Anda di halaman 1dari 7

MATERI AGAMA

1. TETANG PERJUANGAN NABI DI MADINAH

DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH

A. Keadaan Kota Madinah sebelum kedatangan Islam

Kota Madinah sebelum kedatangan Nabi Muhammad dikenal dengan kota Yastrib, setelah
kedatangan Nabi, Kota Yastrib diganti dengan nama Madinatul munawaroh yang artinya “kota
penuh cahaya terang” atau dikenal pula sebagai madinatun Nabi atau kota Nabi.

Secara geografis kota Madinah termasuk wilayah daerah Hijaz, berbatasan dengan bukit Air di
bagian Selatan serta bukit Tsur dan Uhud di sebelah utara dan di sebelah timur, dan sebelah barat
gurun Harah, karena tanahnya yang cukup subur penduduk kota ini banyak yang bekerja sebagai
petani atau bercocok tanam di samping sebagai pedagang atau beternak.

Keadaan penduduk kota Madinah sebelum Islam datang terdiri dari dua suku bangsa yaitu suku
bangsa Yahudi dan bangsa Arab. Suku Yahudi terdiri dari tiga suku, yakni Bani Quraizhah, Bani Nadhir
dan bani Qainuqa. Adapun Bangsa Arab terdiri dari suku Arab asli penduduk Madinah, dan suku Arab
pendatang dari Kota Yaman yang dikenal dengan suku Aus dan Khazraj.

Akibat banyaknya suku-suku di Kota Madinah yang masing-masing mengutamakan kepentingan


sukunya ditambah belum adanya kepemimpinan pemerintahan yang sah dan resmi maka penduduk
kota ini belum merasakan kedamaian bernegara bahkan karena persaingan suku ini pula banyak
menimbulkan permusuhan dan peperangan.

Kedatangan suku Aus dan Khazraj yang mengungsi akibat pecahnya bendungan Ma’arib di kota
Yaman juga menambah kebencian kaum Yahudi di Madinah karena sebelum kedatangan suku Aus
dan Khazraj yang kemudian mendominasi perekonomian Arab, bangsa Yahudilah yang menguasai
perdagangan dan perekonomian Madinah. Penduduk Aus dan Khazraj yang jumlahnya melebihi
separuh penduduk Madinah juga menguasai oase-oase yang baik dan lahan-lahan pertanian
tersubur menimbulkan kebencian bagi penduduk arab asli Madinah.

Keadaan ini terus berlanjut sampai akhirnya terjadilah perang antara orang Arab dan Yahudi akibat
siasat pecah belah yang dilakukan Yahudi, siasat pecah belah menebarkan kebencian dan
permusuhan yang dilakukan Yahudi berhasil memisahkan suku Aus dan Khazraj. Suku Khazraj
bersekutu dengan Bani Qainuqa dan Suku Aus bersekutu dengan Bani Quraizhah dan Bani Nadhir.
Perang yang tidak dapat dihindari pada tahun 618 M ini dikenal dengan perang Bu’ats.

Akibat perang ini kemudian suku Aus dan Suku Khazraj menyadari kesalahan mereka dan mengajak
berdamai dan mereka semua sepakat mengangkat Abdullah bin Muhammad dari suku Khazraj yang
terkemuka untuk menjadi pemimpin pemerintahan.

Pada tahun 621 M ketika banyak dari orang suku Khazraj menunaikan Haji ke kota Mekah, mereka
dihampiri oleh Nabi Muhammad shollalohu Alaihi wassalam. Nabi kemudian memperkenalkan diri
serta berdakwah tentang ajaran Islam kepada mereka, mereka pun dengan antusias mengikuti
ajakan Nabi karena mereka sebenarnya selama ini adalah penganut agama Taurat yang mengajarkan
ketauhidan, hari kebangkitan dan balasan semua amal manusia di dunia serta Nabi akhir zaman,
mereka percaya ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad adalah ajaran yang tidak bertentangan
dengan aqidahnya selama ini. Setibanya di Madinah mereka menyampaikan kabar gembira ini dan
menyerukan kepada penduduk Madinah agar tidak ragu mengikuti agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad sebagai utusan Allah di akhir zaman yang bersifat menyempurnakan aqidah yang benar.
Sejak saat itulah nama Nabi Muhammad dikenal di kota Madinah.

