Anda di halaman 1dari 6

Tugas SKI

Dinasti Bani Umayyah 1


Proses Lahir Dan Fase Fase Pemerintahan Bani Umayyah

Anggota Kelompok : Athiyah Missykat Elmiyah


Mawar Indah Permata
Muhamad Syaiful Huda
M Miftrahul Arzaqil Mubarok
Raihan Mazarul
Kelas : XI MIA 2

KEMENTERIAN AGAM

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KUDUS

PRAMBATAN KIDUL KALIWUNGU TELEPON : 0291 431184

A. Silsilah Khalifah Bani Umayyah 1


Umayyah

Muawiyah Bin Abu Sufyan Umar Bin Abdul Aziz

Yazid Bin Muawiyah Yazid Bin Abdul Malik

Muawiyah Bin Yazid Hisyam Bin Abdul Malik

Marwan Bin Hakam Walid Bin Yazid

Abdul Malik Bin Marwan Yazid Bin Walid

Walid Bin Abdul Malik Ibrahim Bin Walid

Sulaiman Bin Abdul Malik Marwan Bin Muhammad

1. Muawiyah Bin Abu Sufyan (661–680 M)


2. Yazid Bin Muawiyah (Yazid I) (60–64 H/680–683 M)
3. Muawiyah Bin Yazid (Muawiyah Ii) (64–65 H/683–684 M)
4. Marwan Bin Hakam (Marwan I) (65–66 H/684–685 M)
5. Abdul Malik Bin Marwan (66–86 H/685–705 M)
6. Walid Bin Abdul Malik (Al Walid I) (86–97 H/705–715 M)
7. Sulaiman Bin Abdul Malik (97–99 H/715–717 M)
8. Umar Bin Abdul Aziz (Umar Ii) (99–102 H/717–720 M)
9. Yazid Bin Abdul Malik (Yazid Ii) (102–106 H/720–724 M)
10. Hisyam Bin Abdul Malik (106–126 H/724–743 M)
11. Walid Bin Yazid (Al Walid Ii) (126–127 H/743–744 M)
12. Yazid Bin Walid (Yazid Iii) (127–127 H/744–744 M)
13. Ibrahim Bin Walid (127–127 H/744–744 M)
14. Marwan Bin Muhammad (Marwan Ii) (127–133 H/744–750 M)
B. Proses Lahir Bani Umayyah
Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah Bin ‘Abdul
Syams bin Abdul Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah quraisy pada zaman
jahiliyyah. Bani Umayyah dan baru masuk agama Islam pada peristiwa setelah Fathu
Makkah pada tahun ke 8 h. Abu Sufyan pada saat itu menyatakan bahwa “Barangsiapa
yang masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, dan begitu pula mereka yang masuk
kedalam masjidil haram dan Abu Sufyan maka dia akan merasa aman.” Berdasarkan
pernyataan tersebut banyak kaum dari kalangan Bani Umayyah yang masuk Islam dan
pada akhirnya ikut serta menyebarkan agama Islam keberbagai wilayah.
Lahirnya Bani Umayyah diperkirakan oleh para pakar sejarahwan sebagai
sabotase terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terakhir
Khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali bin abi thalib oleh mayoritas masyarakat
islam mengganti khalifah Usman tidak pernah disetujui oleh pihak Muawiyah, maka
berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan khalifah
ali bin abi thalib dari pemerintahannya.
Jika kita menengok kembali sejarah Bani Umayyah begitu kuat kekuasaannya
terutama pada zaman jahiliyah dalam setiap persaingan Bani Umayyah selalu lebih
unggul dari Bani Hasyim. Hal ini disebabkan karena :
1. Umayyah berasal dari bangsawan.
2. Umayyah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di
masyarakat.
3. Umayyah memiliki harta yang melimpah.
Pertikaian politik terjadi dikalangan umat Islam, puncaknya adalah ketika
terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib. Sikap damai Ali bin Abi Thalib sebelum
meninggal ternyata tidak memberi perdamaian yang sesungguhnya tetapi menambah
sejarah pertikaian Ali dan Muawwiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi tiga
kelompok, Khawarij yang menentang keras terhadap perdamaian. Syiah yang setuju
dengan sikap Ali dan Murji’ah hanya memilih tindakan diam. Muawwiyah
memfungsikan kelompok keras Khawarij untuk membunuh Khalifah Ali dan seorang
pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdurrahman bin muljam pada suatu pagi
setelah shalat shubuh menuusuk Khalifah Ali. Wafatnya Ali bin Abi Thalib tersebut
disambut oleh pihak Muawwiyah dengan suka ria karena bernggapan bahwa tidak ada
penghalang lagi bagi Muawwiyah untuk menjadi penguasa.
Setelah khalifah terbunuh, umat Islam di wilayah Iraq mengangkat Al-Hasan
putra tertua Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang sah. Sementara itu Mu’awiyah bin
Abi Sufyan sebagai gubernur provinsi Suriah (Damaskus) juga menobatkan dirinya
sebagai khalifah.
Hasan Bin Ali Abi Thalib sebenarnya telah mewarisi kekuasaan Khulafaur
Rasyidin yang terakhir yakni Ali Bin Abi Thalib. Hasan Bin Ali melihat bahwa persatuan
Umat Islam jauh lebih penting daripada kekuasaan. Dengan kebesaran hati, hasan bin Ali
bin Abi Thalib menyerahkan kekuasaan kepada Muawwiyah bin Abu Sufyan. Pada
tanggal 25 Rabiul Awal 41 H / 661 M dan menghabiskan sisa hidupnya di Madinah
dengan tenang dan nyaman. Dia mengambil langkah itu setelah diiming-imingi janji
bahwa Muawiyah akan memberikan subsidi dan pensiun seumur hidup sebesar lima juta
dirham dari perbendaharaan Kufah, ditambah pemasukan dari sebuah distrik di Persia.
Dan dalam sejarah telah tercatat bahwa setelah hasan bin ali menyerahkan kekuasaannya
kepada muawwiyah demi memperhatikan kondisi umatnya yang bimbang atas
kepemimpinannya. Muawiyyah menngirim surat kepada Hasan, berikut salinannya :
“Aku mengakui bahwa karena hubungan darah, Anda lebih berhak menduduki jabatan
khalifah. Dan sekiranya aku yakin kemampuan Anda lebih besar untuk melaksanakan
tugas-tugas ke khalifahan, aku tidak akan ragu berikrar setia kepadamu. “ sekarang
mintalah apa yang engkau mau.” Dalam suratg itu dilampirkan kertas kosong yang
dibubuhi tanda tangan Muawiyah untuk diisi oleh hasan. Dengan begitu, Muawwiyah
akhirnya menjadi penguasa satu satunya secara resmi dalam pemerintahan yang sah
dalam Islam.
Para Ahli Sejarah sepakat bahwa kekuasaan Bani Umayyah dimulai sejak
peristiwa tersebut. Oleh karena itu tahun 41 h tercatat dalam sejarah sebagai Ammul
Jama’ah atau Tahun Persatuan.

