1. Rencana-rencana jahat kafir Quraisy terhadap diri Nabi Muhammad dan kaum Muslimin diantaranya,
2. Fitnah tentang Nabi Muhammad dituduh juru penerang yang memecah belah masyarakat
3. Abu Jahal sangat memusuhi Nabi Muhammad sehingga dia ingin membunuhnya
4. Kaum Muslimin yang di Makkah dikucilkan oleh masyarakat Makkah selama tiga tahun.
Pada tahun ke-13 sesudah Nabi Muhammad diutus, 73 orang penduduk Madinah berkunjung ke Makkah untuk
mengunjungi Nabi dan meminta beliau agar pindah ke Madinah. Dikarenakan, ada beberapa faktor yang
menyebabkan penduduk Madinah mudah menerima ajaran Islam yaitu :
1. Bangsa arab Yastrtib lebih memahami agama-agama ketuhanan Karena mereka sering mendengar
tentang Allah, wahyu, kubur, hisab, berbangkit, surga dan neraka.
2. Penduduk Yastrib memerlukan seorang pemimpin yang mampu mempersatukan suku-suku yang saling
bermusuhan.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat.
Mendirikan masjid
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat islam dalam satu majlis, sehingga
majlis ini umat islam bisa bersama-sama melaksanakan shalat jama’ah secara teratur, mengadili perkara-
perkara dan bermusyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin
dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah
Rasulullah telah memepertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Masing-
masing keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan
persaudaraan yang diadakan rasulullah. Persaudaraan ini pada permulaannya mempunyai kekuatan dan akibat
sebagai yang dipunyai oleh persaudaraan nasab, termasuk diantaranyahal pustaka, hal tolong-menolong dan
lain-lain.
Dengan mengadakan persaudaraan seperti ini rasulullah telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan
agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukaran seperti yang banyak terjadi sebelunya.
Menjalin Hubungan Persahabatan antara Kaum Muslim dengan yang tidak beragama Islam
Nabi Muhammad SAW hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada di Madinah, oleh karena itu
Nabi membantu perjanjian antara kaum muslimin dengan non muslimin.
Menurut ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut atntara lain sebagai berikut:
Karena masyarakat islam itu telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan islam untuk menentukan dasar-
dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru teòwujud itu. Sebab itu ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan__” s0
dalam periode ini terutama ditujukan kepada pembiaan hokum. Ayat-ayat yang diturunkan itu diberi
penjelasan oleh Rasulullah. Mana-mana yang belum jelan dan belum terperinci dijelaskan oleh Rasulullah
dengan perbuatan-perbuatan beliau.
Maka timbullah dari satu buah sumber yang menjadi pokok hokum ini (Al Qur’an dan Hadits). Satu sistem yang
amat indah untuk bidang politik, yaitu sistem bermusyawarah
Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan Yahudi
dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan
beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas yang dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat yang
memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaa. Kemerdekaan beragama dijamin, dan seluruh
anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan negeridari serangan luar.
Dalam perjajian itu disebutkan bahwa rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena menyangkut
peraturan dan tat tertib umum, otoritas mutlak diberikan pada beliau. Dalam bidang sodial, dia juga
meletakkan dasar persamaan antara sesame manusia perjanjian inin, dalam pandangan ketatanegaraan
sekarang, sering disebut dengan konstitusi madinah ( piagam madinah).
1. Mereka adalah satu kesatuan masyarakat (ummah) yang mandiri berbeda dengan yang lain.
2. Muhajirin quraisy, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama –sama ( secara kelompok) membayar
diyat di kalangan mereka sendiri, dan mereka ( sebagai satu kelompok) menerima uang tebusan atau
(tawanan) mereka, (ini harus dilaksanakan dengan benar dan adil diantara mukminin.
3. Mukmin tidak diperkenankan menyingkirkan arang yang berhutang tapi harus memberinya (bantuan)
menurut kewajaran, baik untuk membayar tebusan maupun untuk membayar diyat.
