A. Kemunduran
Untuk memelihara keutuhan dan mencegah perpecahan umat Islam karena suksesi
kepemimpinan, sebagaimana yang pernah ia saksikan pada masa beberapa khalifah
sebelumnya, Mu`awiyah mencalonkan putranya, Yazid sebagai putra mahkota yang akan
1
Ibid., h. 247
2
Dr. Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaanb Arab (Cet. II, Logos Wacana Ilmu; Jakarta: 1999 M)
h. 72
menggantikan kedudukanya jika ia meninggal, pencalonan tersebut dilakukannya pada
tahun 679. untuk mengamankan pencalonann itu, Mu`awiyah melakukan bebagai
pendekatan kepada para pemuka masyarakat hingga seluruh lapisan masyarakat. 3 Ketika
Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia
kepadanya. Pada tahun 680 M, ia pindah dari Mekah ke Kufah atas permintaan golongan
Syiáh yang ada di Irak. Umat Islam di daerah ini tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat
Husein sebagai khalifah. Dalam pertempuran yang tidak seimbang Husein kalah dan mati
terbunuh. Kepalanya di penggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya di kubur di
Karbela4.
Perlawanan kaum Syi`ah tidak padam dengan terbunuhnya Husain, bahkan mereka
menjadi lebih keras, lebih gigih dan tersebar luas. Banyak pemberontakan yang dipelopori
kaum Syi`ah terjadi, diantaranya terjadinya pemberontakan Mukhtar di Kufah yang
mendapat dukungan dari kaum Mawali pada tahun 685-687 M. 5 selain itu Bani Umayyah
juga mendapat tantangan dari kaum Khawarij, dan meskipun gerakan-gerakan anarkis yang
dilancarkan baik dari pihak syi`ah maupun dari khawarij dapat dipatahakan oleh Yazid tetapi
tidak berarti menghentikan gerakan oposisi dalam pemerintahan Bani Umayyah.
Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (717-720). Dia berhasil menjalin
hubungan baik dengan golongan Syi`ah, dia juga memberi kebebasan kepada penganut
agama lainnya untuk beribadah sesuai keyakinan dan kepercayaannya, pajak diperingan,
kedudukan Mawali disejajarkan dengan muslim Arab. 6 tetapi sayang sekali angin kedamain
yang berhebus dari pesona kepemimpinan Umar yang adil dan bijaksana ini tidak
berlangsung lama, hanya lebih kurang dua tahun memerintah kemudian beliau meninggal
dunia. Penggantinya adalah Yazid Ibn Abd. Malik (720-724) Khalifah ini jauh berbeda dengan
khalifah sebelumnya, ia terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan
rakyat, sehingga kerusuhan terus berlangsung hingga masa pemerintahan Hisyam Ibn Abd.
Malik (724-743). Bahkan dizaman ini mucul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan
berat bagi pemerintahahn Bani Umayyah. kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim
yang didukung oleh golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius dalam
3
Ensiklopedi Islam… Op. Cit., h. 248
4
Hassan Ibrahim Hassan,op.cit.,hlm.69
5
Ibid., h. 46
6
Ibid., h. 47
perkembangan berikutnya kekuatan baru ini mampu menggulingkan Daulah Umayyah dan
mengantinya dengan Daulah baru, yakni Daulah Bani Abbasiyyah.
Sepeniggal Hisyam Ibn Abd. Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil
bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan
oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M Daulah Umayyah digulingkan Bani Abbas yang
bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani.7 Marwan Bin Muhammad khalifah terakhir bani
Umayyah, melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh disana. 8
Akibat kelemahan-kelemahan internal dan semakin kuatnya tekanan dari fihak luar.
Adapun hal-hal yang membawa kemunduran yang akhirnya berujung pada kejatuhan Bani
Umayyah.
B. Kehancuran
Ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya
kepada kehancuran. Faktor – faktor itu antara lain adalah :
7
Ibid., h. 48
8
Ibid., h. 47
1. Sistim pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah merupakan sesuatu yang
baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak
jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga istana9
2. Latar belakang terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-
konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa kaum Syi`ah (pengikut Ali) dan
Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti dimasa awal dan
akhir maupun secara tersembunyi seperti dimasa pertengahan kekuasaan Bani
Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan
pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara
(Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum
Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani
Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. 10
Disamping itu, sebagian besar golongan Mawali (non Arab), terutama di Irak dan
wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puasa karena status Mawali itu
menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang
diperlihatkan pada masa Bani Umayyah 11
4. Lemahnya pemerintahan Daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup
mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul
beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan, disamping itu,
golongan agama yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan
agama sangat kurang.
9
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan, 1970)hlm.281.
10
Syed Amer Ali, A Short History of the Saracens, (New Delhi, Kitab Bhavan, 1981),hlm. 169 – 170.
11
W. Montgomery Watt, op. cit., hlm. 28.
Tokoh – tokoh yang berperan dalam khalifah Daulah Umayyah adalah sebagai berikut:12