PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangsa yang maju dan beradab adalah bangsa yang tidak terlepas dari beradaban
(civilization) dan memakaikan agama (religion) sebagai baju bangganya, HAR. Gibb (1859-
1940) mengatakan, Islam is a complete civilization (Islam adalah sebuah peradaban yang
sempurna). Meskipun demikian, kenyataannya masyarakat masih banyak yang belum mengerti
betul apa itu peradaban dan Islam sebagai agama yang sempurna belum masuk di hati bangsa ini.
Ro aitu al-Muslimah duna al-Islam, wa ro aitu al-Islama duna al-Muslimah, yaitu nilai-nilai
Islam dapat ditemukan di tengah-tengah non-Muslim, dan sebaliknya nilai-nilai non-Muslim
banyak ditemukan pada masyarakat Islam. Mengapa? Karena masyarakat Muslim sekarang
sudah banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan yang membuat Islam sendiri runtuh dari
nilai tauhidnya.
Dalam perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin lama dikuasai oleh non-Muslim,
alangkah baiknya, sebagai negara yang menghormati peradaban dan sejarah. Khususnya Muslim
ditekankan mengetahuai sejarah-sejarah nenek moyang yang sudah mendahuluinya sebagai
bahan renungan dan pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Berdirinya Dinasti Bani Umayyah
2) Ekspansi Politik
3) Pemerintahan dan Administrasi
4) Prestasi di Bidang Sains dan Kebudayaan
5) Analisis Kemunduran dan Kejatuhan
BAB II
PEMBAHASAN
b.) Bidang Immaterial
a) Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan
nama- nama besar seperti Hasan al-Basri, Ibn Shihab al-Zuhri dan kalam. Washil bin
Atha. Bidang yang menjadi perhatian adalah tafsir, hadits, fikih.
b) Penyair-penyair Arab baru bermunculan setelah perhatian mereka terhadap syair Arab
Jahiliyah dibangkitkan. Mereka itu adalah Umar Ibn Abi Rabiah (w. 719 m.), Jamil al-
Udhri (w. 701 M.), Qays Ibn al-Mulawwah (w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan nama
Majnun Laila, al-Farazdaq (w 732M.), Jarir (w. 792 M) dan al-Akhtal (w. 710 M.).
c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni Waktu dinasti ini telah mulai dirintis
jalan ilmu naqli ; berupa filsafat dan eksakta. Dan ilmu pengetahun berkembang dalam
tiga bidang, yaitu bidang diniyah, tarikh, dan filsafat. Kota-kota yang menjadi pusat ilmu
pengetahuan selama pemerintahan dinasti Umaya h, antara lain kota Kairawan,
Kordoba, Granda dan lain sebagainya. Sehingga secara perlahan ilmu pengetahuan
terbagi menjadi dua macam, yaitu : pertama, Al-Adaabul Hadits (ilmu-ilmu baru), yang
meliputi : Al-ulumul Islamiyah (ilmu al-Qur’an, Hadist, Fiqh, al-Ulumul Lisaniyah, At-
Tarikh dan al-Jughrafi), Al- Ulumul khiliyah (ilmu yang diperlukan untuk
kemajuan Islam), yang meliputi : ilmu thib, filsafat, ilmu pasti, dan ilmu eksakta lainnya
yang disalin dari Persia dan Romawi. Kedua :Al-Adaabul Qadamah (ilmu lama), yaitu
ilmu yang telah ada pasa zaman Jahiliyah dan ilmu di zaman khalifah yang empat,
seperti ilmu lughah, syair,khitabah dan amtsal.
d) Gerakan Penerjemahan dan Arabisasi. Gerakan penerjemahan ke dalam bahasa Arab
(Arabisasi buku), juga dilakukan, terutama pada masa khalifah Marwan. Pada saat itu, ia
memerintahkan penerjemahan sebuah buku kedokteran karya Aaron, seorang dokter dari
iskandariyah, ke dalam bahasa Siriani, kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa
Arab. Demikian pula, Khalifah memerintahkan menerjemahkan buku dongeng dalam
bahasa sansakerta yang dikenal dengan Kalilah wa Dimnah, karya Bidpai. Buku ini
diterjemahkan oleh Abdullah ibnu Al-Muqaffa. Ia juga telah banyak menerjemahkan
banyak buku lain, seperti filsafat dan logika, termasuk karya Aristoteles :Categoris,
Hermeneutica, Analityca Posteriorserta karya Porphyrius :Isagoge.
A. KESIMPULAN
1) Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan bin Harb (661-680 M).
Muawiyyah sebagai pendiri daulah Bani Abbasiyyah juga sekaligus menjadi khalifah
pertama yang berpusat di Damaskus. Ia memindahkan ibukota kekuasaan Islam dari
Kuffah ke Damaskus. Dinasti Umayah timur merupakan fase ketiga dari kekuasaan Islam
yang berlangsung selama lebih kurang satu abad (661-750 M).
2) Pada Bidang Sains terbagi menjadi dua, yaitu material dan immaterial. Dalam lapangan
sosial budaya, bani Umayyah telah membuka terjadinya kontak antara bangsa-bangsa
muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukan yang terkenal memiliki tradisi yang luhur
seperti Persia, Mesir, Eropa dan sebagainya.
B. SARAN
Demikianlah isi dari makalah kami, yang menurut kami telah kami susun secara
sistematis agar pembaca mudah untuk memahaminya. Berbicara mengenai sejarah, maka sejarah
merupakan ilmu yang tidak akan pernah ada habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas adalah orang
yang belajar dari sejarah.