B. Nabi Hijrah ke Madinah

Keadaan Nabi dalam berdakwah di Kota Mekah setelah wafatnya Abu Tholib dan Siti Khodijah
sebagai orang yang disegani di Mekah semakin hari semakin mengenaskan, mereka tidak segan
mencaci maki, menghina, mengancam bahkan menganiaya serta berencana membunuh Nabi. Akibat
perlakuan buruk mereka ini secara diam-diam memerintahkan sebagian sahabat untuk
meninggalkan Mekah sementara Nabi tetap berada di Mekah sambil menunggu wahyu Allah
subhaanahu wata’ala. Akhirnya wahyu Allah datang juga yaitu QS. Al-Isro : 80 :

َ ‫َوقُ ْل َربِّ أَ ْدخ ِْلنِي م ُْد َخ َل صِ ْد ٍق َوأَ ْخ ِرجْ نِي م ُْخ َر َج صِ ْد ٍق َواجْ َع ْل لِي مِنْ لَ ُد ْن‬
‫ك س ُْل َطا ًنا َنصِ يرً ا‬

Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah
(pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang
menolong.

Setelah datangnya perintah ini Nabi memberitahukan kepada para Sahabat dan kaumnya
yang setia untuk segera menuju ke kota Madinah pada tahun 622 M. Kaum yang menemani Nabi
hijrah dikenal dengan sebutan kaum Muhajirin.

Peristiwa hijrahnya Nabi ini juga diawali adanya kesepakatan para petinggi suku Aus dan Khazraj
pada tahun 621 M yang menemui Nabi di Aqobah yang selanjutnya dikenal dengan Bai’atul Aqobah
pertama. Perjanjian ini dilanjutkan pada tahun 622 M yang disebut Bai’atul Aqobah yang kedua.
Diantara isi perjanjian itu adalah :

1. Mentaati Nabi Muhammad SAW dalam sehat maupun sakit

2. Menafkahkan harta baik dalam keadaan mudah maupun sulit

3. Melakukan amar ma’ruf nahi munkar

4. Tabah menghadapi celaan kaum kafir Quraisy

5. Melindungi Nabi Muhammad SAW sebagaimana melindungi diri sendiri dan keluarganya

Akhirnya kedatangan Nabi beserta kaum Muhajirin diterima dengan baik oleh penduduk kota
Madinah yang akhirnya mereka dikenal sebagai kaum Anshor atau kaum yang menolong Nabi
Muhammad SAW.

Diantara faktor-faktor yang menyebabkan mudahnya penduduk Madinah menerima Nabi


Muhammad SAW dan ajaran Islam adalah karena :

1. Kebiasaan sikap sopan santun penduduk Madinah


2. Kesederhanaan pribadi nabi Muhammad sebagai Rasul

Kemudian, sikap rela berkorban menjadi ciri masyarakat Madinah, antara lain karena :

1. Agama Islam mengajarkan persamaan hak bagi setiap manusia

2. Ajaran Islam tidak bertentangan dengan ajaran yang ada didalam kitan Taurat

3. Keteladanan sikap Nabi dalam berbagai kehidupan

4. Kesadaran penduduk Madinah yang berasal dari berbagai suku dimana lebih baik memeluk
Islam yang membawa kedamaian daripada berperang antar suku

C. Strategi dakwah Nabi di kota Madinah

Sesampainya Nabi di Kota Madinah yang dahulu dikenal dengan kota Yastrib setelah melalui
perjalanan yang melelahkan akibat dikejar oleh kaum Quraisy Nabi segera menyusun beberapa
strategi untuk mengembangkan da’wah Islam.

Berikut ini strategi tersebut :

1. Membangun Masjid

Langkah ini sebagai upaya agar kaum Muhajirin dan kaum Anshor dapat melaksanakan ibadah sholat
serta melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya tanpa takut dikejar-kejar lagi oleh kaum musyirikin
maupun kaum yang tidak suka dengan ajaran Islam.

