Disusun oleh :
1. Rara Puspita PutrI (210703110015)
2. Nur Rasyid Saputro (210703110019)
3. Alvina Milaffaiza (210703110040)
4. Hikmah Helmi Bahtiar(210703110054)
5. Carlyna Septi Aisya (210703110105)
JURUSAN FARMASI
2022
REVIEW MATERI DINASTI ABBASIYYAH (750 – 1258 M)
Pada awalnya Muhammad bin Ali, cicit dari Abbas menjalankan kampanye
untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim
di Persia pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Selanjutnya
pada masa pemerintahan Khalifah Marwan II, pertentangan ini semakin
memuncak dan akhirnya pada tahun 750 M, Abu al-Abbas as-Saffah berhasil
meruntuhkan Dinasti Umayyah dan kemudian dilantik sebagai khalifah.
Pemimpin gerakan dakwah ini adalah Ali bin Abdullah bin Abbas, ia
sangat berambisi merebut kekuasaan dari Dinasti Umayyah. Untuk
mewujudkan keinginannya ia melakukan taktik dan strategi yang lama
namun pasti. Ia berpendapat bahwa pemindahan kekuasaan dari satu
kelompok ke kelompok yang lain harus mendapat dukungan dari seluruh
rakyat. Ali bin Abdullah bin Abbas melakukan propaganda ini kepada
masyarakat luas. Untuk mendapatkan simpati masyarakat maka Ali bin
Abdullah meminta pendukungnya untuk mengajak seluruh lapisan
masyarakat agar membantu keluarga Rasulullah SAW yang telah
diperlakukan tidak adil selama pemerintahan Bani Umayyah. Namun
sayang, sebelum mewujudkan cita-citanya beliau wafat pada tahun 124H/
742M. Setelah Ali bin Abdullah wafat kemudian diganti oleh anaknya yaitu
Muhammad bin Ali. Namun sayang, sebelum Dinasti Abbasiyah terbentuk
Muhammad bin Ali telah meninggal pada tahun 127H/ 745M . Ia melakukan
usaha propaganda anti pemerintahan Dinasti Umayyah sebagaimana yang
telah dilakukan ayahnya. Muhammad bin Ali memperluas gerakan Dinasti
Abbasiyah dan menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan. Ketiga kota itu
adalah al-Humaymah sebagai pusat perencanaan dan organisasi, Kuffah
sebagai kota penghubung dan Khurasan sebagai pusat gerakan praktis.
Kuffah dan Khurasan dianggap sebagai tempat yang strategis, karena
banyak dihuni oleh masyarakat muslim non-Arab yang merasa tidak puas
dengan pemerintahan DinastiUmayyah yang memperlakukan mereka secara
tidak adil. Usahanyabenar-benar mendapat dukungan kuat dari masyarakat
muslim non-Arab.
Puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun ar-
Rasyid (786-809 M). Dan anaknya al-Ma’mun (813-833 M). ketika ar-Rasyid
memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan
terjaminwalaupun ada juga pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari
Afrika Utara hngga ke India.
Salah satu yang berkebang dalam masa kejayaan Islam Dinasti Abbasiyah
ialah kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Itu semua terbukti dari
beberapa penyusunan buku yang dilakukan pada masa tersebut dan juga ilmu
penerjemahan.