Anda di halaman 1dari 4

SKI 8 MTsN

PERTEMUAN 1
PETUNJUK :
1. Siapkan 1 buah buku isi 40
2. Disampul, tulis nama dan kelas
3. Salinlah atau ringkas materi ini ke dalam catatanmu
4. Catatan diperiksa saat belajar di sekolah nanti dan DINILAI

A. KERUNTUHAN DINASTI BANI UMAYYAH


Dinasti Umayyah berjaya kurang lebih 90 tahun, namun pada akhirnya mengalami masa-masa
kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem politik dan pemerintahan, di samping munculnya
berbagai tekanan dari luar, berupa pemberontakan-pemberontakan.
Setelah wafat Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para Khalifah Bani Umayyah sangat lemah
dan tidak bisa mengendalikan pemerintahan dan keamanan. Di kalangan keluarga internal Khalifah,
sering terjadi pertikaian disebabkan perebutan kekuasaan mengenai siapa yang akan menduduki
kekhalifahan sesudahnya.
Kurang lebih tujuh tahun setelah kekhalifahan Hisyam, penerusnya adalah al-Walid II, Yazid
III, Ibrahim dan Marwan bin Muhammad. Al-Walid memerintah kurang lebih satu tahun 3 bulan,
selanjutnya digantikan oleh Yazid III yang hanya memerintah kurang lebih enam belas bulan saja.
Selanjutnya digantikan oleh Ibrahim bin al-Walid bin Abdul Malik, namun hanya berkuasa kurang
lebih tiga bulan dan digantikan oleh Marwan. Selama masa kepemimpinannya, Khalifah Marwan
disibukkan mengatasi berbagai pemberontakan, sampai akhirnya ia tewas di medan perang.
Diantara beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran Bani Umayyah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Figur Khalifah yang lemah. Sepeninggal Khalifah Hisyam, tidak ada khalifah yang kuat yang
mampu mengkonsolidasikan pemerintahan, menjaga keutuhan dan kewibawaan negara.
2. Tidak adanya ketentuan mekanisme pengangkatan khalifah, menimbulkan terjadinya perebutan
kekuasaan di kalangan anggota keluarga Bani Umayyah.
3. Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus yang merupakan bekas ibu kota Kerajaan
Bizantium, mengakibatkan gaya hidup mewah bangsawan Bizantium mulai mempengaruhi dan
ditiru keluarga Dinasti Umayah.
4. Para ulama merasa kecewa terhadap para penguasa yang tidak memiliki integritas keagamaan
dan politik yang sesuai dengan nilai-nilai syari’at Islam.
5. Pertentangan keras yang sudah sejak lama terjadi antara suku Arab Utara (disebut Arab Quraisy
atau Mudariyah) yang menempati Irak dengan Arab Selatan (disebut Yamani atau Himyariyah)
yang berdiam di wilayah Suriah mencapai puncaknya, karena para khalifah berpihak kepada
suku Arab Yamani.
6. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab, yakni pendatang baru dari bangsa-bangsa
yang dikalahkan yang disebut “Mawali”. Mereka bersama-sama bangsa Arab mengalami
beratnya peperangan, tetapi diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua. Golongan non Arab,
terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status Mawali
menggambarkan inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan
pada masa Bani Umayyah.
7. Latar belakang terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik
politik yang terjadi di masa kekhalifahan Khulafaur Rasyidin yang terakhir, yaitu Khalifah Ali
bin Abi Thalib. Sisa-sisa kaum Syi`ah (pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan
oposisi. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
8. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat
dukungan penuh dari Bani Hasyim. golongan Syi`ah dan kaum Mawali yang merasa
dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah
Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah benar-benar terjadi dengan kemenangan pasukan Abul
Abbas yang didukung oleh pasukan Abu Muslim Al-Khurasani dalam pertempuran Zab Hulu
melawan pasukan Khalifah Marwan pada tahun 748 M. Kekalahan ini menjadi akhir dari kekuasaan
Dinasti Bani Umayyah dan menjadi awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah mulai tahun 750 M -
1258 M.

