Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM


TENTANG
DAKWAH NABI PAD APERIODE MADINAH

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. Muhedi
2. Muhammad Fajri
3. Putra Kambali
4. Nazwa Az-zahra
5. Listi Anggiani
6. Fitriana Adha
7. Nadin Anggraini Putri
8. Salsa Amarta

SEKOLAH MENENGAH ATAS(SMA) NEGERI 1 KIBIN


2023
1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Dakwah Rasulullah Periode
Madinah.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya dan para shahabatnya semoga kita mendapat syafaatnya kelak di hari
kiamat, amin.!
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada pembina dan teman-teman yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan kami sangat menyadari bahwa pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran  yang
bersifat membangun untuk kelancaran tugas-tugas selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami  berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan bagi pembaca khususnya.

 
Kibin,    Mei 2023
Penyusun  

2
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..2
A. Perjanjian Aqabah……………………………………………………………………………..2
B. Mendirikan Masjid…………………………………………………………………………….4
C. Ukhuwatul Islamoyah…………………………………………………………………………4
D. UkhuwatulWathdaniyah……………………………………………………………………….5
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………..7
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………7
B. Saran…………………………………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..8

ii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terjadinya perlawanan yang menentang penyebaran agama Islam dari
Mekkah, menyebabkan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke
Madinah.Tetapi sebelum hijrah dilakukan, telah terjadi peristiwa yang sangatpenting,
yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M.
Keadaan di Madinah sangat jauh berbeda dengan di Mekkah, kalau di
Mekkah, Nabi Muhammad SAW islam dimusuhi dan mendapat perlawanan sehingga
tidak mungkin untuk berkembang sedangkan di MadinahNabi Muhammad SAW
disambut dengan gembira, karena kedatangan Nabi sudah lama diharapkan.
Di Madinah perkembangan agama Islam cukup pesat dan penganutnya
Dakwah Rasulullah yang dilakukan di Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan berlangsung selama 13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah
karena itu Allah MenyediakanTempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah
membangun umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Bagaimana gambaran tentang dakwah Rasulullah S.A.W Periode Madinah?

2. Strategi apa saja yang di gunakan Nabi Muhammad S.A.W saat dakwah Periode Madinah?

3. Apa itu yang du maksud dengan perjanjian Aqabah?

4. Apa itu yang di maksud dengan Ukhuwah Islamiyah?

5. Apa itu yang di maksud dengan Ukhuwah Watdhaniyah?

4
1

C. Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami lebih dalam tentang dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah

2. Memahami perang-perang yang terjadi pada masa dakwah Rasulullah S.A.W periode

Madinah

3. Memahami Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

4. Memahami pernjanjian Aqabah

5. Memahami Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Watdhabiyah

BAB II
PEMBAHASAN

I. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah


A. Perjanjian Aqabah
Peristiwa Hijrahnya kaum muslim Makkah ke Madinah, selain kondisi dalam
masyarakat Makkah yang sangat keras terhadap dakwah Islam, juga disebabkan oleh
perjanjian penting yang sudah disepakati, yaitu “Perjanjian Aqabah” yang berlansung
dua kali di Bukit ‘Aqabah’ yang disebut dengan “Baiatul ‘Aqabah I dan II”.
Perjanjian Aqabah I terjadi pada tahun keduabelas kenabian.Pada saat itu dua belas
orang laki laki dan seorang perempuan dari suku Khazraj dan Aus Madinah datang pada
Rasulullah di Makkah.Mereka menyatakan diri masuk Islam, mereka berjanji bahwa
“Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kami tidak akan
mencuri, berzina atau membunuh anak-anak kami, tidak akan ada fitnah memfitnah,

5
dan tidak akan mendurhakai Muhammad dengan sesuatu yang tidak kami
ingini”.Orang-orang Madinah yang masuk Islam
2

Itu dengan mudah karena sudah pernah mendengar ajaran Taurat dari kaum Yahudi,
yaitu tentang hari kebangkitan, balasan terhadap perbuatan manusia, dan nabi yang
terakhir. Perjanjian Aqabah II berlangsung satu tahun kemudian.Pada saat itu ada 73
orang dari suku Khazraj menghadap Rasulullah, kali ini mereka menyarankan agar
Rasulullah hijrah ke Madinah.

