Disusun Oleh :
1. Rara Puspita Putri (210703110015)
2. Nur Rasyid Saputro (210703110019)
3. Alvina Mailaffaiza (210703110040)
4. Hikmah Helmi Bahtiar(210703110054)
5. Carlyna Septi Aisya (210703110105)
JURUSAN FARMASI
KELAS A
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2022
A. Arti Hijrah Nabi ke Madinah
Sejak diangkatnya Muhammad sebagai Nabi melalui proses turunnya
wahyu sampai wafatnya Nabi Muhammad SAW. Ada dua periode yang dilalui
Nabi, periode Makkah yaitu sejak turunnya wahyu pertama sampai dengan
hijrah atau berpindahnya beliau bersama para pengikutnya ke Madinah, dan
periode Madinah, yaitu sejak peristiwa hijrah sampai dengan wafatnya Nabi.
Pada periode Makkah Nabi menyampaikan misi kenabian memperkenalkan
ajaran Islam yang mengajarkjan ajaran tauhid. Misi Nabi ini mendapat
tentangan keras dari penduduk Makkah yang dipelopori tokoh-tokoh suku
Quarais, mereka bukan saja tidak menerima ajaran Tauhid yang ditawarkan
Nabi, mereka menentang secara keras bahkan memberikan ancaman fisik
kepada nabi dan orang-orang yang mengikutinya. Kemudian dengan petunjuk
dari Allah dan atas pertimbangan situasi social yang sangat tidak mendukung
misi kenabiannya di makkah serta dengan mempertimbangakn kondisi yang
lebih kondusip di Madinah maka Nabi Muhammad bersama pengikutnya
melaksanakan Hijrah. Yaitu sebuah proses migrasi dari kota Makkah ke kota
Madinah.
Sejak itu dimulailah babak baru dalam masa kenabian. Berbeda dengan
apa yang dialami pada saat di kota Makkah, di Madinah Nabi dan para
pengikutnya mendapat sambutan yang baik oleh penduduk Madinah. Secara
social masyarakat Madinah ketika itu terdiri dari beberapa kelompok,
kelompok-kelompok yang tergolong besar dan berpengaruh adalah kelompok
Yahudi dan Arab. Kelompok Arab sendiri terdiri dari suku “Aus dan Khozroj.
Masing-masing kelompok ini dalam rentang waktu yang cukup panjang selalu
terlibat dalam pertikaian, mereka saling bertikai untuk memperebutkan
kepemimpinan di antara mereka. Karena masing-masing mereka tidak ada yang
mau mengalah, maka akibatnya Madinah masa itu menjadi kosong
kepemimpinan. Di sisi lain mereka sudah berada dalam titik jenuh selalu
bertengkar, mereka sudah merindukan suasana damai, akan tetapi mereka tidak
mempunyai figure yang dapat mempersatukan mereka. Beberapa tokoh
diantara mereka akhirnya menemukan figure itu ada pada pribadi Nabi
Muhammad SAW. Karena itulah kehadiran nabi dan para pengikutnya di
Madinah mendapat sambutan hangat bahkan Nabi dinobatkan sebagai
pemimpin diantara mereka.
Sisi menarik dari system politik yang dibangun oleh Nabi adalah bahwa
dalam Negara madinah itu dibangun dengan kondisi social penduduknya
heterogen. . Adapun peta demografis Madinah pada saat itu terdiri dari :
1. Kaum muslimin yang terdiri dari Muhajirin dan Ansor.
2. Anggota suku Aus da Khazraj yang masih berada pada tingkat nominal
muslim, bahkan ada yang secara rahasia memusuhi Nabi SAW.
3. Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih menganut paganism (paganisme
adalah paham dimana agama belum datang, dan paganisme cenderung
menganut politheisme).
4. Orang-orang Yahudi yang terbagi dalam 3 suku utama yaitu bani Qainuqa,
Bani Nadhir dan Bani Quraidhah
Etnis Arab dengan beraneka suku, dan juga berbagai jenis keyakinan,
Yahudi dengan beberapa sektenya, Nasrani serta masyarakat suku paganism
yang belum mempunyai agama, serta Islam sendiri. Keanekaragaman ini dapat
dipersatukan dalam suatu sitem politik yang dibangun oleh Nabi. Pada masa
kenabian tidak ada lagi perang antar suku, tidak juga ada superioritas kelompok
tertentu atas yang lain. Semua dapat hidup damai, saling menghormati satu
dengan lain. Hasilnya adalah Madinah yang awalnya adalah cikal bakal sebuah
Negara, akhirnya menjelma menjadi sebuah kekuatan Negara baru. Sebuah
Negara dengan konsep kebersamaan hak warga Negara, tidak membedakan ras,
suku dan agama.
C. Piagam Madinah
Nabi SAW telah berhasil mewujudkan piagam politik yang merupakan
langkah strategis. Karena meletakkan piagam sebagai persatuan hidup bagi
seluruh penduduk Madinah dengan tidak membedakan keturunan, bangsa dan
agama. Piagam ini merupakan naskah politik yang kedudukannya sebagai
dustur atau konstitusi Madinah. Piagam ini mempunyai tiga bagian dan empat
puluh tujuh poin. Tiga bagian tersebut, pertama, khusus berkaitan dengan
orang-orang Islam Muhajirin dan Anshor. Kedua, khusus yang berkaiatan
dengan orang-orang Yahudi. Ketiga, meliputi seluruh penduduk Madinah.