C. Pemerintahan Bani Umayyah

Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi Khalifah pertama dinasti Bani Umayyah
setelah Hasan bin Ali bin Abu Thalib menyerahkan ke Khalifahannya kepada Muawiyah.
Sebelumnya, Muawiyah menjabat sebagai gubernur Syiria. Selama berkuasa di Syiria,
Muawiyah mengandalkan orang-orang Syiria dalam mempeluas batas wilayah Islam. Ia
mampu membentuk pasukan Syria menjadi satu kekuatan militer Islam yang terorganisir
dan berdisiplin tinggi. ia membangun sebuah Negara yang stabil dan terorganisir. Dalam
pengelolaan pemerintahan, Muawiyah mendirikan beberapa departemen yaitu pertama,
diwanulkhatam yang fungsinya adalah mencatat semua peraturan yang dikeluarkan oleh
Khalifah. Kedua, diwanulbarid yang fungsinya adalah memberi tahu pemerintah pusat
tentang perkembangan yang terjadi di semua provinsi.
Selama berkuasa, tidak sedikit kesuksesan yang dicapai oleh Muawiyah berkat
kerjasamanya dengan orang-orang yang berada dalam lingkarannya, terutama Amr ibn
Al-Ash, wakilnya di Mesir, al-Mughirah, gubernur Kufah, posisi yang selalu bergola, dan
Ziyad ibn Abihi, penguasa Bashrah. Ketiga orang ini, dipimpin Muawiyah, merupakan
empat politsi ulung, (dhuhat) Arab islam.
Selama Bani Umayyah memerintah selama kurang lebih 92 tahun dibagi menjadi
beberapa fase pemerintahan.
1. Fase Berdirinya dan Pembbinaan Dinasti Umayyah
Fase ini dimulai dari pemerintahan muawwiyah bin abi sufyan samapai
khalifah keenam yaitu walid bin abdul malik. Ketika pada saat itu isalam memasuki
wilayah eropa yang telah dibawa oleh Thariq bin Zaid pada tahun 711 M. Pada masa
ini pemerintahan Dinasti Umayyah mengutamakan perluasan wilayah dengan proses
Islamisasi. Peradaban Islam pada zaman ini berjalan dengan pendekataan Arabisasi
yang memiliki seni arab yang tinggi dan masih Arab Asli ( Oriental ). Ilmu yang
berkembang pada masa pemerintahan ini adalah ilmu bahasa, qiraat, hadits, tafsir, dan
tarikh Islam. Perluaasan wilayah pada masa ini sangat pesat karena itu merupakan
poin utama dari tujuan pemerintahan. Sehingga wilayah Islam mulai masuk di Empat
benua besar yaitu : Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Dan ada juga wilayah imperium
yang besar yang sudah takhluk pada Islam dengan membayar upeti. Masalah
administrasi pemerintahan serta kebudayaan peradaban mulai berkembang pada masa
pemerintahan fase kedua setelah pemerintahan khalifah ketujuh.
2. Fase Kemajuan Dinasti Umayyah
Khalifah ketujuh pemerintahan Dinasti Umayyah adalah Sulaiman bin Abdul
Malik dan khalifah kedelapan adalah umar bin abdul aziz. Kedua khalifah inilah
yang berhasil membawa Dinasti Umayyah kepada masa kemajuaan yang semakain
membaik. Pada fase ini Islam telah berkembang hampir keseluruh penjuru dunia.
Dibawah kepemimpinan Abdul Malik (685- 705) dan keempat anaknya yang
kemudian meneruskan kekuasaanya, Dinasti Umayyah di Damaskus mencapai
puncak kekuasaan dan kejayaannya. Selama permerintahan Al-walid dan Hisyam,
imperium islam berhasil memperluas sampai batas-batas yang terjauh,membentang
dari pantai lautan atlantik dan pyrenees hingga ke indus dan perbatasan cina.
Perluasan yang hampir tak tertandingi sejak masa klasik , dan hanya dilampaui pada
masa modern oleh kerajaan inggris dan rusia. Pada masa kejayaan tersebut terjadi
penaklukan transoxiana penaklukan kembvali dan pengendalian kembali di afrika
utara dan penaklukan daerah spayol
Masa masa itu juga menandai proses nasionalisasi atau arabisasi dan bidang
administrasi,pembuatan keping mata uang pertama,pembentukan layanan pos dan
pembangunan berbagai monumen,termasuk kubah batu di yarussalem.
Setelah abdul malik meninggal, anaknya, al-walid, pada penghujung dekade
kedua pemerintahannya, ia mewariskan kepada anaknya alwalid,sebuah kerajaan
besar yang bersatu dan berkendali meliputi tidak hanya seluruh dunia islam,namun
juga daerah-daerah taklukkan baru. Al walid terbukti sukses meneruskan kerja
gemilang ayahnya.
Penaklukkan suriah,irak,persia dan mesir pada masa umar dan utsman
mengakhiri tahap pertama sejarah penaklukkan islam,dan tahap yang kedua dimulai
oleh abd-al malik dan al walid.
Islam dibawa oleh sahabat-sahabt nabi, Uqbah bin Nafi’ dan Musa bin Nufair
yang telah mencapai wilayah asia tenggara sampai asia timur dan mulai afrika utara
sampai andaluusia dan india sampai Persia. Pada masa ini Negara Indonesia telah
menggunakan agam Islam yang telah dibawa oleh para sahabat nabi. Pemerintahan
Dinasti Umayyah mulai membangun bangunan bangunan Negara dan mulai sibuk
dengan penataan administrasi Negara. Khalifah Marwan bin Hakam adalah seorang
khalifah yang telah menemukan mata uang sebagai alat pembayaran secara resmi
yang merupakan bukti dari perkembangan peradaban Dinasti Umayyah telah berjalan
dengan lancar. Selai itu juga masih ada yang lain yaitu Ilmu Pengetahuan, Bangunan
Fisik, Fasilitas pendidikan, Departemen Pendidikan yang sudah banyak dimanfaatkan
oleh orang banyak.

