TENTANG
SEJARAH PERADABAN DAN KEBUDAYAAN DINASTI BANI
UMAYYAH
OLEH
KELOMPOK 5
IMAN ASROA. B.S. : 212031006
RINA NOFRIANA : 212032009
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Hj. YANTI MULIA ROZA, S.S., M.A.
SEMESTER 1
A. Latar Belakang
Sejarah umat islam telah di mulai pada masa Nabi Muhammad SAW.
Selama masa pemerintahan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul dan
pemimpin tertinggi umat islam, banyak suka dan duka yang telah terjadi
berkaitan dengan beliau dan juga umat islam itu sendiri. Namun dengan
berbagai rintangan dan halangan yang terjadi, akhirnya membuat islam
semakin kuat dan berkembang hingga saat ini.
Setelah masa kepemimpinan Rasulullah SAW berakhir,
kepemimpinan umat islam dilanjutkan oleh 4 orang Khalifah, yakni Abu
Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib. Selama pemerintahan para Khalifah ini juga islam mengalami
perkembangan yang semakin pesat. Hal ini ditandai dengan adanya
pembaruan dan pengembangan dari berbagai sektor. Dengan pesatnya
perkembangan islam pada masa Khulafaur Rasyidin, islam semakin dikenal
dunia luas hingga ke luar Jazirah Arab.
Selanjutnya setelah masa Khulafaur Rasyidin berakhir, kekuasaan
islam mulai dijalankan oleh Dinasti-dinasti (kerajaan-kerajaan) yang muncul
seiring berjalannya waktu. Dimulai dari munculnya Dinasti Bani Umayyah
setelah masa jabatan Ali bin Thalib, Dinasti Bani Abbasiyah, dan kerajaan-
kerajaan lainnya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai Dinasti Bani
Umayyah secara mendalam. Dalam makalah akan dijabar mengenai sejarah
terbentuknya Dinasti Bani Umayyah, Khalifah-khalifah yang memimpin,
serta puncak dan akhir dari Dinasti Bani Umayyah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut.
2
3
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditetapkan bahwa tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Bani Umayyah
2. Untuk mengetahui Khalifah-Khalifah yang pernah memerintah di Dinasti
Bani Umayyah
3. Untuk mengetahui Khalifah-Khalifah yang berhasil membawa Dinasti
Bani Umayyah pada Kejayaan
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemajuan islam di masa Dinasti Bani
Umayyah
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti
Bani Umayyah
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
tahun 132 H/ 750 M. Selama masa itu, tercatat 14 orang yang menjadi
khalifah, yakni:
1. Mu’awiyah bin Abu Sufyan (41-60 H / 661-680 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Rahman Mu‟Awiyah bin Abi
Sufyan Shakar bin Harb bin Umayyah bin „Abd Syam bin „Abd Manaf
bin Qushayy. Ia lahir di Mekkah tahun 20 sebelum hijrah, dan baru
memeluk islam pada waktu Fathul Makkah. Setelah masuk islam, ia
bergabung dengan pasukan kaum muslimin untuk memerangi mush-
musuh islam. Perang pertama yang diikutiya adalah perang Hawazin
(Hunayn) pada bulan Ramadhan – Syawal 8 H.
Pada masa Umar bin Khattab, ia dipercayakan menjadi Gubernur
Syiria. Selama menjadi gubernur, ia sangat aktif dalam memperluas
wilayah kekuasaan islam.
Mu‟awiyah menjabat menjadi khalifah pertama Dinasti Bani
Umayyah selama 20 tahun sekaligus sebagai pendiri Dinasti Bani
Umayyah. Beliau wafat pada bulan Rajab tahun 60 H/ Mei 680 M.
bin Hanzalah dan kaum Qurays di mengangkat Abdullah bin Muti‟, dan
penduduk Makkah mengangkat Abdullah bin Zubair sebagai pemimpin
tanpa pengakuan terhadap kepemimpinan Yazid.
Yazid bin Mu‟awiyah menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun
menggnatikan ayahnya. Ia wafat pada Rabi‟ul Awwal tahun 64 H/
November 683 M.
yang telah ditetapkan oleh Khalifah sebelumnya, Umar bin Abdul Aziz.
Namun hal tersebut menjadi berubah setelah banyak penasihat yang tidak
setuju dengan kebijakan positif yang ada pada masa Umar bin Abdul
Aziz.
Berbeda dengan Umar bin Abdul Aziz yang meninggalkan
kehidupan yang mewah, Yazid terkenal suka hidup bermewah-mewahan.
Dia sangat mencintai seorang dayang yang bernama Hubabah. Ketika
Hubabah meninggal karena tercekik makanan, Yazid melarang orang
untuk menguburkan jenazahnya. Ia lebih memilih untuk menjaga agar
jenazah tetap bisa bersamanya agar dapat diratapinya setiap saat sampai
akhirnya jenazah tersebut membusuk. Tidak lama kemudian, Yazid
menderita sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Sebelum Yazid meninggal, dalam masa sakitnya ia sempat
menunjuk saudaranya Hisyam bin Abdul Malik untuk menggantikannya
sebagai Khalifah. Yazid meninggal pada Sya‟ban 105 H/ 724 M.