Baiatul Aqabah II berisi kesanggupan mereka untuk masuk Islam dan kemudian
berjanji :
1. Akan selalu mendengar dan menaati Nabi Muhammad saw;
2. Menafkahkan harta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit;
3. Melakukan amarmakrufnahi mungkar;
4. Tetap tabah menghadapi celaan kaum kafir;
5. Melindungi Nabi Muhammad saw, dan menjamin keamanan beliau sebagaimana
membela dan melindungi keluarga mereka sendiri hingga titik darah
penghabisan.

6
3

B. MENDIRIKAN MASJID
Mendirikan masjid, hal ini merupakan usaha pertamanabi yang sangat penting
dalam pembinaan masyarakat yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah, tempat
Rasulullah manyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Allah yang baru diterima.
Masjid ini juga tempat para sahabat bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah
kepada Rasululah dan juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu dari negeri
lain.Masjid yang pertama kali di bangun oleh Nabi adalah Masjid Nabawi.Kemudian
umat islam turut-turu tmembangun beberapa masjid Jumu’ah (tempat pertama
Rasulullah melaksanakan shalat jumat), Masjid Gamamah (tempat pertama kali
dilaksanakan shalat hari raya Islam), Masjid Bani Quraizah, Masjid Salman, Masjid Ali.
C. UKHUWAH ISLAMIYAH
Para penduduk kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan
menetap di kota mereka. Para penduduk menyambut kehadiran Rasulullah dengan riang
gembira.Penduduk Madinah yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut sebagai
kaum Anshar, sedang kaumMuslimin yang hijrah dari Makkah ke Madinah disebut
kaum Muhajirin.
Meskipun kaum Anshar mengetahui bahwa sebagian kaum Muhajirin tidak
membawa harta benda nya ketika berhijrah, kaum Anshar tetap bersedia berbagi tempat
tinggal, pekerjaan, dan pakaian.Bahkan, Rasulullah menyatakan bahwa kaum Anshar
dan kaum Muhajirin saling mewarisi

Dasar persaudaraan yang di bangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Islamiyah,


yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku. Para sahabat yang
dipersaudarakan, antara lain :
a. Abu Bakar as-Siddiq dengan Kharijah Bin Zuhair;
b. Umar Bin Khitab dengan Itban bin Malik;

7
c. Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsabit;
d. Zubair bin Awwam dengan Salamah bin Salamah;
e. Salman al-Farisi dengan Abu Darda’.
4
Tujuan mempersaudarakan mereka adalah agar satu sama lain saling tolong
menolong, yang mampu menolong yang kekurangan, serta untuk menyelapkan rasa
asing pada diris ahabat-sahabat Muhajirin di kota Madinah.