3. Fase Keruntuhan
Setelah sepeninggal Hisyam bin Abdul Malik, kekhalifahan Bani Umayyah
mengalami kelemahan yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran dinasti ini.
Badri Yatim menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mejadi sebab runtuhnya
kekuasaan Dinasti Umayyah, faktor-faktor tersebut diantaranya:
a. Sistem pergantian kekhalifahan melalui garis keturunan adalah suatu yang
baru dalam tradisi Arab, pengaturan pergantian kekhalifahan yang tidak jelas
menyebabkan persaingan tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
b. Latar belakang terbentuknya Bani Umayyah yang tidak terlepas dari
konflikkonflik politik di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan
Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperi di awal
dan di akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan
kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak
menyedot kekuatan pemerintah.
c. Terjadi pertentangan etnis antar suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia
Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam semakin
meruncing. Perselisishan tersebut mengakibatkan khalifah-khalifah Bani
Umayyah kesulitan dalam menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping
itu dologan mawali (non Arab) terutama di Irak dan sekitarnya merasa tidak
puas karena status itu mengambarkan suatu inferioritas, ditambah keangkuhan
bangsa arab yang diperlihatkan oleh Bani Umayyah.
d. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan karena
siskap hidup bermewah-mewahan di lingkungan pemerintahan Dinasti
Umayyah. Sehingga membuat para pemimpinnya melakukan banyak korupsi
karena Dinasti Umayyah menggunakaan system pemerintahan monarki
sehingga sangat mudah untuk melakukan sebuah ketidakadilan dalam
pemerintahan.
e. Berkembangnya dinasti yang baru seperti Abbasiyah, Fatimiyah,
Thohiriyah, dan Syi’ah. Keempat dinasti tersebut secara tidak sengaja
bersamaan menyerang dan memerangi Dinasti Umayyah sehingga Dinasti
Umayyah tidak dapat mengatasi peperangan tersebut dan pada akhirnya
dinasti Abbasiyah yang memenangkan peperangan tersebut dan Dinasti
Abbasiyah pada saat itu mulai menguasai pemerintahan Islam.

Anda mungkin juga menyukai