B. PROSES BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH

Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah pada tahun 750 M, menjadi tonggak awal berdirinya kekuasaan
Dinasti Bani Abbasiyah. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As- Saffah bin
Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Bani Abbasiyah
karena para pendiri dan khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas ibn Abdul Muthalib, paman
Nabi Muhammad saw. Masa kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu
yang panjang, dari tahun 132 H /750 M s/d 656 H /1258 M.
Dinasti Umayyah selama kurang lebih 90 tahun telah berhasil membawa kejayaan dunia Islam
mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara hingga ke Eropa, maka di bawah
kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaan, terutama
dalam bidang peradaban dan kebudayaan Islam sehingga kota Baghdad dikenal sebagai pusat
peradaban dunia. Untuk lebih jelas, uraiannya sebagai berikut.

1. Proses Pembentukan Dinasti Bani Abbasiyah


Sebelum upaya mengalahkan Dinasti Bani Umayyah dalam pertempuran, pemikiran bahwa
setelah meninggalnya Rasulullah yang berhak untuk melanjutkan kepemimpinan adalah keturunan
Rasulullah pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim (kaum Alawiyun). Terdapat tiga kota
utama yang menjadi pusat kegiatan untuk menegakan kekuasaan keluarga besar paman
Rasulullah, Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu kota Al-Humaymah sebagai pusat perencanaan; kota
Kufah sebagai kota penghubung dan kota Khurasan sebagai kota gerakan praktis.
Para keluarga Abbas di kota-kota ini melakukan berbagai strategi dan persiapan, salah
satunya dengan melakukan gerakan propaganda bahwa orang-orang Abbasiyah lebih berhak dari
pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, karena mereka adalah keturunan Bani Hasyim yang
secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi SAW. Pemimpin gerakan ini adalah Al-Imam
Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga Abbasiyah yang tinggal di Humaymah. Muhammad
bin Ali tidak menonjolkan nama Bani Abbas, melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk
menghindari perpecahan dengan kelompok Syi’ah. Strateginya berhasil menggabungkan berbagai
kekuatan, antara pendukung fanatik Ali bin Abi Thalib dengan kelompok-kelompok lain.
Untuk melakukan berbagai kegiatan propaganda, diangkatlah 12 propagandis yang tersebar
di berbagai wilayah, seperti di Khurasan, Kufah, Irak dan Makkah. Diantara propagandis yang
terkenal adalah Abu Muslim Al-Khurasani, seorang tokoh masyarakat di Khurasan yang merasa
dirugikan selama masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Isu ketidakadilan yang
dilontarkannya mendapat banyak sambutan dari berbagai kelompok yang tidak senang dengan
pemerintahan Bani Umayyah. Para perwakilan kelompok menyatakan kesetiaan kepada Abu
Muslim Al-Khurasani untuk membela Bani Hasyim dan Bani Abbas.
Gerakan dan propaganda yang dimotori oleh Muhammad bin Ali dengan dibantu 12
propagandisnya terus mendapat sambutan yang luar biasa dan tanggapan positif dari masyarakat,
begitu juga dari golongan mawali. Pada tahun 743 M, Muhammad bin Ali meninggal dan
gerakannya dilanjutnya oleh putranya yang bernama Ibrahim Al-Imam. Ibrahim Al-Imam
menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perangnya, mengingat kemampuan Abu
Muslim Al-Khurasani sangat ahli dalam menarik simpati masyarakat dan berbagai kelompok.
Pernah dalam waktu satu hari berhasil mengumpulkan penduduk dari sekitar 60 desa di Merv. Abu
Muslim Al-Khurasani mengajak kelompok yang kecewa kepada Bani Umayah untuk
mengembalikan kekhalifahan kepada Bani Hasyim, baik dari keturunan Abbas bin Muthalib
maupun dari keturunan Ali bin Abi Thalib.
Setelah Ibrahim Al-Imam meninggal, gerakan dilanjutkan oleh saudaranya yang bernama
Abdullah bin Muhammad yang lebih terkenal dengan nama Abul Abbas As-Saffah, yang juga
mempercayai dan mengangkat Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perang. Gabungan
kekuatan antara Abul Abbas As-Saffah dengan Abu Muslim Al-Khurasani menjadi sebuah
kekuatan besar yang sangat ditakuti Bani Umayyah.
Akhirnya, dinasti yang berkuasa selama kurang lebih 90 tahun dan telah berhasil mengukir
kejayaan dunia Islam mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara hingga ke
Eropa, mengalami kekalahan total dalam pertempuran. Khalifah Marwan II bersama 120.000
tentaranya yang berusaha mempertahankan dinastinya dengan menyebrangi sungai Tigris menuju
Zab Hulu atau Zab Besar berhasil dikalahkan oleh gerakan kelompok Bani Hasyim dibawah
komando Abul Abbas As-Saffah dan Abu Muslim Al-Khurasani. Khalifah Marwan II tewas dalam
pertempuran di Busir, wilayah Al- Fayyum, tahun 132 H/750 M. Maka kematian Khalifah Marwan
menjadi akhir dari runtuhnya Dinasti Bani Umayyah sekaligus menjadi awal berdirinya Dinasti
Bani Abbasiyah dipimpin oleh khalifah pertamanya, yaitu Abbul Abbas As- Shaffah dengan pusat
kekuasaan awalnya di Kufah.

