Madinah). Dengan demikian, setiap muslim
3
Siti Maryam, dkk., op.cit., h. 30.
5
terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Abu Bakar, misalnya,
dipersaudarakan Nabi dengan Kharijah bin Zaid, Ja’far bin Abi Thalib dengan
Mu’az bin Jabal. Hal ini berarti Rasulullah menciptakan suatu bentuk
sampai wafatnya Nabi Muhammad SAW. Ada dua periode yang dilalui Nabi,
periode pertama Makkah yaitu sejak turunnya wahyu pertama sampai dengan
periode kedua Madinah, yaitu sejak peristiwa hijrah sampai dengan wafatnya
Misi Nabi ini mendapat tentangan keras dari penduduk Makkah yang
dipelopori tokoh-tokoh suku Quraisy, mereka bukan saja tidak menerima ajaran
Kemudian dengan petunjuk dari Allah SWT dan atas pertimbangan situasi sosial
Sejak itu dimulailah babak baru dalam masa kenabian. Berbeda dengan apa
yang dialami pada saat di kota Makkah, di Madinah Nabi dan para pengikutnya
mendapat sambutan yang baik oleh penduduk Madinah. Secara sosial masyarakat
6
Madinah ketika itu terdiri dari beberapa kelompok, kelompok-kelompok yang
Kelompok Arab sendiri terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Masing-masing
kelompok ini dalam rentang waktu yang cukup panjang selalu terlibat dalam
mereka. Karena masing-masing mereka tidak ada yang mau mengalah, maka
akibatnya Madinah masa itu menjadi kosong kepemimpinan. Di sisi lain mereka
sudah berada dalam titik jenuh selalu bertengkar, mereka sudah merindukan
suasana damai, akan tetapi mereka tidak mempunyai figur yang dapat
mempersatukan mereka.4
Beberapa tokoh diantara mereka akhirnya menemukan figur itu ada pada
pribadi Nabi Muhammad SAW. Karena itulah kehadiran nabi dan para
penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarahpun dimulai berbeda dengan
periode Makkah, pada periode Madinah Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran
agama, tetapi juga sebagai kepala Negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi
4
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), h.
131-132.
7
Etnis Arab dengan beraneka suku, dan juga berbagai jenis keyakinan, Yahudi
dengan beberapa sektenya, Nasrani serta masyarakat suku paganism yang belum
dalam suatu sitem politik yang dibangun oleh Nabi. Pada masa kenabian tidak ada
lagi perang antar suku, tidak juga ada superioritas kelompok tertentu atas yang
lain.
Semua dapat hidup damai, saling menghormati satu dengan lain. Hasilnya
adalah Madinah yang awalnya adalah cikal bakal sebuah Negara, akhirnya
menjelma menjadi sebuah kekuatan Negara baru. Sebuah Negara dengan konsep
kebersamaan hak warga Negara, tidak membedakan ras, suku dan agama.
Sisi menarik dari system politik yang dibangun oleh Nabi adalah bahwa dalam
2. Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih berada pada tingkat nominal
3. Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih menganut paganism (paganisme
menganut politheisme).
4. Orang-orang Yahudi yang terbagi dalam 3 suku utama yaitu bani Qainuqa,
8
Politik Madinah merupakan rangkaian strategis yang berimplikasi pada
a. Ikatan daerah atau wilayah, dari sini Madinah merupakan tempat tinggal bagi
umat Islam.
c. Dominasi politik, hal ini terjadi karena keterlibatan umat Islam secara langsung
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, Nabi SAW
lain:
ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah, yang juga dapat digunakan
dagang. Nabi SAW merencanakan pembangunan masjid itu dan langsung ikut
di atas sebidang tanah dekat rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dindingnya terbuat
5
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h.
28-29.
9
dari tanah liat, sedangkan atapnya dari daun-daun dan pelepah kurma. Di dekat
masjid itu dibangun pula tempat tinggal Nabi SAW dan keluarganya.
(penduduk Madinah yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin).
mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Ja'far bin Abi Thalib
yang semacam ini pula, Rasulullah telah menciptakan suatu persaudaraan baru,
berdasarkan keturunan.
masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek
10
Untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, keadilan, dan kedamaian,
masa Nabi Badan Legislatif tidak dapat membuat produk hukum yang bertolak
belakang dengan alQur’an dan sunnah . Lembaga ini tidak punya otoritas untuk
yang bertolak belakang dengan al-Qur’an dan sunnah . Lembaga ini hanya
dapat mengkodifikasi berbagai jenis peraturan yang ada dalam alQur’an dan
sunnah7. Ada 4 cara yang ditempuh Nabi dalam mengambil keputusan politik,
yaitu:
6
Karim, Sejarah., p. 75.
7
Rahman, Muhammad., p.25.