12. Yazid bin Al Walid bin Abdul Malik (126 H / 744 M) – Yazid III
Nama lengkapnya adalah Abu Khalid Yazid bin Al Walid bin
Abdul Malik bin Marwan. Tidak berbeda dengan Al Walid bin Yazid bin
Abdul Malik, dalam masa jabatannya ia juga melakukan hal-hal yang
melanggar norma agama dan dikenal sebagai Khalifah yang suka
mengurangi gaji pegawai pemerintahan dan tentaranya.
Yazid diangkat menjadi Khalifah tanpa adanya suara bulat dari
keluarga Bani Umayyah. Dan selama masa pemerintahannya yang
singkat, Dinasti Bani Umayyah semakin mengalami kemunduran.
Ia menjabat hanya dalam jangka waktu beberapa bulan dan
akhirnya jatuh sakit. Oleh karena itu, ia menunjuk saudarnya, Ibrahim bin
14
Sufyan salah satu dari 3 tempat aman di Makkah kala itu. Dua lainnya
adalah rumah mereka sendiri dengan menutup pintu dan jendela rumah
serta Masjidil Haram.
Mu‟awiyah pernah dipercaya sebagai sekretaris Nabi untuk
penulisan wahyu Al-Qur‟an. Sejak Muawiyah menjabat sebagai khalifah,
permasalahan negara menjadi stabil, keamanan dalam negeri terkendali,
ekspansi wilayah sebagai usaha untuk memperluas wilayah Islam
dibawah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah kembali berlanjut setelah
terhenti seblumnya karena ada beberapa konflik internal dan eksternal.
Salah satu ekspansinya yang paling spektakuler adalah keberhasilannya
menaklukkan Afrika Utara seluruhnya. Kemudian ia juga berhasil
melebarkan ekspansinya ke arah timur hingga Khurasan, Sijistan dan
negeri-negeri di seberang sungai Jaihun.
Menurut Kementerian Agama RI (2015:15-16), ada beberapa
kebijakan besar dari Mu‟awiyah bin Abi Sufyan yang membawanya
menuju kesuksesan dalam mendirikan dan mengembang Dinasti Bani
Umayyah pada saat itu, diantaranya:
a. Membentuk Departemen dan Kedutaan yang belum dibentuk oleh
khalifah sebelumnya. Fungsi dari departemen ini adalah menyiapkan
beberapa sahabat untuk diutus ke berbagai wilayah di dunia dalam
rangka memperkenalkan Islam ke penjuru dunia.
b. Muawiyah juga membeli beberapa tenaga profesional di bidang
administrasi keuangan dan tata usaha Negara dari daerah Kekaisaran
Byzantium dan mempekerjakan mereka dalam pemerintahan Dinasti
Bani Umayyah.
c. Memperluas kekuasaan atau mengembangkan wilayah di 3 daerah
yang sangat subur dan strategis yaitu Afrika Utara, India dan
Byzantium.
Rachman (2018:89-90) juga menjelaskan bahwa ada beberapa
kebijakan lain yang ditetapkan dan diterapkan oleh Khalifah Mu‟awiyah
bin Abi Sufyan, yaitu:
17
juga menjadi khalifah pertama yang membuat mata uang sendiri. Ia juga
membangun Masjid Umar atau Qubbatus Shakra‟ di Yerussalem, dan
memperluas Masjidil Haram serta membangun kembali Masjidil Aqsha.
Kementerian Agama RI (2014:145) juga menjelaskan Abdul Malik
bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan
administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Pada masa Abdul Malik bin Marwan, Dinasti bani Umayyah dapat
mencapai puncak kejayaannya. Ia meninggal pada tahun 705 M dalam
usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-karya terbesar di dalam
sejarah Islam.
Menurut Rachman (2018:91) ada beberapa kebijakan yang diambil
oleh Abdul Malik selama masa kepemimpinannya:
a. Menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam administrasi
di seluruh wilayah bani Umayyah. Arabisasi yang dilakukannya
meliputi Arabisasi kantor perpajakan dan kantor keuangan.
b. Mencetak mata uang secara teratur.
c. Pengangkatan gubernur dari kalangan Bani Umayyah saja yakni
kawan-kawan, kerabat-kerabat dan keturunannya. Bagi para gubernur
tersebut tidak diberikan kekuasaan secara mutlak.
d. Guna memperlancar pemerintahannya ia mendirikan kantor-kantor
pos dan membuka jalan-jalan guna kelancaran dalam pengiriman
surat.
e. Membangun beberapa gedung, masjid dan saluran air
f. Bersama dengan al-Hajjaj ia mnyempurnakan tulisan mushaf al-Quran
dengan titik pada huruf-huruf tertentu.
4. Organisasi keuangan
5. Organisasi keteraturan
6. Organisasi kehakiman
7. Sosial dan budaya
8. Bidang seni dan sastra
9. Bidang seni Rupa
10. Bidang Arsitektur
Di samping melakukan ekspansi territorial, pemerintah Dinasti Bani
Umayyah menaruh perhatian yang dalam di bidang pendidikan. Memberikan
dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan menyediakan sarana
dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para
ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta
mampu melakukan kaderisasi ilmu. Di antara ilmu pengetahuan yang
berkembang pada masa ini ialah Ilmu agama, Ilmu sejarah dan geografi, Ilmu
pengetahuan bidang bahasa, Bidang Filsafat.