2. Abul Abas as-Ssaffah, Tokoh Pendiri


Nama lengkap Abul Abas As-Saffah adalah Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dilahirkan di Hamimah
pada tahun 104 H. Ibunya bernama Rabtah binti Abaidullah Al-
Haritsi dan ayahnya adalah Muhammad bin Ali, pemimpin adalah
gerakan Abbasiyah. Abdullah bin Muhammad mendapat gelar As-
Saffah, yang berarti pengalir darah dan pengancam siapa saja yang
membangkang. Maksudnya adalah pengancam dan mengalirkan darah bagi pihak yang
menentang.
Abul Abbas adalah seorang yang bermoral tinggi dan mempunyai loyalitas sehingga beliau
disegani dan dihormati oleh kerabat-kerabatnya. Beliau memiliki pengetahuan yang luas, pemalu,
budi pekerti yang baik dan dermawan. Menurut as-Sayuti, Abul Abbas As-Saffah ialah manusia
yang paling sopan dan selalu menepati janji tepat pada waktunya. Pada tanggal 3 Rabiul Awal 132
H dibaiat menjadi khalifah pertama Dinasti Bani Abbasiyah dan berpusat di Kuffah. Dua tahun
kemudian pada tahun 134 H, meninggalkan Kufah menuju daerah Anbar (kota Kuno di Persia),
dan menjadikannya pusat pemerintahan.
Semasa pemerintahannya, Abul Abbas tidak banyak melakukan perluasan wilayah, tetapi
lebih melakukan konsolidasi internal untuk menguatkan pilar-pilar negara. Abul Abbas menjadi
khalifah selama 4 tahun 9 bulan, dan wafat dalam usia 33 tahun di kota dikota Anbar, pada bulan
Zulhijah tahun 136 H/753M

