Anda di halaman 1dari 3

1.

Surat Al – Imran Ayat 103

         


        
          
      
103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.
2. Kandungan Surat Al – Imran Ayat 103 :
Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Ali Imran : 103. Dapat juga dikatakan ayat ini berpesan
kepada kaum muslimin secara kolektif bersama-sama. Pesan dimaksud adalah Berpegang
teguhlah, yakni upayakan sekuat tenaga untuk mengaitkan diri satu dengan yang lain dengan
tuntunan Allah Swt sambil menegakkan disiplin kamu semua tanpa terkecuali. Sehingga kalau
ada yang lupa ingatkan dia, ata ada yang tergelincir, bantu dia bangkit agar semua dapat
bergantung kepada tali agama Allah Swt. Kalau kamu lengah atau ada salah seorang yang
menyimpang, maka keseimbangan akan kacau dan disiplin akan rusak, karena itu bersatu
padulah, dan janganlah kamu bercerai-berai dan ingatlah nikmat Allah Swt kepadamu.
Bandingkanlah keadaan kamu sejak datangnya Islam dengan ketika kamu dahulu pada masa
jahiliyah bermusuh-musuhan, yang ditandai oleh peperangan yang berlanjut sekian lama generasi
demi generasi maka Allah Swt mempersatukan hati kamu pada satu jalan dan arah yang sama,
lalu menjadilah kamu, karena nikmat Allah Swt yaitu dengan agama Islam, orang-orang yang
bersaudara; sehingga kini tidak ada lagi bekas luka di hati kamu masing-masing. Penyebutan
nikmat ini merupakan argumentasi keharusan memelihara persatuan dan kesatuan yang
berdasarkan pengalaman mereka. Itulah nikmat duniawi yang kamu peroleh dan yang telah kamu
alami, dan di akhirat nanti kamu akan memperoleh nikmat juga, karena ketika kamu bermusuh-
musuhan sebenarnya kamu telah berada di tepi jurang api (neraka), sebab kamu hidup tanpa
bimbingan wahyu, lalu dengan kedatangan Islam Allah Swt menyelamatkan kamu darinya, yakni
dari keterjerumusan atau tepi atau dari neraka itu. Demikianlah, yakni seperti penjelasan-
penjelasan di atas Allah Swt terus-menerus menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya
kamu mendapat petunjuk secara terus-menerus pula. Memang petunjuk Allah Swt tidak ada
batasnya. “Allah akan menambah petunjuk-Nya bagi orang-orang yang telah memperoleh
petunjuk” (QS. Maryam : 76). Anda belum mahir membaca Qur'an? Ingin Segera Bisa? Klik
disini Sekarang! Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa keberagamaan yang dituntutnya adalah
yang didasarkan pada pemahaman dan kejelasan argumentasi, walau harus pula dinyatakan
bahwa jika seseorang tidak mengetahui dalil atau alasan sesuatu yang diperintahkan-Nya maka
itu bukan berarti dia tidak dituntut untuk melaksanakannya. Ini karena sejak semula telah
dinyatakan bahwa agama adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt., dan bahwa
alam raya dan segala isinya adalah miliki-Nya semata, dan sejak semula agama ini menuntut
adanya iman, sedang iman bukan lahir melalui pengembangan nalar atau akal, tetapi melalui
penyucian hati atau kalbu. Melalu kalbu kepercayaam lahir dan dibina, dan melalu akal,
kepercayaan yang telah ada benihnya itu diasah dan diasuh, sehingga semakin kokoh. Karena itu,
Al-Qur`an dalam dakwahnya memberikan perhatian sangat besar terhadap akal yang merupakan
alat penyerap dan pemahaman ajaran serta kalbu yang menjadi wadah dan pemicu lahirnya iman
dan tekad pengamalan. Karena itu pula, Al-Qur`an meyakinkan sasaran dakwah tentang
kebenaran ajarannya dengan argumentasi-argumentasi rasional, disertai dengan
sentuhansentuhan emosional. Dan hampir selalu hal ini dikaitkan dengan dunia empiris (nyata).
3. Mufradat QS Al Imran Ayat 103
۟ ‫َص ُم‬
‫وا‬ ِ ‫َوٱ ْعت‬ dan berpeganglah kamu
‫بِ َح ْب ِل‬ dengan/kepada tali
ِ ‫ٱهَّلل‬ Allah
‫َج ِميعًا‬ semuanya
‫َواَل‬ dan jangan
۟‫تَفَ َّرقُوا‬
kamu bercerai-berai
۟ ‫َو ْٱذ ُكر‬
‫ُوا‬ dan ingatlah kamu
َ‫نِ ْع َمت‬ nikmat
ِ ‫ٱهَّلل‬ Allah
‫َعلَ ْي ُك ْم‬ atas kalian
‫ِإ ْذ‬ ketika
‫ُكنتُ ْم‬ kalian adalah
‫َأ ْعدَٓا ًء‬ bermusuh-musuhan
َ‫فََألَّف‬ maka Dia menjinakkan
َ‫بَ ْين‬ antara
‫قُلُوبِ ُك ْم‬ hati-hatimu
‫فََأصْ بَحْ تُم‬ maka/lalu jadilah kamu
‫بِنِ ْع َمتِ ِٓۦه‬ dengan/karena nikmatNya
‫ِإ ْخ ٰ َونًا‬ bersaudara
‫َو ُكنتُ ْم‬ dan kalian
‫َعلَ ٰى‬ atas
‫َشفَا‬ tepi
‫ُح ْف َر ٍة‬ jurang/lubang
َ‫ِّمن‬ dari
ِ َّ‫ٱلن‬
‫ار‬ neraka
‫فََأنقَ َذ ُكم‬ maka/lalu Dia
menyelamatkan kamu
‫ِّم ْنهَا‬ daripadanya
َ ِ‫َك ٰ َذل‬
‫ك‬ demikianlah
ُ‫يُبَيِّن‬ menerangkan
ُ ‫ٱهَّلل‬ Allah

4. Asbabun Nuzul : 
Diriwayatkan oleh Al-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas
bahwa ketikau kaum Aus dan Khajraj duduk-duduk, berceritalah mereka tentang permusuhannya
di jaman jahiliyah, sehingga bangkitlah amarah kedua kaum tersebut. Masing-masing bangkit
memgang senjatanya, saling berhadapan. Maka turunlah ayat tersebut (Ali ‘Imraan: 101-103)
yang melerai mereka.
Diriwayatkan oleh Ibu Ishaq dan Abusy Syaikh, yang bersumber dari Zaid bin Aslam bahwa
seorang Yahudi yang bernama Syas bin Qais lewat di hadapan kaum Aus dan Khajraj yang
sedang bercakap-cakap dengan riang gembira. Ia merasa benci dengan keintiman mereka,
padahal asalnya bermusuhan. Ia menyuruh seorang anak mudah anak buahnya untuk ikut serta
bercakap-cakap dengan mereka. Mulailah kaum Aus dan Khajraj berselisih dan menyombongkan
kegagahan masing-masing, sehingga tampillah Aus bin Qaizhi dari golongan Aus dan Jabbar bin
Shakhr dari golongan Khajraj saling mencaci sehingga menimbulkan amarah kedua belah pihak.
Berloncatanlah kedua kelompok itu untuk berperang. Hal inni sampai kepada Rasulullah saw.
sehingga beliau segera datang dan memberi nasehat serta mendamaikan mereka. Mereka pun
tunduk dan taat.

Anda mungkin juga menyukai