Masjid yang pertama dibangun oleh Nabi ketika di Madinah adalah Masjid Quba kemudian Masjid
Nabawi yang dibangun pada bulan Robi’ul Awal tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi sebagai tombak
pembangunan fisik perkembangan Islam pertama di Madinah. Masjid Nabawi berfungsi sebagai
pemersatu umat. Pada mulanya tanah Masjid ini dibeli Nabi dari anak yatim bernama Sahal dan
Suhail sebagian tanah ini dipakai untuk tinggal Nabi dan sebagian lagi untuk Masjid. Orang yang
pertama kali mengumandangkan adzan di masjid ini bernama Bilal bin Rabah, seiring dengan
perkembangan kota Madinah yang pesat, masjid ini pun kemudian banyak dikunjungi orang dengan
berbagai tujuan. Setelah membangun masjid ini umat Islam juga membangun Masjid lainnya seperti
masjid Jumu’ah, masjid Quba, masjid Bani Quraizhah, masjid Gumamah, masjid Ubay bin Ka’ab,
masjid Salman dan masjid Ali. Hal inilah yang kemudian menjadikan Islam semakin terkenal dimana-
mana sebagai umat yang bersatu padu.

2. Mempersatukan antara kaum Anshorin dan kaum Muhajirin

Persaudaraan antara kaum Muhajirin dari Mekah dan Kaum Anshor dari Madinah diupayakan oleh
Nabi agar berjalan harmonis dari persaudaraan antar suku dan golongan menjadi persaudaraan yang
didasarkan pada satu agama. Rasulullah mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin ibnu
zuhair, Abi thalib dengan Mu’az bin jabal, umar bin khatab dengan ibnu bin malik dan ali bin abi
thalib dipilih untuk menjadi saudara beliau sendiri. SetelH Kum muhajirin menetap di madinah,
rasulullah segera membuat strategi untuk membentuk masyarakat yang terbebas dari intimidasi.

3. Mempersatukan kaum Muslimin dan kaum Non Muslim

Hal ini dilakukan Nabi agar terciptanya perdamaian antara kaum Yahudi atau non muslim dan kaum
muslimin. Salah satu upaya Nabi ini kemudian dikenal dengan sebutan Piagam Madinah yang
dilaksanakan pada tahun 2 Hijriah atau 624 M.

Isi Piagam Madinah itu antara lain adalah :

1. Kaum Muslimin dan Yahudi hidup secara damai dan bebas memeluk serta menjalankan
agamanya masing-masing

2. Jika salah satu pihak diperangi musuh dari luar mereka wajib membantu salah satu pihak yang
diserang

3. Kaum Muslimin dan Yahudi wajib tolong menolong dalam melaksanakan kewajiban untuk
kepentingan bersama

4. Nabi Muhammad adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk Madinah, jika terjadi
perselisihan diantara Kaum Muslim dan Yahudi maka penyelesaiannya dikembalikan kepada
pengadilan Nabi sebagai pemimpin tertinggi di kota Madinah

5. Orang Yahudi yang bergabung dengan kaum Muslimin akan dilindungi dari semua gangguan
serta mempunyai hak yang sama

Dari perjanjian Piagam Madinah ini kemudian Nabi memberikan teladan bagi kita untuk melandasi
negara dengan semangat persatuan dan demokratis, karena isi piagam ini terkandung pengertian
bahwa :

1. Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai kepala Negara

2. Kota Madinah sebagai otoritas wilayahnya

3. Piagam Madinah sebagai landasannya

4. Orang Islam maupun Yahudi sebagai rakyatnya

4.Membentuk masyarakat yang berlandaskan ajaran islam

a. Kebebasan beragama
b. Azan, salat, zakat dan puasa
c. Prinsip-prinsip kemanusiaan
d. Mengajarkan pendidikan ekonomi, politik, dan sosial

 Strategi dakwah nabi


1. Meletakkan dasar-dasar kehiudpan bermasyarakat
a. Membangun masjid. Masjid yang dibuat tudak hanya untuk beribadah tapi
digunakan sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum
muslimin dan sebagai pusat pemerintah.
b. Membangun ukhuwah islamiyah. Dalam hal ini, nabi mempersatukan kaum
muhajirin dengan kaum ansar dalam satu hubungan kekluargaan dan
kekerabatan dengan ikatan agama.
c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang nonmuslim. Untuk
menjaga stabilitas keamanan di madinah, nabi menjalin persahabatan dengan
orang-orang yahudi, arab yang masih menganut agama nennek moyang mereka.