UJI KOMPETENSI

A. SOAL OBJEKTIF ( soal tidak usah ditulis)


1. Dinasti Umayyah berjaya kurang lebih 90 tahun, kalifah terkenal/termasyhur dari Umayyah adalah
a. Hisyam bin Abdul Malik c. Ibrahim bin al-Walid
b. Marwan bin Muhammad d. Walid bin Abdul Malik
2. Diantara beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran Bani Umayyah adalah kecuali…
a. Tidak adanya ketentuan mekanisme pengang-katan khalifah
b. Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus
c. Rakyat tidak senang dengan gaya hidup kalifah dan menyesengsarakan rakyat
d. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab yang disebut “Mawali”
3. Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah benar-benar terjadi dengan kemenangan pasukan Abul Abbas
dalam pertempuran besar. keberhasilan pasukan Abbas didukung oleh pasukan …
a. Muhammad bin Ali c. Yazid bin Abdillah
b. Musa bin al-Hadi d. Muslim al-Khurasani
4. Pertempuran antara pasukan Abbas dengan Umayyah disebut pertempuran besar, peperangan
tersebut dikenal dengan pertempuran …
a. Ahzab kabir c. Zab Hulu
b. Bikru Zab d. Gurfat Hulu
5. Dalam pertempuran besar antara pasukan Abbas dengan Umayyah menyebabkan kalifah terakhir
Umayyah tewas yang bernama ….
a. Muawiyah bin Abu Sofyan c. Marwan bin Muhammad
b. Ibrahim bin al-Walid d. Walid bin Abdul Malik
6. Pendiri Dinasti Bani Abassiyah sekaligus kalifah pertamanya adalah .....
a. Abdullah bin Abbas
b. Abdul Abas As-Saffah bin Muhammad
c. Abbas bin Abdul Muthalib
d. Ali Bin Abdulah bin Abbas
7. Masa kekuasaan Abbasiyah berlangsung sangat lama, yaitu tahun …
a. 750-1258 M c. 570-1285 M
b. 780-1285 M d. 710-1255 M
8. Tiga kota utama yang dijadikan pusat kegiatan untuk menegakkan kekuasaan Abbasiyah adalah …
a. Anbar, Khurasan, Saifah c. Kuffah, Hamimah, Bagdad
b. Hamimah, Rayy, Kuffah d. Hamimah, Kuffah, Khurasan
9. Tokoh propagandis yang sangat membantu berdirinya Abbasiyah dengan usahanya mempengaruhi
dan mengajak rakyat agar berpihak kepada pasukan Abbas adalah …
a. Abu Musa al-Hadi c. Harun al-Washiq
b. Muhammad al-Muktashim d. Muslim al-Khurasani
10. Panglima perang yang membantu Abdullah as-Saffah memenangkan pertempuran dengan Umayyah
adalah...
a. Abu Ja’far al-Mansur c. Muslim al-Khurasani
b. Harun ar-Rasyid d. Ibrahim bin Muhammad
11. Abdul Abas As-Saffah bin Muhammad lahir di kota..
a. Khurasan c. Hamimah
b. Kuffah d. Anbar
12. Nama ibu kandung Abdul Abas As-Saffah bin Muhammad adalah …
a. Rabtah binti Abaidullah al-Harisi c. Khaizurran
b. Salamah al-Barbariyah d. Murajilah binti Abdullah
13. Abdul Abas As-Saffah menjadi khalifah Abbasiyah selama ….
a. 4 tahun 9 bulan c. 6 tahun 3 bulan
b. 9 tahun 6 bulan d. 5 tahun 4 bulan
14. Abdul Abas As-Saffah wafat dalam usia muda karena sakit, usianya adalah …
a. 22 tahun c. 45 tahun
b. 33 tahun d. 36 tahun
15. Abdul Abas As-Saffah dimakamkan di kota …
a. Anbar c. Hamimah
b. Damaskus d. Kuffah

B. Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang benar ! (Soal Ditulis Dengan Jawaban)
1. Keluarga Bani Abbas yang pertama kali melakukan propaganda menentang Bani Umayyah yang
sedang berkuasa waktu itu adalah ………………………………………………………………..
2. Tiga kota yang dijadikan pusat kegiatan untuk menegakkan Abbasiyah adalah ………………..
3. Propagandis terkenal dari khurasan yang kemudian menjadi panglima perang Dinasti Abbasiyah
adalah……………………………………………………………………………………………..
4. Nama lengkap pendiri Dinasti Abbasiyah adalah ……………………………………………..…
5. Dinasti Abbasiyah didirikan pertama kali di kota …………., pada tahun ………………………

C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar. (Soal Ditulis Dengan Jawaban)
1. Tuliskan sejarah singkat terbentuknya Dinasti Abbasiyah. Jawabanmu cukup satu paragraf
dengan tulisan minimal 10 baris.
2. Tuliskan biografi singkat pendiri Dinasti Abbasiyah. Jawabanmu cukup satu paragraf dengan
tulisan minimal 5 baris.

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai