KEMENTERIAN AGAM
Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi Khalifah pertama dinasti Bani Umayyah
setelah Hasan bin Ali bin Abu Thalib menyerahkan ke Khalifahannya kepada Muawiyah.
Sebelumnya, Muawiyah menjabat sebagai gubernur Syiria. Selama berkuasa di Syiria,
Muawiyah mengandalkan orang-orang Syiria dalam mempeluas batas wilayah Islam. Ia
mampu membentuk pasukan Syria menjadi satu kekuatan militer Islam yang terorganisir
dan berdisiplin tinggi. ia membangun sebuah Negara yang stabil dan terorganisir. Dalam
pengelolaan pemerintahan, Muawiyah mendirikan beberapa departemen yaitu pertama,
diwanulkhatam yang fungsinya adalah mencatat semua peraturan yang dikeluarkan oleh
Khalifah. Kedua, diwanulbarid yang fungsinya adalah memberi tahu pemerintah pusat
tentang perkembangan yang terjadi di semua provinsi.
Selama berkuasa, tidak sedikit kesuksesan yang dicapai oleh Muawiyah berkat
kerjasamanya dengan orang-orang yang berada dalam lingkarannya, terutama Amr ibn
Al-Ash, wakilnya di Mesir, al-Mughirah, gubernur Kufah, posisi yang selalu bergola, dan
Ziyad ibn Abihi, penguasa Bashrah. Ketiga orang ini, dipimpin Muawiyah, merupakan
empat politsi ulung, (dhuhat) Arab islam.
Selama Bani Umayyah memerintah selama kurang lebih 92 tahun dibagi menjadi
beberapa fase pemerintahan.
1. Fase Berdirinya dan Pembbinaan Dinasti Umayyah
Fase ini dimulai dari pemerintahan muawwiyah bin abi sufyan samapai
khalifah keenam yaitu walid bin abdul malik. Ketika pada saat itu isalam memasuki
wilayah eropa yang telah dibawa oleh Thariq bin Zaid pada tahun 711 M. Pada masa
ini pemerintahan Dinasti Umayyah mengutamakan perluasan wilayah dengan proses
Islamisasi. Peradaban Islam pada zaman ini berjalan dengan pendekataan Arabisasi
yang memiliki seni arab yang tinggi dan masih Arab Asli ( Oriental ). Ilmu yang
berkembang pada masa pemerintahan ini adalah ilmu bahasa, qiraat, hadits, tafsir, dan
tarikh Islam. Perluaasan wilayah pada masa ini sangat pesat karena itu merupakan
poin utama dari tujuan pemerintahan. Sehingga wilayah Islam mulai masuk di Empat
benua besar yaitu : Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Dan ada juga wilayah imperium
yang besar yang sudah takhluk pada Islam dengan membayar upeti. Masalah
administrasi pemerintahan serta kebudayaan peradaban mulai berkembang pada masa
pemerintahan fase kedua setelah pemerintahan khalifah ketujuh.
2. Fase Kemajuan Dinasti Umayyah
Khalifah ketujuh pemerintahan Dinasti Umayyah adalah Sulaiman bin Abdul
Malik dan khalifah kedelapan adalah umar bin abdul aziz. Kedua khalifah inilah
yang berhasil membawa Dinasti Umayyah kepada masa kemajuaan yang semakain
membaik. Pada fase ini Islam telah berkembang hampir keseluruh penjuru dunia.
Dibawah kepemimpinan Abdul Malik (685- 705) dan keempat anaknya yang
kemudian meneruskan kekuasaanya, Dinasti Umayyah di Damaskus mencapai
puncak kekuasaan dan kejayaannya. Selama permerintahan Al-walid dan Hisyam,
imperium islam berhasil memperluas sampai batas-batas yang terjauh,membentang
dari pantai lautan atlantik dan pyrenees hingga ke indus dan perbatasan cina.
Perluasan yang hampir tak tertandingi sejak masa klasik , dan hanya dilampaui pada
masa modern oleh kerajaan inggris dan rusia. Pada masa kejayaan tersebut terjadi
penaklukan transoxiana penaklukan kembvali dan pengendalian kembali di afrika
utara dan penaklukan daerah spayol
Masa masa itu juga menandai proses nasionalisasi atau arabisasi dan bidang
administrasi,pembuatan keping mata uang pertama,pembentukan layanan pos dan
pembangunan berbagai monumen,termasuk kubah batu di yarussalem.
Setelah abdul malik meninggal, anaknya, al-walid, pada penghujung dekade
kedua pemerintahannya, ia mewariskan kepada anaknya alwalid,sebuah kerajaan
besar yang bersatu dan berkendali meliputi tidak hanya seluruh dunia islam,namun
juga daerah-daerah taklukkan baru. Al walid terbukti sukses meneruskan kerja
gemilang ayahnya.
Penaklukkan suriah,irak,persia dan mesir pada masa umar dan utsman
mengakhiri tahap pertama sejarah penaklukkan islam,dan tahap yang kedua dimulai
oleh abd-al malik dan al walid.
Islam dibawa oleh sahabat-sahabt nabi, Uqbah bin Nafi’ dan Musa bin Nufair
yang telah mencapai wilayah asia tenggara sampai asia timur dan mulai afrika utara
sampai andaluusia dan india sampai Persia. Pada masa ini Negara Indonesia telah
menggunakan agam Islam yang telah dibawa oleh para sahabat nabi. Pemerintahan
Dinasti Umayyah mulai membangun bangunan bangunan Negara dan mulai sibuk
dengan penataan administrasi Negara. Khalifah Marwan bin Hakam adalah seorang
khalifah yang telah menemukan mata uang sebagai alat pembayaran secara resmi
yang merupakan bukti dari perkembangan peradaban Dinasti Umayyah telah berjalan
dengan lancar. Selai itu juga masih ada yang lain yaitu Ilmu Pengetahuan, Bangunan
Fisik, Fasilitas pendidikan, Departemen Pendidikan yang sudah banyak dimanfaatkan
oleh orang banyak.
3. Fase Keruntuhan
Setelah sepeninggal Hisyam bin Abdul Malik, kekhalifahan Bani Umayyah
mengalami kelemahan yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran dinasti ini.
Badri Yatim menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mejadi sebab runtuhnya
kekuasaan Dinasti Umayyah, faktor-faktor tersebut diantaranya:
a. Sistem pergantian kekhalifahan melalui garis keturunan adalah suatu yang
baru dalam tradisi Arab, pengaturan pergantian kekhalifahan yang tidak jelas
menyebabkan persaingan tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
b. Latar belakang terbentuknya Bani Umayyah yang tidak terlepas dari
konflikkonflik politik di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan
Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperi di awal
dan di akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan
kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak
menyedot kekuatan pemerintah.
c. Terjadi pertentangan etnis antar suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia
Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam semakin
meruncing. Perselisishan tersebut mengakibatkan khalifah-khalifah Bani
Umayyah kesulitan dalam menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping
itu dologan mawali (non Arab) terutama di Irak dan sekitarnya merasa tidak
puas karena status itu mengambarkan suatu inferioritas, ditambah keangkuhan
bangsa arab yang diperlihatkan oleh Bani Umayyah.
d. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan karena
siskap hidup bermewah-mewahan di lingkungan pemerintahan Dinasti
Umayyah. Sehingga membuat para pemimpinnya melakukan banyak korupsi
karena Dinasti Umayyah menggunakaan system pemerintahan monarki
sehingga sangat mudah untuk melakukan sebuah ketidakadilan dalam
pemerintahan.
e. Berkembangnya dinasti yang baru seperti Abbasiyah, Fatimiyah,
Thohiriyah, dan Syi’ah. Keempat dinasti tersebut secara tidak sengaja
bersamaan menyerang dan memerangi Dinasti Umayyah sehingga Dinasti
Umayyah tidak dapat mengatasi peperangan tersebut dan pada akhirnya
dinasti Abbasiyah yang memenangkan peperangan tersebut dan Dinasti
Abbasiyah pada saat itu mulai menguasai pemerintahan Islam.