D. Rintangan terhadap dakwah Nabi di Madinah

Perjalanan dakwah nabi di Madinah tidak selamanya berjalan mulus meskipun berbagai upaya
perdamaian telah dilakukan namun kaum kafir Quraisy tidak mau menyerah untuk terus menentang
dakwah Nabi dengan berbagai cara. Akhirnya pecahlah beberapa perang yang antara lain; Perang
Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq.

1. Perang Badar

Perang ini merupakan awal pertempuran umat Islam melawan kaum kafir Quraisy yang dipimpin
oleh petinggi-petinggi kafir Quraisy dibawah komando Abu Jahal atau Amir bin Hisyam terjadi pada
tanggal 17 Maret 624 M atau 17 Ramahan 2 Hijriah.

Perang Badar terjadi akibat kesepakatan kaum Muslimin di Madinah yang terancam kedaulatannya
oleh kedatangan kaum kafir Quraisy yang akan melakukan perdagangan menuju Syam. Untuk
menuju Syam Kafir Quraisy harus melewati Madinah, kaum muslimin yakin bahwa kedatangan kaum
kafir Quraisy ke Madinah menuju Syam tidak akan hanya lewat saja melainkan sudah pasti adanya
maksud lain yaitu ingin menguasai kaum muslimin di Madinah karena hal ini memang sudah
direncanakan oleh kaum Quraisy.

Nabi mencegat pasukan Quraisy dengan hanya berjumlah pasukan lebih kurang 313 orang,
sedangkan kaum Kafir Quraisy berjumlah 1000 orang. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh kaum
muslimin dengan terbunuhnya kepala pasukan mereka yaitu Abu Jahal.

Atas kemenangan perang ini kaum Muslimin semakin mempunyai kepercayaan diri yang kuat dan
kedudukan Nabi sebagai pemimpin umat serta panglima perang semakin Berjaya. Nama Nabi
Muhammad SAW semakin harum di hati kaum Muslimin di Madinah.

2. Perang Uhud

Perang ini adalah upaya kaum kafir quraisy untuk membalas kekalahan mereka pada perang Badar.
Pada mulanya kaum kafir memancing kemarahan kaum muslimin dengan menduduki ladang
gandum kaum mukmin di wilayah bukit Uhud yang berjarak tiga mil dari Madinah.

Perang yang sangat dahsyat ini terjadi pada tanggal 15 syuro 3 Hijriah atau 13 Maret 625 M dan
diikuti lebih kurang 1000 orang kaum muslimin namun karena adanya hasutan dari pihak Quraisy
pasukan Nabi hanya tinggal 700 orang saja. Kaum inilah yang kita kenal di kemudian hari sebagai
orang-orang munafik.

Sebagai panglima perang sebenarnya Nabi lebih mengedepankan strategi menunggu musuh di
Madinah karena mengingat jumlah kaum muslimin yang tidak sebanding dengan jumlah kaum kafir
Quraisy yang mencapai 3000 orang, namun karena adanya desakan dari beberapa pihak kaum
Muslimin akhirnya Nabi menyetujui untuk berangkat menuju bukit Uhud.

Setibanya di Uhud dini hari Nabi langsung menyusun strategi perang. Bahwasannya kaum Muslimin
diperintahkan oleh Nabi untuk meninggalkan posisi masing-masing diatas bukit. Strategi ini hampir
memenangkan kaum muslimin tetapi karena akhirnya kaum muslimin banyak yang tergiur adanya
harta rampasan atau ghonimah, lalu mereka mulai meninggalkan pesan yang merupakan strategi
Nabi untuk turun di bawah bukit tempat harta ghonimah berada demikian pula pasukan pemanah
yang dipimpin oleh Mus’ab bin Abi Waqqos pun turut memburu harta rampasan tersebut dan
akhirnya pasukan muslimin pun berantakan.