4. Seorangmukmin tidak diperkenankan membunuh seseorang mukmin untuk kepentingan kafir,dan tidak
diperkenankan juga berpihak kepada dalam sengketa dengan seorang mukmin.
5. Siapa saja yahudi yang mau bergabung berhak mendapatkan bantuan dan persamaan (hak). Dia tidak
boleh diperlakukan secara buruk dan tidak boleh pula memberikan bantuan kepada musuh-musuh
mereka.
Perang badar
Perang badar, perang antara kaum muslimin dengan kaum musyrik Quraisy. Pada tranggal 8 Ramadhan tahun 2
hijriyah, Nabi bersama 305 orang muslim bergerak keluar kira membawa perlengkpan yang sederhana. Di
daerah Badar, kurang lebih 120 kilometer dari madinah, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan quraisy yang
berjumlah 900 sampai 100 orang. Nabi sendiri yang memegang komando. Dalam perang ini kaum muslimin
keluar sebagai pemenang.
Perang uhud
Bagi kaum quraisy mekkah, kekalahan mereka dalam perang badar merupakan pukulan berat. Mereka
bersumpah akan membalas dendam. Pada tahun 3H, mereka berangkat menuju madinah membawa tidak
kurang 3000 pasukan berkendaraan unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin walid, 700 orang
diantara mereka memakai baju besi. Nabi Muhammad menyongsong kedatang mereka dengan pasukan sekitar
seribu menyosong kedatang mereka denga 300 orang yahudi membelot dan kembali dan kembali ke madinah.
Beberapa kilo meter dari kota madinah tepatnya di bukit Uhud, kedua pasukanbertemu, perang dahsyat pun
berkobar.
Perang khandaq
Masyarakat yahudi yang mengungsi ke khaibar itu kemudian mengadakan kontak denga mayarakat mekkah
untuk menyusun kekuatan bersama guna menyerang madinah. Mereka membentuk pasukan gabungan
beberapa suku arab lain. Mereka bergerak menuju madinah pada tahun 5H. atas usul salman Al-farisi, Nabi
memerintahkan umat islam menggali parit untuk pertahanan. Setelah tentara sekutu tiba, mereka tertahan
oleh parit itu, namun, mereka mengepung madinah dengan mendirikan kemah-kemah di luar parit hamper
sebulan lamanya. Perang ini disebut perang ahzab ( sekutu beberapa sekutu) atau perang khandaq (parit).
Dalam suasana kritis itu, orang-orang yahudi Bani Quraizha di bawah pimpinan ka’ab Bin As’ad berkhianat. Hal
ini membuat umat islam makin terjepit. Setelah sebulan pengepungan, angin dan badai turun amat kencang,
menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh tentara sekutu. Mereka terpaksa menghentikan
pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa hasil apapun. Sementara itu, penghianatan-
penghianatan yahudi Bani quraizha dijatuhi hukuman berat, hukuman mati.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyaratkan, Nabi memimpin sekitar seribu kaum muslimin berangkat
ke makkah, bukan untuk berperang, melainkan untuk ,melakukan ibadah umrah, karena itu, mereka
mengenakan pakaian ihram tanpa membawa senjata. Sebelum tiba di makkah, mereka berkemah di
hudaibiyah, beberapa kilometer dari mekkah. Namun penduduk mekah tidak mengizinkan mereka masuk
kota. Akhirnya diadakan perjanjian hudaibiyah. Genjatan senjata telah memberikan kesempatan pada Nabi
untuk menoleh berbagai negeri lain sambil memikirkan bagaimana cara mengislamkannya. Selam dua tahun
perjanjian hudaibiyah berlangsung, dakwah islam sudah menjangkau seluruh jazirah arab dan mendapat
tanggapan positif. Hampir seluruh jazirah arab menggabungkan diri dengan islam.