DINASTI UMAYAH
SEJARAH BERDIRINYA
Yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Umayah bin
Abdu Syams. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan
semuanya berasal dari keluarga. Kata Daulah berarti kekuasaan, pemerintahan, atau
negara. Dengan kata lain, Daulah Umayah adalah negara yang diperintah oleh Dinasti
Umayah yang raja-rajanya dari Bani Umayah
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang tokoh
berpengaruh dari Bani Umayah. Ia masuk Islam bersama ayahnya pada saat terjadi
Fathu Makkah. Pada masa Nabi Muhammad saw, ia menjadi salah satu perawi
hadits yang baik. Pada masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq, Muawiyah bin Abu
Sufyan memimpin tentara Islam dalam perang Riddah untuk menumpas kaum
murtad. Peran Muawiyah bin Abu Sufyan bertambah besar pada masa Kholifah
Usman bin Affan. Salah satu sebabnya adalahUsman bin Affan juga anggota Bani
Umayah. Pada waktu itu , Muawiyah bin Abu Sufyan menjabat sebagaiGubernur di
Damaskus ( Suriah ).
Wafatnya Khalifah Usman bin Affan menjadi momentum perpecahan dikalangan
umat Islam , yaitu :
b. Kelompok Aisyah, Zubair dan Talhah menyatkan tidak setuju atas tuntutan
bela wafatnya Usman bin Affan, begitu pula tidak setuju atas pengangkatan Ali bin
Abi Thalib sebagai Khalifah
Kelompok Syi'ah , yaitu kelompok yang setuju dan mendukung keputusan Khalifah
Ali bin Abi ThalibKhawarij, yaitu kelompok di pihak Ali bin Abi Thalib yang tidak mau
menerima hasil Tahkim. Perselisihan tersebut berakhir dengan terbunuhnya Ali bin
Abi Thalib oleh Ibnu Muljam dari kelompok Khawarij.
Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu
Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun penyatuan.Peristiwa
itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi pemerintahan Islam dipegang
oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat kekuasaan
dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ). Keturunan Umayah memegang kekuasaan
Islamselama 90 tahun, kemudian dikenal dengan Dinasti Umayah. Selama kurun
waktu tersebut pemerintahandipegang oleh 14 orang. Khalifah-Khalifah itu adalah
sebagai berikut :
Pada masa awal , kebijakan pemerintah Dinasti Umayah lebih banyak ditujukan
untuk memperluas wilayah Islam dengan kekuatan militer. Namun pada periode
berikutnya, dinasti ini berhasil menata pemerintahannya diberbagai bidang. Hal ini
tercapai berkat jasa dari empat orang Khalifah , yaitu :
Abdul Malik bin MarwanWalid bin Abdul MalikUmar bin Abdul AzizHisyam bin
Abdul Malik
Dalam usaha perluasan wilayah ke Byzantium ada tiga motivasi bagi Muawiyyah
untuk menguasainya, yaitu:
Pembidangan ilmu
menurut ahli sejarah jarji Zaidan bahwa ilmu pengetahuan pada zaman Daulah
Umayah terbagi dalam dua bidang besar, yaitu :
2. Al-Adaabul Qadimah (ilmu-ilmu lama), yaitu ilmu-ilmu yang telah ada ada di
zaman jahiliyah dan di zaman khulafaur rasyidin seperti limu-ilmu lughah, syair,
khitabah dll.
a. Ilmu Qiraat
adalah ilmu cara membaca al-Qur’an. ilmu ini mempunyai kedudukan sangat
penting pada permulaan islam, sehingga orang-orang yang pandai baca Qur’an
dinamakan qurra. Setelah naskah Qur’an yang sah dikirim ke berbagai kota-kota
islam, maka lahirlah dialek bacaan tertentu bagi tiap-tiap penduduk kota, yang
mana mereka mengikuti bacaan seorang qari yang dianggap sah bacaannya.
Akhirnya masyhurlah tujuh macam bacaan al-Qur’an yang terkenal dengan Qira’ah
Sab’ah. adapun kebanyakan pelopor Qira’ah sab’ah yang kebanyakan dari kaum
mawaly antara lain :Abdullah bin Katsir, Ashim bin Abi Nujud, Abdullah bin Amir
Al-jahshaby, Ali bin Hamzah Abu Hasan al-Kisai, Hamzah bin Habib az-Zaiyaat,
Abu Amr bin al-A’la, dan Nafi bin Abi Na’im
b. Ilmu Tafsir
Ali tafsir yang pertama pada masa ini yaitu Ibnu Abbas, seorang sahabat yang
terkenal yang wafat thn 68 H. Beliau menafsirkan al-Qur’an dengan riwayat dan
isnad. Setelah Ibnu Abbas, ahli tafsir lainnya adalah Mujahid yang wafat thn 104 H.
Pada masa ini ilmu tafsir belum berkembang pesat seperti halnya zaman dinasti
abasiyah.
c. Ilmu hadits
Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin abdullah bin Syihab az-Zuhri
(w. thn 123 H), Ibnu abi Malik (w. 119 H), al-Auza’i (w.159 H), hasan Basri (w.110 H),
As-sya’by (w.104 H). Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, barulah kaum
muslimin membukukan hadits. Dan orang yang mula-mula membukukan hadits
adalah Ibnu syihab az-Zuhri.
d. Ilmu nahwu
Pembuat ilmu nahwu pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang yaitu
Abu Aswad Ad-Dualy (w. 69 H), beliau belajar dari khalifah Ali bin Abi Thalib.
Pembukuan sejarah dimulai pada zaman Bani Umayah dan pada masa Dinasti
Abasiyah ilmu tarikh menjadi berkembang pesat. Sehingga kaum muslimin telah
mengarang kitab-kitab sejarah yang banyak sekali bahkan dalam kitab Kasyfud
Dhunun ada lebih 1300 judul. Ilmu jughrafi di zaman ini baru dalam taraf merintis
jalan. Menurut ahli sejarah bnu Mas’ud bahwa khalifah Abdul Malik sangat gemar
kepada ilmu bintang, sehingga tiap hendak ke medan perang selalu dibawanya ahi
ilmu bintang.
f. Al-Ulumud Dakhilah
yaitu ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam bahasa arab dan
disempurnakan. Pada masa ini gerakan penerjemahan baru dalam taraf perintisan
jalan. Orang yang pertama kali menerjemahkan ilmu-ilmu thib dan kimia ke dalam
bahasa arab yaitu Khalid bin Yazid bin Muawiyah (W.86 H).
Keberhasilan Yang Dicapai
Dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu material dan immaterial
1. Bidang Material :
e) Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-
Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal
dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
g) Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-
tempat untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
k) Perluasaan wilayah kekuasaan dari Afrika menuju wilayah Barat daya, benua
Eropa, bahkan perluasaan ini juga sampai ke Andalusia (Spanyol) di bawah
kepemimpinan panglima Thariq bin Ziad, yang berhasil menaklukkan Kordova,
Granada, dan Toledo.
m) Bahkan pada masa, Sulaiman ibn Malik, telah dibangun pembangunan mega
raksasa yang terkenal dengan Jami’ul Umawi.