Syauqi (2016:41-44) ada beberapa kemajuan pada masa Bani
Umayyah dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan antara lain sebagai
berikut:
1. Pengembangan Bahasa Arab
Para penguasa Dinasti Umayyah telah menjadikan Islam sebagai
daulah (negara), kemudian dikuatkan dan dikembangkan bahasa Arab
dalam wilayah kerajaan Islam. Upaya itu dilakukan dengan menjadikan
bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara dan
pemerintahan sehingga pembukuan dan surat-menyurat harus
menggunakan bahasa Arab, yang sebelumnya menggunakan bahasa
Romawi atau bahasa Persia di daerah-daerah bekas jajahan mereka dan di
Persia.
2. Marbad Kota Pusat Kegiatan Ilmu
Dinasti Umayyah mendirikan sebuah kota kecil sebagai pusat
kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pusat kegiatan ilmu dan
kebudayaan itu dinamakan Marbad, kota satelit dan Damaskus. Di kota
27
Pada masa ini keluar kebijakan yang agak memaksa untuk menjadi
tentara yaitu dengan adanya undang-undang wajib militer yang
dinamakan „Nidhomul Tajnidil Ijbary”
6. Organisasi Kehakiman
Kehakiman pada masa ini mempunyai dua ciri khas yaitu:
Seorang qadhi atau hakim memutuskan perkara dangan ijtihad,
Kehakiman belum terpengaruh dengan politik.
7. Bidang Sosial Budaya
Pada masa ini orang-orang Arab memandang dirinya lebih mulia
dari segala bangsa bukan Arab, bahkan mereka memberi gelar dengan “Al
Hamra”.
8. Bidang Seni dan Sastra
Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa terjadi penyeragaman
bahasa, yaitu semua administrasi negara harus memakai bahasa Arab.
9. Bidang Seni Rupa
Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada masa itu dan
kaligerafi sebagai motifnya.
10. Bidang Arsitektur
Telah dibangunnya Kubah al Sakhrah di Baitul Maqdia yang
dibangun oleh khalifah Abdul Malik ibn Marwan
samping itu, sebagian besar golongan timur lamanya merasa tidak puas
karena status Mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan
keangkuhan Bangsa Arab yang diperhatikan pada masa Bani Umayyah.
Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah juga disebabkan oleh
sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khaliffah tidak
sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi
kekuasaan. Di samping itu, sebagian besar golongan awam kecewa karena
perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
Penyebab langsung runtuhnya kekuasaan Dinasti Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin
Abbas Al-Muthalib. Gerakan mi mendapat dukungan penuh dan Bani Hasyim
dan golongan Syi‟ah. Dan kaum Mawali yang merasa dikelas duakan oleh
pemerintah Bani Umayyah.
Pada tahun 750 M, Dinasti Bani Umayyah digulingkan Bani
Abbasiyah yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Marwan bin
Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir,
ditangkap dan dibunuh di sana. Pada akhirnya Dinasti Bani Umayyah runtuh
dan keruntuhannya menjadi pelajaran bagi kaum muslimin. Barangkali di
antara sebab-sebabnya yang terpenting ialah dampak pembunuhan yang
dilakukan oleh Yazid ibn Muawiyyah terhadap Al Husein, cucu Rasulullah.
Anwar (2015:65) menjelaskan ada beberapa faktor penyebab
kemunduran dinasti umayyah adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan. Pengaturannya tidak
jelas sehingga menyebabkan persaingan yang tidak sehat di lingkungan
keluarga kerajaan
2. Adanya gerakan oposisi dari pendukung Ali dan Khawarij baik yang
dilakukan secara terbuka maupun secara tertutup. Hal ini banyak
menyedot perhatian pemerintah ketika itu
3. Timbulnya permasalahan sosial yang menyebabkan orang non Arab dan
suku Arabia Utara sehingga Dinasti Umayyah kesulitan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan;
32
35
36
e. dll
2. Faktor Eksternal
a. Adanya intervensi dari pihak oposisi
b. Adanya serangan dari Bani Umayyah
c. dll
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kementerian Agama RI. 2014. Buku SIswa Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII.
Jakarta: Kementerian Agama RI.
__________. 2015. Buku SIswa Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI. Jakarta:
Kementerian Agama RI.
Rachman, Taufik. 2018. Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk,
Kejayaan dan Kemunduran). Juspi: Jurnal Seajarah Peradaban Islam. 2(1).
86-98.
Rahmadi, Fuji. 2018. Dinasti Umayyah (Kajian Sejarah dan Kemajuannya). Al-
Hadi. 3(2). 669-676.
Sewang, Anwar. 2017. Sejarah Peradaban Islam. Pare Pare: Stain Pare Pare.
Zainudin, Ely. 2015. Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah. Jurnal
Intelegensia. 3(2). 28-35.