11
dalam perang Ahzab menghadapi tentara Quraisy dan sekutu-sekutunya
masyarakat ke dalam forum yang lebih besar. Untuk hal ini dapat dilihat
Perjanjian Hudaibiyah.8
eksekutif dalam sabda-sabda berikut: “Jika seorang budak hitam yang cacat
diangkat menjadi pemimipin kalian dan dia memimpin kalian sesuai dengan
ketetapan kitab suci, dengarkanlah dan taati dia. Dengarkan dan patuhilah
meski gubernur kalian adalah seorang budak Abiyssinia dengan kepala yang
hitam legam seperti kismis, tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam rangka
memaksiati sang Khalik. Ketaatan itu hanya diberikan dalam hal-hal yang
benar (dan saleh). Jika seseorang menyaksikan sesuatu yang tidak disukai dari
12
dari jamaah lalu mati, kecuali matinya itu seperti mati pada zaman jahiliyah,
Tidak boleh taat dalam perbuatan dosa. Taat diwajibkan demi melakukan
sering disebut qadhā) juga didefinisikan secara tegas oleh Hukum syari’ah.
hakim ketika beliau mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman sebagai Hakim.
berdasarkan al-Qur’an, lalu nabi kembali bertanya, apa yang harus dilakukan
menepuk dada Mu’adz bin Jabal sambil berkata “Segala puji bagi Allah yang
diridhainya.”9
9
Abi Dawud Sulaiman bin Asy’ab as-Sijistany, Sunan Abi Daud (Bairut: Dar Ibn Hazm, 1998), p.
526
13
Meski demikian, dalam praktiknya Nabi Muhammad menjalankan
agama. Piagam ini merupakan naskah politik yang kedudukannya sebagai dustur
mempersatukan antara golongan Yahudi dan Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan Bani
14
1. Setiap suku dan kelompok akan mengurus urusannya sendiri dan
sendiri.
2. Tidak ada pihak Yahudi atau muslim yang boleh melakukan persetujuan
kapanpun jugadengan salah satu pihak atau kelompok yang tinggal di luar
Madinah.
lain. Jika salah satu pihak terlibat pertempuran, pihak lain akan memberikan
bantuannya, dan jika salah satu pihak membuat perdamaian, pihak yang
lainnya juaga membuat perdamaian dengannya. Tidak ada satu pihak pun juga
7. Kota Makkah adalah kota suci dan tidak boleh dilanggar oleh semua pihak
Madinah ini bertujuan untuk mengatur kehidupan bersama antar sesama umat
15
Ada juga yang isi nya sebagai berikut:
2. Bila salah satu kelompok diserang musuh, maka kelompok lain wajib untuk
membelanya.
konsitusi.
saja sebagai Rasul agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain,
dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan
duniawi.
10
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), h.
131-132.
16
Piagam Madinah dibuat dengan maksud untuk memberikan wawasan pada
kaum mu11slimin waktu itu tentang bagaimana cara bekerja sama dengan
dengan tidak memerlukan waktu lama masyarakat islam, baik Muhajirin maupun
sehari-hari.
tauladan dari pemimpin guna menciptakan keadaan yang lebih baik. Perubahan
Madinah dan menjadi semacam front kesatuan. Kaum Yahudi dan Muslim harus
saling membantu jika terjadi serangan terhadap orang-orang yang masuk dalam
perjanjian ini. Mereka harus menjalin persahabatan yang baik, saling menasihati,
berhala) dalam perjanjian ini. Juga berisi berbagai macam kewajiban yang
mengikat semua orang mukmin (kecuali orang pagan dan Yahudi), dan harus
11
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya j.1 (Jakarta: UI Press, 1985), h. 101.
17
perjanjian ini tidak hanya untuk mengatur masyarakat, tetapi juga meletakkan
kepentingan para pemilik ini,namun di Madinah hal itu tidak berlaku karena
otoritas semacam senat tersebut sehingga tidak ada lembaga yang melindungi
kepentingan para pemilik kekayaan atau individu dari kejahatan yang merugikan
mereka. Perjanjian ini menjadi dasar bagi berdirinya perwakilan semacam itu. 12
pemimpin mereka, namun ada delapan kelompok suku lain yang mempunyai
pemimpin mereka sendiri. Jika konstitusi ini menjadi bukti kuat akan hal itu,
Muhammad lebih unggul dari para pemimpin suku lain dalam dua hal. Pertama,
12
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h.
28-29.
18
6. Kegigihan Rasulullah dalam berdakwah menyebarkan Islam.
bernegara, kita akan menemukan bahwa otoritas negara terhadap masyarakat yang
negara dan merawat perdamaian dalam kehidupan bersama. Hal ini dapat dilihat
dari isi konstitusi yang dirancang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai
wasallam pun tidak menyebut negaranya sebagai negara Islam, tetapi dengan
Hubungan agama dan negara diletakkan sebagai relasi yang kuat dan resmi.
mencantumkan Sila Pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun tidak
19
BAB III
KESIMPULAN
disimpulkan bahwa:
Yastrib, maka seketika itu juga berubahlah namanya kota Yastrib menjadi
20
Madinnatun Nabawi artinya kota nabi, selanjutnya disebut Madinah. Sejak
masyarakat Islam yang bebas dari ancaman dan tekanan serta intimidasi.
3. Piagam Madinah, Nabi SAW telah berhasil mewujudkan piagam politik yang
bangsa dan agama. Piagam ini merupakan naskah politik yang kedudukannya
DAFTAR PUSTAKA
, 1988.
21
Nasution, Syamruddin. Sejarah Peradaban Islam. Cet. Ketiga. RIAU:
22