Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eldora Christabel Nestovani

NIM : 21108040097

RESUME MATERI
BANI UMAYYAH
A. Sejarah Bani Umayyah
Daulah Bani Umayyah berdiri pada tahun 41 H/661 M. Didirikan oleh Mu’awiyyah bin
Abi Sufyan. Ia adalah gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Utsman
bin Affan. Selama ia menjabat gubernur, ia telah membentuk kekuatan militer yang dapat
memperkuat posisinya di masa-masa mendatang. Bani Umayah adalah sebuah nama yang
diadopsi dari nama salah seorang tokoh kabilah Quraisy pada masa jahiliyyah, yaitu Umayyah
ibn Abd Al-Syam ibn Abd Manaf ibn Qusay Al-Quraisyi Al-Amawiy. Dinasti Umayyah
dinisbatkan kepadaMu’awiyah ibn Abi Sofyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abd Al-Syams
yang merupakan pembangun dinasti Umayyah dan juga khalifah pertama yang memindahkan
ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus.
Pada masa pemerintahan Khalifah Ali Bin Abi Thalib, terjadi pertempuran Ali dengan
Muawiyah di Shifin. Perang ini diakhiri dengan tahkim, tapi ternyata tidak menyelesaikan
masalah bahkan menimbulkan adanya golongan tiga yaitu Khawarij yang keluar dari barisan
Ali Umat Islam menjadi terpecah menjadi tiga golongan politik yaitu Muawiyah, Syiah dan
Khawarij. Pada tahun 660 M Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij. Dengan
demikian berakhirlah masa Khulafaur Rasyidin dan mulai kekuasaan Bani Umayah dalam
semangat politik Islam. Kekuasaan Bani Umayah berbentuk pemerintahan yang bersifat
demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Hal ini dimulai
ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya
Yazid.
Peristiwa takhim berdasarkan sejarah berlaku perebutan kekuasaan antara Ali dan
Mu’awiyah yang membawa mereka ke meja perundingan. Perundingan antara mereka berdua
telah diwakili oleh Abu Musa al-‘Asyari bagi pihak Ali dan ‘Amr bin al-‘Ash bagi pihak
Mua’wiyah. Keduadua perunding telah setuju untuk memecat Ali dan Mua’wiyah. Menurut
sejarah lagi, ‘Amr bin al-‘Ash dengan kelicikannya mampu memperdayakam Abu Musa yang
digambarkan sebagai seorang yang lalai dan mudah tertipu. Akibatnya, Ali terlepas dari
jabatan khalifah. Oleh karena peristiwa takhim sangat penting dalam sejarah politik negara
Islam, perlu untuk kita menyingkap hakikat sebenarnaya pada babak-babaknya di mana
peristiwa ini telah disalah tanggapi dan telah disalah tafsirkan. Akibatnya timbul kesan buruk
yaitu menjatuhkan kedudukan dan martabat para sahabat. Peristiwa tahkim yang tersebar itu
telah menjadikan sebagian sahabat sebagai penipu dan orang yang mudah terpedaya dan yang
lain dituduh sebagai perakus kuasa.
Latar belakang lahirnya Dinasti Umayyah ialah dalam kondisi dan situasi di tengah-
tengah terjadinya pertentangan politik antara golongan, yaitu, golongan Syi’ah, golongan
Khawarij, golongan Jami’iyah, dan golongan Zubaer. Dari pertentangan politik antar
golongan itu, kelompok Bani Umayyah yang dipelopori Mu’awiyyah muncul sebagai
pemenangnya yang selanjutnya berdirilah pemerintah Daulat Bani Umayyah. Muawiyah bin
Abi Sufyan dalam membengun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik tipu daya,
meskipun pekerjaan itu bertentangan dengan ajaran Islam. Ia tidak gentar melakukan
kejahatan. Pembunuhan adalah cara biasa, asal maksud dan tujuannya tercapai Abu Sufyan ini
baru memeluk Islam dan tunduk kepada Nabi Muhammad saat Fathu Makkah. Meskipun
begitu Nabi Muhammad SAW, tetap memerankan Abu Sufyan sebagai pemimpin Makkah.
Pada saat itu ketika seluruh penduduk Makkah merasa ketakutan, Nabi Muhammad berkata,
“bahwa barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia akan selamat.” Artinya
bahwa keberadaan Abu Sufyan adalah tetap pemimpin Makkah, meskipun ia tunduk kepada
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Pada masa kepemimpinan Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin, Bani Umayah tidak lagi sebagai pempimpin bangsa Arab. Pada saat itu
kepemimpinan Islam dan bangsa Arab, tidak memperhatikan asal-usul kabilah dan kesukuan.
Proses rekrutmen pempimpin didasarkan pada kemampuan dan kecakapan.

B. Masa Keemasan Bani Umayyah


Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa
kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib. Masa
pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam
merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun
itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, benua
Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin
Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan
antara Maroko (Maghrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang
dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan
demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan
cepatnya dapat dikuasai.
Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam
pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan
tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di
sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang.
Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi
tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abdul Malik bin Marwan mengubah
mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk
itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai katakata dan tulisan
Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan
administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya Al-Walid bin
AbdulMalik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, diantaranya membangun panti-panti
untuk orang cacat, dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap, serta membangun jalan-
jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-
gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
Di sini terdapat juga beberapa kemajuan pada masa Bani Umayyah ini di antaranya,
dalam bidang administrasi misalnya, telah terbentuk berbagai lembaga administrasi
pemerintahan yang mendukung tambuk pimpinan dinasti Umayyah.pemerintah dinasti
Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat
terhadap dunia pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana.Khalifah Al-Walid
mendirikan sekolah kedokteran

C. Runtuhnya Bani Umayyah


Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin
Abdul-Malik (720-724 M). Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan
kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan
etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-
Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan
terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul-Malik (724-
743 M).
Bahkan, pada masa ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan
berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim
yang didukung oleh golongan Mawali. Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abdul-Malik adalah
seorang khalifah yang kuat dan terampil, akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat,
sehingga tidak berhasil dipadamkannya. Setelah Hisyam bin Abdul-Malik wafat, khalifah-
khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral
buruk. Hal ini semakin memperkuat golongan oposisi, dan akhirnya pada tahun 750 M,
Daulah Bani Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah yang merupakan bahagian dari Bani
Hasyim itu sendiri, dimana Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah,
walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil ditangkap dan terbunuh
di sana. Kematian Marwan bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah
di Timur (Damaskus) yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah, dan dimulailah era baru Bani
Umayyah di Barat, Al-Andalus.

Sumber : https://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/view/353
Dr. Siti Zubaidah, M.Ag.(2016). Sejarah Peradaban Islam.
Medan:Perdana Publishing

Anda mungkin juga menyukai