Demi melihat kaum muslimin berada dibawah bukit maka para Kafir Quraisy yang dipimpin oleh
Kholid bin Walid menggantikan posisi perang dari atas bukit yang mengakibatkan kaum muslimin
terkepung dan mengalami kekalahan fatal. Perang ini menyebabkan kekalahan kaum muslimin dan
mengakibatkan tewasnya 70 syuhada.

3. Perang Khandaq

Perang ini terjadi akibat kaum Quraisy dari kabilah kabilah Arab serta kaum yahudi di Madinah ingin
menumpas kaum muslimin, dinamakan perang Khandaq (yang berarti parit) karena kaum muslimin
menggali parit sebagai benteng pertahanannya dari serangan musuh. Ide penggalian parit sebagai
upaya membendung laju musuh ini diprakarsai oleh seorang ahli siasat perang yang bernama Salman
Alfarisi.

Perang Khandaq terjadi pada awal Syawal tahun 5 H diikuti oleh sebanyak 3000 kaum muslimin dan
sekitar 500 ribu kaum kafir. Perang yang akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin ini dibantu
dengan pertolongan Allah berupa angin badai yang sangat dahsyat memporak-porandakan periuk,
kemah dan angin itu membuat debu panas berterbangan menimpa pasukan kafir sebagaimana
dikisahkan dalam al-Qur’an :

‫م ُج ُنو ٌد َفأَرْ َس ْل َنا َعلَي ِْه ْم ِريحً ا َو ُج ُنو ًدا‬,ْ ‫ِين آ َم ُنوا ْاذ ُكرُوا نِعْ َم َة هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ َجا َء ْت ُك‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬

‫ لَ ْم َت َر ْو َها‬. . .
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika
datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang
tidak dapat kamu melihatnya.(QS. Al Azhab : 9)

4. perang hunian

Dilatar belakangi karena kebencian akibat berhala-berhala mereka yang dihancurkan oleh tentara
arab ketika penaklukan mekkah. Menyebabkan dua suku arab yaitu suku bani taqif di taif dan suku
bani hawazin di antara mekah dan taif berkomplotan untuk melawan Nabi. Kemudian nabi
berangkat ke hunain dengan pasukannya. Akhirnya bani tqif dan bani hawazin dapat ditaklukan,
dengan itu seluruh jazirah a1. adanya di bantu oleh Allah SWT dalam beberapa per perangan.

5. perang tabuk

Perang ini dilatar belakangi oleh rasa kecemburuna heraklius atas keberhasilan nabi dalam
menguasai seluruh jazirah arab. Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar, akan tetapi
setelah meliihat jumlah tentara islam lebih banyak dari nya, akhir nya psukan romasi ciut nyalinya
akhirnya menarik diri dan tidak jadi berperang. Nabi akhirnya berkmah di tabuk dan akhirnya
perbatasan itu dapat dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan islam.

 Penyebab suksesnya dakwah nabi:

1. adanya di bantu oleh Allah SWT dalam beberapa per perangan.


2. terjadinya perjanjian aqabah 1 tentang janji setia kepada Rasulullah
3. adanya perjanjian aqabah 2
4. adanya perjanjian huhaibiya

Rasulullah SAW memiliki strategi saat berdakwah, sehingga dakwahnya sukses.Strategi


tersebut diantaranya :
1.Mendirikan Mesjid.
2.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar.
3.Menggalang perdamaian.
4.Menggerakkan roda perekonomian.
5.Mengadakan perjanjian dengan pihak Non-muslim.
Faktor lainnya adalah penduduk Madinah memberi dukungan kepada Rasulullah dan mereka
menerima dakwah nya Rasulullah dengan senang hati,sehingga dakwah nya Rasulullah
menjadi sukses.

Anda mungkin juga menyukai