D. UKHUWAH WATDHANIYAH
Dalam sejarah perjalanan dan perkembangan hijrah Nabi di Madinah, Nabi Muhammad
Saw. berhasil mempersaudarakan semua komponen masyarakat Madinah, terutama
kaum Aus dan Khajraj yang selama ini tidak bisa bersatu dan sering mengalami konflik
horizontal di antara keduanya. Dalam aspek ini Nabi Muhammad Saw. menggunakan
sebuah istilah baru untuk mengikat masyarakat Madinah menjadi suatu kesatuan yang
kokoh, yaitu ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan sesama muslim. Dalam rangka
menguatkan hal ini, Rasulullah bersabda, “Seorang muslim bersaudara denga muslim
lainya. Dia tidak menganiayanya, tidak pula menyerahkannya (kepada  musuh).
Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula
kebutuhanya. Barangsiapa yang melapangkan dari seorang muslim suatu kesulitan,
Allah akan melapangkan baginya suatu kesulitan dari kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, Allah
menutup aibnya di hari kemudian.” (HR. Bukhari dan Muslim). Semangat hijrah yang
dilanjutkan dengan spirit untuk membangun persaudaraan danukhuwah Islamiyah pada
kenyatannya berhasil menjadikan umat Islam sebagai kekuatan yang luar biasa dan
diperhitungkan oleh siapapun, maka jika mengamati fenomena ini dapat ditarik
kesimpulan, bahwa relasi antara hijrah dan pembangunan normal”">ukhuwah Islamiyah
bagaikan dua sisi koin yang tidak bisa dipisahkan, keduanya akan saling bersinergi dan
menopang satu dengan lainya.Selanjutnya ada empat bagian macam ukhuwah atau
persaudaraan yang disebutkan dalam Al-Quran dan dikembangkan dan  dibangun Nabi
Muhammad Saw. pasca hijrah beliau di Madinah.

8
5
Pertama, ukhuwah ‘ubudiyah atau persaudaraan kesemakhlukan serta ketundukan
secara total kepada Allah Swt. Kedua, normal”">ukhuwah insaniyah atau basyariyah,
yaitu persaudaraan antar umat manusia, dalam arti semua manusia berasal dari nenek
moyang yang sama yaitu Adam dan Hawa, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Jadilah kalian hamba Allah
yang bersaudara” (HR. Bukhari dan Muslim), atau dalam hadis lain, “Hamba-hamba
Allah semuanya bersaudara”. Ketiga, ukhuwah wathaniayah wa an-nasab, atau
persaudaraan atas dasar kebangsaan dan nasab. Persaudaraan jenis ini didasarkan atas
nasionalisme terhadap sesuatu yang didiami, Nabi bersabda, normal”">“ Cinta tanah air
sebagiaan dari iman”. normal”"> Keempat, ukhuwah fi din al-islam, atau persaudaraan
antar sesama muslim. Dalam kaitannya dengan hal ini Allah berfirman dalam Al-
Qur’an:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10)
di dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Saw. bersabda:
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah
wafatku”.
Relasi kuat antara hijrah dan Ukhuwah Islamiyah yang dipraktekkan oleh Nabi
Muhammad Saw, seharusnya menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk bersama
melakukan hijrah rohani dan mempererat persatuan kaum muslim. Maksud dari hijah
rohani adalah meninggalkan semua sifat-sifat negatif dan egoisme pribadi menuju ke
arah perbaikan diri serta senantiasa berpikir, bertindak dan berbuat positif demi
kepentingan

bangsa, Negara serta agama, agar umat Islam kembali memperoleh kejayaan demi
tegaknya kalimat Allah.

9
Terakhir semangat hijrah dan ukhuwah Islamiyah harus diiringi dengan optimisme dan
tawakal, artinya kita sebagai umat Islam harus yakin.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbeda dengan periode mekah, pada periode madinah, islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat banyak turun di madinah.
Nabi Muhammad mempunyai kedudukan bukan saja sebagai kepala Negara dengan
meletakkan dasar-dasar dalam kehidupan masyarakat madinah diantaranya Mendirikan
Masjid
 Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshor
 Mempersaudarakan antara kaum muslim dan non muslim
 Melatakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sodial untuk masyarakat baru

B. Saran

Untuk lebih mempertebal keimanan kita terhadap rasululah SAW. Kita harus selalu

meyakini apa yang dilaksanakan oleh rasullulah yang menjadi rasul allah sebagai landasan

untuk kita bertindak, agar setiap apa yang kita lakukan atau laksanakan sesuai dengan

sunah rasul.

10
7
DAFTAR PUSTAKA

11
8

12

Anda mungkin juga menyukai